BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah cukup besar yang menyangkut kesehatan masyarakat di negara-negara dengan

KUESOINER KECAMATAN :... NAMA SEKOLAH : SD... ALAMAT SEKOLAH :... WILAYAH PUSKESMAS :... TGL. SURVEY :... PETUGAS :...

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

SIARAN RADIO TANGGAL 3 OKTOBER 2011 MATERI PENYAKIT DEMAM BERDARAH NAMA DR. I GUSTI AGUNG AYU MANIK PURNAMAWATI, M.KES

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) : Siswa dapat mengetahui, memahami dan mempunyai sikap. Waktu : 60 menit ( 45 menit ceramah dan 15 menit diskusi ).

WALI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat persebaran penyakit perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti

Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: DIAH NIA HERASWATI J

BAB I PENDAHULUAN. Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang tidak. asing di kalangan masyarakat Indonesia, karena

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

HUBUNGAN PERILAKU PSN TERHADAP KEBERADAAN LARVA AEDES AEGYPTI DI WILAYAH KERJA PELABUHAN KETAPANG BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB IV PENGGUNAAN METODE SEMI-PARAMETRIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PULAU JAWA DAN SUMATERA

KUESIONER PENELITIAN

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor. yang membawa penyakit demam berdarah dengue.

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya ini cenderung menurun bersamaan dengan terus membaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) bertujuan untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat. kejadian luar biasa atau wabah (Satari dkk, 2005).

BAB l PENDAHULUAN. manusia. Nyamuk yang memiliki kemampuan menularkan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tanggal / Tempat Lahir : 13 Agustus 1988 / Terengganu, Malaysia.

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BLITAR

I. IDENTITAS RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan. tahun 1953 di Fillipina. Selama tiga dekade berikutnya,

BERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Nyamuk Aedes Sp Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya relatif optimum, yakni senantiasa lembab sehingga sangat memungkinkan pertumbuhan nyamuk-nyamuk itu menjadi bertambah subur dan lebih cepat perkembangbiakannya (Indriana,2001:33) 1. Klasifikasi nyamuk a. Phylum : Arthropoda b. Class : Insecta c. Ordo : Diptera d. Familia : Culicidea e. Sub Familia : Culicinea f. Genus : Aedes g. Species : Ae. aegypti - Ae. albopictus (Gandahusada,s.dkk,1998:217) 2. Morfologi Nyamuk a. Nyamuk dewasa Nyamuk aedes sp. badan dan tungkainya bergaris-garis hitam-putih, pada sanyapnya terdapat bintik-bintik atau totol-totol putih dalam keadaan istirahat pantatnya mendatar (Indrawan,2001:26) 4

Gambar 1 Nyamuk Aedes sp. dalam keadaan istirahat (Soedarto,1990:133) b. Larva Larva berada dalam genangan air antara 4 10 hari sebelum menjadi pupa. Untuk bisa tetap hidup larva memangsa mikroorganisme (jasad / bakteri yang lainnya, dapat dilihat dengan mikroskop) yang ada di dalam air / udara terbuka (Indrawan, 2001 : 106 107). Bentuk larva Aedes sp. panjang tanpa kaki, kepala mempunyai mata majemuk, antena berbulu dan bagian mulut digunakan untuk menusuk. Lubang anus dikelilingi empat tonjolan peraba yang lemas, yaitu insang anal (Brown, H. W. & Neva, F. A. 1994 : 281). Larva Aedes sp terdapat di air yang jernih dan sikapnya membuat sudut 45 0 C. Bentuk sifon relatif pendek dan gemuk berwarna gelap dengan mempunyai satu rumpun bulu (Soedjoto dan Soebari, 1996 : 91). 3. Siklus Hidup Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna (telur larva pupa dewasa). Larva dan pupa hanya dapat berkembang di air (Robert, L. S. and Jonovy, J., 2006 : 601) waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan dari telur

sampai menjadi dewasa adalah 1 sampai 2 minggu (Gandahusada, S., dkk., 1998 : 232). Telur Aedes sp yang diletakkan dalam air, menetes dalam waktu 2 sampai 3 hari. Tahapan larva berada dalam genangan air antara 4 sampai 10 hari. Dari pupa untuk menjadi dewasa memerlukan waktu 1 sampai 2 hari (Anonim, 1991 : 4). Nyamuk dewasa dari jenis betina akan mampu bertahan hidup antara 2 minggu sampai 3 bulan. Nyamuk jantannya akan hidup dalam jangka waktu 6 sampai 7 hari (Indrawan, 2001 : 106 108). Gambar 7 Siklus hidup nyamuk Aedes sp (Indrawan, 2001 : 88) 4. Epidemiologi Penderita DBD secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan jenis kelamin, tetapi kematian lebih banyak pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Pada awal terjadinya wabah di suatu negara, distribusi anak berumur kurang dari 15 tahun (86% - 95%). Namun, pada wabah-wabah selanjutnya jumlah penderita yang digolongkan dalam golongan usia dewasa muda meningkat. Di Indonesia

penderita DBD sebanyak ialah umur 5 11 tahun (Hadinegoro, H. S. R dan Satari H. I., 1999 : 5) Dari kasus epidemi DBD pertama yang terjangkit di Surabaya dilaporkan jumlah korban adalah 58 orang anak dan 24 orang diantaranya meninggal. Dalam 2 pekan di kota Palembang, Sumatra Selatan pernah tercatat korban lebih dari 250 jiwa pada tahun 1995 akibat wabah Demam Berdarah (Indrawan, 2001 : 113). Di Jakarta, kasus pertama dilaporkan pada tahun 1969. pada tahun 1994 DBD telah menyebar ke seluruh (27) propinsi di Indonesia (Hadinegoro, S. R. H dan Satari, H. I., 1999 : 1). 5. Cara Penularan Penyakit DBD Penyakit DBD ditularkan oleh nyamuk Ae aegypti, Ae. albopictus (nyamuk kebun), tetapi nyamuk Ae. aegypti paling berperan dalam penularan Demam Berdarah. Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit atau menghisap darah orang (penderita DBD atau bukan penderita DBD tetapi dalam darahnya mengandung virus dengue yang terhisap akan berkembang dalam tubuh nyamuk dan menyebar keseluruhan tubuh termasuk kelenjar air liurnya. Nyamuk yang sudah mengandung virus, seumur hidupnya dapat menularkan penyakit DBD. Nyamuk dapat menularkan virus kepada telurnya, sehingga keturunan dapat secara langsung menularkan DBD. Bila tersebut menggigit / menghisap darah orang lain, virus dengue akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Bila orang yang ditulari virus tersebut kondisi tubuhnya lemah atau tidak memiliki kekebalan, maka virus tersebut berkembang dan menyerang sel

pembeku darah dan merusak dinding pembuluh darah kecil (kapiler) yang pada akhirnya menyebabkan pendarahan. Bila orang yang ditulari mempunyai daya tahan tubuh yang kuat dan kekebalan yang cukup, maka virus dengue dalam darah manusia akan hilang dengan sendirinya dalam waktu kurang lebih 7 hari. Tempat penularan yang potensial adalah tempat-tempat umum, tempat-tempat ibadah, sekolah-sekolah dll (Siswanto, 2002 : 3 4). Nyamuk-nyamuk betina Ae. aegypti biasanya menggigit secara berulangulang atau menggigit beberapa orang secara acak bergantian didalam waktu singkat, sehingga kemudian memperbesar kemungkinan terjadinya penularan (Indrawan, 2001 : 93 94). 6. Pencegahan Hal terpenting yang harus dilakukan yaitu memperhatikan lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk pada fase nyamuk dewasa dan fase larva (hidup di air) (Effendy, C., 1995 : 56). Cara yang tepat guna dalam pemberantasan DBD adalah melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) (Hadinegoro, S. R. H. dan Satari, H. I. 1999 : 27). 7. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 1. Pengertian

PNS adalah salah satu program yang dipergunakan untuk pengendalian vektor penyebab suatu penyakit DBD dan malaria, yang damati adalah tempat-tempat penampungan air yang dapat dijadikan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes sp dan Anopheles sp. 2. Tujuan Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit DBD dan malaria serta pencegahannya sehingga mau dan mampu melaksanakan PSN secara terus menerus di rumah-rumah dan tempat-tempat umum agar bebas dari jentik nyamuk Aedes Aegypti dan Anophele (Dirjen PPM dan LPP, 1992). 3. Pelaksanaan PSN Mengingat obat dan vaksin pencegahan penyakit DBD hingga dewasa itu belum tersedia, maka upaya pemberantasan penyakit DBD dan malaria di titik beratkan pada pemberantasan nyamuk penularan (Aedes aegypti dan Anopheles), disamping kewaspadaan lini terhadap kasus DBD dan malaria untuk membatasi angka kematian. Pemberantasan nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida. Namun selama jentiknya masih dibiarkan hidup, maka akan timbul lagi nyamuk yang baru yang selanjutnya dapat menularkan penyakit ini kembali. Atas dasar itu maka dalam pemberantasan penyakit DBD ini yang dapat paling penting adalah upaya membasmi jentik nyamuk penularannya di tempat perindukannya dengan melakukan 3 M yaitu:

1. Menguras tempat-tempat penampungan air secara teratur sekarangkurangnya seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate ke dalamnya. 2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air dan. 3. Menguburkan / menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti : kaleng-kaleng bekas, plastik, dan lain-lain. Jika kegiatan 3 M yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ini dapat dilakukan secara teratur oleh keluarga di rumah dan lingkungannya masing-masing, maka penyakit ini akan dapat diberantas (Sri Rezeki, 1999). Pemberantasan nyamuk memerlukan pengetahuan tentang kebiasaan species yang khusus itu, topografi dan iklim negeri, keadaan bangsa dan sosioekonomi penduduknya. Nyamuk dapat diberantas dengan : 1. Memusnahkan atau mengurangi tempat perindukan 2. Memusnahkan larva 3. Memusnahkan nyamuk dewasa. Mungkin diperlukan lebih dari satu cara. Berhasilnya suatu cara pemberantasan dapat diukur dengan berkurangnya.jumlah nyamuk ditempat tersebut dan berkurangnya jumlah penderita yang tertular penyakit. Pemusnahan tempat perindukan yang merupakan soal teknik, memberikan hasil permanen, tetapi memerlukan biaya yang besar untuk permulaan dan pemeliharaannya. Pemusnahan larva dapat dicapai dengan memasukkan ikan pemakan larva seperti Gabusia dengan memberikan larutan

minyak yang toksik dan melemaskan hingga menutupi permukaan air dan memusnahkan larva yang hidup pada permukaan. Strategi program Gerakan 3 M meliputi : 1. Kewaspadaan dini terhadap penyakit DBD, guna mencegah dan membatasi terjadinya KLB / wabah penyakit dengan kegiatan bulan bakti gerakan 3M (penyuluhan intensif, kerja bakti, kunjungan rumah pemantauan jentik, 2. Pemberantasan vektor. a. Penyemprotan (fegging) fokus pada lokasi ditemui kasus b. Penyuluhan gerakan masyarakat dalam PSN DBD melalui penyuluhan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan informasi yang ada. Melalui kerjasama lintas jalur program dan sektor serta dikoordinasi oleh Kepala Daerah Wilayah. c. Abatiasi selektif (sweeping jentik) diseluruh wilayah / kota d. Kerja bakti melakukan kegiatan 3M (Sri Rezeki, 1999). Survei vektor mencakup survei larva dan survei nyamuk dewasa. Survei larva dilakukan di semua rumah apabila desanya kecil, sedangkan di kota atau desa besar minimum dilakukan di 50 rumah. 4. Lingkungan Lingkungan adalah seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organisme tetapi mempengaruhi kehidupan dan perkembangan orga!1isme tersebut. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dan sangat mempengaruhi kesehatan manusia. Perubahan lingkungan menjadi

buruk pada dasarnya karena ekosistem yang ada dalam keadaan tidak seimbang. Dalam keadaan tidak seimbang akan timbul banyak masalah dalam bidang kesehatan (wabah dan penyakit). Dalam melaksanakan program kebersihan dan sanitasi lingkungan, hal-hal yang tersebut dibawah ini merupakan bagian-bagiannya sebagai berikut : a. Persediaan air bersih b. Pembuangan kotoran c. Kebersihan rumah dan tempat-tempat umum d. Makanan dan minuman e. Pembahasan penyakit menular Secara keseluruhan dapat dikemukakan bahwa lingkungan hidup serta manusia dengan segala aktornya merupakan bagian dari lingkungan kehidupan manusia.