PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA SISWA KELAS VIII SMP AL ALAWIYAH KALIKAJAR Oleh : Dwi Cahya Setiawan Program Studi Pendidikan Matematika e-mail: floodywawan@gmail.com Abstrak Penelitian melalui pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square (TPS) dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Penelitian ini merupakan Penelitian Terapan Pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dan guru matematika kelas VIII serta dibantu oleh observer. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Al Alawiyah Kalikajar sebanyak 34 siswa. Instrumen penelitian berupa hasil observasi, hasil tes belajar, dan catatan lapangan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square (TPS) dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR) efektif diterapkan pada pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Al Alawiyah Kalikajar. Hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata nilai tes prestasi belajar siswa setelah diadakan pre tes (tes awal), tes I dan tes II. Pada tes awal, rata-rata nilai kelasnya adalah 6,35 dengan persentase siswa yang telah mencapai KKM sebesar 52,94%. Setelah diadakan pembelajaran, pada tes I ratarata nilai kelasnya adalah 7,57 dan berada pada kriteria baik dengan persentase siswa yang telah mencapai KKM sebesar 88,23%, sedangkan pada tes II rata-rata nilai kelasnya menjadi 8,65 dan berada pada kriteria sangat baik dengan persentase siswa yang telah mencapai KKM sebesar 94,12%. Untuk total, terdapat 25 siswa atau sebesar 73,53%. Kata kunci : prestasi belajar, kooperatif tipe think-pair square (TPS) 80
PENDAHULUAN Dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran, kegiatan pembelajaran di sekolah banyak menghadapi hambatan dan permasalahan. Hambatan dan permasalahan terhadap proses pembelajaran yang muncul di lapangan bersifat umum dan dapat pula bersifat khusus yang sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi setempat. Terkait dengan permasalahan khusus di atas, berdasarkan pengamatan peneliti di SMP Al Alawiyah Kalikajar kelas VIII, terdapat beberapa fenomena pada proses pembelajaran Matematika. Faktoryang menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa adalah karena pembelajaran matematika di kelas kurang bermakna. Pada saat proses pembelajaran di kelas, guru langsung menyampaikan materi yang akan diajarkan. Soedjadi dalam buku Suharta (2004: 1) mengemukakan bahwa agar pembelajaran menjadi bermakna (meaningfull) maka dalam pembelajaran di kelas perlu mengaitkan pengalaman kehidupan nyata anak dengan ide-ide matematika. Hal ini dapat terlihat saat pembelajaran berlangsung, siswa cenderung berperilaku pasif. Untuk rata-rata hasil nilai ulangan harian, sebagian besar siswa masih jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 6,7, sehingga guru sering memberikan perbaikan nilai (remedial) untuk siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Kenyataan ini menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa di kelas VIII masih rendah dan dirasa pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sangat sulit bagi sebagian besar siswa. 81
Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Square) sendiri adalah salahsatu model pembelajaran yang menarik, karena selain siswa bekerja secara kelompok seperti model kooperatif lainnya, siswa juga bekerja secara individu. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think- Pair-Square) memiliki prosedur yaitu : (1) thinking, siswa berpikir secara individu, (2) pairing, siswa berdiskusi dengan pasangan mereka untuk mengerjakan tugas, (3) kelompok berempat (square), dua pasangan siswa saling berdiskusi untuk menyelesaikan masalah/tugas siswa diberi waktu untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Dengan latar belakang dan pola pikir di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang permasalahan di atas, yang diberi judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Square (TPS) dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR) pada Siswa Kelas VIII SMP Al Alawiyah Kalikajar. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang ini merupakan Penerapan Model Pembelajaran. Penelitian Penerapan Model Pembelajaran ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII SMP Al Alawiyah Kalikajar. Waktu penelitian berlangsung pada semester genap tahun ajaran 2011-2012 dengan menyesuaikan jadwal pelajaran matematika di kelas VIII SMP Al Alawiyah Kalikajar.Penelitian dilaksanakan di kelas VIII SMP Al Alawiyah Kalikajar. Waktu penelitian berlangsung pada semester genap tahun ajaran 2011-2012 dengan menyesuaikan jadwal pelajaran matematika di kelas VIII SMP Al Alawiyah Kalikajar. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2007: 109), observasi sebagai alat pengumpul data 82
banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Pretes digunakan untuk memperoleh hasil kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika sebelum dilaksanakan penerapan model pembelajaran. Catatan lapangan dalam penelitian ini dilakukan dengan mencatat setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran serta kendala-kendala yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan LKS dengan pendekatan matematika realistik melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Square). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil observasi awal di SMP Al Alawiyah Kalikajar menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa kelas VIII masih kurang. Bertolak dari kondisi awal tersebut perlu diterapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar matematika, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Ibrahim (2000: 7-10) merangkum tiga tujuan pembelajaran penting dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah hasil belajar akademik. Dalam pembelajaran kooperatif juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Melihat hal ini peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Square) dengan penggunaan LKS berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR) untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 83
Pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Square) dengan penggunaan LKS berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Untuk mempermudah kegiatan pembelajaran, penyelesaian tugas perorangan maupun kelompok, dan untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, guru menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR). LKS ini berisi langkah-langkah kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar matematika dan latihan-latihan soal untuk siswa. Kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang akan dipelajari, memberikan motivasi, apersepsi, dan pengelompokkan. Guru juga memberikan suatu permasalahan kepada siswa dari kehidupan sehari-hari terkait materi yang akan diajarkan. Kegiatan inti meliputi tiga tahap yaitu thinking, pairing, dan square. Pada tahap thinking, siswa diminta untuk mengerjakan LKS (kegiatan I) secara individu.pada LKS kegiatan I ini berisi tentang suatu permasalahan pada kehidupan sehari-hari yang diberikan guru di awal pembelajaran. Pada tahapan ini siswa berusaha mengkonstruksi suatu permasalahan dengan caranya sendiri-sendiri (individu). Pada pertemuan 1 dan 2 siswa masih memerlukan banyak waktu untuk melakukan tahapan ini. Namun pada pertemuan 4 dan 5 siswa sudah terbiasa melakukan tahap thinking ini. Tahap yang kedua adalah pairing. Pada tahap ini siswa mengerjakan LKS (Kegiatan II) secara berpasangan, artinya siswa boleh berdiskusi dengan 84
teman sebelahnya (sebangkunya), karena dengan berdiskusi dapat mendorong siswa untuk mencari penyelesaian yang lebih baik dan kreatif. Pada pertemuan 1 dan 2 pelaksanaan tahap pairing belum optimal, hal ini disebabkan suasana kelas ramai ketika beberapa siswa sudah menyelesaikan pengerjaan LKS dan mengganggu siswa lain yang belum selesai. Namun pada pertemuan 4 dan 5 pelaksanaan tahap ini sudah membaik, siswa lebih terkontrol dalam pelaksanaan kegiatan, siswa terlihat sudah terbiasa dalam berdiskusi dengan temannya untuk memecahkan permasalahan yang tertuang di LKS tersebut. Tahap yang ketiga adalah square. Pada tahap ini siswa mengerjakan LKS (kegiatan III) secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Dalam kegiatan ini siswa diminta untuk mencari rumus terkait materi yang diajarkan. Setelah pengerjaan LKS, bebrapa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada pertemuan 1 dan 2, belum adanya keberanian dari siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, sehingga guru harus menunjuk beberapa perwakilan kelompok. Namun pada pertemuan 4 dan 5 mengalami kemajuan, banyak siswa yang berinisiatif untuk maju mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan untuk siswa yang tidak maju diminta untuk menanggapi siswa lain yang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan mengaitkan materi pada pelajaran matematika atau pelajaran lain. Selain itu guru juga memberikan pekerjaan rumah untuk siswa. 85
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair- Square) dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis PMR yang dilaksanakan di kelas VIII SMP Al Alawiyah Kalikajar dapat meningkatkan hasi lbelajar matematika siswa. Peningkatan hasil belajar matematika siswa ini dapat terlihat dari lembar observasi dan hasil tes. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan menunjukkan bahwa secara garis besar pelaksanaan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair- Square) dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis PMR sudah berjalan dengan baik sesuai dengan tahapan-tahapannya. Berikut adalah tabel hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1, 2 dan pertemuan 4, 5: Tabel 4. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Pertemuan Persentase rata-rata skor Rata-rata 1, 2 4, 5 87,5 % 93,22 % 90,36 % Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada peningkatan hasil tes siswa. Sebelum diberikan pembelajaran, peneliti memberikan tes awal yang berguna untuk mengetahui kemampuan awal dan pengelompokkan siswa. Setelah 2 kali pertemuan kegiatan 86
pembelajaran, peneliti memberikan tes. Pada pelaksanaan penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa. Dari hasil belajar siswa, diperoleh rata-rata nilai kelas pada tes awal belum mencapai standar KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 6,7. Persentase banyaknya siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebesar 52,94%, namun pada tes I dan II diperoleh rata-rata nilai kelas sudah di atas KKM yang ditentukan. Pada tes I diperoleh 7,57 dengan kategori baik, persentase banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sebesar 88,23% dan pada tes II diperoleh 8,65 dengan kategori sangatbaik, banyaknya siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebesar 94,12%. Untuk total peningkatan nilainya, terdapat 25 siswa atau sebesar 73,53% yang mengalami peningkatan nilai dari tes awal, tes I dan tes II. Melihat dari peningkatan rata-rata nilai kelas dan banyaknya siswa yang mengalami peningkatan nilai dari diadakannya tes awal, tes I dan tes II, dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Al Alawiyah Kalikajar. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square (TPS) dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Pendidikan Matematika Realistik (PMR) efektif diterapkan pada pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Al Alawiyah Kalikajar. Hal tersebut dapat terlihat dari perolehan rata-rata nilai tes prestasi belajar siswa setelah tes I dan II. Pada tes awal, rata-rata nilai kelasnya adalah 6,35 dengan persentase siswa yang telah mencapai KKM 87
sebesar 52,94 %. Setelah diadakan pembelajaran, pada tes I rata-rata nilai kelasnya adalah 7,57 dan berada pada kriteria baik dengan persentase siswa yang telah mencapai KKM sebesar 88,23%, sedangkan pada tes II ratarata nilai kelasnya meningkat menjadi 8,65 dan berada pada kriteria sangat baik dengan persentase siswa yang telah mencapai KKM sebesar 94,12%. Untuk total peningkatan nilainya, terdapat 25 siswa atau sebesar 73,53%yang mengalami peningkatan nilai dari tes awal, tes I dan tes II DAFTAR PUSTAKA Ibrahim Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Nana Sudjana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Suharta.2004. Matematika Realistic: Apa dan Bagaimana?. Diakses: 13 Desember 2011. 88