III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah DOC ayam Sentul sebanyak 100 ekor yang diperoleh dari Peternakan Warso Unggul Gemilang Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu ransum komersil (BR1) dengan kandungan energi dan protein sebesar 2820 2920 kkal/kg dan 21% (Japfa Comfeed Indonesia, 2013). Kemudian minggu selanjutnya diberikan ransum penelitian. Sebelum dimasukkan ke kandang, ayam terlebih dahulu ditimbang bobot badan awalnya dan memiliki koefisien variasi 14,95% (Lampiran 1). Ayam diberi wingtag untuk memudahkan pencatatan. Ayam dipelihara hingga berumur 10 minggu. 3.1.2 Ransum Penelitian Bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun ransum terdiri atas jagung, dedak halus, bungkil kedelai, tepung ikan, CaCO3, Topmix, Tepung Ikan, Tepung Tulang, Minyak. Bahan-bahan pakan berasal dari Missouri Bandung. Ransum yang digunakan selama penelitian adalah ransum formulasi berbentuk mash.kandungan zat makanan dan energi metabolis bahan pakan penyusun ransum penelitian, kandungan nutrient dan energi metabolis ransum penelitian disajikan dalam Tabel 2 dan Tabel 3.
17 Tabel 2. Kandungan Zat Makanan dan Energi Metabolis Bahan Pakan PK Ca P Lysin Metionin EM -------------------------%-------------------------- (kkal/kg) Tepung Ikan 65,00 4,0 2,60 5,2 1,80 2830 Bungkil Kedelai 48,00 0,32 0,29 2,90 0,65 2240 Jagung Kuning 8,60 0,02 0,10 0,20 0,18 3370 Dedak Halus 12,00 0,12 0,21 0,71 0,27 1630 CaCO3 0,00 40,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Tepung Tulang 0,00 23,30 18,00 0,00 0,00 0,00 Minyak Kelapa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8600 Topmix 0,70 0,00 0,00 0,40 0,30 0,00 Tabel 3. Kandungan Nutrient dan Energi Metabolis Ransum Penelitian Nutrien R1 R2 R3 R4 R5 EM (kkal/kg) 2750 2750 2750 2950 2950 PK (%) 15,00 17,00 19,00 15,00 17,00 LK (%) 6,66 6,54 6,19 7,01 6,99 SK (%) 4,89 4,75 4,62 4,09 3,97 Ca (%) 1,05 1,25 1,34 1,01 1,24 P (%) 0,58 0,67 0,72 0,55 0,67 Lysin (%) 0,97 1,18 1,35 0,94 1,16 Methionin (%) 0,35 0,40 0,44 0,35 0,40 Methionin + Sistin (%) 0,67 0,74 0,80 0,64 0,72 3.1.3 Kandang Penelitian Ayam Sentul dibagi secara acak ke dalam 20 kandang, setiap kandangnya berisi 5 ekor ayam. Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang sistem cage yang terbuat dari bahan bambu dan kawat. Ukuran Kandang 75 cm x 75 cm x 75 cm. Setiap kandang dilengkapi tempat pakan dan minum, dan di awal pemeliharaan dilengkapi lampu yang berfungsi sebagai pemanas. Setelah 2 minggu lampu hanya sebagai penerang saja dan dijauhkan dari kandang.
18 3.1.4 Peralatan Penelitian 1. Timbangan duduk digital kapasitas 30 kilogram dengan ketelitian 5 gram untuk menimbang bahan pakan. 2. Plastik untuk menyimpan ransum yang telah dicampur. 3. Tempat pakan untuk menaruh makanan pada saat dikandang. 4. Tempat minum untuk menaruh air minum pada saat dikandang. 5. Peralatan kebersihan dan sanitasi kandang, diantaranya sandal jepit dan jas lab yang dipakai ketika memasuki kandang, serta ember, sikat, dan sabun antiseptik yang digunakan untuk mencuci tempat minum. 6. Wingtag untuk memberi nomor pada ayam agar mempermudah pencatatan data. 7. Lampu Pijar 60 Watt untuk penghangat dan pencahayaan kandang. 8. Tirai plastik yang digunakan untuk menutup ruangan kandang. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Prosedur penelitian 1.) Tahap Persiapan Meliputi penyediaan bahan pakan penyusun ransum, pemesanan DOC serta persiapan kandang diantaranya: pengapuran kandang, penomoran kandang, sanitasi kandang yang dilakukan seminggu sebelum penelitian dimulai. Penomoran dilakukan pada waktu DOC tiba di lokasi kandang penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan sebelum DOC tiba di lokasi kandang penelitian, yaitu :
19 a. Persiapan alat timbangan dan air minum yang telah dicampur gula b. Menyalakan Lampu pijar 60 watt sebelum kedatangan DOC c. Pemasangan Koran sebagai litter d. Pemasangan Tempat pakan dan minum yang sudah didesinfeksi menggunakan antiseptik. 2.) Tahap Persiapan Pakan Bahan Pakan yang digunakan untuk pembuatan ransum ditimbang. Kemudian, bahan pakan yang telah ditimbang kemudian di homogenkan diatas terpal hingga benar-benar tercampur rata. Setelah itu, Ransum yang telah selesai kemudian dibagi kedalam beberapa wadah sesuai dengan jumlah perlakuan dan ulangan yang akan digunakan. 3.) Tahap Pemeliharaan Penimbangan bobot badan awal dilakukan pada waktu kedatangan DOC, kemudian ditempatkan dalam 20 unit kandang, masing-masing lima ekor per unit kandang dan dipelihara selama 10 minggu. Akhir pemeliharaan dilakukan kembali penimbangan bobot akhir. Ransum dan air minum diberikan ad-libitum. 4.) Tahap Pengumpulan Data Pengumpulan data awal yangdilakukan adalah penimbangan DOC, selanjutnya pengumpulan data konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum secara rutin dilakukan setiap minggu sampai dengan akhir pemeliharaan. 5.) Pencegahan Penyakit Selama penelitian berlangsung upaya untuk mencegah timbulnya penyakit yaitu dengan memperhatikan kebersihan kandang dan peralatan,
20 serta melalui vaksinasi. Vaksinasi dilakukan sebanyak tiga kali selama pemeliharaan meliputi ND-I, Gumboro(IBD), dan ND-II. Vaksinasi ND melalui tetes mata pada anak ayam umur empat hari, vaksinasi gumboro melalui pemberian air minum pada umur 14 hari dan vaksinasi ND-II melalui air minum pada umur 18 hari. Guna mengatasi stres pada saat penimbangan dan vaksinasi, maka ayam diberikan Vitastress melalui air minum. 6.) Tahap Perlakuan 1. Ayam yang diberi tahap perlakuan adalah ayam yang berumur 3 minggu yang telah diberi ransum starter. Pemberian ransum perlakuan diberikan secara bertahap selama 1 minggu. 2. Tempat minum dicuci setiap hari untuk menghindari tempat minum yang kotor dan timbulnya jamur, mencuci tempat minum menggunakan antiseptik untuk meminimalisir timbulnya bakteri. 3. Pemberian litter diberikan ketika umur 2 minggu dan kemudian ditambah setiap minggunya menyesuaikan keadaan kandang. 4. Penimbangan dilakukan setiap 1 minggu sekali untuk mengetahui pertambahan bobot badan dan jumlah ransum yang dikonsumsi. 3.2.2 Peubah yang Diamati dan Cara Perhitungannya 1) Konsumsi Ransum Konsumsi ransum diukur setiap minggu berdasarkan selisih ransum yang diberikan pada awal minggu dengan sisa ransum pada akhir minggu. Konsumsi kumulatif ransum ayam buras dapat diketahui berdasarkan rumus (Rasyaf, 2008) :
21 Konsumsi Ransum (g/ekor) ( ) ( ) ( ) 2) Pertambahan Bobot Badan Pertambahan bobot badan diukur berdasarkan selisih penimbangan bobot badan akhir penelitian dengan awal penelitian. Rumus matematika dari pertambahan bobot badan sebagai berikut (Rasyaf, 2008): Pertambahan Bobot Badan (g/ekor) BB t(g) BB t-1(g) Keterangan: PBB = Pertambahan bobot badan BB t = Bobot badan pada waktu t BB t-1 = Bobot badan pada waktu yang lalu t = Kurun waktu satu minggu. 3) Konversi Ransum Konversi ransum diukur dari perbandingan antara rata-rata jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan yang dicapai dari setiap perlakuan ransum selama penelitian. Rumus matematika menurut Rasyaf (2008), dari konversi ransum (FCR) sebagai berikut : Feed Convertion Ratio ( ) ( ) 3.2.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistka Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dan 4 kali ulangan sehingga terdapat 20 unit percobaan. Masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut : R1 = EM2750 kkal/kg dan Protein15% R2 = EM 2750 kkal/kg dan Protein17%
22 R3 = EM2750 kkal/kg dan Protein 19% R4 = EM 2950 kkal/kg dan Protein 15% R5 = EM 2950 kkal/kg dan Protein 17% Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan analisis ragam serta menggunakan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Model matematika dari rancangan percobaan yang digunakan yaitu : Keterangan : Yijk = μ + αi + εij Yij = Respon hasil pengamatan perlakuan ke-i ulangan ke-j μ = Rata-rata umum αi = Pengaruh perlakuan ke-i εij = Pengaruh komponen galat i = 1, 2, 3, 4, 5 j = 1, 2, 3, 4 Asumsi : 1. Nilai εijk menyebar normal satu sama lain 2. Nilai harapan dari εijk = 0 3. Ragam dari εijk = σ2 jadi, εijk ~ NI (0, σ2) Tabel 4. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman DB JK KT F hit F 0,05 Perlakuan 4 JKP KTP KTP/KTG 3,06 Galat 15 JKG KTG Total 19 JKT Keterangan : DB = Derajat Bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah
23 Dengan hipotesis sebagai berikut : H0 : R1 = R2 = R3 = R4 = R5 H 1 : R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 (atau paling sedikit ada satu pasang perlakuan yang tidak sama) Kaidah Keputusan : 1. Jika F hitung F tabel 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata (non significant), terima H 0 dan tolak H 1. 2. Jika F hitung > F tabel 0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata (significant), tolak H 0 dan terima H 1. Apabila perlakuan berpengaruh nyata maka akan di laksanakan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan dengan rumus: S = LSR α = SSRα S Keterangan: S = Standar Error KTG = Kuadrat Tengah Galat r = Banyaknya Ulangan LSRα = Least Significant Range SSRα = Studentized Significant Range Apabila selisih antara perlakuan (d) dibandingkan dengan LSRα, kaidah keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Bila d LSRα: (perlakuan tidak berbeda nyata) 2. Bila d > LSRα: (perlakuan berbeda nyata)