BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan guru mata

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara merupakan hal yang lazim dilakukan oleh masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan komunikasi siswa dapat mendiskusikan pendapat-pendapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERDISKUSI MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 33 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia menekankan pentingnya penguasaan empat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Kelas V SDN Uekambuno 2 melalui Metode Diskusi

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN TIPE KANCING GEMERINCING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkannya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai. keragaman pendapat dan keterbukaan.

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. menerima segala pengetahuan, berita, pesan-pesan melalui bahasa.

Mulyati (2007 : 10) menyatakan ada empat aspek keterampilan berbahasa,

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 5 Tibawa Kecamatan Tibawa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) mempunyai

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berbicara manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Berbicara selalu tidak jauhjauh

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa dalam berkomunikasi pada kurikulum di sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI GALIH SRI KUSUMASTUTI A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat di dengar (audible) dan yang

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bahasa tersebut digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

PENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETTE SENTENCE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD N 01 BATANG ANAI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan berbahasa merupakan salah satu kemampuan yang sangat vital

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi dalam bergaul dengan manusia lainnya. Dalam berinteraksi tentunya manusia membutuhkan sarana untuk berkomunikasi yaitu bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 2008:24). Pelaksanaan pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan berkomunikasi, berinteraksi, dan berdiskusi. Komunikasi lisan mencakup penggunaan bahasa secara transaksional yang bertujuan untuk mempertukarkan informasi serta mencakup pula penggunaan bahasa secara interaksional, yatu fungsi-fungsi sosial dari berbicara (Ghazali, 2010:248). Peserta didik sejak dini dibiasakan untuk memiliki keterampilan berbicara yang baik dan menggunakan bahasa yang santun dan tepat untuk menciptakan suasana belajar yang baik dan menghargai satu sama lain. Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek dari keempat aspek keterampilan berbahasa. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai perluasan dari batasan ini dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh dikombinasikan (Tarigan,2008:16). 1

2 Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3 Agustus 2015 di SDN Dadaprejo 02 Batu pada kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang siswa, 12 orang siswa perempuan dan 6 orang siswa laki-laki, menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar sebanyak 7 orang siswa masih belum memiliki keterampilan berbicara secara maksimal. Hal ini didukung dengan hasil belajar siswa yamg menunjukkan bahwa 7 orang siswa belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Cara berbicara siswa masih kurang lancar dan terbata-bata. Kegiatan berbicara seperti bertanya, menyatakan pendapat dan menjawab pertanyaan masih didominasi oleh beberapa orang siswa saja. Selain itu motivasi guru terhadap pentingnya memiliki keterampilan berbicara dengan baik juga masih kurang. Akibatnya kegiatan berbicara menjadi tidak merata terhadap seluruh siswa yang ada di dalam kelas. Sedangkan keberhasilan berbicara ditentukan oleh lima aspek yaitu ketepatan bunyi yang diucapkan (vokal dan konsonan), pola-pola intonasi (naik turunnya suara), ketepatan ucapan, ketepatan ururan kata-kata yang diucapkan, kewajaran dan kelancaran dalam berbicara. Peneliti juga melakukan wawancara pada guru kelas IV di SDN Dadaprejo 02 Batu. Menurut guru kelas, dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa siswa yang keterampilan berbicaranya perlu ditingkatkan kembali. Hasil observasi dan wawancara, maka peneliti akan menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara melalui pendekatan pembelajaran reflektif metode artikulasi untuk melatih dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berkomunikasi agar keterampilan berbicara peserta didik dapat meningkat khususnya pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia materi kesehatan. Hal tersebut diperkuat dari hasil penelitian sebelumnya oleh Ni

3 Luh Eni Agustini yang menggunakan metode artikulasi dalam meningkatkan keterampilan berbicara. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian menunjukkan peningkatan pada setiap siklus. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I diperoleh rata-rata sebesar 9,45 nilai tengah (mean) sebesar 10. Perbandingan rata-rata presentase yang diperoleh yaitu 59,06 berada pada kategori 50-59% yang tergolong pada kategori rendah. Pada siklus II diperoleh rata-rata (mean) sebesar 13,7, nilai tengah sebesar 10,00 dan nilai yang paling banyak muncul sebesar 12,00. Perbandingan rata-rata presentase yang diperoleh yaitu 85,62% berada pada kategori 80-89% yang tergolong pada kategori tinggi. Dari presentase di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara dapat meningkat dengan menggunakan metode artikulasi. Metode artikulasi merupakan metode pembelajaran yang prosesnya berlangsung layaknya pesan berantai. Materi yang telah diberikan oleh guru wajib diteruskan siswa dengan menjelaskan pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Keunikan dari metode pembelajaran ini siswa dituntut untuk dapat berperan sebagai penerima pesan dan penyampai pesan. Metode artikulasi merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran. Pada pembelajaran ini, siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang masingmasing anggotanya bertugas mewawancarai teman sekelompoknya dengan materi yang baru dibahas. Metode artikulasi menekankan pada komunikasai siswa kepada teman satu kelompok, karena wawancara dilakukan pada teman satu kelompok. Dengan seringnya berkomunikasi bersama pasangan teman, maka siswa berlatih komunikasi lisan secara langsung. Penekanan juga dilihat dari cara tiap siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelompok lain, sebab setiap anak

4 memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat kelompoknya. Kelompok biasanya terdiri dari dua orang. Keunggulan dari metode artikulasi diantaranya yaitu menjadikan siswa lebih mandiri, terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok kecil, terjadi interaksi antar kelompok kecil, masing-masing siswa memiliki kesempatan berbicara atau tampil di depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya (Huda,2013:268-269). Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mengajukan pemecahan masalah melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Artikulasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Kesehatan Pada Siswa Kelas IV SDN Dadaprejo 02 Batu. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut: a. Bagaimana penerapan pembelajaran melalui metode artikulasi dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi kesehatan pada siswa kelas IV SDN Dadaprejo 02 Batu? b. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara melalui metode artikulasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi kesehatan pada siswa kelas IV SDN Dadaprejo 02 Batu? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan pembelajaran melalui metode artikulasi dalam meningkatkan keterampilan berbicara mata

5 pelajaran Bahasa Indonesia materi kesehatan pada siswa kelas IV SDN Dadaprejo 02 Batu. b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan keterampilan berbicara melalui metode artikulasi mata pelajaran Bahasa Indonesia materi kesehatan pada siswa kelas IV SDN Dadaprejo 02 Batu. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini memiliki 2 aspek manfaat yaitu manfat teoretis dan manfaat praktis a. Manfaat Teoretis Penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu pendidikan mengenai model pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi kesehatan. b. Manfaat Praktis Manfaat praktis merupakan manfaat yang diperoleh secara langsung oleh pihak terkait dalam penelitian yaitu siswa, guru, sekolah dan peneliti itu sendiri. 1. Bagi Siswa Setelah menggunakan metode berbicara melalui metode artikulasi, dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi kesehatan di SDN Dadaprejo 02 Batu 2. Bagi Guru Setelah keterampilan belajar siswa meningkat, maka guru memperoleh informasi baru dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Selain

6 itu juga dapat menumbuhkan kreatifitas guru dalam melakukan metode pembelajaran. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat bermanfaat langsung pada SDN Dadaprejo 02 Batu karena dapat diterapkan oleh guru ketika mengajar agar siswa lebih termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengalaman, dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian sejenis dengan cakupan yang lebih luas. 1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Tujuan batasan penelitian adalah untuk memudahkan pelaksanaan penelitian agar berjalan lancar, efektif dan sesuai harapan. Mengingat ruang lingkup dan keterbatasan kemampuan peneliti akan membuat penyelesaian terhadap masalah-masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Peneliti hanya akan meneliti siswa kelas IV SDN Dadaprejo 02 Batu pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 2. Aspek yang diteliti meliputi keterampilan berbicara siswa dengan memperhatikan kaidah-kaidah keterampilan berbicara yaitu ketepatan bunyi yang diucapkan, pola-pola intonasi, ketepatan ucapan, ketepatan urutan kata-kata yang diucapkan, kewajaran dan kelancaran dalam berbicara dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan reflektif metode artikulasi.

7 3. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. 4. Materi pokok bahasan difokuskan materi kesehatan mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD. 1.6 Definisi Istilah dan Definisi Operasional a. Keterampilan berbicara Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang termasuk dalam ragam bahasa lisan. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 2008:16). b. Metode artikulasi Metode artikulasi merupakan metode pembelajaran yang prosesnya berlangsung layaknya pesan berantai. Materi yang telah diberikan oleh guru wajib diteruskan siswa dengan menjelaskan pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Dalam proses pembelajaran siswa berperan sebagai penerima pesan dan penyampai pesan. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang masing-masing anggotanya bertugas mewawancarai teman sekelompoknya dengan materi yang baru dibahas dan keduanya berganti peran. Kemudian setiap siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelompok lain. Metode artikulasi menekankan pada komunikasi lisan siswa (Huda, 2013:269). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode artikulasi adalah kegiatan menyampaikan informasi dengan cara bergantian

8 mewawancarai pasangan dan keduanya berganti peran kemudian setiap siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelompok lain. Kegiatan tersebut memberi kesempatan pada peserta didik untuk berkomunikasi secara lisan untuk menyampaikan ide dan pendapatnya. Dengan berkomunikasi lisan secara langsung, maka peserta didik dapat melatih keterampilan berbicara.