BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG

SURAT EDARAN NOMOR : 850/576/ /2018 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS.

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur. batan. Menimbang : a Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP. 08 TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENGATURAN CUTI BAGI PNS DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI 2018

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 19 Tahun : 2014

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 90 TAHUN 2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Kepada : SURAT- EDARAN NOMOR: 01/SE/1977 TENTANG PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI POLEWALI MANDAR

: BKPP.800/668ru1/2017. Tata Cara Permintaan dan Pemberian Cuti

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 800 / 474 -Dukum/BKD &Diklat Banjarbaru, 26 Februari 2014 Lampiran : 6 (enam) lembar Perihal : Pemberian Cuti Sakit dan Cuti

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROSEDUR MUTU PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI

BUPATI SAMBAS PERATURAN BUPATI SAMBAS NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 41/PMK.01/2011 TENTANG

BIRO ORGANISASI DAN SDM LIPI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : 188.4/262/BKD/2014 TENTANG

SURAT EDARAN Nomor: SE 800/ 012 /BKD/2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 033 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

Walikota Tasikmalaya

SURAT EDARAN Nomor: SE 3559 /MK.1/2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Di - Banjarbaru. Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian sebagaimana mestinya. a.n. WALIKOTA BANJARBARU Plt. Sekretaris Daerah Kota

2017, No Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 152 TAHUN 2016

2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57,

2011, No tertulis, pemberian dan pemotongan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara kepada pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagai

WALIKOTA PROBOLINGGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Nomor : 800 / 17 -Dukum/Bapegdikltda Banjarbaru, 9 Januari 2012

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN JAM KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA

T BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan L

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 12 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 20 B TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN UANG LEMBUR TAHUN ANGGARAN 2017

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 45/Permentan/OT.140/4/2014

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBUKAAN, PENUTUPAN DAN PENEMPATAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

MANUAL PROSEDUR CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 47 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

SURAT KEPUTUSAN BADAN PELAKSANA HARIAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN'AISYIYAH YOGYAICARTA NOMOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI BAGI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil, maka Peraturan Bupati Lumajang Nomor 15 tahun 2017 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Cuti Bagi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang perlu diubah dan disesuaikan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud pada huruf a, maka perlu mengatur Perubahan atas Peraturan Bupati Lumajang Nomor 15 tahun 2017 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Cuti Bagi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang, dengan Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil; 8. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 10. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil 11. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 90); 12. Peraturan Bupati Lumajang Nomor 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Lumajang Nomor 63 Tahun 2017. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI BAGI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Lumajang Nomor 15 Tahun 2017 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Cuti Bagi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang (Berita Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2017 Nomor 15) diubah sebagai berikut : 2

1. Ketentuan angka 9 dan angka 10 dan angka 11 Pasal 1 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lumajang. 2. Bupati adalah Bupati Lumajang. 3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang. 4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Badan, Dinas, Satuan Polisi Pamong Praja, Sekretariat KPU, BNN, Rumah Sakit Umum Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan Pemerintah Kabupaten Lumajang. 5. Badan Kepegawaian Daerah adalah Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lumajang. 6. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Lumajang. 7. Kepala Badan Kepegawaian Daerah adalah Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lumajang. 8. Pendelegasian wewenang adalah pelimpahan sebagian wewenang Bupati kepada pejabat di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Lumajang. 9. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten Lumajang. 10. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. 11. Jenis cuti antara lain cuti sakit, cuti tahunan, cuti besar, cuti melahirkan, cuti alasan penting, cuti bersama dan cuti diluar tanggungan negara. 2. Ketentuan ayat (2) Pasal 2 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 2 (1) Pejabat yang berwenang memberikan cuti adalah Bupati. (2) Jenis-jenis Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. cuti tahunan; b. cuti besar; c. cuti sakit; d. cuti melahirkan; e. cuti karena alasan penting; f. cuti di luar tanggungan negara; g. cuti bersama. 3

(3) Bupati dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk memberikan cuti. 3. Ketentuan Pasal 4 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 4 (1) Cuti Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, adalah : a. PNS dan Calon PNS yang telah bekerja paling kurang 1 (satu) tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan; b. lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja; c. permintaan cuti tahunan dapat diberikan untuk paling kurang 1 (satu) hari kerja; d. PNS atau Calon PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti; e. berdasarkan permintaan tertulis tersebut, pejabat yang berwenang memberikan cuti, memberikan cuti tahunan kepada PNS atau Calon PNS yang bersangkutan; f. apabila akan digunakan ditempat yang sulit perhubungannya, maka jangka waktu cuti tersebut dapat ditambah untuk paling lama 12 (dua belas) hari kalender; g. apabila tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti dalam tahun yang sedang berjalan; h. sisa hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun bersangkutan dapat digunakan pada tahun berikutnya paling banyak 6 (enam) hari kerja; i. hak atas cuti tahunan apabila tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturut-turut, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti dalam tahun yang sedang berjalan; j. hak atas cuti tahunan dapat ditangguhkan penggunaannya oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila terdapat kepentingan dinas mendesak dan dapat digunakan dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan; 4

k. dalam hal terdapat PNS yang telah menggunakan hak atas cuti tahunan dan masih terdapat sisa hak atas cuti tahunan, dapat ditangguhkan penggunaannya oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk tahun berikutnya, apabila terdapat kepentingan dinas mendesak dan sisa hak atas cuti tahunannya dihitung penuh dalam tahun berikutnya; l. bagi PNS yang menjadi guru pada sekolah yang mendapat liburan menurut peraturan perundangundangan, disamakan dengan PNS yang telah menggunakan hak cuti tahunan; m. pemberian cuti tahunan harus memperhatikan kekuatan jumlah pegawai pada unit kerja yang bersangkutan; n. apabila terdapat PNS mengambil ijin untuk tidak masuk kerja maka dihitung telah menggunakan cuti tahunan sebanyak ijin yang diambil pada tahun berjalan; o. bagi PNS yang mempunyai hak atas cuti tahunan yang tidak dipakai dan/atau sisa hak atas cuti tahunan pada tahun berjalan dan bermaksud untuk menggunakannya pada tahun berikutnya maka wajib membuat permohonan penggunaan cuti tahunan yang belum diambil kepada Bupati cq. Kepala Badan Kepegawaian Daerah sebagaimana lampiran; p. diajukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui saluran hirarkhi, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan cuti; q. diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti. (2) Cuti Besar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b, adalah : a. PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar paling lama 3 (tiga) bulan; b. PNS yang menggunakan hak atas cuti besar tidak berhak atas cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan; c. PNS yang telah menggunakan hak atas cuti tahunan pada tahun yang berjalan maka hak cuti besar diberikan dengan memperhitungkan hak atas cuti tahunan yang telah digunakan; d. PNS yang menggunakan hak atas cuti besar dan masih mempunyai sisa hak atas cuti tahunan tahun sebelumnya maka dapat menggunakan sisa hak atas cuti tahunan tersebut; e. ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dikecualikan bagi PNS yang masa kerjanya belum 5 (lima) tahun untuk kepentingan agama, yaitu menunaikan ibadah haji pertama kali dengan melampirkan jadwal keberangkatan/kelompok terbang yang dikeluarkan oleh instansi yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan haji; 5

f. hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaanya oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama 1 (satu) tahun apabila terdapat kepentingan dinas mendadak, kecuali untuk kepentingan agama; g. PNS yang menggunakan hak atas cuti besar kurang dari 3 (tiga) bulan, maka sisa cuti besar yang menjadi haknya hapus; h. selama menggunakan hak atas cuti besar, PNS menerima penghasilan yaitu gaji pokok, tunjangan keluarga dan tunjangan pangan sampai dengan ditetapkannya peraturan pemerintah yang mengatur gaji, tunjangan dan fasilitas PNS; i. diajukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui saluran hirarkhi. j. apabila akan dipergunakan untuk memenuhi kewajiban agama, diajukan sekurang-kurangnya 2 (dua) minggu sebelum tanggal keberangkatan; k. diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti. (3) Cuti Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c, adalah : a. setiap PNS yang menderita sakit berhak atas cuti sakit; b. PNS yang sakit 1 (satu) hari menyampaikan surat keterangan sakit secara tertulis kepada atasan langsung dengan melampirkan surat keterangan dokter; c. PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter; d. PNS yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter pemerintah; e. dokter pemerintah merupakan dokter yang berstatus PNS atau dokter yang bekerja pada unit pelayanan kesehatan pemerintah; f. surat keterangan dokter paling sedikit memuat pernyataan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang diperlukan; g. hak atas cuti sakit diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila diperlukan, berdasarkan surat keterangan tim penguji kesehatan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerinatah di bidang kesehatan; 6

h. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf g, harus diuji kembali kesehatannya oleh tim penguji kesehatan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang kesehatan; i. apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana huruf h, PNS belum sembuh dari penyakitnya, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; j. kepala satuan kerja wajib melaporkan PNS di lingkungan satuan kerjanya yang telah menjalani cuti sakit selama 1 (satu) tahun kepada Badan Kepegawaian Daerah untuk dilakukan uji kesehatan; k. PNS wanita yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti paling lama 1,5 (satu setengah) bulan; l. PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga yang bersangkutan perlu mendapat perawatan berhak atas cuti sakit sampai yang bersangkutan sembuh dari penyakitnya; m. selama menggunakan hak atas cuti sakit, PNS menerima penghasilan yaitu gaji pokok, tunjangan keluarga dan tunjangan pangan sampai dengan ditetapkannya peraturan pemerintah yang mengatur gaji, tunjangan dan fasilitas PNS; n. diajukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui saluran hirarkhi paling lambat 2 (dua) hari sejak ASN tersebut sakit. Perpanjangan cuti sakit yang ke-2 (dua) dan seterusnya diajukan 2 (dua) hari sebelum masa cuti yang diberikan berakhir; o. diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti. (4) Cuti Melahirkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d, adalah : a. untuk kelahiran anak pertama sampai dengan anak ketiga pada saat menjadi PNS berhak atas cuti melahirkan. b. untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya, kepada PNS diberikan cuti besar dengan ketentuan : 1) permintaan cuti tersebut tidak dapat ditangguhkan; 2) mengesampingkan ketentuan telah bekerja paling singkat 5 tahun secara terus-menerus; 3) Lamanya cuti besar tersebut sama dengan lamanya cuti melahirkan. c. lamanya cuti adalah 3 (tiga) bulan dan diajukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang maksimal 1 (satu) hari setelah melahirkan dengan menggunakan formulir anak; d. diberikan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti secara tertulis. 7

(5) Cuti Karena Alasan Penting sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e, adalah : a. PNS berhak atas cuti karena alasan penting, apabila : 1) Ibu, Bapak, Istri/Suami, Anak, Adik, Kakak, Mertua/Menantu sakit keras atau meninggal dunia; 2) salah seorang anggota keluarga yang dimaksud pada angka 1) meninggal dunia, dan menurut peraturan perundang-undangan PNS yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia; atau 3) melangsungkan perkawinan. b. sakit keras sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1) dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan rawat inap dari Unit Pelayanan Kesehatan; c. PNS laki-laki yang isterinya melahirkan operasi caesar dapat diberikan cuti karena alasan penting dengan melampirkan surat keterangan rawat inap dari Unit Pelayanan Kesehatan; d. dalam hal PNS mengalami musibah kebakaran rumah atau bencana alam, dapat diberikan cuti karena alasan penting dengan melampirkan surat keterangan paling rendah dari Ketua Rukun Tetangga; e. PNS yang ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia yang rawan dan atau berbahaya dapat mengajukan cuti karena alasan penting guna memulihkan kondisi kejiwaan PNS yang bersangkutan; f. lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti paling lama 1 (satu) bulan; g. dalam hal yang mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti, pejabat yang tertinggi di tempat PNS yang bersangkutan bekerja dapat memberikan izin sementara secara tertulis untuk menggunakan hak atas cuti karena alasan penting; h. pejabat sebagaimana yang dimaksud pada huruf g dapat memberikan izin sementara secara tertulis; i. pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud huruf g harus segera diberitahukan kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti; j. pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada huruf i memberikan hak atas cuti karena alasan penting kepada PNS yang bersangkutan; k. selama menggunakan hak atas cuti karena alasan penting, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS; 8

l. diajukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan menyebut alasan-alasannya, maksimal 1 (satu) hari setelah kejadian dan bagi PNS yang mengajukan cuti karena alasan penting karena melangsungkan perkawinan maka diajukan minimal 7 (tujuh) hari sebelum melangsungkan perkawinan; m. diberikan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti secara tertulis. (6) Cuti Di Luar Tanggungan Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf f, adalah : a. dapat diberikan kepada PNS yang telah bekerja sekurang kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus karena alasan pribadi yang penting dan mendesak; b. diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang untuk paling lama 1 (satu) tahun; c. PNS yang menjalankan cuti di luar tanggungan negara dibebaskan dari jabatannya kecuali cuti diluar tanggungan negara untuk persalinan keempat dan seterusnya dan jabatan yang lowong itu dengan segera dapat diisi; d. selama menjalankan cuti, PNS yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari Negara dan tidak diperhitungkan sebagai masa kerja. e. diajukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti disertai dengan alasan-alasannya; f. pejabat yang berwenang dapat menolak atau mengabulkan permohonan cuti sesuai pertimbangan yang didasarkan untuk kepentingan dinas karena cuti di luar tanggungan negara adalah bukan hak; g. dapat diberikan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah mendapat persetujuan dari Badan Kepegawaian Nasional; h. PNS yang ingin memperpanjang cuti, harus mengajukan permintaan perpanjangan cuti secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya; i. penerbitan keputusan perpanjangan cuti, dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Kepala Badan Kepegawaian Negara; j. permohonan atau perpanjangan cuti, diajukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal pelaksanaan cuti atau sebelum pelaksanaan cuti berakhir; k. diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti. (7) Cuti bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf g, dapat ditetapkan oleh Presiden dengan ketentuan : a. cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan; b. cuti bersama ditetapkan dengan Keputusan Presiden; 9

c. PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan; d. penambahan hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf c, hanya dapat digunakan dalam tahun berjalan. 4. Ketentuan pada Lampiran II diubah, sehingga Lampiran II berbunyi sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan Bupati ini. Pasal II Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lumajang. Ditetapkan di Lumajang pada tanggal 9 Maret 2018 Plt. BUPATI LUMAJANG ttd. Diundangkan di Lumajang pada tanggal 9 Maret 2018 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LUMAJANG ttd. Drs. GAWAT SUDARMANTO Pembina Utama Muda 19651217 199003 1 007 dr. BUNTARAN SUPRIANTO, M. Kes BERITA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2018 NOMOR 21 PARAF KOORDINASI Jabatan Paraf Tanggal Sekda Asisten Kepala BKD Plt. Kabag. Hukum 10

LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR : 21 TAHUN 2018 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI BAGI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI NO PEJABAT JENIS CUTI TERHADAP KET 1 2 3 4 5 1 Sekretaris 1. Cuti sakit; Kepala Perangkat Daerah 2. Cuti tahunan; Daerah dan Jabatan 3. Cuti besar; Pimpinan Tinggi 4. Cuti melahirkan; Pratama dan 5. Cuti alasan penting. 2 Kepala 1. Cuti Sakit; ASN Jabatan Badan Administrator dan Kepegawaian Jabatan Pengawas Daerah 2. Cuti besar; dan ASN Jabatan 3. Cuti alasan Administrator dan penting. serta Jabatan Pengawas ASN Jabatan Fungsional Umum, Fungsional Tertentu dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja 3 Kepala 1. Cuti sakit; ASN di Lingkungan Perangkat 2. Cuti tahunan; dan Perangkat Daerah Daerah 3. Cuti melahirkan. masing-masing /Jabatan Pimpinan Tinggi 4 Kepala Bagian 1. Cuti sakit; 2. Cuti tahunan; dan ASN di lingkungan Sekretariat Daerah Sekretaris Daerah 3. Cuti melahirkan. 5 Camat 1. Cuti sakit; ASN di Lingkungan 2. Cuti tahunan; dan Kecamatan dan 3. Cuti melahirkan. Kelurahan masingmasing Plt. BUPATI LUMAJANG dr. BUNTARAN SUPRIANTO, M.Kes 11

LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR : 21 TAHUN 2018 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI BAGI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG FORMAT PERMOHONAN CUTI Kepada Yth. Kepala SKPD... di L U M A J A N G FORMULIR PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI I. DATA PEGAWAI N a m a NIP Jabatan Masa Kerja Satuan Kerja II. JENIS CUTI YANG DIAMBIL** 1. Cuti Tahunan 2. Cuti Besar 3. Cuti Sakit 4. Cuti Melahirkan 5. Cuti Karena Alasan Penting 6. Cuti di Luar Tanggungan Negara III. ALASAN CUTI IV. LAMANYA CUTI Selama (hari/bulan/tahun)* Mulai tanggal V. CATATAN CUTI *** 1. CUTI TAHUNAN 2. CUTI BESAR Tahun Sisa Keterangan 3. CUTI SAKIT N - 1 4. CUTI MELAHIRKAN N - 2 5. CUTI KARENA ALASAN PENTING N 6. CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA VI. ALAMAT SELAMA MENJALANKAN CUTI Telp. s/d Hormat Saya,... VII. PERTIMBANGAN ATASAN LANGSUNG ** DISETUJUI PERUBAHAN**** DITANGGUHKAN**** TIDAK DISETUJUI**** Ttd. yang disertai Nama dan NIP Pejabat Catatan : * Coret yang tidak perlu ** Pilih salah satu dengan memberi tanda centang ( V ) *** diisi oleh pejabat yang menangani bidang kepegawaian sebelum PNS mengajukan cuti **** diberi tanda centang dan alasannya. N = Cuti tahun berjalan N - 1 = Sisa cuti 1 tahun sebelumnya N - 2 = Sisa cuti 2 tahun sebelumnya 12

FORMAT PEMBERIAN IJIN CUTI TAHUNAN KOP SATUAN KERJA SURAT IJIN CUTI TAHUNAN NOMOR : 851 / (nomor surat) / (kode dinas) / 20. 1. Diberikan Cuti Tahunan untuk Tahun.kepada Pegawai Negeri Sipil : N a m a Pangkat / gol. Ruang Jabatan : Satuan Kerja. Selama..(. ) hari kerja, terhitung mulai tanggal sampai dengan tanggal.., dengan ketentuan sebagai berikut : a. Sebelum menjalankan Cuti Tahunan wajib menyerahkan pekerjaannya kepada atasan langsungnya; b. Setelah selesai menjalankan Cuti Tahunan, wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana mestinya. 2. Demikian surat ijin Cuti Tahunan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Lumajang, KEPALA SKPD KABUPATEN LUMAJANG TEMBUSAN Yth : 1. Sdr. Inspektur Kabupaten Lumajang; 2. Sdr. Kepala BKD Kab. Lumajang; 3. Sdr. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kab. Lumajang... Pangkat 13

FORMAT PEMBERIAN IJIN CUTI BESAR KOP SATUAN KERJA SURAT IZIN CUTI BESAR NOMOR : 851 / (nomor surat) / (kode dinas) / 20. 1. Diberikan Cuti Besar kepada Pegawai Negeri Sipil : N a m a Pangkat / gol. Ruang Jabatan : Satuan Kerja. selama...bulan/hari*, terhitung mulai tanggal... sampai dengan tanggal... dengan ketentuan sebagai berikut : a. Sebelum menjalankan cuti besar wajib menyerahkan pekerjaanaya kepada atasan langsungnya atau pejabat lain yang ditunjuk; b. Selama menjalankan cuti besar, tidak berhak atas tunjangan jabatan; c. Setelah selesai menjalankan cuti besar wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa. 2. Demikian surat ijin Cuti Besar ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Lumajang, SEKRETARIS DAERAH/KEPALA BKD KABUPATEN LUMAJANG TEMBUSAN Yth : 1. Sdr. Inspektur Kabupaten Lumajang; 2. Sdr. Kepala BKD Kab. Lumajang; 3. Sdr. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kab. Lumajang... Pangkat 14

FORMAT PEMBERIAN IJIN CUTI SAKIT KOP SATUAN KERJA SURAT IJIN CUTI SAKIT NOMOR : 851 / (nomor surat) / (kode dinas) / 20. 1. Diberikan Cuti Sakit kepada Pegawai Negeri Sipil : N a m a Pangkat / gol. Ruang Jabatan : Satuan Kerja. Selama...(.) bulan/hari kerja, terhitung mulai tanggal sampai dengan tanggal.., dengan ketentuan setelah berakhirnya jangka waktu cuti tersebut, wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana mestinya. 2. Demikian surat ijin Cuti Sakit ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Lumajang, KEPALA SKPD KABUPATEN LUMAJANG TEMBUSAN Yth : 1. Sdr. Inspektur Kabupaten Lumajang; 2. Sdr. Kepala BKD Kab. Lumajang; 3. Sdr. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kab. Lumajang... Pangkat 15

FORMAT PEMBERIAN IJIN CUTI MELAHIRKAN KOP SATUAN KERJA SURAT IJIN CUTI MELAHIRKAN NOMOR : 851 / (nomor surat) / (kode dinas) / 20. 1. Diberikan ijin sementara untuk melaksnakan cuti karena alasan penting kepada Pegawai Negeri Sipil : N a m a Pangkat / gol. Ruang Jabatan : Satuan Kerja. Selama...bulan/hari, terhitung mulai tanggal. sampai dengan tanggal..., dengan ketentuan sebagai berikut : a. Sebelum menjalankan Cuti Melahirkan wajib menyerahkan pekerjaannya kepada atasan langsungnya atau pejabat lain yang ditunjuk; b. Segera setelah persalinan yang bersangkutan supaya memberitahukan tanggal persalinan kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti; c. Setelah selesai menjalankan Cuti Melahirkan, wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana mestinya. 2. Demikian surat ijin Cuti Melahirkan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Lumajang, KEPALA SKPD KABUPATEN LUMAJANG TEMBUSAN Yth : 1. Sdr. Inspektur Kabupaten Lumajang; 2. Sdr. Kepala BKD Kab. Lumajang; 3. Sdr. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kab. Lumajang... Pangkat 16

FORMAT PEMBERIAN IJIN SEMENTARA PELAKSANAAN CUTI KARENA ALASAN PENTING KOP SATUAN KERJA IJIN SEMENTARA PELAKSANAAN CUTI KARENA ALASAN PENTING NOMOR : 851 / (nomor surat) / (kode dinas) / 20. 1. Diberikan Cuti Bersalin kepada Pegawai Negeri Sipil : N a m a Pangkat / gol. Ruang Jabatan : Satuan Kerja. terhitung mulai tanggal. sampai dengan tanggal..., dengan ketentuan sebagai berikut : a. Sebelum menjalankan cuti karena alasan penting wajib menyerahkan pekerjaannya kepada atasan langsungnya atau pejabat lain yang ditentukan. b. Setelah selesai menjalankan cuti karena alasan penting wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa. 2. Demikian surat ijin sementara pelaksanaan cuti karena alasan penting ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Lumajang, SEKRETARIS DAERAH/KEPALA BKD KABUPATEN LUMAJANG TEMBUSAN Yth : 1. Sdr. Inspektur Kabupaten Lumajang; 2. Sdr. Kepala BKD Kab. Lumajang; 3. Sdr. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kab. Lumajang... Pangkat Plt. BUPATI LUMAJANG ttd. dr. BUNTARAN SUPRIANTO, M.Kes 17