BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan atau mewujudkan pendidikan nasional yaitu menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan isu sosial. Masalah-masalah sosial dalam materi pelajaran IPS khususnya

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang penting di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan. sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, maka tidak salah jika pemerintah senantiasa mengusahakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasi manusia melalui pembelajaran disekolah. yang bermanfaat untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian penting di Indonesia saat ini.

seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. dengan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh. Mata pelajaran IPS di

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap segala hal,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI ROSIDAH NIM. A.

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suci Eniawati, 2013

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A UMS - Copy SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengajaran sejarah bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan

DAFTAR ISI. A. Kajian Teori... 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. biologi di sekolah. Oleh karena itu, para guru harus berusaha untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya.

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi tiga tantangan besar, pertama sebagai akibat dari krisis ekonomi,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan illmu pengetahuan yang sangat penting untuk dipelajari, karena Ilmu Pengetahuan Sosial bukan merupakan gambaran ilmu pengetahuan yang berbasis isu, namun kajian ilmu IPS mengkaji dan menganalisis berdasarkan fakta, gagasan dan peristiwa atas masalah sosial yang terjadi. Pada jenjang pendidikan tingkat dasar, mata pelajaran IPS merupakan gabungan dari berbagai ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat pengorganisasian dan pengayaan dari materi Geografi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi, dan Ekonomi. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar mengajarkan dan memberikan sejumlah konsep-konsep esensi ilmu sosial untuk membentuk subjek didik menjadi warga negara yang baik, lebih tepatnya bahwa siswa diarahkan untuk mempelajari, menelaah serta mengkaji gejala dan masalah sosial yang ada di lingkungannya. Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki tujuan utama, yaitu untuk mengembangkan potensi siswa agar peka dan perduli terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, bukan hanya peka dan perduli saja, melainkan harus memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan 1

2 terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat di sekitarnya. Hal ini sama dengan pendapat Hamid Hasan (Susanto, 2013:11), bahwa tujuan pembelajaran ilmu- ilmu sosial, terutama pembahasaan Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dilihat dari tiga kategori: yaitu memiliki karekteristik pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Dalam kurikulum tahun 2006 atau kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan pendidikan IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : (1) memahami dan mengenai konsep konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan (2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiry, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilainilai sosial dan kemanusiaan. (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (Susanto, 2014:32). Maka dari itu, para pengajar hendaknya berupaya mewujudkan dan menerapkan proses pembelajaran IPS yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan agar konsep-konsep yang terkandung dalam nilai-nilai IPS dapat diserap dengan baik oleh peserta didik.

3 Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada kegiatan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan di SDN Kelapa Dua 06 Pagi Jakarta pada siswa kelas III khusunya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terlihat bahwa guru masih kurang menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Pada proses pembelajarannya guru hanya menggunakan metode ceramah, yang lebih dilihat cara mengajar yang konvensional artinya proses pembelajaran yang hanya berpusat pada guru saja. Selain itu, guru hanya memberikan materi secara lisan di depan kelas yang hanya berpatokan dari buku paket saja. Guru kurang memberikan ruang lebih kepada siswa agar dapat bergerak bebas secara aktif dalam membahas materi IPS yang diberikan, dengan andalan ceramah tanpa diselingi inovasi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta tanpa melibatkan siswa sehingga siswa pun tidak bisa mencapai tujuan dari pembelajaran IPS itu sendiri dan hasil belajar dari pelajaran IPS pun rendah, selain itu dalam mengevaluasi pembelajaran guru hanya memberikantugas-tugas saja yang ada pada buku siswa sehingga secara keseluruhan guru tidak dapat mengetahui apakah siswa betul memahami konsep yang diberikan atau hanya mengerti saja. Beberapa hal tersebut di atas yang menyebabkan kurangnya keaktifan siswa dalam berlangsungnya kegiatan proses belajar mengajar, sehingga mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil proses pembelajaran yang dilakukan ditemukan 8 siswa yang TUNTAS mencapai nilai KKM dari 23 jumlah siswa di kelas dalam persentase

4 ketuntasan 34%. Pada sekolah SDN Kelapa Dua 06 Pagi telah ditentukan KKM pembelajaran IPS dengan nilai 78. Jika seorang peserta didik memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 78, maka dapat dikatakan peserta didik tersebut tuntas belajar, akan tetapi jika memperoleh nilai kurang dari 78, maka peserta didik dikatakan belum tuntas dalam hasil belajarnya (Haryati, 2013:117), karena keberhasilan siswa dalam memahami suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajarnya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan murid kelas III dapat disimpulkan bahwa guru mengalami beberapa kendala saat memberikan materi pelajaran, seperti siswa masih sulit dalam membedakan atau memahami konsep-konsep yang terdapat pada materi IPS, contohnya adalah dalam memahami konsep antara peta dan denah, guru juga memaparkan bahwa anak yang masih memiliki hasil belajar rendah terutama pada pelajaran IPS dikarenakan siswa susah fokus dalam pembelajaran. Menurut siswa, siswa sering kali merasakan kejenuhan dalam proses pembelajarannya karena guru hanya memberikan materi secara lisan tanpa menggunakan model pembelajaran tertentu yang membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran, dalam proses pembelajaran siswa hanya berperan sebagai pendengar yang baik, tanpa harus berperan aktif dengan sesama temannya. Siswa membutuhkan serangkaian proses pembelajaran yang melibatkan teman sejawatnya agar dapat bertukar pikiran serta dapat mengajukan pendapatnya terhadap sesama teman.

5 Dilihat dari fakta yang terjadi di lapangan, maka sangat perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar tanpa menimbulkan rasa kejenuhan pada proses berlangsungnya pembelajaran dan membutuhkan suasana pembelajaran yang bersifat fleksibel, tidak kaku, dan tidak monoton dalam setiap prosesnya, serta proses pembelajaran yang dapat melibatkan interaksi siswa dan siswa lainnya dalam membahas atau mencari solusi dalam permasalahan materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Model pembelajaran yang tepat dalam mengatasi permasalahan di atas adalah model pembelajaran kooperatif, menurut Safiana (2015:487) model kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar IPS karena dapat mengembangkan kerja tim atau kerjasama dalam menyelesaikan tugas siswa secara berkelompok. Kondisi ini membuat peran dan fungsi siswa terlihat dengan keterlibatan penuh, siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan demokratis, dan masingmasing siswa mempunyai peran serta akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain. Model ini digunakan dengan tujuan agar peserta didik tidak merasa bosan, jemu dan jenuh dalam proses pembelajaran, serta hasil belajar peserta didik meningkat. Hal ini sangat relevan dengan karakteristik anak SD kelas III yang berada pada priode oprasional konkret, dimana salah satu ciri yang dimiliki siswa SD adalah selalu ingin

6 beradaptasi, berpikir kualitas, dan sudah bisa melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Maka dari penjabaran di atas, model pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS. Model pembelajaran kooperatif terbagi menjadi beberapa tipe dalam pembelajarannya salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang tepat adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw antara lain : ketika kegiatan pembelajaran tidak mengenal adanya persaiangan antar siswa atau kelompok sebagaiamana yang terjadi dalam model konvesional, para siswa dapat bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi cara berpikir yang berbeda, siswa dalam kelompok bertanggung jawab atas penugasaan materi dalam pembelajaran yang ditugaskan padanya lalu mengajarkan bagiannya tersebut pada anggota yang lain, dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru tetapi siswa termotivasi sendiri untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi (Susanto, 2014:242). Sesuai dengan uraian di atas, maka dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul : Penerapan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPS di SDN Kelapa Dua 06 Pagi Jakarta. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini mampu mendorong siswa aktif selama proses belajar dan mampu meningkatkan rasa tanggung jawab

7 siswa secara mandiri, juga dituntut saling ketergantungan yang positif terhadap teman sekelompoknya. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi masalah yang terjadi antara lain : 1. Siswa merasakan kejenuhan dan dalam berlangsungnya proses pembelajaran. 2. Sebagian siswa masih sulit dalam memahami konsep-konsep yang terkandung dalam materi yang disampaikan oleh guru. 3. Guru masih menggunakan gaya pengajaran yang bersifat konvensional semuanya hanya berpusat pada guru saja, yaitu dengan menggunakan metode penyampaian materi dengan lisan saja (ceramah) dan hanya berpegang terhadap buku paket serta dengan pemberian tugas tugas yang ada di buku siswa saja. 4. Dengan sistem pembelajaran yang tidak fleksibel serta mononton siswa menjadi kurang aktif dan kemampuan kreatifitas siswa tidak dapat muncul selama proses pembelajaran berlangsung. 5. Dalam hasil belajar pada pembelajaran IPS hasil belajar yang diperoleh siswa dengan hasil belajar rendah dibawah nilai KKM yang ditentukan dari pihak sekolah yakni 78.

8 C. Batasan Masalah Penelitian ini tertuju pada peningkatan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw di kelas III. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada permasalahan pokok sebagai berikut : 1. Bagaiamana penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas III di SDN Kelapa Dua 06 Pagi Jakarta? 2. Apakah penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas III di SDN Kelapa Dua 06 Pagi Jakarta? E. Alternatif Pemecahan Masalah Dilihat dari uraian yang telah dijabarkan, maka pemecahan masalah yang disajikan berupa penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk meningkatakan Hasil Belajar IPS pada siswa kelas III di SDN Kelapa Dua 06 Pagi Jakarta, Melalui kegiatan diskusi atau bekerjasama secara berkelompok dengan menggunakan kelompok ahli dan kelompok asal maka siswa akan secara aktif dapat bertukar fikiran dengan teman sebaya serta terjalinnya pola interaksi yang bersifat terbuka dan secara langsung diantara anggota kelompok sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam proses pembelajarannya.

9 Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian tindakan kelas, yakni peneliti yang akan bertindak secara langsung yakni dalam pola PTK terintegrasi di dalam kelas bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS di kelas III. Prosedur pemecahan masalah sesuai dengan metodelogi penelitian tindakan kelas melalui Model Kemmis dan MC Taggart, model ini terdiri dari empat tahapan, namun bedanya dengan model Kurt Lewin, model ini pada tahapan acting (Tindakan) dan observating (Observasi) disatukan dalam satu kotak atau dilaksanakan secara bersamaan, lalu melakukan reflect (refleksi) sehingga pelaksanaan tindakan kelas dilakukan secara simultan dengan observasi, sehingga bentuknya sering dinamakan sebagai bentuk spiral (Tampubolon, 2014:27). Adapun alternatif pemecahan masalah berupa penerapan model Cooperative Learning tipe STAD (Student Team Achievement Division), tipe STAD dapat dikatakan sebagai alternatif pemecahan masalah karena tipe Cooperative Learning tipe STAD ini hampir sama dengan tipe jigsaw yakni pada proses pembentukan kelompok STAD dan jigsaw sama-sama terbentuk dari kelompok yang heterogen serta anggota kelompok bertanggung jawab membantu satu sama lain dalam memahami materi yang diberikan. Terdapat perbedaan antara Cooperative Learning tipe Jigsaw dengan model Cooperative Learning tipe STAD yakni terletak dalam

10 langkah-langkah pada pembelajarannya dan pemberian tugas, pada tipe STAD tugas diberikan berupa kuis yang harus dijawab oleh setiap individu dan apabila siswa berhasil maka sistem penilain berupa skor setiap minggunya, sedangkan tipe jigsaw siswa yang termasuk tergolong dalam kelompok ahli atau kelompok yang memahami materi harus bertugas dalam menyampaikan materi kepada kelompok awal bedanya pada tipe STAD hanya guru yang berperan dalam menyampaikan materi, sedangkan pada tipe jigsaw siswa yang berperan menyampaikan materi (kelompok ahli) dan menyampaikan informasi kepada kelompok awal, kemudian guru hanya berperan sebagai tim evaluasi yang menilai hasil dari pembelajaran yang dilakukan siswa. F. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran dari model Cooperative Learning tipe Jigsaw pada kelas III SD. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas III SD setelah menggunakan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw. G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk semua pihak baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Manfaat lebih khusus lagi adalah agar dapat meningkatkan hasil belajar dalam

11 pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw di kelas III SDN Kelapa Dua 06 Pagi Jakarta. Selain itu manfaat hasil penelitian ini juga dapat dipandang dari dua sisi lainnya baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis, manfaat tersebut akan dijabarkan sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Manfaat Teoritis dalam penelitian ini bermanfaat bagi keilmuan guru karena penelitian ini akan mengkaji model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar pembelajaran IPS pada siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw, dengan demikian penelitian ini atau hasil penelitian ini akan bermanfaat dan memperkaya bagi seorang pendidik dalam bidang pengetahuan dengan pembahasan model pembelajaran cooperative learning. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pendidik atau guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau pengetahuan baru serta masukan berharga bagi para pendidik dalam melakukan berbagai usaha dan upaya dalam meningkatkan kualitas pada proses pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, agar selam kedepannya proses pembelajaran dikelas berjalan lebih efektif. b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah untuk mengambil suatu

12 kebijakan yang paling tepat dalam kaitan dengan upaya menyajikan system pembelajaran yang efektif dan efesien di sekolah. c. Bagi orang tua, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bahwa betapa pentingnya perhatian orang tua dengan aktivitas dan prestasi belajar putra-putrinya. Dengan demikian, akan menggugah hati para orang tua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam rangka menyukseskan pendidikan putra-putrinya. H. Definisi Oprasional Berdasarkan judul penelitian, definisi oprasional yang akan dijelaskan sesuai dengan variabel dalam penelitian sebagai berikut : 1. Pembelajaran IPS adalah ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk dipelajari, kuhusunya pada anak Sekolah Dasar. Pada jenjang Sekolah Dasar dimaksudkan untuk pengembangan pengetahuan, sikap, nilaimoral, dan keterampilan siswa agar menjadi manusia yang mampu memasyarakat. 2. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang berupa pengetahuan atau pemahaman, keterampilan dan sikap yang diperoleh peserta didikselama berlangsungnya proses belajar mengajar atau yang lazim disebut dengan pembelajaran jadi dapat dikatakan seseorang yang sudah belajar maka hasil yang diperoleh ialah mengalami perubahan dalam aspek pengetahuannya, keterampilan dan pada sikap. Dalam

13 hasil belajar IPS ini maka peneliti mengamati penilian aspek kognitif yang dapat dilihat hasilnya berupa angka. 3. Model pembelajaran cooperative leraning tipe jigsaw adalah suatu model pembelajaran yang berbentuk kelompok-kelompok kecil yang terbagi menjadi kelompok ahli dan kelompok asal dengan melakukan kegiatan diskusi terbuka terhadap teman sebaya, dalam kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan serta mengkondisikan suasana belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal.