BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan negara. Pendididkan memiliki peranan yang sangat penting pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan, akibatnya pendidikanpun semakin mengalami kemajuan. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam membina pembangunan bangsa. Maka dari itu menyangkut masalah pendidikan telah disebutkan dalam Undang Undang pendidikan yang bertujuan untuk membangun masyarakat yang memiliki pengetahuan luas guna meningkatkan mutu kehidupannya. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan didirikannya sekolah sekolah yang diahrapkan dapat merubah moral, kedewasaan anak dan meningkatkan intelektual masyarakat. Pengertian Pendidikan Menurut UU No. 20 tahun 2003 menyebutkan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang Undang No. 20, Tahun 2003. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang- Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka diperlukan suatu rancangan yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan suatu sistem 1

pendidikan yang disebut kurikulum. Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pengertian kurikulum menurut UU No. 20 Tahun 2003 menyebutkan: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kurikulum adalah dasar tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan. Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Sejak kemerdekaan Indonesia, kurikulum pendidikan dasar menengah sudah mengalami sepuluh kali perubahan. Perubahan kurikulum yang terakhir adalah pada tahun 2006 yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun pemerintah, dalam hal ini kementrian pendidikan dan kebudayaan, telah menyiapkan kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013 menitik beratkan pada penyederhanaan, pendekatan tematik integratif. Target kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan peserta didik yang berakhlak mulia (apektif), memiliki keterampilan (psikomotor), dan berpengetahuan (kognitif) yang berkesinambungan. Materi pembelajaran akan diarahkan pada target pencapaian kompetensi yang tepat guna dengan materi pembelajaran yang esensial dan sesuai dengan perkembangan anak. Proses pembelajaran mengarahkan pada active student center dan kontekstual dengan dipandu buku teks yang berisi materi dan proses pembelajaran yang tutorial. Pendidik bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Pada kenyataanya masih banyak pendidik SD dalam menjalankan proses pembelajaran tanpa diiringi dengan kreatifitas dalam penggunaan metode dan strategi mengajar. Pendidik dapat menguasai materi ajar dengan baik tetapi pengajaran dari pendidik hanya berpusat pada pendidik (teacher centered) dan berlangsung satu arah yaitu dengan metode ceramah sehingga pengaruh peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar cenderung pasif dan 2

tidak ada penggalian kemampuan peserta didik atas apa yang sudah diperolehnya setelah pembelajaran selesai, sehingga hasil belajar peserta didik rendah. Berdasarkan dengan hasil pengamatan penulis bahwa terdapat permasalahan yang terdapat di kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung, yaitu : (1) Peserta didik kurang kondusif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan pendidik tidak bisa menguasai kelas dan terkesan membiarkan, (2) Pendidik kurang memperhatikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk melaksanakan pembelajaran di kelasnya sehingga tidak adanya peningkatan suasana pembelajaran yang aktif, (3) Pendidik dapat menguasai materi dengan baik tetapi pengajaran dari pendidik hanya berpusat pada pendidik (teacher centered) dan berlangsung satu arah yaitu dengan metode ceramah sehingga pengaruh peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar cenderung pasif dan tidak ada penggalian kemampuan peserta didik atas apa yang sudah diperolehnya setelah pembelajaran selesai, (4) Penggunaan media yang jarang dipakai dalam menunjang pembahasan materi sehingga peserta didik dalam belajarnya acuh tak acuh dalam mendalami suatu materi, (5) Sikap peserta didik yang selama kegiatan belajar berlangsung kurang antusias dalam mencari tahu dan mengetahui pendalaman suatu materi sehingga hasil belajarnya pun dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), (6) Penerapan model-model pembelajaran ataupun pendekatan pembelajaran yang efektif jarang diterapkan oleh pendidik sehingga berpengaruh pada hasil prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung dengan jumlah peserta didik sebanyak 27 orang yang terdiri dari 15 orang peserta didik laki laki dan 12 orang peserta didik perempuan hasil belajarnya masih banyak yang belum mencapai KKM, yaitu 65 % (17 orang) tidak mencapai KKM, dan sisanya 35 % (10 orang) mencapai KKM. KKM yang ditentukan adalah 70, tetapi apabila diadakan tes ternyata masih banyak peserta didik yang belum mencapai KKM. 3

Selain itu, sikap percaya diri yang ditunjukkan oleh peserta didik masih belum terlihat. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan penulis pada saat di lapangan masih banyak peserta didik yang merasa malu atau kurang percaya diri untuk mengutarakan pendapatnya pada saat pembelajaran. Berdasarkan Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016 Edisi Revisi, percaya diri merupakan suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan, adapun Indikator sikap percaya diri dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Berani tampil di depan kelas. 2. Berani mengemukakan pendapat. 3. Berani mencoba hal baru. 4. Mengemukakan pendapat terhadap suatu topik atau masalah. 5. Mengajukan diri menjadi ketua kelas atau penpendidiks kelas lainnya. 6. Mengajukan diri untuk mengerjakan tugas atau soal di papan tulis. 7. Mencoba hal-hal baru yang bermanfaat 8. Mengungkapkan kritikan membangun terhadap karya orang lain. 9. Memberikan argumen yang kuat untuk mempertahankan pendapat. Selain itu keterampilan mengkomunikasikan informasi peserta didik masih belum terlihat. Hal ini dilihat dari hasil observasi yang dilakukan penulis bahwa, masih banyak peserta didik yang belum bisa dalam mengkomunikasikan informasi/materi yang telah disampaikan. Dengan demikian maka upaya untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi yaitu diperlukan keterampilan pendidik dalam memilih dan menggunakan model, metode, dan pendekatan pembelajaran yang cocok dan mampu membangkitkan proses belajar peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan jurnal yang diakses melalui alamat website http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jee halaman 36 44, tanggal 28 April 2017 pukul 08.24 WIB Vivin Nurul Agustin dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik melalui Model Problem Based Learning (PBL), menyatakan bahwa: Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, nilai rata-rata mencapai 68,14 dan persentase tuntas belajar klasikal 70,59%. 4

Pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 84,31 dan persentase tuntas belajar klasikal menjadi 92,16%. Rata-rata kehadiran peserta didik pada siklus I 97,39% dan siklus II tetap 97,39%. Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran siklus I 66,28% (tinggi) dan meningkat pada siklus II menjadi 76,50% (sangat tinggi). Nilai performansi pendidik pada siklus I 82,25 (AB) dan meningkat pada siklus II menjadi 93,58 (A). Dapat disimpulkan bahwa model PBL dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar peserta didik serta performansi pendidik dalam pembelajaran matematika materi pecahan di kelas IV SD Negeri 01 Wanarejan Pemalang. Berdasarkan jurnal yang diakses melalui alamat website http://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/view/1600 halaman 56-74, tanggal 28 April 2017 pukul 08.32 WIB Yuditya Falestin dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Peserta didik Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010, menyatakan bahwa: Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I nilai hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Hasil penelitian pada siklus I meningkat dibandingkan sebelum dilaksanakannya penelitian, yaitu 78,57% peserta didik telah mencapai standar ketuntasan belajar minimal yaitu 65. Nilai rata-rata kelas setelah penerapan model Problem Based Learning mengalami peningkatan angka sebesar 4,18 (nilai sebelum siklus 69,05 dan nilai siklus I 73,23). Pada siklus II jumlah peserta didik yang mencapai standar ketuntasan belajar minimal sebanyak 40 peserta didik atau 95,24%. Nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu 82,90, terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar sebesar 9,67 (nilai siklus I 73,23 dan nilai siklus II 82,90). Bila dibandingkan dengan sebelum penerapan model Problem Based Learning, nilai rata-rata peserta didik pada siklus II ini mengalami kenaikan angka sebesar 13,85. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi peserta didik. Dengan demikian, melihat berbagai masalah yang terjadi di kelas IV SDN 063 Kebon Gedang dan membandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Vivin Nurul Agustin dan Yuditya Falestin dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) maka, pada kesempatan ini penulis ingin merancang suatu model pembelajaran yang dapat merangsang pikiran peserta didik dalam belajar Subtema Keberagman 5

Budaya Bangsaku untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). B. Identifikasi Masalah Setelah mengamati kegiatan pembelajaran di kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung ada ketidaktuntasan peserta didik dalam memahami materi, maka masalah yang ditemukan adalah : 1. Peserta didik kurang kondusif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 2. Peserta didik kurang antusias selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 3. Rendahnya hasil belajar peserta didik sehingga masih banyak peserta didik yang belum mencapai KKM. 4. Dari jumlah peserta didik secara keseluruhan yaitu 27 orang, hanya 35 % (10 orang) yang mencapai KKM dan sisanya 65 % (17 orang) masih belum mencapai KKM, dan KKM yang telah ditentukan adalah 70. 5. Ketidak tercapaian indikator sikap percaya diri peserta didik selama proses pembelajaran. Hal ini dilihat pada saat pembelajaran peserta didik merasa malu atau kurang percaya diri dalam mengutarakan pendapatnya, merasa canggung apabila sedang melakukan diskusi, tidak berani presentasi di depan kelas, dan merasa ragu untuk bertanya atau menjawab pertanyaan, serta mudah putus asa. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan permasalahan yaitu Apakah dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Tema Indahnya Kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas IV Semester I SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung?. Rumusan masalah di atas lebih lanjut dijabarkan menjadi pertanyaan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 6

1. Bagaimana perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di Kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di Kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung? 3. Apa hambatan hambatan yang terjadi pada saat proses pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di Kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung? 4. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan hambatan yang terjadi saat proses pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di Kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung? 5. Bagaimana hasil belajar peserta didik setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di Kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung? 6. Apakah sikap percaya diri peserta didik dapat meningkat setelah menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di Kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui apakah dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada Subtema Kebergaman Budaya bangsaku di kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Bandung. 7

2. Tujuan khusus a. Untuk dapat membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di kelas IV SDN 063 Kebon Gedang. b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di kelas IV SDN 063 Kebon Gedang. c. Untuk mengetahui hambatan hambatan yang terjadi pada saat proses pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di Kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung. d. Untuk mengetahui solusi mengatasi hambatan hambatan yang terjadi saat proses pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) di kelas IV SDN 063 Kebon Gedang. e. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di Kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung. f. Untuk mengetahui sikap percaya diri peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di Kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 8

1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 063 Kebon Gedang Kota Bandung dan semua peserta didik dapat mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70, sesuai dengan teori menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) hasil belajar adalah keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik, yakni prestasi belajar peserta didik di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi peserta didik: 1) Membantu peserta didik untuk memahami materi pembelajaran. 2) Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik selama peserta didik mengikuti pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 3) Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di kelas IV SD. b. Manfaat bagi pendidik: 1) Dapat menambah pengetahuan pendidik dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku. 2) Dapat menambah pengetahuan pendidik dalam penggunaan model pembelajaran yang tepat dan efektif dalam pembelajaran di kelas IV SD. 3) Dapat memperbaiki kinerja pendidik dalam mengajar terutama pada pembelajaran di kelas IV SD. c. Manfaat bagi sekolah: 1) Dapat dijadikan metode atau acuan pembelajaran selanjutnya dalam pembelajaran di kelas IV SD. 2) Membantu mengembangkan model pembelajaran yang bervariasi. 9

3) Dapat memberikan ide positif dan memecahkan permasalahan pembelajaran yang timbul, sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusan di sekolah tersebut. d. Manfaat bagi Peneliti 1) Mendapatkan pengalaman dalam merancang dan melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran. 2) Mendapat tambahan wawasan tentang penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). e. Manfaat bagi Peneliti Lainnya Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat dijadikan sumber literatur bagi para peneliti lainnya dengan kajian serupa guna mempermudah pelaksanaan penelitian yang telah direncanakan. F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah pengertian terhadap istilah istilah yang terdapat dalam variabel penelitian ini, maka istilah istilah tersebut kemudian didefinisikan sebagai berikut : 1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang bercirikan adanya suatu permasalahan yang nyata sebagai konteks untuk sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan. Menurut Barrow dan Miftahul Huda (2015, hlm.271) mengemukakan bahwa: Problem Based Learning (PBL) sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu strategi pengajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahanmasalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dan materi pelajaran. 10

Barrows (1982), sebagai pakar PBL menyatakan bahwa definisi PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru.. PBL adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004) 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku ke arah lebih baik sebagai proses pembelajaran diri sendiri dan lingkungan, mencakup perubahan kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk mengetahui perkembangan sampai dimana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989: hlm. 82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik, yakni prestasi belajar peserta didik di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka. Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980: hlm. 25) hasil belajar peserta didik bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan peserta didik. G. Sistematika Skripsi Secara garis besar skripsi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pembuka skripsi, bagian isi skripsi dan bagian akhir skripsi. Berikut adalah sistematika skripsi: 11

1. Bagian Pembuka Skripsi Bagian pembuka skripsi terdiri dari halaman sampul, halaman pengetahuan, halaman moto dan persembahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, kata pengantar, ucapan terimakasih, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, serta daftar lampiran. 2. Bagian Isi Skripsi a. Bab I Pendahuluan. 1) Latar belakang masalah. 2) Identifikasi masalah. 3) Rumusan masalah. 4) Tujuan penelitian. 5) Manfaat penelitian. 6) Definisi operasional. 7) Sistematika skripsi. b. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran. c. Bab III Metode Penelitian. 1) Metode penelitian. 2) Desain penelitian. 3) Subjek dan objek penelitian. 4) Pengumpulan data dan instrumen penelitian. 5) Teknik analisis data. 6) Prosedur penelitian. d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. e. Bab V Simpulan dan Saran. 3. Bagian Akhir Skripsi a. Daftar pustaka. Lampiran 12