Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN DIAGNOSIS KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN IDENTIFIKASI DIAGNOSIS KEPERAWATAN PADA PASIEN DI RUANG PARU SEBUAH RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan klinik yang sering dijumpai dalam praktek praktis sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya

ASUHAN KEPERAW RSUD. Disusun Oleh : J ATAN FAKULTAS

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain

LAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional.

BAB IV HASIL PENELITIAN

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Adhar, Lusia, Andi 26-33) 26

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku hidup sehatnya, khususnya pada pola makannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

BAB V HASIL PENELITIAN

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

BAB I PENDAHULUAN. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

I. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB III ANALISA KASUS

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pekerjaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB I PENDAHULUAN. belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data Laboratorium

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. infeksi virus selain oleh bakteri, parasit, toksin dan obat- obatan. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

Lembar Persetujuan Responden

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

PENGETAHUAN PASIEN DENGAN GASTRITIS TENTANG PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GASTRITIS

Metodologi Asuhan Keperawatan

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KUESIONER PENELITIAN

Proses Keperawatan pada Bayi dan Anak. mira asmirajanti

BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. bagi manusia, khususnya bidang diagnostik, salah satunya adalah teknik

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami dispepsia (Djojoningrat, 2009). 21% penderita terkena dispepsia dimana hanya 2% dari penderita yang

Daftar Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Standar Diagnosasis Keperawatan Indonesia (SDKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DEMAM TIFOID DI BANGSAL ANGGREK RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Intensif Care Unit berkembang cepat sejak intensif care unit (Intensive Terapy

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB 1 PENDAHULUAN. paling sering terjadi. Peningkatan penyakit gastritis atau yang secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. gangguan mual-mual, perut keras bahkan sampai muntah (Simadibrata dkk,

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

BAB IV METODE PENELITIAN

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

: Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien tentang. Juni-Juli 2014

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

Transkripsi:

PENELITIAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN Putri Wulansari*, Heni Apriyani** *Alumni Poltekkes Tanjungkarang **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang Penyakit gastrointestinal adalah suatu penyakit pada jalan makanan atau pencernaan. Hasil presurvey menunjukkan bahwa penyakit dengan gangguan pencernaan yang terdapat di ruang penyakit dalam pada tahun 2012-2014 adalah Thypoid berjumlah 83 orang, Gastritis 660 orang, GE 238 orang, Hepatitis sebanyak 177 orang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada pasien yang dirawat dengan gangguan pencernaan yaitu gastritis, klien memiliki keluhan nyeri ulu hati, mual, muntah, dan tidak nafsu makan.peneliti juga menemukan bahwa diagnosis keperawatan yang ditegakkan oleh perawat tidak sesuai dengan keluhan pasien. Perawat yang bertugas di ruang penyakit dalam diantaranya mengatakan bahwa sering sekali mereka mengalami kesulitan dalam penegakan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan proses keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan yang muncul pada pasien dengan gangguan pencernaanl yang dirawat di Ruang Penyakit Dalam RSD HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara tahun 2015, selama bulan Juni Juli. Desain penelitian adalah deskriptif, yang melibatkan 25 responden melalui teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diagnosis keperawatan aktual yang dialami pasien adalah : Nausea (100% responden), nyeri akut (91,7% responden), gangguan pola tidur (58,33% responden, dan gangguan menelan (58,33% responden, dan gangguan mukosa oral (50% responden). Saran bagi pihak RS adalah menjadikan diagnosis keperawatan temuan sebagai dasar pembuatan standar asuhan keperawatan bagi pasien dengan keluhan gastrointestinal yang dirawat di RSD HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara. Sedangkan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya adalah melanjutkan penerapan standar asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pencernaan. Kata kunci : diagnosis keperawatan, pasien gangguan pencernaan Latar Belakang Penyakit gastrointestinal adalah suatu penyakit pada jalan makanan atau pencernaan. Penyakit gastrointestinal yaitu kelainan penyakit kerongkongan (eshofagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar (kolon), hati (liver), saluran empedu (traktus bililaris) dan pancreas (Sujono Hadi, 2002).Hasil presurvei diperoleh data bahwa penyakit dengan gangguan pencernaan yang terdapat di ruang penyakit dalam pada tahun 2012-2014 adalah penyakit Thypoid berjumlah 83 orang, Gastritis 660 orang, GE 238 orang, Hepatitis sebanyak 177 orang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada pasien yang dirawat dengan gangguan pencernaan yaitu gastritis, klien memiliki keluhan nyeri ulu hati, mual, muntah, dan tidak nafsu makan, sehingga peneliti menegakkan diagnosis keperawatan nausea, resiko kekurangan volume cairan dll. Hasil wawancara dengan lima perawat yang bertugas di ruang penyakit dalam tiga diantaranya mengatakan bahwa sering sekali mereka mengalami kesulitan dalam penegakan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah kerangka kerja untuk memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dan berkualitas (Debora, 2013). Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok, dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respons pasien terhadap penyakitnya (Wartonah-Tarwoto, 2004 ). Tahap-tahap dalam proses keperawatan adalah pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Diagnosis keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan. Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interprestasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang [40]

masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahnya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat (Nurjannah,2010). Sejauh ini belum ada standar asuhan keperawatan yang disepakati terkait perawatan pasien dengan gangguan pencernaan. Sedangkan proses mengkaji dan mendiagnosis merupakan kegiatan yang sangat penting karena menentukan keberhasilan keperawatan. Dalam merumuskan diagnosis keperawatan menurut Wilkinson (2007) terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan dalam mendiagnosis keperawatan adalah interpretasi dari data yang ada, kemudian melakukan verifikasi dengan pasien, menentukan label diagnosis keperawatan dan menuliskan diagnosis keperawatan. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Identifikasi diagnosis keperawatan pada pasien dengan gangguan pencernaan di ruang penyakit dalam RSUD H.M Ryacudu Kotabumi Lampung Utara Tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui diagnosis keperawatan aktual, risiko, promosi kesehatan dan potensial komplikasi pada pasien dengan gangguan pencernaan di ruang penyakit dalam RSUD HM Ryacudu Kotabumi lampung Utara pada tahun 2015. METODE Desain penelitian ini adalah penelitian deskriftif. Penelitian dilakukan di Ruang Penyakit Dalam RSD HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 minggu (Juni Juli 2015). Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dengan kriteria sampel yaitu sedang dirawat di Ruang Penyakit Dalam dan bersedia menjadi responden. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang disusun berdasarkan pengkajian NANDA -ISDA. Kuesioner diberikan kepada pasien lalu disimpulkan oleh peneliti diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan berdasarkan NANDA. Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi atau prosentase masing-masing dari setiap diagnosis keperawatan yang muncul pada berbagai gangguan pencernaan. HASIL Karakteristik Responden Tabel 1: Distribusi Responden Berdasarkan Penyakit Penyakit f % Dispepsia 12 48 GEA 5 20 Gastritis 3 15 Hepatitis 2 8 Sirosis Hepatis 2 8 Thypoid 1 4 Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel 1, hampir separuh penyakit yang dialami pasien di Ruang Paru adalah Dispepsia, sebanyak 12 orang pasien, dan hanya 1 orang pasien dengan diagnose medik Thypoid. Tabel 2: Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin f % Laki-laki 17 68 Perempuan 8 32 Jumlah 25 100 Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki. Responden laki-laki berjumlah 17 orang, dan 8 orang adalah perempuan. [41]

Tabel 3: Distribusi Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) f % 17-25 2 8 26 35 3 12 36 45 5 20 46 55 6 24 56 65 5 20 65 keatas 4 16 Jumlah 25 100 Berdasarkan Tabel 3, usia terbanyak pasien yang dirawat di Ruang Penyakit Dalam pada bulan Juli 2015, berada pada rentang usia 46 55 tahun, yaitu sebanyak 24%. Diagnosis Keperawatan Aktual Tabel 4: Daftar Diagnosis Keperawatan Aktual pada Pasien Dispepsia Nausea 12 12 100 Nyeri Akut 11 12 91,7 Gangguan Pola Tidur 7 12 58,33 Gangguan Menelan 7 12 58,33 Kerusakan Membran Mukosa Oral 6 12 50 Insomnia 4 12 33,33 Kerusakan Gigi 4 12 33,33 Perawatan diri: Mandi 4 12 33,33 Perawatan diri: Eliminasi 2 12 16,7 Perawatan diri: Berpakaian 1 12 8,33 Hipertermi 1 12 8,33 Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua responden mengalami Nausea (100%), dan hampir seluruhnya (91,7%) mengalami nyeri akut. Sedangkan diagnosis keperawatan yang dialami responden dengan prosentase 50% aau lebih adalah gangguan pola tidur, gangguan menelan dan kerusakan membrane: mukosa oral. Tabel 5: Daftar Diagnosis Keperawatan Aktual pada Pasien Gastroenteritis Diagnosis Aktual f Jml % Nausea 5 5 100 Nyeri Akut 3 5 60 Kerusakan 2 5 40 Gangguan Pola Tidur 1 5 20 Berdasarkan tabel di atas, seluruh responden mengalami Nausea (100%), dan hanya sekitar 20% yang mengalami gangguan pola tidur. Tabel 6: Daftar diagnosis keperawatan Aktual pada Pasien Gastritis Nausea 3 3 100 Kerusakan Gigi 3 3 100 Nyeri Akut 1 3 33,33 Pada tabel di atas, diagnosis keperawatan nausea dan kerusakan gigi dialami oleh seluruh responden, sedangkan nyeri akut dialami oleh 33,3% responden. Diagnosis Keperawatan Risiko Tabel 7: Daftar Diagnosis Keperawatan Risiko Pada Klien Dispepsia Risiko Jatuh 11 12 91,7 Risiko Ketidakseimbangan 11 12 91,7 elektrolit Risiko Kekurangan Volume Cairan 5 12 41,7 Risiko Gangguan Penyesuaian 4 12 33,3 Risiko Respon Alergi 2 12 16,7 Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa diagnosis keperawatan risiko jatuh, dan risiko ketidakseimbangan elektrolit dialami oleh lebih dari 90% responden, sedangkan risiko respon allergi hanya dialami oleh 16,7% responden. [42]

Tabel 8: Daftar Diagnosis Keperawatan Risiko Pada Klien Gastroenteritis Akut Risiko Gangguan Penyesuaian 5 5 100 Risiko Kekurangan Volume Cairan 5 5 100 Risiko Ketidakseimbangan 4 5 80 Elektrolit Risiko Jatuh 3 5 60 Risiko Respon Alergi 1 5 20 Berdasarkan tabel di atas, diagnosis keperawatan risiko gangguan penyesuaian dan risiko kekurangan volume cairan dialami oleh 100% responden dengan diagnosis medik Gastroenteritis Akut. Tabel 9: Daftar Diagnosis Keperawatan Risiko Pada Klien Gastritis Risiko Jatuh 2 3 66,7 Risiko Gangguan Penyesuaian 2 3 66,7 Risiko Ketidakseimbangan 1 3 33,33 Elektrolit Risiko Kekurangan Volume Cairan 1 3 33,33 Pada pasien gastritis, diagnosis keperawatan risiko yang dialami oleh responden adalah risiko jatuh (66,7%), risiko gangguan penyesuaian (66,7%). Sedangkan sisanya, yaitu diagnose keperawatan risiko ketidakseimbangan elektrolit, dan risiko kekurangan volume cairan sebanyak 33,3%. Potensial Komplikasi Tabel 10: Daftar Potensial Komplikasi Pada Klien Dispepsia Potensial Komplikasi f Jml % PC. Hypernatremia 5 12 41,67 PC.Antihypertensive therapi adverse effects 5 12 41,67 Pada tabel di atas dapat dilihat, dari 12 responden Dispepsia, terdapat 5 reponden yang mengalami PC: hypernatremia, dan 5 responden mengalami PC: Antihypertensive therapi adverse effects. Tabel 11: Daftar Potensial Komplikasi Pada Klien Gastroenteritis Akut Potensial komplikasi f Jml % PC. Hypernatremia 3 5 25 PC.Antihypertensive therapi adverse effects 5 25 Pada tabel di atas dapat dilihat, bahwa 3 dari 5 pasien mengalami Potensial Komplikasi hypernatremia dan Antihypertensive therapi adverse effects. Tabel 12: Daftar Potensial Komplikasi Pada Klien Gastritis Potensial Komplikasi f Jml % PC. Hypernatremia 1 3 33,33 PC.Antihypertensive therapi adverse effects 1 3 33,33 Pada tabel di atas terlihat, bahwa hanya ada 1 responden yang mengalami Potensial Komplikasi hypernatremia dan Antihypertensive therapi adverse effects. Diagnosis Keperawatan Promosi Kesehatan/Wellness Tabel 13: Daftar diagnosis keperawatan Promosi Kesehatan pada Pasien Dispepsia, Gastroenteritis dan Gastritis Kesiapan meningkatkan 14 20 70 pengetahuan Kesiapan meningkatkan tidur 8 20 40 Berdasarkan tabel di atas, diagnose keperawatan promosi kesehatan yang paling banyak terjadi adalah kesiapan meningkatkan pengetahuan (70%). [43]

PEMBAHASAN Diagnosis Keperawatan Aktual: Nausea Munculnya diagnosis keperawatan Nausea, diperkuat oleh batasan karakteristik yaitu sensasi muntah, peningkatan saliva, melaporkan mual, dan peningkatan menelan (NANDA, 2012). Mual merupakan suatu rasa yang tidak menyenangkan yang biasanya menyebar ke bagian belakang tenggorokan, epigastrium atau keduanya dan memuncak pada muntah. Rasa mual sering disertai dengan gejala vasomotor perangsangan otonom seperti saliva yang meningkat, berkeringat, pingsan, vertigo, takikardia. Mual mungkin disebabkan oleh penyakit lambung atau pankreas, obstruksi pilorus dan usus, gangguan emosi, perangsangan visual, penciuman ataupun pengecapan yang tidak menyenangkan, kelainan biokimia yang berkaitan dengan gangguan metabolik ataupun rasa nyeri yang hebat (Sodeman, 1995). Hal ini sesuai dengan pendapat Black & Hawk (2005), bahwa pasien dengan disfungsi gastrointestinal akan ditandai dengan erosi mukosa lambung, peningkatan motilitas, dan retensi isi gaster. Sehingga muncullah gejala nyeri akut, refluk asam, anoreksia, Hasil wawancara kepada perawat, menyebutkan bahwa mual merupakan keluhan yang paling banyak dirasakan pasien dengan gangguan pencernaan. Diagnosis Keperawatan Risiko Risiko jatuh, merupakan diagnosis keperawatan yang paling sering muncul pada pasien dengan diagnose medik Dispepsia, Gastroenteritis, dan Gastritis. Hal ini sesuai dengan batasan karakteristik untuk risiko jatuh, yaitu mengantuk, sakit akut, diare, dan gangguan keseimbangan (NANDA, 2012). Potensial Komplikasi Sangat jarang sekali perawat merumuskan diagnosis keperawatan yang bersifat kolaboratif atau disebut juga dengan potensial komplikasi. Masalah potensial komplikasi ditemukan pada pasien dengan gangguan pencernaan. Hal ini sesuai dengan Carpernito (2006) dalam Nurjanah (2012), bahwa proses pengkajian dapat menghasilkan tiga kesimpulan: 1. Memunculkan diagnosis potensial komplikasi (masalah kolaboratif) 2. Memunculkan diagnosis keperawatan 3. Memunculkan baik diagnosis keperawatan dan diagnosis potensial komplikasi Masalah potensial komplikasi yang muncul pada pasien Dispepsia, Gastroenteritis Akut dan Gastritis adalah : hypernatremia dan Antihypertensive therapi adverse effects. Diagnosis Keperawatan Promosi Kesehatan Diagnosis keperawatan wellness bersifat sejahtera, ditandai dengan sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dan ada status dan fungsi yang efektif (NANDA, 2012). Pada pasien dengan gangguan pencernaan, ditemukan diagnose keperawatan promosi kesehatan yaitu kesiapan meningkatkan pengetahuan dan kesiapan meningkatkan tidur, DAFTAR PUSTAKA Black & Hawk.2005. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Positive Outcomes. St Louis : Elsevier-Saunders. NANDA-I. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012 2014. EGC, Jakarta. Nurjannah, I, 2012, ISDA (Intan s Screening Diagnosis Assesment., Moco Media, Yogyakarta Nurjannah, I. 2012. Diagnostic reasoning dalam proses keperawatan. https://intansarinurjannah.wordpress.c om/2012/05/24/diagnostic-reasoningdalam-proses-keperawatan/. Diakses pada 18 Maret 2015. [44]

Tarwoto & Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta. Wilkinson. 2007. Diagnosis Keperawatan. EGC, Jakarta. [45]