POLITIK HUKUM PENGATURAN PELINDUNGAN DATA PRIBADI

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM KEBIJAKAN REGISTRASI KARTU PRABAYAR

KONTROVERSI PERPRES NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

Penanganan Politik Uang oleh Bawaslu Melalui Sentra Gakkumdu

PERMASALAHAN PEMILIH TANPA KTP ELEKTRONIK MENJELANG PILKADA SERENTAK 2018

Perjanjian Kemitraan Berdasarkan Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), perjanjian merupakan suatu peristiwa di

Kebijakan Percepatan Pelaksanaan Berusaha

POLITIK HUKUM PEMBERANTASAN TERORISME

TINDAK LANJUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG VERIFIKASI PARTAI POLITIK

REVISI PROYEK STRATEGIS NASIONAL

POLITIK HUKUM PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG: Analisis Terhadap Beberapa Undang-Undang Tahun

POLITIK HUKUM PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG: Analisis Terhadap Beberapa Undang-Undang Tahun

Kinerja Ekspor Nonmigas Indonesia Tahun 2017

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN DAN PENGHIMPUNAN DATA DAN INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN PERPAJAKAN

Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

Kebijakan Privasi (Privacy Policy)

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

Pasal 4. (1) Setiap Orang berhak memperoleh Informasi Publik sesuai dengan ketentuan Undang Undang ini.

LAPORAN KETUA BADAN LEGISLASI TENTANG PENAMBAHAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2010 DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI

PENANGANAN KONTEN NEGATIF BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PP TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. besar dan seakan akan dunia adalah sebuah kampung kecil yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan permasalahan dalam pengambilan setiap keputusan. Hukum. akan mendapatkan sanksi dari eksternal power.

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum

ARAH KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS Oleh : FX Soekarno, SH. 2

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

TANTANGAN DAN STRATEGI PARPOL DALAM PILKADA SERENTAK

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

BAB I PENDAHULUAN. ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Buku Saku Hak Atas Informasi. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi kini sangat cepat dan jauh berbeda

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH TERKAIT DENGAN KINERJA DAN SISTEM PENDUKUNG DPR Dipersiapkan oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia (PSHK)

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

SINKRONISASI DAN HARMONISASI HUKUM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH: STUDI DI PROVINSI BALI

Materi Sim Dig KD 3.2. Menerapkan Komunikasi Daring (3. Kewargaan Digital (Digital Citizenship)

Wacana Pasal Penghinaan Presiden atau Wakil Presiden Dalam RUU KUHP Oleh: Zaqiu Rahman * Naskah diterima: 28 Agustus 2015; disetujui: 31 Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam kehidupan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 20/PUU-XIV/2016 Perekaman Pembicaraan Yang Dilakukan Secara Tidak Sah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

2. Bagaimana Kami Menggunakan Informasi Anda

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM

Optimalisasi Fungsi Legislasi DPRD Melalui Pembentukan Peraturan Daerah Yang Berkualitas

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7

MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Selasa, 17 November 2009 HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYIARAN

MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE

PUSANEV_BPHN SISTEMATIKA. Latar Belakang. Rumusan Masalah. UU terkait Persandian. Tujuan Kegunaan. Ruang Lingkup

PEMBELAJARAN PELAKSANAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

KAJIAN HARMONISASI RUU PENYIARAN BADAN LEGISLASI DPR RI 2017

PENYELENGGARAAN IBADAH UMRAH: AKAR MASALAH DAN PENANGANANNYA 13

BAB IV KEBIJAKAN SEKURITISASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN IMIGRAN ILEGAL

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

IMPLIKASI PUTUSAN MK ATAS PENGGUNAAN HAK ANGKET DPR TERHADAP KPK

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Mendamaikan Pengaturan Hukum Penyadapan di Indonesia

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

CAKRAWALA HUKUM Perjalanan Panjang Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Oleh : Redaksi

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM

BAB V PENUTUP. 1. Tanggung Jawab Bank Dan Oknum Pegawai Bank Dalam. Melawan Hukum Dengan Modus Transfer Dana Melalui Fasilitas

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

Selamat Datang di Modul Pelatihan Melindungi Privasi Anda.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MATERI MUATAN REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

KENDALA PENCAPAIAN TARGET KEPESERTAAN PROGRAM JKN/KIS 13

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Hati-hati terhadap Tiket Pesawat Anda!

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno

KEJAHATAN TRANSNASIONAL DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGANANNYA. Penyunting Humphrey Wangke

R U J U K A N UNDANG UNDANG DASAR 1945 DALAM PUTUSAN-PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 34/PUU-XVI/2018 Langkah Hukum yang Diambil DPR terhadap Pihak yang Merendahkan Kehormatan DPR

Syarat dan Ketentuan Layanan Loketraja.com. (Terms and Conditions)

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUKUM KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. X, No. 08/II/Puslit/April/2018 1 POLITIK HUKUM PENGATURAN PELINDUNGAN DATA PRIBADI Denico Doly Abstrak Indonesia saat ini belum mempunyai regulasi secara komprehensif yang mengatur mengenai pelindungan data pribadi. Hal ini menyebabkan banyak terjadinya pencurian atau pengambilan data tanpa izin yang dapat merugikan pihak yang bersangkutan. Tulisan ini mengkaji bagaimana politik hukum pengaturan pelindungan data diri yaitu mengenai implementasi dan pengaturannya ke depan. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan masukan kepada DPR RI dalam mengatur mengenai pelindungan data pribadi dalam undang-undang. Pengaturan pelindungan data pribadi saat ini diatur dalam UU ITE dan Peraturan Menteri tentang Pelindungan Data Diri. Akan tetapi sampai saat ini implementasi dari kedua peraturan tersebut belum berjalan efektif. Hal ini dapat dilihat dari semakin maraknya jual beli data nasabah ataupun kasus yang terjadi di media sosial facebook. Oleh karena itu, diperlukan sebuah aturan yang secara komprehensif mengatur mengenai pelindungan data diri yang di dalamnya mengatur antara lain mengenai definisi data pribadi, bentuk-bentuk pelindungan, dan sanksi pidana. PUSLIT BKD Pendahuluan Penyalahgunaan data pengguna facebook mencapai 87 juta pengguna termasuk pengguna dari Indonesia. Chief Technology Office Facebook Mike Schroepfer mengatakan bahwa perusahaannya telah berbagi data hingga 87 juta pengguna facebook dengan perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica (CA). Dari jumlah tersebut, sebagian besar pengguna yang terkena dampak berada di Amerika Serikat. Berdasarkan data yang disajikan, Indonesia menjadi salah satu daftar negara yang data penggunanya dibagi ke CA sebesar 1,3% dari total atau sekitar 1.096.666 pengguna (detik.com, 2018). DPR RI dalam hal ini Komisi I sudah memanggil pihak Facebook Indonesia untuk mendapatkan penjelasan mengenai permasalahan penyalagunaan data tersebut. Akan tetapi Komisi I DPR RI merasa tidak puas terhadap jawaban atau penjelasan dari Facebook Indonesia, karena jawaban yang disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat

Umum (RDPU) selasa 17 April 2018 masih bersifat divensif dan normatif serta tidak lugas (detik.com, 2018). Kasus penyalahgunaan data pribadi bukan hanya sekali ini saja terjadi di Indonesia. Kasus penjualan data nasabah bank di Indonesia misalnya. Baru-baru ini terungkap seorang ahli IT berinisial IS menggunakan keahliannya untuk menjual ribuan database bank di sebuah situs (kompas.com, 2018). Hal tersebut menyebabkan seringkali marketing kartu kredit, KPR, KTA, dan lainnya memasarkan produknya melalui SMS atau telepon yang sangat mengganggu masyarakat. Permasalahanpermasalahan ini terjadi dikarenakan belum ada sebuah regulasi yang mengatur mengenai pelindungan data pribadi. Seringkali data seseorang diperjualbelikan tanpa adanya sanksi. Permasalahan akan timbul ketika data tersebut diperjualbelikan lalu dipergunakan untuk kepentingan illegal seperti pencurian atau pembelian secara online dengan illegal, dan lainnya. Berdasarkan hal tersebut, Penulis ingin mengkaji terkait politik hukum pengaturan pelindungan data pribadi, yaitu mengenai penganturannya saat ini, implementasinya, dan bagaimana pengaturannya ke depan. Politik Hukum Pengaturan Data Pribadi Politik hukum menurut Mahfud MD yaitu kebijakan hukum yang akan atau telah dilaksanakan oleh pemerintah (Mahfud MD, 1998: 8). Indonesia saat ini memiliki peraturan mengenai pelindungan data pribadi dalam UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan Peraturan Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016 (Permenkominfo). Pasal 26 UU ITE mengatur bahwa setiap penggunaan informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan orang yang bersangkutan. Selain itu, Permenkominfo juga telah mengatur mengenai bentukbentuk pelindungan terhadap data pribadi, hak pemilik data pribadi, kewajiban pengguna, kewajiban penyelenggara sistem elektronik, penyelesaian sengketa, dan sanksi. Implementasi dari kedua kebijakan hukum terkait dengan pelindungan data pribadi ini dinilai belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari makin maraknya marketing dari pihak asuransi ataupun kartu kredit yang menawarkan produknya melalui SMS, telephone, atau whatsapp. Bagi sebagian orang, kegiatan tersebut cukup mengganggu privasi dan dapat membahayakan. Sebagai salah satu contoh kegiatan yang membahayakan dari pencurian data pribadi yaitu penipuan yang mengatasnamakan produk atau jasa tertentu sehingga dapat membuka jaringan keamanan data kartu kredit atau akun aplikasi tertentu. Hal ini tentu saja akan merugikan masyarakat karena akan kehilangan sejumlah uang atau akun tersebut dapat digunakan untuk kejahatan lainnya. Permasalahan lain dari tidak implementatifnya aturan ini yaitu berbagai aturan tersebut tidak diikuti dengan ancaman pidana 2

3 ataupun sanksi lainnya. Misalnya dalam Pasal 26 UU ITE yang tidak memuat ancaman pidana yang dapat dikenakan kepada seseorang apabila menggunakan informasi data pribadi orang lain tanpa persetujuan yang bersangkutan. Hal ini kemudian yang menyebabkan seseorang memang dengan sengaja untuk mengakses data pribadi seseorang untuk kemudian dipergunakan untuk hal-hal tertentu yang berpotensi untuk melanggar undang-undang. Sedangkan dalam Permenkominfo hanya memuat sanksi administrasi. Sanksi tersebut berupa peringatan lisan, peringatan tertulis, penghentian sementara kegiatan, dan/atau pengumuman di situs dalam jaringan. Sanksi ini tentu saja tidak akan memberikan efek jera kepada para pelaku pencurian data pribadi. Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa politik hukum itu mempunyai sebuah tujuan sosial dan hukum, sehingga tujuan tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat (Satjipto Rahardjo, 2005: 35). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa politik hukum sebuah peraturan perundang-undangan harus memiliki manfaat bagi masyarakat secara langsung. Pelindungan data pribadi merupakan salah satu bentuk hak yang harusnya diperoleh masyarakat, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Tahun 1945) Pasal 28 D ayat (1) yaitu hak untuk mendapatkan pelindungan. Hak untuk mendapatkan pelindungan merupakan amanat yang tertuang dalam konstitusi, oleh karena itu setiap data pribadi yang diolah baik itu oleh pemerintah, pemerintah daerah, lembaga, badan hukum, atau institusi apapun harus bersifat rahasia dan tidak dapat disebarkan tanpa ada izin dari yang bersangkutan. Politik hukum mengajarkan bahwa sebuah produk hukum dapat dibentuk berdasarkan apa yang dikehendaki oleh masyarakat. Oleh karena itu, politik hukum memberikan ruang kepada pemegang kebijakan legislasi untuk membentuk hukum yang dapat menjamin atau dapat memberikan pelindungan kepada masyarakat mengenai apa yang menjadi hak masyarakat tersebut. Konsitusi sudah memberikan amanat kepada negara yang dalam hal ini yaitu para pemegang kekuasaan untuk memberikan pelindungan kepada masyarakat. Oleh karena itu, produk hukum yang memuat ketentuan mengenai pelindungan data pribadi perlu dibentuk secara komprehensif sehingga dapat diimplementasikan baik oleh masyarakat maupun lembaga-lembaga lain yang mengolah data pribadi masyarakat. RUU Pelindungan Data dan Informasi Pribadi Rancangan Undang-Undang tentang Pelindungan Data dan Informasi Pribadi (RUU PDIP) sudah menjadi Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun 2015 2019 dan akan menjadi usulan dari Pemerintah. Urgensi dari RUU PDIP ini sudah diungkapkan oleh ELSAM yang telah mengkaji bahwa terdapat 30 UU yang saling tumpang tindih (overlapping) terkait dengan pengaturan mengenai pelindungan data pribadi (liputan6.com, 2018).

Tumpang tindih tersebut terkait dengan tujuan pengolahan data, notifikasi, tujuan pembukaan data, durasi pengumpulan dan pembukaan data, penghancuran data, pemberian izin pembukaan data, sanksi, dan pemulihannya (liputan6.com,2018). Oleh karena itu, diperlukan sebuah regulasi yang mengatur secara khusus terkait pelindungan data pribadi, agar tercipta aturan yang secara komprehensif mengatur mengenai pelindungan data pribadi. Pentingnya sebuah regulasi yang mengatur mengenai data pribadi yaitu harus didasarkan pada letak kepentingan masyarakat, di mana masyarakat perlu dilindungi dari perbuatan atau tindakan yang dapat merugikan masyarakat tersebut. Hal ini didasari pada apa yang diungkapkan oleh Sunaryati Hartono (BPHN, 2018) bahwa falsafah hukum yang dianut oleh pendiri bangsa Indonesia adalah rakyat Indonesia menganut hak dasar manusia baik sebagai kelompok maupun sebagai perorangan. Hal ini juga sesuai dengan amanat yang tertuang dalam UUD Tahun 1945 yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM). Sesuai dengan hal tersebut, maka pelindungan data pribadi seseorang merupakan HAM yang dilindungi oleh konstitusi dan Pancasila. Seseorang berhak untuk mendapatkan pelindungan dari negara terkait dengan data pribadinya. Selain HAM, pentingnya RUU PDIP ini lebih kepada keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatannya baik itu secara online maupun manual. Seseorang akan merasa lebih nyaman dan aman ketika ada jaminan hukum bahwa data yang di-share untuk keperluan administrasi kependudukan, keuangan, pajak, dan lainnya serta data yang di-share ke ruang publik menjadi aman dan tidak dapat diakses oleh siapapun tanpa izin dari pemilik data. Hal ini juga untuk menjamin investasi di Indonesia yang dilakukan oleh pengusaha yang berasal dari luar negeri. Pengabaian terhadap pelindungan data pribadi akan tetap memberikan ruang kepada oknum yang memperjualbelikan data pribadi untuk kepentingan pemasaran produk. Hal ini akan semakin mengganggu aktivitas masyarakat yang sering mendapatkan telepon atau SMS yang berasal dari marketing atau penggunaan data pribadi secara ilegal. Adanya regulasi yang mengatur pelindungan data dan informasi pribadi diharapkan dapat mewujudkan: (BPHN, 2018) 1. Terlindunginya dan terjaminnya hak dasar warga negara terkait dengan privasi atas data pribadi. 2. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat untuk menghargai hak privasi setiap orang. 3. Terjaminnya masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dari pemerintah, pelaku bisnis dan organisasi kemasyarakatan lainnya. 4. Terhindarnya bangsa Indonesia dari segala macam eksploitasi dari bangsa lain terhadap keberadaan data pribadi warga Indonesia. 5. Meningkatnya pertumbuhan industri teknologi, informasi dan komunikasi. 4

5 Penutup Permasalahan pelindungan data pribadi merupakan permasalahan yang cukup rumit dan perlu mendapatkan perhatian yang bijaksana dari para pemegang kekuasaan. Hal ini dikarenakan permasalahan pelindungan data pribadi merupakan permasalahan yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat. Masyarakat akan semakin dirugikan oleh pencurian data pribadi tersebut. Oleh karena itu, dalam politik hukum, para pemegang kekuasaan dapat mengevaluasi kebijakan yang saat ini berlaku di masyarakat. Apabila diperlukan, hasil evaluasi tersebut dapat dikembangkan dengan membentuk sebuah peraturan dalam bentuk undangundang yang dapat menjadi dasar bagi pelindungan kepada masyarakat. DPR RI sebagai lembaga yang diberikan kekuasaan untuk membentuk undang-undang dapat berperan untuk mendorong pemerintah untuk segera membentuk RUU Pelindungan Data dan Informasi agar segera dibahas bersama dengan DPR RI. Referensi BPHN, Naskah Akademis Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Data Pribadi, http://www.bphn. go.id/data/documents/na perlindungan_ data_ pribadi. pdf, Haryanto, Agus Tri. 5 Jam Dicecar DPR, Facebook Jadi Diblokir di Indonesia?, https://inet. detik.com/law-and-policy/d- 3976120/5-jam-dicecar-dprfacebook-jadi-diblokir-diindonesia, diakses 18 April 2018. Librianty, Andina. Polemik RUU Perlindungan Data Pribadi, https://www.liputan6.com/ tekno/read/3370157/polemikruu-perlindungan-data-pribadi, Librianty, Andina. Ini Urgensi UU Perlindungan Data Pribadi, https://www.liputan6.com/ tekno/read/3142793/iniurgensi-uu-perlindungan-datapribadi, MD, Mahfud. (1998). Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: LP3ES. Puspita, Sherly. (2018). Terbongkarnya Bisnis Jual Beli Nasabah Via Situs Web, https:// megapolitan.kompas.com/ read/2018/04/17/10511881/ terbongkarnya-bisnis-jual-belidata-nasabah-bank-via-situsweb, Rahman, Adi Fida. Data Pengguna Facebook Bocor Capai 87 Juta, Teramsuk Indonesia, https://inet.detik.com/ security/d-3954475/datapengguna-facebook-bocorcapai-87-juta-termasukindonesia,

Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Data Pribadi, http://peraturan. go.id/rancangan/dow nload/11e6f8061a0d1bb 8a207313431393337.html, Satjipto Rahardjo. (2000). Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti. 6 Denico Doly denico.doly@dpr.go.id Denico Doly, S.H.,M.Kn., menyelesaikan pendidikan S1 ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung pada tahun 2007 dan pendidikan S2 Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro pada tahun 2009. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Muda Hukum pada Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI. Beberapa karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan melalui jurnal dan buku antara lain: Penyelesaian Sengketa Tanah Negara sebagai Aset Negara (2013), Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Responsif (2015), Penegakan Hukum Terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan: tantangan dan Prospek (2015), dan Upaya Penguatan Kelembagaan KPI dalam Perpektif Hukum (2015). Info Singkat 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI http://puslit.dpr.go.id ISSN 2088-2351 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi tulisan ini tanpa izin penerbit.