BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan di bidang ekonomi ini sangat penting karena dengan

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

I. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BPS PROVINSI LAMPUNG PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2017

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2015

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Mitrawan Fauzi

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Arsyad (1999), inti permasalahan yang biasanya terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III-2017

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN IV-2016


BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI KAWASAN MEBIDANGRO SUMATERA UTARA TESIS. Oleh: ELRIDA SURYANI HARAHAP /EP

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat merasakan kesejahteraan dengan cara mengelola potensi-potensi ekonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN I-2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

Produk Domestik Regional Bruto

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan ekonomi tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan terlebih dahulu memerlukan berbagai usaha yang konsisten dan terus menerus dari seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat suatu negara maupun wilayah. Salah satu tujuan pembangunan secara makro adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat dan dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan peningkatan hasil produksi dan pendapatan. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan adanya pembangunan suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktifitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Suatu masyarakat dipandang mengalami suatu pertumbuhan dalam kemakmuran masyarakat apabila pendapatan perkapita menurut harga konstan mengalami peningkatan.

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai sekarang lebih tinggi dari capaian pada masa sebelumnya. Pertumbuhan tercapai apabila jumlah fisik barang-barang dan jasajasa yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut bertambah besar dari tahuntahun sebelumnya. Dalam pencapaian tujuan pembangunan ekonomi daerah dibutuhkan kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah (endogenous development), dengan menggunakan potensi sumber daya lokal. Identifikasi sektor/subsektor ekonomi potensial menjadi kebutuhan bagi optimalisasi proses dan keberhasilan pembangunan ekonomi dimaksud. Pembangunan daerah harus sesuai dengan kondisi potensial serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masingmasing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya proses pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan. Mebidangro merupakan kawasan strategis di Indonesia yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, terdiri atas Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo yang ditetapkan melalui Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Metropolitan Mebidangro. Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan kawasan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Kawasan Mebidangro memiliki kedudukan strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia

Thailand Singapura (IMT-GT). Posisinya yang strategis ini menjadi perhatian penting dalam pengembangan kawasan Mebidangro ke depan. Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kemakmuran suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar Harga Konstan. Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki PDRB atas harga berlaku terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Provinsi Riau. PDRB atas harga berlaku Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2008-2012 terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2008 nilai PDRB mencapai 213.931,17 milyar rupiah dan terus meningkat hingga tahun 2012 mencapai 351.118,2 milyar rupiah. Tabel 1.1. PDRB ADHB menurut provinsi (milyar rupiah) di Pulau Sumatera, 2008-2012 Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Aceh 73.547,5 71.694,5 79.145,3 87.995,0 96.108,7 2. Sumatera Utara 213.931,7 236.353,6 275.056,5 314.372,4 351.118,2 3. Sumatera Barat 70.954,5 76.752,9 87.226,6 98.957,3 110.103,9 4. Riau 276.400,1 297.173,0 345.773,8 413.706,1 469.073,0 5. Jambi 41.056,5 44.127,0 53.857,7 63.355,3 72.654,2 6. Sumatera Selatan 133.664,9 137.331,8 157.735,0 182.390,5 206.330,9 7. Bengkulu 1.495,9 16.385,3 18.600,1 21.269,2 24.173,3 8. Lampung 73.719,3 88.934,8 108.404,3 127.908,3 144.561,4 9. Kep. Bangka belitung 21.421,3 22.997,8 26.713,0 30.415,6 34.325,4 10. Kep Riau 58.574,9 63.892,9 71.614,5 80.237,8 91.716,7 Sumatera 978.186,8 1.055.936,6 1.224.126,8 1.420.607,5 1.600.165,6 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara Perekonomian Provinsi Sumatera Utara juga dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator sangat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara tahun 2008-2012

mengalami fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,14 persen. Selama periode tersebut, angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara selalu berada di atas angka pertumbuhan ekonomi Nasional, kecuali pada tahun 2012. 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 2008 2009 2010 2011 2012 Sumatera Utara 6.39 5.07 6.42 6.63 6.22 Nasional 6.06 4.63 6.22 6.49 6.23 Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%) Sumatera Utara Nasional Gambar 1.1. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara dan Nasional tahun 2008-2012 Sedangkan untuk daerah yang termasuk ke dalam kawasan strategis Mebidangro, laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 rata-rata di atas 6 persen. Dari keempat kabupaten/kota tersebut hanya Kabupaten Deli Serdang yang angka pertumbuhan ekonominya berada di bawah pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 6,06 persen untuk Kabupaten Deli Serdang dan 6,22 persen untuk Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan Kota Medan, Kota Binjai dan Kabupaten Karo memiliki pertumbuhan ekonomi di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 7,63 persen (Kota Medan), 6,34 persen (Kota Binjai) dan 6,34 persen (Kabupaten Karo). Kota Medan memiliki angka pertumbuhan ekonomi terbesar di antara seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara.

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2012 (%) 8 7 6 5 4 3 2 1 0 7.63 6.34 6.06 6.34 6.22 Medan Binjai Deli Serdang Karo Sumatera Utara Gambar 1.2. Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di kawasan Mebidangro tahun 2012 (persentase) Pembangunan kawasan Mebidangro akan memberikan peluang bagi Provinsi Sumatera Utara untuk melakukan lompatan kemajuan koridor sektor ekonomi modern. Kemajuan ekonomi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi di kawasan strategis Mebidangro saja, tetapi akan berdampak juga ke daerah-daerah lain di kawasan Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan sebagai salah satu kabupaten/kota yang termasuk kawasan Mebidangro mempunyai pengaruh yang kuat sebagai pusat pertumbuhan di Provinsi Sumatera Utara. Selain Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan juga memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara kabupaten/kota lainnya di kawasan Mebidangro. Untuk itu perlu mengetahui daya tarik ekonomi khususnya antar wilayah kota Medan dengan kabupaten/kota lainnya di kawasan Mebidangro sebagai usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi antar daerah dan pemerataan pembangunan ekonomi. Dengan demikian akan dapat meningkatkan output regional dan efisiensi lokasi di daerah yang bersangkutan.

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Medan pada tahun 2012 mencapai 105,40 triliyun rupiah yaitu sekitar 30 persen dari PDRB ADHB Provinsi Sumatera Utara. Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan kontribusi sektor terbesar untuk PDRB Kota Medan yaitu mencapai 25,52 persen. Laju pertumbuhan Kota Medan berada di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 7,63 persen. Tabel 1.2. PDRB ADHB (juta rupiah), kontibusi sektoral (persentase) dan laju pertumbuhan (persentase) Kota Medan tahun 2012 Uraian PDRB ADHB Kontribusi Sektoral Laju Pertumbuhan (1) (2) (3) (4) 1. Pertanian 2,579,127.20 2.45 7.14 2. Pertambangan dan Penggalian 2,932.26 0.00-0.82 3. Industri pengolahan 14,567,460.19 13.82 3.70 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,618,516.16 1.54 2.64 5. Konstruksi 11,355,365.20 10.77 7.05 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 26,892,959.91 25.52 7.55 7. Pengangkutan dan Komunikasi 20,315,427.20 19.27 8.90 8. Keuangan, persewaan, dan Jasa Perusahaan 16,334,773.00 15.50 8.67 9. Jasa-jasa 11,733,881.04 11.13 10.08 TOTAL 105,400,442.18 100 7.63 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara Dalam melaksanakan pembangunan dengan sumber daya yang terbatas sebagai konsekuensinya harus difokuskan kepada pembangunan sektor-sektor yang memberikan dampak pengganda (multiplier effect) yang besar terhadap sektor-sektor lainnya atau perekonomian secara keseluruhan. Untuk meningkatkan perekonomian maka harus diketahui sektor apa yang menjadi basis atau unggulan sehingga pemerintah dapat memprioritaskan percepatan di sektor unggulan tersebut.

Mengingat kemajuan ekonomi kawasan Mebidangro akan memberikan dampak kepada kemajuan ekonomi kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara maka penulis merasa tertarik untuk menganalisis penentuan sektor unggulan perekonomian wilayah dan pola perubahan serta pertumbuhan sektoral dalam perekonomian kawasan MebidangroSumatera Utara dengan judul Analisis Sektor Unggulan Kabupaten/Kota di Kawasan Mebidangro Sumatera Utara. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian kabupaten/kota di kawasan Mebidangro Sumatera Utara? 2. Bagaimana pergeseran sektor perekonomian kabupaten/kota di kawasan Mebidangro Sumatera Utara? 3. Sektor-sektor apakah yang menjadi sektor basis dan sektorunggulan dalam perekonomian kabupaten/kota di kawasan Mebidangro Sumatera Utara? 4. Seberapa besar keterkaitan/daya tarik potensi ekonomi antara Kota Medan dengan kabupaten/kota lainnya di kawasan Mebidangro Sumatera Utara? 1.3. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Menganalisis klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian kabupaten/kota dikawasan Mebidangro Sumatera Utara. 2. Menganalisis pergeseran sektor perekonomian kabupaten/kota di kawasan Mebidangro Sumatera Utara.

3. Menentukan dan menganalisis sektor basis dan sektor unggulan dalam perekonomiankabupaten/kota dikawasan Mebidangro Sumatera Utara. 4. Menganalisis keterkaitan/daya tarik potensi ekonomi antara Kota Medan dengan kabupaten/kota lainnya di kawasan Mebidangro Sumatera Utara. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Untuk pemerintah a. Mengevaluasi arah kebijakan ekonomi pemerintah daerah, terutama dalam rangka perencanaan ekonomi makro regional khususnya kabupaten/kota di kawasan Mebidango Sumatera Utara. b. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah daerah untuk penetapan kebijakan yang akan datang yang berkaitan dengan pembangunan regional khususnya kabupaten/kota di kawasan Mebidango Sumatera Utara. 2. Untuk akademisi sebagai bahan penelitian berikutnya yang terkait. 3. Untuk penulis sebagai pengembangan dan pelatihan diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh.