BUDAYA MUTU PERTEMUAN #4 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merumuskan program pelaksanaan penjaminan kualitas yang diperlukan dalam organisasi. INDIKATOR PENILAIAN Ketepatan dalam merumuskan program pelaksanaan penjaminan kualitas yang diperlukan dalam organisasi terkait dengan budaya mutu. Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 2
BUDAYA ORGANISASI Untuk memahami budaya mutu, terlebih dahulu harus memahami budaya organisasi, yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut: Peningkatan terhadap bisnis/usaha Nilai organisasi Budaya Peran Model Tradisi organisasi Penyebaran budaya Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 3
PENGERTIAN BUDAYA MUTU Budaya Mutu Tujuan Budaya Mutu adalah sistem nilai organisasi yang menciptakan lingkungan yang kondusif untuk keberlangsungan perbaikan mutu yang berkesinambungan. adalah untuk membentuk suatu lingkungan organisasi yang memiliki sistem nilai, tradisi, dan aturan-aturan yang mendukung untuk mencapai perbaikan mutu secara terus menerus. Budaya mutu terdiri dari 1. Nilai-nilai 2. Tradisi 3. Prosedur 4. Harapan Tentang promosi mutu Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 4
BUDAYA MUTU VS. BUDAYA TRADISIONAL 1. Filosofi operasi Organisasi yang mengembangkan dan mempertahankan budaya mutu akan sangat berbeda dengan organisasi yang menerapkan budaya tradisional dalam hal, antara lain: 2. Tujuan 3. Pendekatan manajemen 4. Sikap terhadap pelanggan 5. Pendekatan pemecahan masalah 6. Hubungan pemasok 7. Pendekatan peningkatan kinerja Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 5
KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN BUDAYA MUTU Berorientasi terhadap kepuasan konsumen. Obsesi terhadap perbaikan terus menerus. Keinginan yang tulus akan masukan dan umpan balik. Pendekatan kerja tim terhadap masalah dan proses. Kemitraan internal yang saling mendukung. Rekan kerja dipandang sebagai konsumen internal. Pelibatan dan pemberian wewenang karyawan secara luas. Pendidikan dan pelatihan disediakan untuk karyawan pada semua level. Memiliki standar kerja yang tinggi. Penghargaan atas prestasi pekerja Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 6
MENGAKTIFKAN PERUBAHAN BUDAYA (1/2) Penerapan TQM harus disertai dengan menciptakan budaya mutu. Perubahan budaya dapat dilakukan sebelum atau setidaknya paralel dengan pelaksanaan TQM, dengan alasaan, antara lain: Perubahan tidak bisa terjadi dalam lingkungan yang tidak bersahabat. Pendekatan TQM mungkin berbeda dari manajemen biasa. Perpindahan ke TQM membutuhkan waktu. Dalam konversi ke TQM, hasil positif jarang dicapai dalam jangka pendek. Perubahan budaya merupakan salah satu tantangan paling sulit yang akan dihadapai oleh organisasi. Peran pimpinan puncak menjadi sangat penting. Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 7
MENGAKTIFKAN PERUBAHAN BUDAYA (2/2) Kadang-kadang, budaya organisasi tidak bisa diubah tanpa perubahan dalam kepemimpinan. Perubahan budaya memerlukan dukungan, ide, dan kepemimpinan dari karyawan di semua tingkatan. Membangun budaya mutu seperti membangun sebuah bangunan. Menurut Peter Scholtes, manajemen harus dimulai dengan mengembangkan pemahaman tentang "peraturan" dari perubahan organisasi. (lihat slide selanjutnya) Tahap awal untuk budaya mutu adalah memahami apa yang tampak/terjadi saat ini. Setiap tim yang ingin mengubah budaya organisasi harus mengetahui hukum perubahan organisasi dan memahami karakteristik organisasi yang memiliki budaya mutu yang kuat. Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 8
PERATURAN PERUBAHAN ORGANISASI Memahami sejarah dari budaya yang saat ini ada. Jangan menyalahkan sistem, namun meningkatkannya. Bersiaplah untuk mendengar dan mengamati. Libatkan semua orang yang terkena dampak dari perubahan. Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 9
PERTENTANGAN PERUBAHAN BUDAYA MUTU Perubahan banyak ditentang oleh banyak organisasi. Perbaikan berkelanjutan (Continous Improvement) berarti perubahan secara terus menerus. Juran menggambarkan perubahan organisasi sebagai Perlawanan/Bentrokan Budaya (Clash Between Cultures). Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 10
PERBEDAAN PERSEPSI PERUBAHAN Usulan Perubahan Persepsi Pendukung Persepsi Penentang Otomatisasi proses Meningkatkan Ancaman terhadap produksi produktivitas pekerjaan Melibatkan dan memberdayakan karyawan Membangun kemitraan dengan pemasok Menetapkan program pendidikan & pelatihan bagi karyawan Bergabung dengan jaringan perusahaan Fokus kepada sumber daya untuk perbaikan berkesinambungan Kerjasama saling menguntungkan Tenaga kerja lebih memiliki pengetahuan dan lebih terampil Meningkatkan daya saing, dapat berbagi biaya, & sumber daya Kehilangan kewenangan Mengganggu pembentukan jaringan pembelian Banyak mengeluarkan biaya Pesaing akan memperoleh keuntungan dari yang mereka pelajari tentang perusahaan kita. Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 11
MEMFASILITASI PERUBAHAN Tanggung jawab untuk memfasilitasi perubahan selalu jatuh ke orang-orang yang mendukung perubahan. Langkah-langkah memfasilitasi perubahan: 1 2 3 Mulai dengan pola pikir baru terhadap perubahan. Memahami kekhawatiran orang-orang yang berpotensi menentang. Melaksanakan strategi promosi perubahan Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 12
State of Mind MEMBANGUN BUDAYA MUTU Melibatkan perencanaan dan aktivitas spesifik. Terdapat fase yang disebut dengan Fase Transisi Emosional 2. Denial 7. Recovery 3. Realization 6. Understanding 1. Shock 5. Rebuilding 4. Acceptance Time (Duration Unspesified) Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 13
TAHAPAN MELAKUKAN PERUBAHAN Menurut Goetch & Davis. 1. Identifikasi perubahan yang dibutuhkan. 2. Tulis rencana perubahan. 3. Mengembangkan rencana perubahan. 4. Memahami proses transisi emosional. 5. Mengidentifikasi orang yang berpengaruh dan buat mereka menjadi pendukung. 6. Lakukan pendekatan persuasif. 7. Terapkan strategi pengenalan (sosialisasi). Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 14
PERILAKU MEMPERTAHANKAN BUDAYA Mempertahankan kesadaran mutu sebagai budaya. Pastikan bahwa ada banyak bukti komitmen pimpinan. Memberdayakan karyawan dan mendorong pengembangan diri dan inisiatif. Memperhatikan & menghargai perilaku yang cenderung untuk memelihara & mempertahankan budaya mutu. Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 15
REFERENSI Ashok Rao and Lawrence P. Carr, Total Quality Management: A Crossfunctional Perspective, John Wiley & Sons, 1996 Jenny Waller and Derek Allen, The T.Q.M. Toolkit: A Guide to Practical Techniques for Total Quality Management, Kogan Page, 1995 Soewarso Hardjosoedarmo, Total quality management, Andi, 2004 Suryadi Prawirosentono, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21: Kiat Membangun Bisnis Kompetitif, Bumi Aksara, 2007 Nursya'bani Purnama, Manajemen Kualitas: Perspektif Global, Fakultas Ekonomi UII, 2006 Bernardine Wirjana, Mencapai Manajemen Berkualitas, Andi, 2007 T. Yuri M Zagloel dan Rahmat Nurcahyo, Total Quality Management, 2012 Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 16
Materi #4 EBM503 - Manajemen Kualitas 6623 - Taufiqur Rachman 17