BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perekonomian selalu membutuhkan jasa perbankan. Perbankan merupakan salah satu institusi keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULAN. dikatakan sebagai jantung perekonomian negara. Kegiatan ekonomi suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk berbagai investasi seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Lemahnya sektor riil menjadi salah satu isu sentral dalam. penting dalam melakukan pemberdayaan sektor riil yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ikhwan Al-Shafa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial intermediary. berharga serta penanaman dana lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam umtuk melunasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan perekonomian. Peranan strategis disebabkan oleh fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran inbal jasa penjaminan oleh Pemerintah. ini dapat tercermin dari eksistens UMKM yang cukup dominan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berusaha. Kredit menurut IAI (dalam, Yuwono: 2012):

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA BERDASARKAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANGGI DWI ANGGRAINI 3EB

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pun mereka menganggap Bank merupakan nyawa untuk. menggerakkan perekonomian negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai berpindah dan mempercayai Perbankan Syariah. Sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak pemberi pinjaman dan pihak peminjam. Dalam kesehariannya

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah bank yang beroperasi mengikuti ketentuan-ketentuan

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi sebagai intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat. masyarakat yang kekurangan dana (Ismail,2010:13).

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dibagi dua yaitu lembaga keuangan bank dan Lembaga Keuangan Bukan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaaan lembaga perantara keuangan (financial intermediatery institution)

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan di Indonesia merupakan objek sekaligus subjek yang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan tambahan dana atau uang tidak hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis pada tahun 1997 telah berlalu, kini perbankan Indonesia dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat terhadap perbankan dan juga sebaliknya tanpa adanya

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi financial internediary atau peranan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi intermediasi ini bukan hal mudah bagi perbankan, mulai dari aktifitas penghimpunan dana sampai dengan penyaluran dana mengandung risiko. Pada dasarnya tujuan utama dari perusahaan adalah selalu berusaha untuk memperoleh laba/keuntungan yang maksimal, yaitu baik yang berasal dari kegiatan operasionalnya maupun kegiatan non operasional pada perusahaan yang bersangkutan. Begitu pula bagi perusahaan perbankan, keuntungan/laba juga merupakan hal yang mutlak untuk diperoleh. Fungsi bank sebagai penyalur dana yaitu menyalurkan dana yang berlebih kepada unit-unit yang memerlukan selain itu juga memberikan kredit kepada nasabah yang membutuhkan. Kredit merupakan tulang punggung bagi dunia perbankan, bahkan menjadi kegiatan utama dalam menjalankan usahanya karena perkreditan masih merupakan sumber pendapatan terbesar bagi bank hingga saat 1

ini. Dilain pihak, kredit sudah menjadi kebutuhan yang penting bagi masyarakat untuk memperoleh modal atau uang tunai untuk membuat usaha dan kepentingan lainnya. Pemberian kredit harus disertai dengan persyaratan yang lengkap dan absah menurut hukum agar pihak bank tidak menanggung risiko yang tinggi yang dapat menyebabkan bank mengalami kerugian dengan menanggung risiko kredit. Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana tertuang dalam pasal 1, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Adapun tujuan pemberian kredit menurut Kasmir (2012:88), yaitu mencari keuntungan bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Membantu usaha nasabah, tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. Membantu pemerintah, bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit maka adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Selain itu jenis-jenis kredit yang diberikan dapat berupa kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi. Kredit modal kerja digunakan untuk 2

keperluan meningkatkan produksi perusahaan, seperti pembelian bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses operasional perusahaan, kredit investasi biasa diberikan untuk penambahan asset perusahaan seperti halnya property, kendaraan, dll, sedangkan kredit konsumsi diberikan untuk kepentingan nasabah perorangan seperti kredit perumahan, kredit kendaraan dan sebagainya. Jenis kredit yang ditawarkan serta berbagai kemudahan dalam penyaluran kredit tersebut akan menjadi penilaian konsumsi. Penghasilan bunga dari penyaluran kredit merupakan pendapatan utama dari perusahaan perbankan. Ketika jumlah penyaluran kredit meningkat maka akan diikuti oleh meningkatnya pula laba bersih dan total asset yang secara otomatis akan membuat profitabilitas meningkat. Sebaliknya, apabila jumlah penyaluran kredit menurun maka profitabilitas pun akan menurun. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Kasmir (2005:71), bahwa peranan perbankan sebagai lembaga keuangan tidak terlepas dari masalah kredit, bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan laba. Menurut Sartono (2008:122), Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi. Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas (profitability ratio). 3

Penilaian kinerja perbankan telah ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 13/6/PBI/2011 tanggal 24 Januari 2011 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan Bank Umum. Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan salah satu indikator kinerja keuangan perbankan yaitu Return On Asset (ROA). Dalam hal ini Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. ROA merupakan indikator penting dari laporan keuangan yang memiliki berbagai kegunaan. Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva. Dilihat dari struktur asset bank, kredit atau pinjaman merupakan aktiva produktif terbesar sehingga pendapatan bunga yang diperoleh bank dari penyaluran kredit ini merupakan pendapatan terbesar yang diperoleh bank. Tapi karena sumber dana utama yang digunakan untuk membiayai penyaluran kredit tersebut berasal dari dana pihak ketiga maka besarnya pendapatan bunga tersebut akan diikuti pula dengan besarnya beban bunga yang harus dibayar kepada nasabah. Oleh karena itu pihak bank harus dapat menentukan besarnya tingkat bunga yang paling efektif sehingga kredit yang disalurkan dapat menghasilkan laba yang sebesar-besarnnya. Dalam arsitektur Perbankan Indonesia (PI) (2004) kriteria yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) untuk sebuah bank bisa menjadi bank jangkar (anchor bank) memiliki rasio Return On Asset (ROA) minimal 1,5%. 4

ROA perlu dijadikan pedoman dalam mengukur profitabilitas bank karena ROA merupakan indikator yang umum digunakan oleh BI sebagai pembina dan pengawas perbankan yang lebih mementingkan asset yang dananya berasal dari masyarakat, disamping itu karena ROA merupakan metode pengukuran yang objektif yang didasarkan pada data yang tersedia. Besarnya ROA dapat mencerminkan hasil dari serangkaian kebijaksanaan perusahaan terutama perbankan. Alasan dipilihnya ROA sebagai variabel terikat karena ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. ROA yang semakin besar, merupakan kinerja bank semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar. Oleh karena itu ROA merupakan rasio yang tepat digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Berikut perkembangan data kredit yang diberikan dan profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk 5

Tabel 1.1 Data kredit yang diberikan dan profitabilitas (ROA) PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Tahun Kredit yang diberikan (dalam jutaan rupiah) Profitabilitas (ROA) % 2009 198. 546. 617 3,13% 2010 246. 200. 576 3,50% 2011 314. 380. 848 3,37% 2012 388. 830. 299 3,55% 2013 472. 435. 041 3,66% Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Mandiri Tbk Berdasarkan tabel diatas dari tahun 2009 sampai tahun 2013 kredit yang diberikan setiap tahunnya mengalami kenaikan diikuti dengan kenaikan ROA tahun 2009 sampai tahun 2010 yaitu sebesar 3,13% menjadi 3,50% namun pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 3,37% dan naik lagi pada tahun 2012 sampai 2013 yaitu sebesar 3,55% menjadi 3,66%. Menurut penelitian terdahulu yaitu penelitian Abdurrahman, Atmadja, Darmawan (2014) menyatakan bahwa variabel jumlah kredit yang diberikan berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Assets. Berdasarkan teori yang didapat bahwa apabila kredit yang diberikan naik maka profitabilitas (ROA) akan naik begitu juga sebaliknya. Namun pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk tahun 2010, 2011 adanya ketidaksesuaian dengan teori dan dari hasil penelitian terdahulu terdapat ketidaksesuaian dengan hasil 6

penelitian lainya, maka penelitian ini mengangkat judul Pengaruh Kredit Yang Diberikan Terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan kredit yang diberikan pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. 2. Bagaimana perkembangan profitabilitas khusunya Return On Assets (ROA) pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. 3. Bagaimana pengaruh kredit yang diberikan terhadap profitabilitas khususnya Return On Assets (ROA) pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukan penelitian adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang terkait dengan tujuan penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kredit yang diberikan pada PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk. 2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan profitabilitas khususnya ROA pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kredit yang diberikan pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. 7

1.4 Kegunaan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan harus diyakini kegunaannya dalam pemecahan masalah yang diteliti. Oleh sebab itu, perlu dirumuskan secara jelas tujuan penelitian yang bertitik tolak dari permasalahan yang diungkap. Suatu penelitian setidaknya harus mampu memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik kegunaan pengembangan ilmu maupun kegunaan operasional. 1.4.1 Kegunaan Pengembangan Ilmu Merupakan sumbangan ilmu pengetahuan mengenai ilmu perbankan khususnya berkaitan dengan Kredit yang diberikan dan Profitabilitas. 1.4.2 Kegunaan Operasional 1. Bagi Penulis Untuk lebih memahami teori-teori yang telah diperoleh dan mengetahui bagaimana penerapannya di lapangan, khususnya masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 2. Bagi Akademik Dapat dijadikan sumber referensi dan pengetahuan bagi mahasiswa STIE EKUITAS yang akan melakukan penelitian selanjutnya atau penelitian yang sejenis. 3. Bagi Objek Penelitian Dapat menjadi bahan masukan untuk PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam mengelola Kredit yang diberikan dan Profitabilitas. 8

4. Bagi Masyarakat Umum dan Nasabah Akan membantu masyarakat untuk memperoleh informasi tentang bank yang bersangkutan, sehingga masyarakat memiliki keyakinan untuk menggunakan jasa bank tersebut. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan untuk pengambilan data penelitian yaitu Bank Mandiri (Persero) Tbk. Data dan informasi diperoleh melalui website www.mandiri.co.id. Adapun waktu pengambilan data dan informasi penelitian ini dimulai sejak Surat Keputusan (SK) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi sejak tanggal 25 September 2014. 9