2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2OO8 tentang. 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2AO9 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 7 SERI E

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI POLEWALI MANDAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI DHARMASRAYA PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI ENDE PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENDE NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 002 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 09 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA TARAKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

Transkripsi:

BUPATI EKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PAMEKASAN NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENDISTRIBUSIAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SE'JENIS SAMPAH RUMAH TANGGA KE TEMPAT PEMROSESAN AKHIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (1) huruf a Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pendistribusian Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga ke Tempat Pemrosesan Akhir; Mengingat : l. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 273O1; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2OO8 tentang Pengelolaan Sampah (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO8 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a851); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2AO9 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 14A, Tambahan Iembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2Ol1 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 20ll Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 523fl; 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 244, Tanrbahan Iembaran Negara Republik Indonesia Nomor 55871, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 56791;

2 7. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2Ol2 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 53a71; 8. Peraturan Pemerintah Nomor L2 Tahun 2Ol7 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OLT Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6Oa1); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8O Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 2 Tahun 2OI3 tentang Pengelolaan Sampah (kmbaran Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2013 Nomor 8); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENDISTRIBUSIAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SA'ENIS SAMPAH RUMAH TANGGA KE TEMPAT PEMROSESAN AKHIR. 9. BAB I K TEilTUAII T'TUT Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Pamekasan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten 3. 4. 5. 6. 7. 8. 10. Pamekasan. Bupati adalah Bupati Pamekasan. Dinas Lingkungan Hidup adalah Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pamekasan. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia daurt/ atau proses alam yang berbentuk padat. Sumber Sampah adalah asal timbulan sampah. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang sebagian besar terdiri dari sampah organik, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkeseimbangan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Produsen adalah pelaku usaha yang memproduksi barang yang menggunal n kemasan, mendistribusikan barang yang menggunakan kemasan dan berasal dari impor, atau penjual barang dengan menggunakan wadah yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam.

3 11. t2. 13. 14. 15. t6. 17. Reduce, reuse, recylce, yang selanjutnya disingkat 3R adalah segala aktivitas yang mampu mengurangr segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah (reduce), kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain (reuse), dan kegiatan mengolah sampah untuk dijadikan produk baru (recycle). Pengelola Sampah adalah pihak yang melaksanakan pengelolaan sampah, yakni Pemerintah Daerah, pelaku usaha/swasta, dan anggota yang melakukan pengelolaan sampah. Tempat Penampungan Sementara, yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu. Tempat Penampungan Sementara Reduce, Reuse, Recycle, yang selanjutnya disingkat TPS3R adalah tempat dilaksanakan kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang skala kawasan. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu, y rng selanjutnya disingkat TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, trrengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Tempat Pemrosesan Akhir, yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman foagi manusia dan lingkungan. Setiap orang adalah or rng perorang rn, kelompok orang, dan/atau badan hukum. BAB II ItrAI(ST'D DAIT TT'JUAIT Pasal 2 Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah untuk memberikan landasan hukum bagi Pemerintah Daerah dalam menyelen pendistribusian sarnpah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rrmah tangga ke TPA. Pasal 3 T\rjuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah: a. meningkatkan fungsi TPST dan/atau TPS3R dalam pengelolaan sampah dari sumber sampah; b. mengurangi timbulan sampah di TPA; c. menciptakan peluang kerja bidang tata kelola persampahan; dan d. memperpanjang umur TPA.

+ BAB III PENGEII)LITAil PERSATPAHAIT Bagian Kesahr Umum Pasal 4 (1) Pengelolaan persampahan meliputi kegiatan: a. pengurangan sampah; dan b. penanganan sampah. {2) Pengurangan dan penanganan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di TPST dan/atau TPS3R. Bagian Kedua Pengurangan Sampah Pasal 5 (1) Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dilakukan melalui: a. pembatasan timbulan sampah; b. pendauran ulang sampah; dan c. pemanfaatan kembali sampah. {2) Pembatasan timbulan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara pemilihan dan pemilahan sampah yang masuk. {3) Pendauran ulang sampah dan pemanfaatan kembali sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c dilakukan oleh anggota TPST dan atau TPSSR, atau bekerjasama dengan kelompok masyarakat lainnya, sekolah, dan/atau pondok pesantren. Pasal 6 Produsen wajib melakukan pembatasan timbulan sampah dengan: a. men5rusun rencana dan/atau program pembatasan timbulan sampah sebagai bagian dari usaha dan/atau kegiatan; b. menghasitkan produk dengan menggunakan kemasan yang mudah diurai oleh proses alam dan yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin. Pasal 7 (1) Produsen wajib melakukan pendauran ulang sampah dengan: a. menjrusun progrzrm pendauran ulang sampah sebagai bagian dari usaha dan/ atau kegiatannya; b. menggunakan bahan baku produksi yang dapat didaur ulang; dan c. menarik kembali sampah dari produk dan kemasan produk untuk didaur ulang. (2) Dalam melakukan pendauran ulang sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), produsen dapat menunjuk pihak lain.

5 (3) Pihak lain sssagaimana dimaksud pada ayat (21, wajib memiliki izin usaha dan/atau kegiatan. (41 Dalam ha1 pendaur rn ulang sampah yang menghasilkan kemasan untuk pangan, maka wajib mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 8 Produsen wajib melakukan pemanfaatan kembali sampah dengan: a. men5rusun rencana dan/atau program pemanfaatan kembali sampah sebagai bagian dari usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kebijatcan dan strateg pengelolaan sampah; b. menggunakan bahan baku produksi yang dapat diguna ulang; dan c, menarik kembali sampah dari produk dan kemasan produk untuk diguna ulang. Bagian Ketiga Penanganan Sampah Pasal 9 Penanganan sampah dilakukan melalui kegiatan: a. pemilahan; b. pengumpulan; c. pengangkutan; d. pengolahan; dan e. pemrosesan akhir. (U (21 t3) (4) Pasal 1O Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a dilakukan di TPST dan/atau TPS3R terhadap setiap sampah yang masuk. Pemilahan sampah sssagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara pengelompokan sampah menjadi 5 $imaljenis sampah yang terdiri atas: a. sampah 83; b. sampah yang mudah terurai; c. sampah yang dapat digunakan kembali; d. sampah yang dapat didaur ulang; dan e. sampah lainnya. Pengelola kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas rlrnlltn, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dalam melakukan pemilahan sampah wajib bekerja sama dengan Pengelola TPST dan/atau TPS3R. Pemerintah Daerah menyediakan sarana TPST dan/atau TPS3R.

6 (1) (21 (3) (4) (U (21 Pasal 11 Pengumpulan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal t huruf b dilakukan oleh: a. pengelola kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan Hrusus, fasilitas lrmlrrn, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya; dan b. Dinas Lingkungan Hidup. Pengelola kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas llrnt.m, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dalam melakukan pengumpulan sampah wajib bekerja sarna dengan Pengelola TPST dartlatalu TPS3R Dinas Lingkungan Hidup menyediakan TPS, TPST, daurr/ atau TPS3R pada wilayah pemukiman. TPS, TPST, dan/atau TPS3R sebagaimana dimaksud pada ayat (21dan ayat (3) harus memenuhi persyaratan: a. tersedianya sarana untuk mengelomtrrokkan sampah menjadi 5 (lima) jenis; b. luas lokasi dan kapasitas sesuai kebutuhan; c. lokasi mudah diakses; d. tidak mencemari lingfuungan; dan e. memiliki jadual pengumpulan dan pengangkutan. Pasal 12 Pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal t huruf (cl dilakukan oleh Pengelola TPST dan/atau TPS3R dengan cara: a. sampah rumah tangga di halaman rumah, TPS, danl atau tong sampah diambil oleh petugas TPST dan/atau TPS3R dan dibawa ke TPST dan/atau TPS3R untuk ditangani lebih lanjut; b. sampah kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, dan kawasan khusus dari sumber sampah diambil oleh petugas TPST dan/atau TPS3R dan dibawa ke TPST dan/atau TPS3R untuk ditangani lebih lanjut; c. sampah dari fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dari sumber sampah diambil oleh petugas TPST dan/atau TPS3R dan dibawa ke TPST dan/atau TPS3R untuk ditangani lebih lanjut; d. atas jasa pengangkutan selngaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, maka pihak perseorangan/rumah tangga, pemilik kawasan usaha, dan pemilik fasilitas umum wajib membayar jasa pengangkutan/ retribusi persampahan/ kebersihan sesuai kesepakatan dengan Pengelola TPST dan/atau TPS3R. Untuk petugas sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diberikan insentif dari pembagian biaya pemungutan retribusi persampahan/ kebersihan.

7 (3) Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk: a. menyediakan alat angkut sampah, termasuk menempatkan kontener di masing-masing TPST daurt/ atau TPS3R; dan b. mengangkut sampah sisa/residu yang ada di TPST dart/ atau TPS3R untuk dibawa ke TPA. Pasal 13 {1} Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d meliputi kegiatan: a. pemadatan; b. pengomposan; c. daur ulang materi; dan d. daur ulang energi. (2 Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat {1} dilakukan oleh: a. pengelola TPST dan/atau TPS3R; b. Dinas Lingkungan Hidup; dan c. petugas yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah. Pasal 14 (1) Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal t huruf e dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan menggunakan sanitary landfill. (2) TPA yang disediakan oleh Pemerintah Daerah wajib dilengkapi: a. fasilitas dasar; b. fasilitas perlindungan lingkungan; c. fasilitas operasi; dan d. fasilitas penunjang. Bagian Keempat Pengelolaan Sampah di TPS linglat Kelurahan/Desa Pasal 15 tu TPS atau tong sampah di tingkat Kelurahan/Desa adalah tempat penampungan sampah sebelum sampah dianglut oleh petugas TPST danlatau TPS3R untuk dibawa ke TPA. (21 Penyediaan lahan untuk TPST dan/atau TPS3R tingkat Kelurahan/Desa menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. Bagian Kelima Pengelolaan Sampah di hsar dan Terninal Pasal 16 (1) Penanggung jawab pasar dan terminal wajib melakukan pengumpulan sampah di TPS yang tersedia. (2) Penanggung jawab pasar dan terminal wajib membayar retribusi sampah kepada Pengelola TPST dan/atau TPS3R atas jasa pengangkutan sampah.

8 Bagian Keenam Pengelolaan Sampah di Rumah Sakit, hrskesmas, Iilinik, Rrsat Pengobatan, dan Sekotah Pasal 17 {1) Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Pusat Pengobatan, dan Sekolah wajib melakukan melakukan pengumpulan sampah di TPS yang tersedia. {2) Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Pusat Pengobatan, dan Sekolah wajib bekerja sama dengan Pengelola TPST dan/ atau TPS3R. {3) Jenis sampah y{lg bisa diangkut meliputi sampah organik dan sampah an organik. (4) Pengelola Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Pusat Pengobatan, Sekolah wajib membayar retribusi sampah kepada Pengelola TPST dan/atau TPS3R atas jasa pengangkutan sampah. BAB TV PERAIT STRTA UASYARAKAT Pasal 18 (1) Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan kebijakan, penyelenggaraan, dan pengawasan pengelolaan sampah rrmah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. pemberian usulan, pertimbangan, dan/atau sa-ran kepada Pemerintah Daerah dalam kegiatan pengelolaan sampah; b. pemberian saran dan pendapat dalam pemmusan kebiiakan dan strategi pengelolaan sampah mmah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga; c. penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang dilakukan secara mandiri atau bermitra dengan Pemerintah Daerah; dan/atau d. pendidikan dan pelatihan, kampanye, dan pendampingan oleh kelompok masyarakat kepada anggota masyarakat dalam pengelolaan sampah. (3) Pemerintah Daerah dalam meningkatkan peran serta masyarakat dilaksanakan dengan cara : a. sosialisasi; b. mobilisasi; c. kegiatan gotong royong; dan d. pemberian insentif. BAB V LITRANGAIT DALIIil PEITGEII)L/TAIT SATPAII Pasal 19 {1) Setiap or rng dalam melakukan pengelolaan sampah dilarang: a. memasukkan sampah dari luar daerah; b. mengimpor sampah;

9 c. mencampur sampah dengan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (E}3); d. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan; e. membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan; f. melakukan pen.rnganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat pemrosesan akhir; g. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah. (2) Tempat sampah yang telah ditentukan dan disediakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi: a. tempat sampah rumah tangga; b. tempat sampah fasilitas umum; c. TPS; dan d. TPA. (3) Larangan membakar sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g antara lain: a. membakar sampah yang menimbulkan bau, asap tebal, dan dapat menggernggu kesehatan; b. membakar sampah yang berupa bahan yang mudah meledak dan dapat menimbulkan kerusakan atau kebakaran; c. membakar sampah berupa bahan polimer (plastik, mika, karet, dan sejenisnya); d. membakar sampah di lokasi pemukiman padat penduduk; e. membakar sampah di lokasi atau berdekatan dengan tempat/fasilitas umum; dan I atau f. membakar sampah di TPS dan TPA. {a) Sampah hanya boleh dibakar di tempat pembakaran sampah yang telah memenuhi persyaratan teknis dengan menggrrnakan alat pembakar sampah (incenerator). Pasal 2O Setiap or rng dalam pengelol,aan sanpah dilarang : a. membuang sampah di sungai, selokan atau Bot, riol, saluran, jalan rltnlun, trotoar, atau tempat umum lainnya; b. membuang pecahan kaca, zat kimia atau zat lain yang membahayakan (limbah B3), kotoran hewan atau sampah yang berbau busuk, kecuali di tempat pembuangan sampah yang khusus disediakan dan dilakukan menurut tata. cara sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. mengubur sampah an organik; dan/atau d. buang air besar dan buang air kecil di jalan, jalur hiiau, taman, dan tempat umrrm lainnya.

10 BAB VI PENGAWASAIT DAN PEMBINAAN Pasal 2 1 Pengawasan dan pembinaan secara teknis terhadap pelaksanaan pengelolaan sampah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal22 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pamekasan. Ditetapkan di Pamekasan pada tanggal 5 Juni 2OI7 BUPATI PAMEKASAN, Diundangkan di Pamekasan pada tanggal 5 Juni 2Ol7 PIt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN, ACHMAD SYAFII MOHAMAD ALWI BERITA DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN 2OI7 NOMOR 17