BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditanamkan oleh para pemilik modal. Investasi merupakan penempatan sejumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prastowo (2002), Seorang investor membeli dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Gabungan (IHSG) turut mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, pasar modal banyak dijumpai diberbagai negara.

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. pesat yang merupakan salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat hutang dikenal dengan nama obligasi (Husnan, 2001:4).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB V PENUTUP. 1. Variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh positif tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1997 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari 56 emiten pada tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam Simanungkalit, 2009) dan pada tahun 2010, jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com). Dari peningkatan tersebut tampak bahwa pasar modal Indonesia dapat dijadikan sebagai alternatif penghimpunan dana dan penyalur dana yang cukup menarik. Dewasa ini, pasar modal Indonesia berkembang pesat ditandai dengan melonjaknya jumlah saham yang ditransaksikan dan semakin tingginya volume penjualan saham (Simanungkalit, 2009). Seiring dengan perkembangan yang pesat tersebut, diperlukan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi dipasar modal. Dalam pasar modal yang efisien, harga-harga saham mencerminkan semua informasi yang relevan dan pasar akan bereaksi apabila terdapat informasi baru (Jogiyanto, 2009:501). Salah satu bentuk informasi tersebut adalah laporan keuangan. Bagi investor, laporan keuangan dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan dalam membeli, menahan atau menjual surat berharga yang dimilikinya dengan tujuan mendapatkan return. 1

2 Salah satu sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal adalah saham. Saham adalah surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Ada banyak penyebab yang mendorong sebuah perusahaan menawarkan sahamnya kepada masyarakat luas, diantaranya memperbaiki struktur modal perusahaan, mencari tambahan modal yang digunakan untuk menambah kapasitas produksinya yang terbatas atau memperluas daerah pemasaran dan keinginan untuk memperluas hubungan bisnis. (Samsul, 2006: 69). Pembelian saham merupakan suatu investasi yang tidak mudah. Investor perlu memilih saham-saham terbaik yang dapat memberikan return (tingkat pengembalian) yang mereka harapkan karena tujuan utama investor berinvestasi dalam bentuk saham adalah untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen dimasa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Investor yang membeli saham biasa belum tentu akan mendapatkan pendapatan secara tetap dari perusahaan, karena saham biasa tidak mewajibkan perusahaan untuk membayar sejumlah kas terhadap pemegang saham. Meskipun investor tidak harus memperoleh pendapatan

3 yang tetap, investor dapat memanfaatkan fluktuasi harga saham untuk memperoleh keuntungan selisih harga atau disebut dengan capital gain. Namun dari fluktuasi harga-harga saham tersebut (kenaikan atau penurunan), seorang investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukannya. (Tandelilin, 2001: 18) Untuk meningkatkan return saham, maka investor harus mengetahui mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham. Menurut Samsul (2006: 200), faktor-faktor yang mempengaruhi return saham terdiri atas faktor makro dan faktor mikro. Faktor yang bersifat makro antara lain tingkat suku bunga umum domestik, tingkat inflasi, kurs valuta asing dan kondisi perekonomian internasional. Sedangkan faktor yang bersifat mikro meliputi laba bersih per saham, nilai buku per saham, debt to equity ratio dan rasio-rasio keuangan lainnya. Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa yang akan datang adalah dengan melihat sejauhmana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Tanpa pertumbuhan profitabilitas yang baik, maka investor tidak akan berminat terhadap saham perusahaan tersebut. Profitabilitas sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauhmana investasi yang dilakukan investor mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor. Salah satu rasio profitabilitas utama adalah Return On Asset (ROA) yang menggambarkan sejauhmana aktiva yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba (Tandelilin, 2001: 240). ROA yang

4 tinggi menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih. Hal ini akan membuat investor tertarik untuk memiliki saham tersebut. Semakin meningkatnya ketertarikan investor terhadap saham perusahaan, maka harga saham cenderung meningkat akibatnya return saham juga semakin tinggi. Selain melihat profitabilitas perusahaan, investor perlu mengetahui kesehatan perusahaan melalui perbandingan antara modal sendiri dan modal pinjaman. Modal pinjaman yang lebih besar daripada modal sendiri menyebabkan perusahaan itu mudah bangkrut, sebaliknya jika modal sendiri lebih besar daripada modal pinjaman, maka perusahaan itu sehat dan tidak mudah bangkrut. Jadi investor harus selalu mengikuti perkembangan rasio total utang terhadap total modal sendiri (debt to equity ratio) (Samsul, 2006: 204). Semakin besar debt to equity ratio ini semakin kecil kemampuan ekuitas dalam menjamin utang sehingga semakin berisiko perusahaan. Namun di sisi lain, makin tinggi debt to equity ratio, makin besar financial leverage dan makin besar pula proporsi dana kreditor yang digunakan untuk menghasilkan laba. Kreditor lebih menyukai peningkatan modal ekuitas sebagai pelindung atas kerugian. Karena jika modal ekuitas turun sebagai proporsi pendanaan perusahaan maka akan menurunkan perlindungan kreditor terhadap kerugian dan karenanya meningkatkan risiko kredit. (Wild, 2005: 213). Jika proporsi dana kreditor dapat diimbangi dengan potensi keuntungan dari leverage

5 keuangan, maka investor tidak akan merespon sebagai sebuah hal buruk yang akan menurunkan minat investor dalam memiliki saham perusahaan. Sehingga akan tetap memberikan return yang tinggi. Melalui laporan keuangan, investor juga akan bisa menghitung berapa besarnya pertumbuhan laba yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Perbandingan antara jumlah laba (dalam hal ini laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan, akan diperoleh komponen earning per share (EPS). Bagi investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan dimasa depan (Tandelilin, 2001: 233). Earning per share sering digunakan untuk menarik perhatian calon investor karena semakin tinggi earning per share maka semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Sehingga dengan EPS yang tinggi, maka investor akan tertarik memiliki saham perusahaan tersebut sehingga akan menaikkan harga saham dan memberikan return yang tinggi. Sebagai perusahaan manufaktur yang bergerak di industri makanan dan minuman, mengukur seberapa efektif perusahaan dalam mengelola persediaannya adalah hal yang penting. Untuk mengetahui seberapa efisien perusahaan dalam mengatur persediaannya yaitu dengan melihat rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio). Inventory turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode (Kasmir, 2008:

6 180). Rasio perputaran persediaan ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan mengatur persediaannya yaitu dengan menunjukkan berapa kali perputaran persediaan selama satu tahun (Ang, 1997: 18). Perputaran persediaan yang rendah menunjukkan perusahaan terlalu banyak menyimpan persediaan. Terlalu banyak menyimpan persediaan adalah suatu hal yang tidak produktif dan mencerminkan suatu investasi dengan pengembalian yang rendah atau nihil (Brigham dan Houston, 2006: 97). Jika persediaan yang disimpan terlalu banyak, hal ini akan menyebabkan biaya perawatan dan kerusakan secara fisik menjadi tinggi sehingga mengurangi keuntungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan perputaran persediaan yang tinggi maka hal ini adalah indikasi yang baik karena semakin cepat perputaran persediaan mengindikasikan penjualan yang lancar sehingga meningkatkan keuntungan. Peningkatan keuntungan ini akan direspon positif oleh investor sehingga harga saham naik dan return saham menjadi meningkat. Pada dasarnya, Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share dan Inventory Turnover dapat mempengaruhi bagaimana suatu harga saham dapat naik dan turun sehingga akan berpengaruh terhadap return saham yang didapat oleh seorang investor, selain itu investor juga dapat mengetahui kapan saham tersebut harus dibeli dan kapan saham tersebut tidak layak untuk dibeli. Namun Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share dan Inventory Turnover tidak jarang juga berpengaruh negatif terhadap Return Saham perusahaan.

7 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share dan Inventory Turnover Terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Fluktuasi harga-harga saham (kenaikan atau penurunan) telah membuat seorang investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukannya. 2. Tanpa pertumbuhan profitabilitas yang baik, maka investor tidak akan berminat terhadap saham sebuah perusahaan. 3. Modal pinjaman yang lebih besar daripada modal sendiri menyebabkan perusahaan itu akan mudah bangkrut. 4. Perputaran persediaan yang rendah menunjukkan perusahaan terlalu banyak menyimpan persediaan. Terlalu banyak menyimpan persediaan adalah suatu hal yang tidak produktif dan mencerminkan suatu investasi dengan pengembalian yang rendah atau nihil.

8 C. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi Return Saham, maka dalam penelitian ini diberikan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis memfokuskan pada pembahasan atas Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share dan Inventory Turnover Terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011? 2. Bagaimana pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011? 3. Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011?

9 4. Bagaimana pengaruh Inventory Turnover (ITO) terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011? 5. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Inventory Turnover (ITO) terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. 2. Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. 3. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. 4. Pengaruh Inventory Turnover (ITO) terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011.

10 5. Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Inventory Turnover (ITO) terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Bagi ilmu pengetahuan, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu akuntansi terutama dalam hal investasi dan pasar modal untuk kedepannya. 2. Secara Praktis a. Bagi Pelaku Pasar Modal Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi saham. b. Bagi Penulis Diharapkan menjadi wahana yang bermanfaat dalam menerapkan teori dan konsep yang telah dipelajari selama kuliah mengenai investasi saham dipasar modal. c. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wacana penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempunyai

11 pengaruh terhadap Return Saham dan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pada penelitian-penelitian berikutnya yang sesuai dengan tema-tema penelitian yang relevan.