NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Lili Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo lili.purwanti@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan unsur intrinsik novel Bak Rambut Dibelah Tujuh karya Muhammad Makhdlori, (2) mendeskripsikan nilai pendidikan karakter dalam novel Bak Rambut Dibelah Tujuh karya Muhammad Makhdlori, dan (3) mendeskripsikan skenario pembelajaran unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter dalam novel Bak Rambut Dibelah Tujuh karya Muhammad Makhdlori di kelas XI SMA. Hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik novel Bak Rambut Dibelah Tujuh, temanya adalah titian kehidupan dunia yang penuh dengan ujian, tokoh utamanya adalah Zarimah, penokohan dilakukan secara analitik dan dramatik, alurnya adalah alur maju, latarnya dihadirkan secara konkret, sudut pandangnya adalah orang ketiga mahatahu, amanatnya dikemas dalam cerita serta hubungan antarunsur terjalin secara harmonis. (2) Nilai pendidikan karakter dalam novel meliputi (a) religius, (b) jujur, (c) toleransi, (d) disiplin, (e) kerja keras, (f) kreatif, (g) mandiri, (h) demokratis, (i) rasa ingin tahu, (j) semangat kebangsaan, (k) cinta tanah air, (l) menghargai prestasi, (m) bersahabat/ komunikatif, (n) cinta damai, (o) gemar membaca, (p) peduli lingkungan, (q) peduli sosial, dan (r) tanggung jawab. (3) Skenario pembelajaran dilakukan menggunakan model Stratta sebagai berikut, (a) guru memberi tugas kepada peserta didik untuk membaca novel Bak Rambut Dibelah Tujuh, (b) guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menganalisis unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel, dan (c) guru memberi tugas kepada peserta didik untuk membuat simpulan serta memeragakan satu karakter tokoh novel. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai pendidikan karakter, skenario pembelajaran di kelas XI SMA PENDAHULUAN Kasus tindak kekerasan sering terjadi di Indonesia khususnya di kalangan pelajar. Berbagai bentuk tindak kekerasan yang mewabah di kalangan para pelajar di antaranya, tawuran antarpelajar, kericuhan antarpelajar yang dilakukan tanpa mencari tahu lebih dahulu penyebab utamanya, serta kasus pelecehan seksual yang akhir-akhir ini ramai dipergunjingkan. Kaitannya dengan perilaku di atas, Kemendiknas (2010: 3) mengungkapkan bahwa semua perilaku negatif di kalangan pelajar menunjukkan adanya kerapuhan karakter yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan di samping karena
kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Sehubungan dengan hal tersebut, apabila perilaku di atas dibiarkan berlarut begitu saja tanpa adanya suatu penanganan yang serius, tentu dapat berdampak bagi diri para pelajar. Dari sinilah pengukuhan pendidikan karakter harus segera ditanamkan. Samani dan Hariyanto (2012: 45) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Itulah sebabnya pendidikan karakter sangat penting untuk segera ditanamkan pada diri kalangan para pelajar. Kaitannya dengan pendidikan karakter, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter adalah dengan pembelajaran sastra. Abidin (2012: 213) mengungkapkan bahwa pembelajaran sastra merupakan suatu proses dalam memperkenalkan kepada peserta didik nilai-nilai yang terkandung dalam karya satra dan mengajaknya untuk merenungi nilai-nilai yang ada dalam karya sastra tersebut. Penulis memilih novel Bak Rambut Dibelah Tujuh sebagai media dalam penyampaian pendidikan karakter. Secara lengkap, penelitian ini berjudul Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Bak Rambut Dibelah Tujuh karya Muhammad Makhdlori dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Pembelajaran unsur intrinsik merupakan hal penting yang harus dipelajari dan dipahami lebih dahulu sebelum mempelajari unsur ekstrinsik (nilai pendidikan karakter). Nurgiyantoro (2012: 23) mengungkapkan bahwa unsur instrinsik merupakan unsur pembangun sebuah karya sastra. Itulah sebabnya pembelajaran unsur intrinsik menjadi penting sehingga tidak dilewatkan pada penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan unsur intrinsik novel Bak Rambut Dibelah Tujuh, mendeskripsikan nilai pendidikan karakter dalam Novel Bak Rambut Dibelah Tujuh, dan mendeskripsikan skenario pembelajaran unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter dalam novel Bak Rambut Dibelah Tujuh di kelas XI SMA. Tinjauan pustaka yang penulis gunakan sebagai kajian kritis dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Nurjaman (2012) dan Pujiati (2012).
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Objek penelitian ini adalah unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter dalam novel Bak Rambut Dibelah Tujuh karya Muhammad Makhdlori. Fokus penelitian ini adalah nilai pendidikan karakter yang meliputi, (a) religius, (b) jujur, (c) toleransi, (d) disiplin, (e) kerja keras, (f) kreatif, (g) mandiri, (h) demokratis, (i) rasa ingin tahu, (j) semangat kebangsaan, (k) cinta tanah air, (l) menghargai prestasi, (m) bersahabat/komunikatif, (n) cinta damai, (o) gemar membaca, (p) peduli lingkungan, (q) peduli sosial, dan (r) tanggung jawab yang terdapat dalam novel Bak Rambut Dibelah Tujuh dan skenario pembelajarannya di kelas XI SMA. Selanjutnya, sumber data dalam penelitian ini adalah novel Bak Rambut Dibelah Tujuh karya Muhammad Makhdlori. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah narasi dan percakapan yang berhubungan dengan objek penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah penulis sendiri selaku peneliti. Selain itu, digunakan juga kartu pencatat data untuk mencatat hasil dari pembacaan novel, baik berupa narasi maupun percakapan yang berkaitan dengan pembahasan. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah observasi, teknik pustaka dan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik content analysis (analisis isi). Penafsiran data dengan teknik analisis tersebut dilakukan dengan dua cara, yaitu secara pragmatis dan semantis. Ismawati (2011: 85) mengungkapkan bahwa analisis isi pragmatis, yaitu prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut sebab atau akibatnya, sementara analisis isi semantis, yaitu prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut maknanya.teknik penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik informal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dari analisis novel Bak Rambut Dibelah Tujuh karya Muhammad Makhdlori, yaitu unsur intrinsik meliputi (a) tema dalam novel adalah
titian kehidupan dunia yang penuh dengan ujian, (b) tokoh utama dalam novel, yaitu Zarimah, sementara yang menjadi tokoh tambahan, yaitu Baqry, Mak Mirah, Pak Somad, Pak Rush, Pak Juned, Nirmala, Opek, Labeh, Marni, Layla, Rukoyah. Siwi, Jamal dan Ujang. Penokohan dalam novel dilakukan secara analitik dan dramatik, (c) alur yang digunakan dalam novel adalah alur maju yang dilengkapi dengan unsur keindahan, meliputi plausibilitas, rasa ingin tahu, kejutan, foreshadowing, dan kepaduan, (d) latar tempat dalam novel dihadirkan secara konkret sehingga dapat menimbulkan imajinasi pembaca mengenai latar tersebut. Latar tempat yang digunakan di antaranya di gedung, di rumah (rumah Zarimah, rumah Pak Rush, rumah Haji Juned, dan rumah Marni), di kantor, di masjid, di dalam mobil, di gudang, di desa Giring, dan di rumah sakit. Latar waktu yang digunakan adalah pagi hari, siang hari, malam hari, hari, minggu, bulan, tahun, dan jam/pukul, sementara latar sosial dalam novel melukiskan latar sosial rendah dan sosial tinggi, (e) sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga mahatahu,(f) amanat yang ada dalam novel dikemas dalam cerita sehingga terkesan tidak begitu menggurui pembaca dan mengalir indah, dan (g) hubungan antarunsur yang terdapat dalam novel terjalin secara harmonis. Nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel meliputi (a) religius, (b) jujur, (c) toleransi, (d) disiplin, (e) kerja keras, (f) kreatif, (g) mandiri, (h) demokratis, (i) rasa ingin tahu, (j) semangat kebangsaan, (k) cinta tanah air, (l) menghargai prestasi, (m) bersahabat/komunikatif, (n) cinta damai, (o) gemar membaca, (p) peduli lingkungan, (q) peduli sosial, dan (r) tanggung jawab. Nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Bak Rambut Di belah Tujuh dikemas dengan baik dalam cerita sehingga terkesan tidak menggurui pembaca. Skenario pembelajaran unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter dalam novel Bak Rambut Dibelah Tujuh di kelas XI SMA menggunakan model stratta yang telah dipadukan dengan berbagai metode (ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas) sebagai berikut, (a) guru memberi tugas kepada peserta didik untuk membaca novel disertai dengan memberi penjelasan secara umum materi unsur
intrinsik dan nilai pendidikan karakter, (b) guru mengulas materi tersebut, (c) guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi dalam menganalisis unsur intrinsik dan nilai pendidikan karakter, (d) guru memberi tugas kepada peserta didik untuk presentasi, (e) guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab, (f) guru mengomentari hasil presentasi, (g) guru memberi tugas kepada peserta didik memperbaiki pekerjaannya untuk kemudian disimpulkan, (h) guru memberi tugas kepada peserta didik untuk maju membacakan simpulan dan memeragakan satu karakter tokoh novel. Pemilihan model pembelajaran tersebut dimaksudkan untuk menciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan terarah. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah disajikan sebelumnya, maka simpulan penelitian ini adalah (1) novel Bak Rambut Dibelah Tujuh temanya adalah titian kehidupan dunia yang penuh dengan ujian, tokoh utamanya adalah Zarimah, penokohan dilakukan secara analitik dan dramatik, alurnya adalah alur maju, latarnya digambarkan secara konkret baik latar tempat, latar waktu, maupun sosial, sudut pandangnya adalah orang ketiga mahatahu, dan amanat dalam novel dikemas dalam cerita sehingga terkesan tidak menggurui pembaca serta hubungan antarunsur terjalin secara harmonis, (2) nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel tersebut, yaitu (a) religius, (b) jujur, (c) toleransi, (d) disiplin, (e) kerja keras, (f) kreatif, (g) mandiri, (h) demokratis, (i) rasa ingin tahu, (j) semangat kebangsaan, (k) cinta tanah air, (l) menghargai prestasi, (m) bersahabat/komunikatif, (n) cinta damai, (o) gemar membaca, (p) peduli lingkungan, (q) peduli sosial, dan (r) tanggung jawab yang dikemas secara baik dalam cerita sehingga terkesan tidak menggurui pembaca. Baik unsur intrinsik maupun nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel tersebut sangat bermanfaat untuk diajarkan di sekolah khususnya pada peserta didik tingkat SMA. Hal itu disebabkan oleh kandungan unsur intrinsik maupun nilai pendidikan karakter yang ada dalam novel tersebut mengandung banyak nilai pendidikan yang baik untuk perkembangan
karakter peserta didik. Selanjutnya, (3) skenario pembelajaran menggunakan model stratta dipilih untuk menciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan terarah. Berdasarkan simpulan di atas, maka saran penulis untuk guru dan peserta didik adalah diharapkan guru dapat menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan sehingga menumbuhkan rasa cinta peserta didik terhadap pembelajaran sastra khususnya novel, yaitu dengan cara mengombinasikan berbagai metode pembelajaran dalam suatu kegiatan belajar sehingga dapat tercipta suasana yang tidak membosankan. Selanjutnya, novel tersebut diharapkan dapat dijadikan oleh peserta didik sebagai pedoman perilaku, sikap, dan tindakan menuju ke arah yang lebih baik dalam kelangsungan hidup sehari-hari. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yusuf. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka. Kemendiknas. 2010. Desain Induk Pendidikan Karakter. Makhdlori, Muhammad. 2011. Bak Rambut Dibelah Tujuh. Yogyakarta: Diva Press. Nurjaman, Candra. 2012. Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sebagai Bahan Ajar Apresiasi Novel dan Model Pembelajarannya di SMP. Skripsi. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI. Diunduh dari repository.upi.edu/skripsiview. Php?start=2167 pada tanggal 19 November 2012. Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pujiati, Nita. 2012. Nilai Religius Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo. Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.