DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR...

dokumen-dokumen yang mirip
PERFORMANCE ANALYSIS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR WITH ADDITION OF DIFFERENT DIAMETER PERFORATED FINS ARE COMPILED BY STAGGERED

SKRIPSI ANALISIS PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR DENGAN VARIASI SIRIP BERLUBANG

ANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR DENGAN LIMA SIRIP BERDIAMETER SAMA YANG DISUSUN SECARA EJAJAR. : I Wayan Sudiantara ABSTRAK

ANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR DENGAN SEPULUH SIRIP BERDIAMETER SAMA YANG DISUSUN SECARA SEJAJAR

Analisa Performansi Kolektor Surya Plat Datar Dengan Penambahan Sirip Berlubang Berdiameter Berbeda Yang Disusun Secara Staggered

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

SKRIPSI ANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT BERGELOMBANG UNTUK PENGERING BUNGA KAMBOJA DENGAN EMPAT SISI KOLEKTOR. Oleh :

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis Energi Unit Total Exist

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

PERANCANGAN SOLAR WATER HEATER JENIS PLAT DATAR TEMPERATUR MEDIUM UNTUK APLIKASI PENGHANGAT AIR MANDI

PERANCANGAN SOLAR WATER HEATER JENIS PLAT DATAR TEMPERATUR MEDIUM UNTUK APLIKASI PENGHANGAT AIR MANDI

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING PISANG TENAGA SURYA DAN BIOMASSA (Bagian Pemanas)

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Datar Dengan Sepuluh Sirip Berdiameter Sama Yang Disusun Secara Staggered

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik TAMBA GURNING NIM SKRIPSI

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Datar Dengan Lima Sirip Berdiameter Sama Yang Disusun Secara Sejajar

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

RANCANG BANGUN PEMANAS AIR TENAGA SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE SINUSOIDAL DENGAN PENAMBAHAN HONEYCOMB OLEH : YANUAR RIZAL EKA SB

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Energi Matahari

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

Disusun Oleh : REZA HIDAYATULLAH Pembimbing : Dedy Zulhidayat Noor, ST, MT, Ph.D.

PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Proses perpindahan panas secara konduksi Sumber : (maslatip.com)

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

ALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

DAFTARISI HALAMAN JUDUL LEMBARAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBARAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA KOLEKTOR PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN TURBULENCE ENHANCER

ANALISIS KOLEKTOR SEDERHANA BERGELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN KOLEKTOR SURYA SATU LALUAN TERHADAP WAKTU PROSES PENGERINGAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

PENGUJIAN PERFORMANSI MESIN PENGERING TENAGA SURYA DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERSIRIP DAN PRODUK YANG DIKERINGKAN CABAI MERAH

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BUKAAN CEROBONG PADA OVEN TERHADAP KECEPATAN PENGERINGAN KERUPUK RENGGINANG

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

METODOLOGI PENELITIAN

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

9/17/ KALOR 1

Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System

PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

PEMBUATAN KOLEKTOR PARABOLIK DENGAN DUA LALUAN UNTUK PEMANAS AIR DENGAN TEMPERATUR KELUARAN 80 LAPORAN TUGAS AKHIR

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data


Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Perbandingan Konfigurasi Pipa Paralel dan Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SATU UNIT MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI YANG DIGERAKKAN ENERGI SURYA DENGAN LUAS KOLEKTOR 1,5 m 2

Perancangan Solar Thermal Collector tipe Parabolic Trough

Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder

PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Energi surya merupakan energi yang didapat dengan mengkonversi energi radiasi

RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

Transkripsi:

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR...xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 3 1.4 Tujuan Penelitian... 3 1.5 Manfaat penelitian... 3 BAB II LANDASAN TEORI... 4 2.1 Pengertian Energi... 4 2.2 Konversi Energi... 4 2.3 Perpindahan Panas... 5 2.3.1 Perpindahan Panas Konduksi... 5 2.3.2 Perpindahan Panas Konveksi... 7 2.3.3 Perpindahan Panas Radiasi... 8 2.4 Radiasi Matahari... 9 vii

2.4.1 Konstanta Matahari... 11 2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Radiasi Matahari di Bumi... 12 2.5 Kolektor Plat Datar Standar... 15 2.5.1 Komponen dan Struktur... 15 2.5.2 Radiasi yang Diserap Kolektor Surya... 17 2.6 Kolektor Surya Plat Datar dengan Aliran Impinging Jet... 19 2.6.1 Aliran Impinging Jet... 19 2.6.2 Kolektor Surya Plat Datar Menggunakan Aliran Impinging Jet dengan Variasi Diameter Nosel... 22 2.6.3 Skema Kolektor Surya... 22 2.7 Energi Berguna dan Efisiensi Kolektor Surya... 22 2.7.1 Energi Berguna pada Kolektor Surya... 23 2.7.2 Analisa Performansi... 23 BAB III METODE PENELITIAN... 25 3.1 Rancangan Penelitian...25 3.2 Variabel Penelitian... 25 3.3 Persiapan Peralatan...25 3.3.1 Kontruksi Kolektor Surya Aliran Impinging Jet dengan Diameter Lubang Bervariasi Disusun Secara Staggered 27 3.3.2 Penambahan Plat Berlubang dengan Diameter Lubang Bervariasi... 27 3.4 Pengambilan Data... 29 3.4.1 Peralatan Uji... 30 3.4.2 Penempatan Alat Ukur... 30 3.5 Prosedur Pengujian... 31 viii

3.6 Perhitungan... 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 35 4.1 Analisis Data... 35 4.2 Data Hasil Penelitian... 35 4.2.1 Perhitungan Data Hasil Penelitian... 35 4.2.2 Perhitungan pada Kolektor... 36 4.3 Analisis Performansi Kolektor... 38 4.3.1 Perbandingan Kolektor Plat Datar sirip Berlubang...38 Perbandingan temperatur keluar kolektor..39 4.3.2 Energi Berguna (Q u,a ) Kolektor Plat Datar...41 4.3.3 Efisiensi (ƞa) Kolektor Pelat Datar...43 BAB V PENUTUP... 45 5.1 Kesimpulan... 45 5.2 Saran... 45 DAFTARPUSTAKA LAMPIRAN ix

DAFTAR TABEL Tabel A.1. Data hasil pengujian sirip berlubang Halaman berdiameter kecil besar dengan laju aliran massa 0,008 kg/s...45 Tabel A.1.Data hasil pengujian dengan sirip berlubang berdiameter besar kecil dengan laju aliran massa 0,008 kg/s...46 Tabel A.3 Data hasil pengujian sirip berlubang berdiameter kecil besar dengan laju aliran massa 0,012 kg/s...47 Tabel A.4 Data hasil pengujian sirip berlubang berdiameter besar kecil dengan laju aliran massa 0,012kg/s...48 Tabal A.5 Data hasil pengujian sirip berlubang berdiameter kecil besar dengan laju aliran massa 0,016 kg/s...49 Tabel A.6 Data hasil pengujian sirip berlubang berdiameter besar kecil dengan laju aliran massa 0,016kg/s...50 Tabel B.1. Data hasil perhitungan kolektor surya dengan sirip berlubang berdiameter kecil besar dengan laju aliran massa 0,008......51 Tabel B.2. Data hasil perhitungan kolektor surya dengan sirip berlubang berdiameter besar kecil dengan laju aliran massa 0,008......52 Tabel B.3. Data hasil perhitungan kolektor surya dengan sirip berlubang berdiameter kecil besar dengan laju aliran massa 0,012......53 Tabel B.4. Data hasil perhitungan kolektor surya dengan sirip berlubang berdiameter besar kecil dengan laju aliran massa 0,008......54 x

Tabel B.5. Data hasil perhitungan kolektor surya dengan sirip berlubang berdiameter kecil besar dengan laju aliran massa 0,016......55 Tabel B.6. Data hasil perhitungan kolektor surya dengan sirip berlubang berdiameter besar kecil dengan laju aliran massa 0,016...... 56 Tabel C.1 Sifat Thermofisik Udara Pada Tekanan Atmosfer...54 Tabel C.2 Sifat Thermofisik Massa Jenis Material.....55 Tabel C.3 Sifat Thermofisik Massa Jenis Zat...56 xi

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Perpindahan panas konduksi pada dinding datar... 6 Gambar 2.2. Perpindahan panas konveksi dari media padat ke fluida yang mengalir... 7 Gambar 2.3. Bagan pengaruh radiasi datang... 9 Gambar 2.4. Fenomena refleksi... 10 Gambar 2.5. Radiasi sorotan dan radiasi sebaran... 10 Gambar 2.6. Hubungan matahari dengan bumi... 11 Gambar 2.7. Sudut zenith, sudut kemiringan, sudut permukaan, sudut azimuth surya... 13 Gambar 2.8. Bagian bumi yang menunjukkan β, θ, dan ( -β)... 14 Gambar 2.9. Skema kolektor surya pelat datar standar... 16 Gambar 2.10. Penyerapan radiasi matahari oleh kolektor... 17 Gambar 2.11. Grafik hubungan antara sudut timpa dengan transmisivitas... 18 Gambar 2.12. (a) mekanisme perpindahan panas impinging jet (b) visualisasi impinging jet... 20 Gambar 2.13. (a) submerge impinging jet dan (b) free impinging jet... 21 Gambar 2.14. (a) unconfined impinging jet dan (b) confined impinging jet... 21 Gambar 2.15. Kolektor surya aliran impinging jet dengan diameter nosel bervariasi yang disusun secara staggered... 22 Gambar 3.1. Dimensi kolektor surya pelat datar aliran impinging jet. 26 xii

Gambar 3.2. Konstruksi kolektor surya menggunakan aliran impinging jet... 27 Gambar 3.3. Konstruksi pelat berlubang dengan diameter bervariasi yang disusun secara staggered... 28 Gambar 3.4. Aliran udara pada kolektor surya aliran impinging jet dengan diameter kecil ke besar... 28 Gambar 3.5. Aliran udara pada kolektor surya aliran impinging jet dengan diameter besar ke kecil... 29 Gambar 3.6. Rancangan pengujian kolektor surya... 29 Gambar 3.7. Penempatan alat ukur... 31 Gambar 3.6. Diagram alir penelitian... 33 Gambar 4.1. Grafik perbandingan temperatur keluar (Tout) kolektor terhadap waktu dengan laju aliran massa 0,008...39 Gambar 4.2. Grafik perbandingan temperatur keluar (Tout) kolektor terhadap waktu dengan laju aliran massa 0,012...39 Gambar 4.3. Grafik perbandingan temperatur keluar (Tout) kolektor terhadap waktu dengan laju aliran massa 0,016...40 Gambar 4.4. Grafik perbandingan energi berguna (Q u,a ) terhadap waktu dengan laju aliran massa 0,008... 41 Gambar 4.5. Grafik perbandingan energi berguna (Q u,a ) terhadap waktu dengan laju aliran massa 0,012... 41 xiii

Gambar 4.6. Grafik perbandingan energi berguna (Q u,a ) terhadap waktu dengan laju aliran massa 0,016... 42 Gambar 4.7. Grafik perbandingan efisiensi (ƞa) kolektor terhadap waktu dengan laju aliran massa 0,008...43 Gambar 4.8. Grafik perbandingan efisiensi (ƞa) kolektor terhadap waktu dengan laju aliran massa 0,012...43 Gambar 4.9. Grafik perbandingan efisiensi (ƞa) kolektor terhadap waktu dengan laju aliran massa 0,016...44 xiv

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi mempunyai peran yang besar dalam memudahkan kehidupan manusia. Perkembangan teknologi dan pesatnya peningkatan sumber daya manusia membuat penggunaan energi semakin optimal. Namun demikian, tidak semua energi yang ada di bumi sudah dimanfaatkan dengan baik, salah satu yang belum optimal penggunaanya adalah energi panas matahari. Panas matahari merupakan energi yang terbarukan, namun penggunaannya saat ini di masyarakat belum optimal. Sebagai negara yang terletak di katulistiwa dan hanya memiliki dua musim, Indonesia memiliki intensitas panas matahari melebihi negara dengan empat musim lainnya. Hal tersebut sangat potensial untuk dijadikan penelitian yang menggunakan energi panas matahari sebagai objeknya. Energi panas matahari dapat digunakan untuk berbagai hal, salah satunya adalah untuk pengeringan, seperti mengeringkan pakaian, hasil pertanian, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Namun demikian, pemanfaatan dalam pengeringan hasil pertanian misalnya, masih memiliki kekurangan, seperti lamanya waktu yang dibutuhkan dan besarnya ruang yang diperlukan. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis ingin melakukan penelitian dengan mengoptimalkan energi panas matahari untuk mempercepat pengeringan dengan menyerap panas, sehingga energi panas yang disalurkan lebih besar dan proses pengeringan akan lebih singkat. Menurut Wibawa (2012, p.1) perangkat yang bisa digunakan untuk memanfaatkan energi surya disebut kolektor surya. Kolektor surya merupakan peralatan yang digunakan untuk mengubah energi radiasi matahari ke bentuk energi panas untuk memenuhi berbagai kebutuhan (Kristanto, 2000,p.22). Kolektor tersebut mampu menyerap dan memindahkan panas dari energi matahari ke fluida kerja.

2 Ada beberapa tipe kolektor surya, salah satu diantaranya yang sudah banyak dikenal adalah kolektor surya pelat datar. Jenis kolektor ini menggunakan alat berupa plat datar, permukaannya dicat warna hitam doff untuk mendapatkan penyerapan radiasi matahari yang optimal dan selanjutnya kalor/panas ditransfer ke fluida kerja. Agar tidak terjadi kerugian panas ke lingkungan, maka digunakan penutup transparan atau kaca di bagian atas kolektor sehingga terjadi efek rumah kaca, sedangkan pada bagian bawah dan samping diberikan isolasi atau isolator. Beberapa peneliti telah menciptakan dan mengembangkan kolektor surya seperti yang pernah dilakukan oleh (Sudarpa, 2012), yakni mengenai performansi kolektor surya pelat datar dengan aliran di bawah pelat berlubang dengan variasi diameter berbeda. Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa temperatur keluaran aktual kolektor surya dengan diameter lubang berbeda cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kolektor surya dengan diameter lubang sama. Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh (Basri, 2011), yakni mengenai analisis pengaruh laju aliran massa terhadap koefisien perpindahan panas rata-rata pada pipa kapiler di mesin refrigerasi focus 808. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa makin besar laju aliran massa refrigerant, maka makin besar pula koefisien perpindahan panas ratarata yang terjadi pada pipa kapiler. Berbekal dari penelitian tersebut, maka penulis akan melakukan modifikasi kolektor surya pelat datar yang bertujuan untuk mengubah arah aliran massa udara yaitu dengan mengubah alur udara yang pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Gigih, 2015), lubang pada sirip berada pada satu poros atau line dengan diameter lubang berukuran 9cm, 7cm, 5cm, 3cm, dan 1cm pada masing masing plat, kini sumbu lubang pada plat diposisikan staggered di bagian bawah pelat penyerap. Dengan kolektor surya yang sudah dimodifikasi dan memvariasikan laju aliran massanya yang nantinya diharapkan fluida berada lebih lama di dalam kolektor diakibatkan terjadi turbulensi oleh plat berlubang yang diposisikan staggered sehingga perpindahan panas yang terjadi pada kolektor surya plat datar menjadi lebih optimal. Sedangkan dengan memvariasikan laju aliran massa dihaarapkan dapat mengetahui performansi terbaik dari kolektor surya tersebut, karena laju aliran massa berpengaruh pada energi berguna yang dihasilkan oleh kolektor..

3 1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah performansi kolektor surya plat datar yang sudah dimodifikasi dengan penambahan sirip berlubang berdiameter berbeda yang disusun secara staggered dengan memvariasikan laju aliran massanya. 1.3 Batasan Masalah 1. Pembahasan dibatasi hanya pada penggunaan kolektor surya menggunakan sirip dengan lubang berbeda sebagai tepat melajunya aliran udara dengan variasi laju aliran massa sebesar 0,008, 0,012 dan 0,016 kg/s. 2. Sirip dipasang dari berdiameter besar ke kecil dan dari berdiameter kecil ke besar. 3. Sistem dalam keadaan steady (steady state). 4. Tidak terjadi perubahan fase pada udara. 5. Debu dan kotoran di atas kolektor diabaikan. 1.4 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui performansi terbaik dari kolektor surya plat datar yang sudah dimodifikasi dengan penambahan sirip berlubang berdiameter berbeda yang disusun secara staggered dengan memvariasikan laju aliran massanya. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Mengembangkan kolektor surya plat datar. 2. Sebagai referensi maupun bahan masukan untuk penelitian lain dalam bidang energi surya dan kolektor surya. 3. Untuk dapat diaplikasikan pada kehidupan masyarakat sehari-hari.