BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang diangkut oleh darah. Penyakit ini bukan merupakan. penyakit syaraf namun merupakan salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

Stikes Muhammadiyah Gombong

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan. hipertensi tidak mempunya keluhan.

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

1

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dimana ketika masalah penyakit menular belum tuntas dikendalikan, kejadian

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena angka prevalensinya yang tinggi dan cenderung terus meningkat serta akibat jangka panjang yang ditimbulkannya, tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah salah satu yang banyak diderita orang tanpa mereka sendiri mengetahuinya, terutama di daerah perkotaan. Hasil survey INA MONIKA (Mulinational Monitoring of Trends and Determinants in Cardiovascular Disease) Jakarta tahun 1993, angka hipertensi 14,9 % (laki 13,6%, wanita 16,0%). Jumlah penderita hipertensi terus meningkat, dimana INA- MONIKA Jakarta tahun 1998, angka hipertensi 16,9 % (laki 16,5%,wanita17%). 1 Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO, 1990) hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian, baik di Negara - negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan dan termasuk masalah kesehatan masyarakat yang perlu segera ditangani sebelum komplikasi dan akibat buruk lainnya Kecenderungan perubahan sosial, ekonomi dan laju perkembangan teknologi serta bertambahnya secara relatif jumlah penduduk berusia 40 tahun keatas, telah menyebabkan perubahan dan pergeseran pola hidup dan pola penyakit yang ada. Dengan gaya hidup atau pola hidup yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan secara drastis penyakit hipertensi karena pola hiduplah faktor utama dari penyakit ini Penyakit tidak menular, khususnya pembuluh darah termasuk hipertensi cenderung meningkat dan memerlukan tatalaksana yang baik dalam pelayanan dan pencegahan Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1993), Kematian akibat penyakit hipertensi lebih banyak di daerah perkotaan dari pada di daerah pedesaan, dibandingkan dengan penyakit lain hipertensi menduduki peringkat utama. Menurut hasil survei kesehatan rumah tangga, (SKRT) tahun 1995, penyebab utama kematian penduduk usia 35 tahun adalah penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi. Telah dinyatakan pula bahwa pada penduduk pedesaan, pengaruh lingkungan dan kebiasaan yang sama juga mempunyai pengaruh penting dalam menentukan timbul tidaknya hipertensi. 2

Hipertensi mendapat julukan The Silent Killer karena penyakit ini sering membuat penderitanya kecolongan, banyak penderita yang tidak sadar telah mengidapnya. Penyakit hipertensi hampir selalu dikaitkan dengan perubahan gaya hidup atau pola hidup, untuk mengendalikan faktor-faktor resiko, mengendalikan faktor faktor ini dapat mengurangi resiko penderita untuk mengalami hipertensi lanjut dengan komplikasi. Ternyata pengaruh gaya hidup atau pola hidup merupakan faktor utama dalam terjadinya hipertensi, dimana dalam pola hidup modern atau berlebihan seperti kerja keras dalam situasi penuh tekanan, stress berkepanjangan, pola makan yang salah serta berat badan yang berlebihan merupakan faktor pencetus penyakit ini. 2 Terjadinya hipertensi awalnya tergantung dari faktor keturunan. Dalam perjalanan menuju masa dewasa, faktor lingkungan lebih banyak berpengaruh. Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi adalah faktor makanan dan stres. Jadi tekanan darah dipengaruhi oleh interaksi dari kedua faktor tersebut, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor makanan yang merupakan penentu dari tingginya tekanan darah adalah kelebihan lemak tubuh atau obesitas, intake garam yang tinggi, konsumsi alkohol yang tinggi, dan intake kalium yang rendah dapat bersama-sama ataupun masing-masing menimbulkan hipertensi. 3 Mengingat hipertensi dapat mengalami komplikasi dari yang ringan sampai yang berat seperti stroke maka diperlukan suatu usaha untuk menurunkan tingkat prevalensi hipertensi di masyarakat. Penurunan ini dapat dilakukan melalui pengobatan penyakit hipertensi yang sudah ada. Namun melihat kondisi penyakit hipertensi yang terkadang tidak disadari penderita maka usaha case finding perlu dilakukan. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan mencegah timbulnya penyakit hipertensi, salah satunya dengan mengendalikan faktor resiko. Pengendalian faktor resiko tersebut sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya hipertensi. Hal tersebut sangat bermakna untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya. Dari laporan kasus penyakit tidak menular Provinsi Jawa Tengah yaitu dari Puskesmas dan Rumah Sakit menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Penyakit hipertensi meningkat dari tahun 2004 sebanyak 293.747 kasus, tahun 2005 menjadi 545.092 kasus, dan tahun 2006 sebanyak 444.330 kasus. Sedangkan kasus hipertensi di Balai Pengobatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menurut data

pencatatan dan pelaporan pada tahun 2004 sebanyak 159 orang, tahun 2005 sebanyak 171 orang, dan tahun 2006 sebanyak 182 orang. B. Perumusan Masalah. Permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut Adakah hubungan antara faktor- faktor resiko yang meliputi umur, jenis kelamin, obesitas, aktifitas olah raga perilaku merokok, dan riwayat hipertensi dalam keluarga dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Balai Pengobatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan faktor faktor resiko yang meliputi umur, jenis kelamin, obesitas, aktifitas olah raga, perilaku merokok dan riwayat hipertensi dalam keluarga dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Balai Pengobatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan faktor- faktor resiko hipertensi yang meliputi umur, jenis kelamin, obesitas, aktifitas olah raga, perilaku merokok dan riwayat hipertensi dalam keluarga pada pasien dewasa di Balai Pengobatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa b. Menganalisis hubungan antara faktor resiko umur dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Balai Pengobatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa c. Menganalisis hubungan antara faktor resiko jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa d. Menganalisis hubungan antara faktor resiko obesitas dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa e. Menganalisis hubungan antara faktor resiko aktifitas olah raga dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa f. Menganalisis hubungan antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

g. Menganalisis hubungan antara faktor resiko riwayat hipertensi dalam keluarga dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa h. Menganalisis besar resiko antara faktor resiko umur dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Balai Pengobatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa i. Menganalisis besar resiko antara faktor resiko jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Balai Pengobatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa j. Menganalisis besar resiko antara faktor resiko obesitas dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Balai Pengobatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa k. Menganalisis besar resiko antara faktor resiko aktifitas olah raga dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Balai Pengobatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa l. Menganalisis besar resiko antara faktor resiko kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Balai Pengobatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa m. Menganalisis besar resiko antara faktor resiko riwayat hipertensi dalam keluarga dengan kejadian hipertensi pada pasien dewasa di Balai Pengobatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi masyarakat Menambah pengetahuan masyarakat tentang faktor-faktor resiko hipertensi dan gejala-gejalanya agar dapat mengendalikannya untuk menghindari hipertensi. 2. Manfaat bagi Instansi terkait (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah) Memberikan masukan data bagi pengolahan program terutama yang berkaitan dengan usaha-usaha pencegahan hipertensi. E. Bidang Ilmu Penelitian ini berkaitan dengan Ilmu Kesehatan Masyarakat Khususnya bidang Epidemiologi penyakit tidak menular.

F. Keaslian Penelitian (originalitas) Berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, belum ditemukan penelitian tentang Beberapa Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Dewasa di Balai Pengobatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tetapi ada penelitian terdahulu dengan topik serupa adalah : 1. Nama peneliti : Lilik Setia Budi, tahun 2006 Judul penelitian : Beberapa faktor yang berhubungan dengan tekanan darah pada usia lanjut di RW VIII kelurahan Krobkan Semarang Barat. Disain : Cross Sectional. Variabel penelitian : variabel bebas ; umur, jenis kelamin, kegemukan, konsumsi rokok dan olah raga, variabel terikat : tekanan darah usila. Hasil : ada hubungan antara umur dengan tekanan darah usila (p= 0,041 sistolik, p=0,000 diastolik). Ada hubungan antara jenis kelamin dgn tekanan darah usila (p= 0,000 sistolik, p= 0,028 diastolik). Ada hubungan antara kegemukan dengan tekanan darah usila (p=0,016 sistolik, 0,041 diastolik). Ada hubungan antara konsumsi rokok dengan tekanan darah usila(p=0,002 sistolik, 0,049 diastolik). Ada hubungan antara olah raga dengan tekanan darah usila (p=0,029 sistolik,0,048 diastolik). Kelemahan : belum menganalisis hubungan riwayat hipertensi dalam keluarga dengan tekanan darah usila dan belum menganalisis besar resiko antara faktor-faktor resiko dengan tekanan darah usila. 2. Nama peneliti : Dian Suciati ningsih, tahun 2005. Judul penelitian : hubungan antara faktor karakteristik, konsumsi garam dan konsumsi energi dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia 30 tahun di desa Pasar Banggi Rembang. Disain : Cross Sectional. Variabel penelitian : variabel bebas: umur, jenis kelamin, pendapatan, konsumsi garam dan konsumsi energi. Variabel terikat : kejadian hipertensi. Hasil : ada hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia 30 tahun, Ada hubungan antara jenis kelamin dengan

kejadian hipertensi pada penduduk usia 30 tahun, Ada hubungan antara pendapatan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia 30 tahun, Ada hubungan antara konsumsi garam dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia 30 tahun, Ada hubungan antara konsumsi energi dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia 30 tahun. Kelemahan : belum menganalisis hubungan riwayat hipertensi dalam keluarga dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia 30 tahun dan belum menganalisis besar resiko antara faktor-faktor resiko dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia 30 tahun. 3. Nama peneliti : Gunawan, tahun 2005. Judul penelitian : Hubungan ketaatan minum obat anti hipertensi dan perilaku hidup sehat dengan terkontrolnya tekanan darah tinggi pada pasien yang dirawat RS Dr.R. Soedjiati Purwodadi. Disain : Cross Sectional. Variabel penelitian : variabel bebas ; ketaatan minum obat, olah raga, merokok, kebiasaan makan dan minum, variabel terikat: terkontrolnya tekanan darah. Hasil : Ada hubungan antara ketaatan minum obat anti hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah (p=0,001), Tidak ada hubungan antara merokok dengan terkontrolnya tekanan darah (p= 0,817), Tidak ada hubungan antara olah raga dengan terkontrolnya tekanan darah (p=0,960), Ada hubungan antara kebiasaan makan dengan terkontrolnya tekanan darah.