tumpul, aching, dan menyebar, yang dapat berubah menjadi nyeri akut pada saat rahang berfungsi serta menyebabkan disfungsi mandibular berupa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen penting, yaitu sendi temporomandibula, otot

Bab 1. Pendahuluan. A. Definisi Nyeri Orofasial Kronis

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau

BAB 2 TEMPOROMANDIBULA DISORDER. sejumlah masalah klinis yang berkaitan dengan ganguan pada otot-otot pengunyahan,

BAB I PENDAHULUAN. yang statis dan overload dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ketenganan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pekerjaan, seseorang atau sekelompok pekerja

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Terlebih lagi adanya perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

Pendahuluan. Bab Pengertian

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kerja bagi tubuh dalam aspek ergonomi (Windi, Rasmidar Samad 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Manusia pertama kali akan berusaha memenuhi kebutuhan (Hariandja,

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan menggunakan bahan malam atau lilin melalui alat yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

PELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TRISMUS TEMPOROMANDIBULA JOINT SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

Bab 1 Pendahuluan. A. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pengobatan (Kambodji, 2002). menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,

a. b. c. Gambar 1.2 Kompresi neurovaskular pada N. Trigeminus Sumber:

BAB I.PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang. paling sering dijumpai pada masyarakat dan jumlah

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap

BAB II LANDASAN TEORI. diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja :

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. Sehat berarti seseorang harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh yang penting. Rongga mulut mencerminkan kesehatan tubuh seseorang karena

Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian myalgia 2. Jenis Myalgia Fibromyalgia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, sesama manusia maupun lingkungan, baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. bertambah cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). tujuh tulang (vertebra) dengan bantalan lunak (cakram) antara masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

Definisi Bell s palsy

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya manusia harus melakukan aktivitas untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB VI PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. anak itu sendiri. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam masa kanak-kanak yaitu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

Bab 10 NYERI. A. Tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MANFAAT LATIHAN STATIC ACTIVE STRETCHING DAN MC KENZIE LEHER PADA SINDROMA MIOFASIAL LEHER PENJAHIT

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR KERJA PENYEBAB CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS

BAB VI PEMBAHASAN. memiliki rerata umur sebesar 36,65 ± 7,158 dan kelompok perlakuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan dari wajah dan rongga mulut merupakan

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap grade osteoarthritis menurut Kellgren dan Lawrence. Diagnosis. ditegakkan berdasarkan klinis dan radiologinya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas. mencapai 80% dari semua tenaga kesehatan.

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

RUPTUR TENDO ACHILLES

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU RI, NO 36 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat hendak melakukan latihan, terdiri dari sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. dengan persalinan (Cunningham, 2006). Menurut Kemenkes RI (2010), pada

Transkripsi:

tumpul, aching, dan menyebar, yang dapat berubah menjadi nyeri akut pada saat rahang berfungsi serta menyebabkan disfungsi mandibular berupa pembukaan mulut (pada umumnya). 8 Pasien dengan sindroma nyeri miofasial pada umumnya memiliki riwayat memberikan beban yang berlebih pada otot, baik yang bersifat akut maupun kronis. Pada kedokteran gigi, sindroma nyeri miofasial biasanya ditemui pada penderita dengan riwayat bruksisme atau clenching. Penderita sindroma nyeri miofasial pada otot mastikasi, tidak dapat memosisikan otototot mastikasi dalam posisi beristirahat, posisi yang seharusnya dapat dilakukan ketika otot tidak sedang berkontraksi (contoh: otot masseter, otot sternocleidomastoideus, dan otot trapezius). Otot-otot mastikasi tersebut selalu berada dalam kondisi berkontraksi, kondisi yang pada akhirnya akan menyebabkan otot mengalami iskemi otot, fatique, serta nyeri. 9 Pengertian mengenai sindroma nyeri miofasial pada otot masitikasi yang hampir serupa dikemukakan oleh Raji, dkk. (2017) di mana sindroma nyeri miofasial diartikan sebagai kelainan psikologi yang melibatkan otot-otot mastikasi sehingga menyebabkan rasa nyeri keterbatasan pembukaan rahang, bunyi sendi deviasi mandibular ketika membuka dan menutup mulut, serta adanya sensitivitas ketika satu atau lebih otot mastikasi disentuh tepat di tendon. 10 6

B. Epidemiologi Sindroma nyeri miofasial merupakan jenis kelainan yang prevalensinya cukup tinggi pada penderita nyeri muskuloskeletal regional. Pada sebuah penelitian mengenai penderita nyeri kepala dan leher yang bersifat kronis, 55% dari 164 penderita nyeri kronis kepala dan leher tersebut didiagnosis dengan sindroma nyeri miofasial. 11 Penelitian lain bahkan menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi di mana dinyatakan bahwa sindroma nyeri miofasial memiliki prevalensi sebesar 85% untuk dapat terjadi pada 10, 12 seseorang, pada suatu waktu di dalam hidupnya. Selain itu dinyatakan pula bahwa sindroma ini lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki (perbandingan 3:1) dan lebih sering ditemukan pada usia 15 hingga 35 tahun. 10 Pada sebuah penelitian prospektif mengenai insidensi dan prevalensi nyeri orofasial pada area wajah pada 308 mahasiswa kedokteran gigi selama satu tahun diketahui bahwa prevalensi gejala nyeri orofasial adalah sebesar 19%, sedangkan insidensi sindroma miofasial pada mahasiswa-mahasiswa tersebut adalah sebesar 4%. Pada penelitian tersebut diketahui pula mahasiswi lebih rentan terkena sindroma nyeri miofasial bila dibandingkan dengan mahasiswa kedokteran gigi yang menjadi subjek selama satu tahun penelitian. 13 7

C. Etiologi Terdapat beberapa faktor yang diketahui dapat menyebabkan terjadinya nyeri miofasial, yaitu: 11 1. Trauma Trauma yang bersifat makro (luka memar, keseleo, penegangan) dapat menyebabkan timbulnya nyeri miofasial secara akut, sedangkan trauma yang bersifat mikro seperti penggunaan otot secara berlebih serta pemberian beban pada otot secara berlebih dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan nyeri orofasial, tetapi dengan cara yang lebih halus. 2. Faktor mekanis Faktor mekanis yang berpotensi menyebabkan nyeri miofasial adalah faktor internal (postur tubuh yang tidak baik, skoliosis) serta faktor eksternal (misalnya lingkungan kerja yang tidak ergonomis). 3. Degenerasi Proses penuaan (aging), degenerasi struktur tulang dan sendi yang menyebabkan hilangnya fleksibilitas miofasial dapat menyebabkan terjadinya nyeri miofasial. 8

4. Kompresi akar syaraf (nerve root compression) Iritasi pada akar syaraf dapat menyebabkan sensitisasi segmen spinal serta nyeri miofasial pada otot yang terinervasi. 5. Stres emosional Ansietas, peningkatan output simpatis serta gangguan tidur dapat menyebabkan peningkatan tensi otot, fatigue, serta penurunan ambang rangsang nyeri miofasial. 6. Defisiensi endokrin dan metabolik Insufisiensi tiroid dan estrogen diketahui merupakan penyebab nyeri miofasial. 7. Defisiensi nutrisi Insufisiensi vitamin dan mineral dapat menyebabkan terjadinya nyeri miofasial. 8. Infeksi kronis Infeksi virus atau infeksi parasit yang bersifat kronis dapat menyebabkan terjadinya nyeri miofasial. 9. Ketidakseimbangan otot yang bersifat kronis (chronic muscle imbalance) Ketidakseimbangan otot yang bersifat kronis merupakan sesuatu yang sering terjadi pada 9

masyarakat modern. Di dalam tubuh manusia, otototot skeletal secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: a. Otot-otot dinamis ( dynamic muscles), misalnya otot-otot rhomboid dan gluteus medius, merupakan jenis otot yang teraktivasi ketika seseorang berada dalam pergerakan dinamis. Otot-otot jenis ini akan terinhibisi atau terhambat secara relatif apabila seseorang sedang berada dalam kondisi postural statis. b. Otot-otot postural, misalnya otot scalene dan quadratus lumborum, merupakan jenis otot yang teraktivasi ketika seseorang berada dalam postur statis. Otot-otot ini akan terinhibisi secara relatif apabila seseorang berada dalam pergerakan dinamis. Dengan gaya hidup di mana seseorang jarang bergerak dan lebih banyak menghabiskan waktu pada posisi statis dibandingkan bergerak dengan dinamis, otot-otot dinamis akan lebih melonggar dan terinhibisi secara progresif, sedangkan otototot postural akan menjadi lebih infleksibel dan sering menegang. Hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan yang akan terus berkembang dan pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya nyeri miofasial. 10