BAB VII PENUTUP. Pada arah arah X. V y = ,68 kg = 642,44 ton. Pada arah Y

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN THE BELLEZZEA OFFICE JAKARTA SELATAN MENGGUNAKAN FLAT SLAB

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL

BAB I PENDAHULUAN. ingin menempatkan jendela, pintu, lift, koridor, saluran-saluran mekanikal dan

menggunakan ketebalan 300 mm.

BAB I PENDAHULUAN. syarat bangunan nyaman, maka deformasi bangunan tidak boleh besar. Untuk. memperoleh deformasi yang kecil, gedung harus kaku.

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

Perencanaan Gempa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keandalan Struktur Gedung Tinggi Tidak Beraturan Menggunakan Pushover Analysis

Kinerja Hubungan Pelat-Kolom Struktur Flat Plate Bertulangan Geser Stud Rail dan Sengkang Dalam Menahan Beban Lateral Siklis

Gedung yang dibangun dengan sistem rangka pemikul momen (SRPM) dengan balok masih mempunyai kekurangan bila ditinjau dari segi tinggi gedung dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR PENUNJANG MEDIS RSUD BOJONEGORO DENGAN SISTEM FLAT-SLAB

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE GEDUNG PERLUASAN PABRIK BARU PT INTERBAT - SIDOARJO YANG MENGACU PADA SNI

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG HOTEL IBIS PADANG MENGGUNAKAN FLAT SLAB BERDASARKAN SNI

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi utamanya di dalam bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi aspek keamanan bagi gedung-gedung bertingkat. terluar bangunan yang memiliki denah berbentuk persegi panjang simetris.

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

A. Hasil Analisis. Ketinggian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Alam Sutera office tower, dapat

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

LAMPIRAN 1 Evaluasi Dengan Software Csicol

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

MAHASISWA ERNA WIDYASTUTI. DOSEN PEMBIMBING Ir. HEPPY KRISTIJANTO, MS.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN SALEMBA RESIDENCES LAPORAN TUGAS AKHIR

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 3

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan (function hall / banquet hall). Ruang pertemuan yang luas dan tidak

METODOLOGI DESAIN DAN PERENCANAAN

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

Peraturan Gempa Indonesia SNI

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

MODIFIKASI PERENCANAAN APARTEMEN BALE HINGGIL DENGAN METODE DUAL SYSTEM BERDASARKAN RSNI XX DI WILAYAH GEMPA TINGGI

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS APARTEMEN KALIBATA RESIDENCE TOWER D JAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh :

BAB IV ANALISIS STRUKTUR ATAS

PERILAKU dan PERANCANGAN SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA CEPAT BANGUN TAHAN GEMPA DENGAN STRUKTUR RANGKA TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Contoh Perhitungan Beban Gempa Statik Ekuivalen pada Bangunan Gedung

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

MAKALAH TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR DIREKTORAT JENDRAL BEA DAN CUKAI KEDIRI DENGAN SISTEM GANDA MENGGUNAKAN BASEMENT

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 2

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dalam luas lahan yang minimum. hidup dan budaya manusia yang semakin lama semkin maju dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. abad ke sembilan belas, hingga kini masih berkembang di seluruh belahan dunia

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

PERENCANAAN PENULANGAN DINDING GESER (SHEAR WALL) BERDASARKAN TATA CARA SNI Febry Ananda MS 1, Johannes Tarigan 2

Gambar 4.9 Tributary area C 12 pada lantai Gambar 5.1 Grafik nilai C-T zona gempa Gambar 5.2 Pembebanan kolom tepi (beban mati)... 7

STUDI PERILAKU ELEMEN STRUKTUR DENGAN SAMBUNGAN KAKU PADA BALOK DAN KOLOM BANGUNAN BAJA TAHAN GEMPA

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 1

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

BAB VI PEMBAHASAN. A. Balok

T I N J A U A N P U S T A K A

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KUSUMA MULIA TOWER SOLO MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari pelat baja vertikal (infill plate) yang tersambung pada balok dan kolom

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT TINGGI MENGGUNAKAN SOFTWARE ETABS, SAP2000 DAN SAFE

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

Transkripsi:

319 BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari rangkaian analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya kemudian disimpulkan dan dirangkum pada bab ini dengan tujuan agar pembaca dapat secara langsung mengetahui hasil perbandingan yang meliputi hasil analisis gaya gempa yang terjadi dan hasil penulangan. 7.1.1 Hasil Analisis Gaya Gempa a. Perhitungan gempa dengan menghasilkan gaya geser dasar (base shear): - Gaya geser dasar total akibat gempa Pada arah arah X V x = 777332,84 kg = 777,33 ton Pada arah Y V y = 1066500,65 kg = 1066,5 ton b. Perhitungan gempa dengan ASCE 7-05 menghasilkan gaya geser dasar (base shear): - Gaya geser dasar total akibat gempa Pada arah arah X V x = 642439,68 kg = 642,44 ton Pada arah Y V y = 642439,68 kg = 642,44 ton - Gaya geser dasar akibat gaya gempa pada diafragma (pelat) Pada arah arah X V x = 1396608 kg = 1396,61ton Pada arah Y V y = 1396608 kg = 1396,61ton Dari data di atas dapat disimpulkan, bahwa sejatinya SNI 03-1726- 2002 menghasilkan base shear yang lebih besar daripada base shear yang dihasilkan oleh ASCE 7-05 baik gempa pada arah X dan arah Y. Akan tetapi, pada ASCE 7-05 mensyaratkan pada

320 struktur yang mempunyai diafragma dalam hal ini pelat sebagai SPBL (sistem pemikul beban lateral) seperti pada sistem lantai flat plate harus pula didesain gaya gempa rencana yang akan diterima oleh diafragma. Gaya gempa yang diterima oleh diafragma ini kemudian dibandingkan dengan gaya geser dasar total yang telah dihitung dengan ASCE 7-05 sebelumnya dan dipilih yang terbesar diantara keduanya. Didapatkan gaya geser (V) yang terbesar adalah gaya geser diafragma sebesar 1396,61 ton untuk arah X dan Y. Sehingga untuk struktur dengan sistem lantai flat plate, gaya geser dasar (base shear) terbesar adalah berdasarkan perhitungan ASCE 7-05. c. Drift yang terjadi Dari analisis program ETABS 9.07, didapatkan nilai drift (lateral displacement) yang terbesar berdasarkan gaya gempa rencana yang dihitung berdasarkan ASCE 7-05 dibanding dengan SNI 03-1726-2002. Dimana drift yang dihasilkan oleh gaya gempa rencana ASCE 7-05 adalah sebesar 34,01 mm. 7.1.2 Hasil Analisis Penulangan Adapun rekapitulasi hasil penulangan dari analisis pada bab sebelumnya adalah sebagai berkut. a. Hasil perhitungan tulangan berdasarkan gaya gempa SNI 03-1726-2002. - Balok Tepi Balok tepi Memanjang - Daerah tumpuan atas didapat 8D-19 (A s = 2267,04 mm 2 ) Balok tepi Melintang Daerah tumpuan atas didapat 8D-19 (A s = 2267,04 mm 2 )

321 - Pelat Pelat Eksterior Tulangan atas : D 16-160 Tulangan bawah : D 16-320 Pelat Interior - Kolom Kolom Eksterior didapatkan tulangan 20 D16 Kolom Interior didapatkan tulangan 20 D16 - Shearwall Untuk penulangan pada badan dinding geser didapatkan: - Tulangan Vertikal : 2D12-300 mm - Tulangan Horizontal : 2D12-150 mm Untuk komponen batas pada dinding geser didapatkan tulangan 24D19

322 b. Hasil perhitungan tulangan berdasarkan gaya gempa ASCE 7-05. - Balok Tepi Balok tepi Memanjang - Daerah tumpuan atas didapat 8D-19 (A s = 2267,04 mm 2 ) Balok tepi Melintang Daerah tumpuan atas didapat 8D-19 (A s = 2267,04 mm 2 ) - Pelat Pelat Eksterior Tulangan atas : D 16-160 Tulangan bawah : D 16-320 Pelat Interior

323 - Kolom Kolom Eksterior didapatkan tulangan 20 D16 direncanakan tipikal untuk semua lantai Kolom Interior didapatkan tulangan 20 D16 direncanakan tipikal untuk semua lantai - Shearwall Untuk penulangan pada badan dinding geser didapatkan: - Tulangan Vertikal : 2D12-300 mm - Tulangan Horizontal : 2D12-100 mm Untuk Komponen batas pada dinding geser didapatkan tulangan 24D19 Dari hasil analisis penulangan di atas, untuk penulangan kolom dan balok pada SNI 03-1726-2002 dan ASCE 7-05 hasil penulangan tidak berbeda jauh. Hal ini dikarenakan balok dan kolom menerima beban lateral yang kecil. Perbedaan penulangan terlihat jelas pada elemen penahan beban lateralnya yaitu pelat dan shearwall. Dimana didapatkan hasil penulangan yang jauh lebih banyak terutama pada tulangan pada jalur kolom pada pelat dan tulangan horizontal pada shearwall apabila gedung didesain berdasarkan ASCE 7-05. Hal ini dikarenakan gaya geser dasar yang dihasilkan untuk struktur flat plate pada Wilayah Gempa menengah berdasarkan ASCE 7-05 jauh lebih besar dari gaya geser dasar yang dihasilkan oleh SNI 03-1726-2002. 7.2 Saran 1. Untuk perancangan bangunan gedung tahan gempa di Indonesia, sudah seharusnya menggunakan Tata Cara Pembebanan Gempa yang terbaru yakni berdasarkan ASCE 7-05. Disamping karena teknologinya lebih maju dibanding SNI 03-1726-2002, perhitungan gaya gempa rencana yang dihasilkan juga lebih akurat karena persyaratan-persyaratan untuk bangunan tahan gempa lebih spesifik dan mendetail. Misalnya seperti pada bangunan dengan sistem lantai seperti flat plate, perancangan gaya gempa rencananya sebaiknya didesain dengan ASCE 7-05 karena pada ASCE 7-05 juga memperhitungkan gaya gempa rencana yang

324 diterima oleh diafragma (pelat) sementara pada SNI 03-1726-2002 tidak ada persyaratan demikian. 2. Dengan adanya peta Wilayah Gempa yang terbaru maka sudah selayaknya SNI 03-1726-2002 harus diupdate dan diperbaharui karena ketentuan-ketentuan yang ada pada SNI 03-1726-2002 sudah tidak relevan dan tidak bisa digunakan untuk menentukan gaya gempa rencana berdasarkan peta Wilayah Gempa indonesia yang baru. 3. Untuk studi selanjutnya, perancangan bangunan dengan menggunakan pembeban gempa ASCE 7-05, pendetailan tulangannya sebaiknya dilakukan dengan menggunakan ACI-08 karena ketentuan-ketentuan pada ASCE 7-05 lebih relevan pada ACI-08 dibanding SNI 03-2847-2002 yang merujuk pada ACI-99. 4. Untuk selanjutnya studi bisa dilakukan pada struktur yang memiliki konfigurasi tidak simetris.