DAFTAR ISI ISI SAMPUL DALAM. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.. ABSTRACT... ABSTRAK RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN.. TIM PENGUJI.. RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... HALAMAN i ii iii iv v vii viii ix x xiii xvi xvii xviii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan. 5 1.4 Manfaat... 5 1.5 Ruang Lingkup 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Ternak Babi 6
2.2 Jenis dan Ciri-Ciri Ternak Babi.. 7 2.3 Langkah-Langkah Beternak Babi... 16 2.4 Teori Analisis Finansial.. 20 2.5 Kerangka Pemikiran... 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.. 24 3.2 Penentuan Responden dan Informan Kunci 24 3.3 Jenis Data dan Sumber Data... 25 3.3.1 Jenis Data... 25 3.3.2 Sumber Data... 25 3.3.3 Instrumen Pengumpulan Data 26 3.4 Pengumpulan Data.. 26 3.5 Variabel dan Pengukuran 27 3.6 Batasan Operasional... 28 3.7 Analisis Data... 29 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Sejarah Berdirinya Usaha... 32 4.2 Letak Geografis.. 32 4.3 Struktur Organisasi. 33 4.4 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab. 34 4.5 Populasi Ternak Babi di U.D Karang. 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden. 36 5.1.1 Umur Responden... 36
5.1.2 Tingkat pendidikan 36 5.1.3 Lahan.. 37 5.2 Biaya dan Penerimaan U.D Karang 37 5.2.1 Biaya.. 37 5.2.2 Pemasaran.. 41 5.2.3 Harga jual... 42 5.2.4 Penerimaan. 43 5.3 Analisis Kelayakan Finansial.. 43 5.3.1 Net Present Value (NPV)... 44 5.3.2 Net Benefit Cost (Net B/C)... 44 5.3.3 Internal of Return (IRR). 45 5.4 Kendala-kendala yang dihadapi U.D Karang. 45 VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan. 47 6.2 Saran... 48 DAFTAR PUSTAKA.. 49 LAMPIRAN 51
ABSTRAK Yossy Achribsone Kueain, Nim: 1317351002. Analisis finansial Usaha Peternakan Babi (Studi Kasus Peternakan Babi U.D Karang di Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung). Dibimbing oleh: Dr. Ir. I Ketut Suamba, MP dan Putu Udayani Wijayanti, SP., M.Agb. Ternak babi merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging. Babi memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang menguntungkan antara lain adalah memiliki laju pertumbuhan yang cukup cepat dan juga memiliki jumlah anak per kelahiran yang tinggi. Permintaan daging babi yang cukup meningkat di daerah Bali dapat memberikan peluang bisnis kepada U.D Karang untuk mengembangkan usaha peternakan babi dengan cara memelihara ternak babi untuk dijadikan penggemukan. Dalam usaha peternakan babi perlu dilakukan analisis finansial untuk menentukan keberhasilan usahanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan babi ditinjau dari aspek finansial dan kendala yang dihadapi. Penelitian ini dilakukan pada peternakan babi U.D Karang di Desa Jagapati Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Metode analisis yang digunakan yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil kajian sekaligus simpulan menunjukkan bahwa secara finansial usaha peternakan babi U.D Karang layak diusahakan dengan nilai NPV sebesar Rp 452.693.850 nilai Net B/C sebesar 1,3 dan IRR sebesar 74,62%. Kendala-kendala yang dihadapi peternakan U.D Karang yaitu penyakit pernapasan pada ternak Babi, fluktuasi harga, dan pencemaran lingkungan. Saran penulis kepada U.D Karang yaitu melakukan kerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, menambahkan kualitas pakan yang baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak, serta diharapkan kotoran ternak babi dapat difermentasikan untuk dijadikan biogas. Kata kunci: Ternak Babi, Analisis Finansial, Kendala
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak babi merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging. Babi memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang menguntungkan antara lain adalah memiliki laju pertumbuhan yang cukup cepat dan juga memiliki jumlah anak per kelahiran (litter size) yang tinggi (Bunter dan Bennett, 2004). Keuntungan lain dari beternak babi adalah makanan babi mudah didapat karena babi termasuk hewan omnivora (pemakan segala) serta kotoran babi sangat berguna sebagai pupuk. Jika dilihat dari kelebihan-kelebihannya tersebut maka babi memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai penghasil daging. Ternak babi di Indonesia telah cukup lama diketahui masyarakat, namun pengetahuan tentang beternak babi yang benar dan produktif belum banyak diterapkan, mengingat kurangnya informasi, akibatnya peternakan babi di Indonesia cenderung masih dilakukan secara tradisional bahkan masih banyak peternakan babi yang dikelola secara sangat sederhana dalam arti belum dikandangkan secara baik, belum diperhatikan pakan, pertumbuhan, perkembangbiakan, maupun kesehatannya (Nugroho dan Whendrato, 1990). Jumlah populasi ternak babi di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan populasi ternak babi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2013 terjadi penurunan disebabkan karena virus atau penyakit. Berikut data populasi ternak babi di Indonesia lima tahun terakhir bisa dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1 Populasi Ternak Babi di Indonesia dari Tahun 2011-2015 No Tahun Populasi Ternak babi 1 2011 7.524.787 2 2012 7.900.363 3 2013 7.598.694 4 2014 7.694.130 5 2015 8.043.795 Sumber : Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Ternak babi juga memiliki banyak jenis yang beragam, sebanyak 87 jenis babi terkenal didunia paling sedikit 10 jenis telah diusahakan di Indonesia. Jenis babi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda antar bangsa dan relatif seragam dalam bangsanya. Diantara karakteristik ternak tersebut, yang diinginkan peternak adalah yang bermanfaat dan bermakna ekonomi, seperti daya produksi, jumlah dan bobot anakan saat lahir, disapih dan dibesarkan atau pertumbuhan, mortalitas rendah serta efisiensi penggunaan makanan yang tinggi (Fahmy dan Bernanrd 1972). Produktivitas inilah yang selalu diusahakan ditingkatkan melalui perbaikan genetis dengan jalan seleksi dan perkawinan serta melalui perbaikan lingkungannya (Lasley, 1978). Ternak babi di daerah Bali masih mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang ekonomi masyarakat khusunya di pedesaan. Sekitar 80% rumah tangga di pedesaan memelihara ternak babi yang jumlahnya antara tiga sampai lima ekor, meskipun bersifat sambilan, namun terbukti menjadi salah satu sumber pendapatan yang sangat diandalkan oleh keluarga. Peternak di Bali lebih banyak memilih babi ras jenis peranakan landrace untuk diternakan dibandingkan babi bali atau jenis babi lainnya. Alasannya, babi peranakan landrace pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan babi jenis lain. Selain itu, babi
landrace kandungan lemaknya lebih sedikit dibandingkan dengan babi bali (Budiarsa, 2014). Berdasarkan data Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan populasi ternak babi di Propinsi Bali dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 di lihat pada tabel 1.2 di bawah ini. Tabel 1.2 Populasi Ternak Babi di Bali dari Tahun 2011-2015 No Tahun Populasi Ternak Babi 1 2011 922.739 2 2012 890.598 3 2013 840.409 4 2014 817.489 5 2015 825.658 Sumber : Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Bali Populasi ternak babi yang tidak stabil di daerah Bali tetapi permintaan daging babi yang terus meningkat maupun pangsa pasar yang sangat menjanjikan dapat memberikan peluang bisnis kepada U.D Karang untuk mengembangkan bisnisnya dengan cara memelihara ternak babi untuk dijadikan penggemukan. U.D Karang merupakan usaha dagang ternak babi yang terdapat di Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung dengan memiliki jumlah populasi ternak babi mencapai ratusan ekor ternak babi dengan jenis landrace. U.D karang dalam kegiatan bisnisnya menjual ternak penggemukan ke Rumah Potong Hewan (RPH) dan juga kepada masyarakat adat setempat, maupun menerima pembeli atau konsumen yang datang langsung ke U.D Karang. Penjualan dalam sebulan berkisar 20 sampai dengan 50 ekor ternak dengan harga per kilo gram sebesar Rp 25.000,00. Pakan ternak U.D karang mengunakan dedak dan konsentrat, selain itu U.D Karang bekerja sama dengan hotel untuk mendapatkan limbah atau sisa-sisa makanan yang dijadikan pakan ternak babi.
Analisis finansial digunakan untuk menganalisis kriteria investasi bisnis usaha Peternakan babi U.D Karang. Kriteria investasi merupakan suatu ukuran yang menyeluruh sebagai dasar persetujuan atau penolakan tentang layak tidaknya suatu usaha ditinjau dari besar kecilnya pendapatan bersih yang dihasilkan, dengan menganalisis kelayakan finansial dapat diketahui layak atau tidaknya suatu usaha dijalankan. Kriteria investasi yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost (Net B/C), dan Internal of Return (IRR). Berdasarkan uraian diatas maka menarik untuk dilakukan penelitian mengenai analisis kelayakan usaha yang ditinjau dari aspek finansial usaha peternakan babi di U.D Karang, Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kelayakan usaha peternakan babi U.D Karang di Desa Jagapati, ditinjau dari aspek finansial? 2. Kendala yang dihadapi dalam usaha peternakan babi U.D Karang di Desa Jagapati? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut. 1. Kelayakan usaha peternakan babi U.D Karang di Desa Jagapati, ditinjau dari aspek finansial.
2. Kendala yang dihadapi oleh usaha peternakan babi U.D Karang di Desa Jagapati. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sebagai sumbangan pemikiran kepada peternak babi khususnya peternakan babi U.D Karang di Desa Jagapati dalam menentukan perkembangan dan kelayakan finansial usaha yang telah dijalankannya. 2. Sebagai bahan informasi atau masukan untuk kelanjutan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. 3. Sebagai media belajar bagi mahasiswa serta salah satu persyaratan dalam meraih gelar sarjana. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini akan dibatasi pada analisis mengenai kelayakan usaha yang ditinjau dari aspek finansial, dengan dibatasi pada perhitungan NPV, Net B/C, dan IRR, serta kendala-kendala yang dihadapi U.D Karang dalam menjalankan usaha peternakan babi.