BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir pantai, pada umumnya penduduk mencari pemenuhan kebutuhan hidup dari menangkap ikan di laut yaitu sebagai nelayan. Laut menjadi lahan hidup yang paling utama bagi keluarga nelayan. Sumber daya ekonomi perikanan merupakan sumber daya utama dalam menggerakan roda ekonomi dan perdagangan keluarga nelayan. Produksi perikanan laut yang dihasilkan oleh nelayan menentukan kehadiran sektor pekerjaan lain yang menunjang komunitas nelayan tersebut, seperti pengolahan hasil tangkapan perikanan, pembuatan alatalat tangkap, jasa angkutan dan perbengkelan serta toko yang menjual berbagai kebutuhan nelayan seperti kebutuhan kerja dan kebutuhan rumah tangga nelayan. Namun, perubahan cuaca yang selalu datang setiap tahunnya dan lamanya pun tidak dapat dipastikan semakin membuat masyarakat nelayan terus berada dalam lingkaran setan kemiskinan. Hambatan yang sering dihadapi oleh para nelayan untuk melaut adalah faktor cuaca yang tidak menentu. Kadang gelombang yang cukup besar menghentikan kegiatan melaut yang seharusnya dilakukan oleh para nelayan. Selain faktor cuaca, faktor yang dapat menyebabkan hasil tangkapan nelayan rendah adalah keterbatasan teknologi penangkapan sehingga wilayah operasi pun terbatas dan menyebabkan hasil penangkapan ikan pun rendah. Kondisi kemiskinan yang dialami keluarga nelayan semakin diperparah dengan status mereka yang lebih banyak bekerja sebagai nelayan buruh, yaitu 1
nelayan yang pendapatannya sangat bergantung pada jumlah hasil laut yang diperoleh dan dari kemurahan hati toke (pemilik modal dan alat produksi). Keadaan pendapatan nelayan yang tidak menentu secara langsung mempengaruhi berbagai aspek kehidupan para nelayan di Kelurahan Bagan Deli, mulai dari segi ekonomi, kesehatan, tingkat pendidikan yang dapat diperoleh keluarga nelayan, gaya hidup, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan hidup dalam keluarga nelayan tidak akan pernah tercukupi apabila hanya mengandalkan pekerjaan pokok saja. Menurut Kusnadi (2002), ciri umum yang dapat dilihat dari kondisi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi dalam kehidupan keluarga nelayan adalah fakta-fakta yang bersifat fisik berupa kualitas pemukiman. Kampungkampung nelayan miskin akan mudah diidentifikasi dari kondisi rumah hunian mereka. Rumah-rumah yang sangat sederhana: berdinding anyaman bambu, berlantai tanah pasir, beratap daun rimba, dan keterbatasan pemilikan perabotan rumah tangga adalah tempat tinggal para nelayan buruh atau nelayan tradisional. Sebaliknya, rumah-rumah yang megah dengan segenap fasilitas yang memadai akan mudah dikenali sebagai tempat tinggal pemilik perahu, pedagang perantara (ikan) atau pedagang ikan berskala besar, dan pemilik toko. Selain gambaran fisik tersebut, untuk mengidentifikasi kehidupan keluarga nelayan miskin dapat dilihat dari tingkat pendidikan anak-anak, pola konsumsi sehari-hari dan tingkat pendapatan mereka. Karena tingkat pendapatan mereka rendah, maka adalah logis jika tingkat pendidikan anak-anak mereka juga rendah. Disamping itu, kebutuhan hidup yang paling mendasar bagi rumah tangga nelayan miskin adalah pemenuhan kebutuhan pangan. Kebutuhan dasar lain, seperti kelayakan perumahan dan sandang dijadikan sebagai kebutuhan sekunder. 2
Kebutuhan akan pangan merupakan prasyarat utama agar rumah tangga nelayan dapat bertahan hidup. Dalam keadaan ekonomi yang tidak menentu, nelayan pada dasarnya harus menyesuaikan diri. Antara lain dengan memanfaatkan anggota rumah tangga untuk bekerja sebagai upaya meningkatkan pendapatan keluarga nelayan. Upaya peningkatan pendapatan ini ditempuh melalui usaha produktivitas seluruh sumber daya manusia yang ada dalam keluarga nelayan. Diantara anggota keluarga nelayan yang produktif untuk menambah pendapatan adalah para istri nelayan (Purwanti et.al, 1998). Kemiskinan tidak lepas dari keluarga nelayan terutama dialami oleh perempuan. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan pesisir menyebabkan mereka melakukan strategi bertahan hidup. Strategi bertahan hidup yang dilakukan dapat dibedakan menjadi strategi sosial yang meliputi membangun jejaring dengan patron, mengalokasikan seluruh anggota keluarga, dan mengikuti arisan. Sementara strategi ekonomi meliputi menjual hasil tangkapan ikan, memanfaatkan seluruh anggota keluarga, menghemat pengeluaran, diversifikasi pekerjaan, dan berhutang. Strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh perempuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu umur, tingkat pendidikan, status perkawinan, status sosial-ekonomi, dan jumlah anggota keluarga. 3
Tabel 1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia di Kelurahan Bagan Deli No. Jenis Kelamin 17 Tahun 17 Tahun Jumlah 1. Laki-laki 3.127 5.306 8.433 2. Perempuan 3.073 4.432 7.505 Total 15.938 Sumber : Data Kelurahan Bagan Deli Tahun 2015 Dari tabel 1 tersebut, terlihat bahwa jumlah perempuan hampir sama dengan laki-laki. Hal ini merupakan sumberdaya potensial untuk dikembangkan. Penduduk perempuan di Kelurahan Bagan Deli merupakan potensi yang besar dalam usaha peningkatan pendapatan masyarakat nelayan. Sebagaimana kita ketahui bahwa perempuan memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan. Perempuan memiliki kemampuan untuk menyusun rencana dan menjalankan tugas dengan kualitas yang tidak kalah dari kaum pria. Bahkan dalam dunia teknologi banyak kaum perempuan yang sudah menunjukan prestasinya. Dalam berbagai bidang perempuan telah berpartisipasi, misalnya di bidang kesehatan, bidang pemerintahan dan sebagainya. Pada hakekatnya perempuan adalah sumberdaya insani yang memiliki potensi yang dapat didayagunakan dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan nasional. Wanita-wanita nelayan mempunyai potensi sebagai motor penggerak perekonomian masyarakat pantai. Potensi tersebut dapat meningkatkan 4
pendapatan nelayan, dimana posisi wanita yang selama ini hanya berfungsi sebagai ibu rumah tangga ditingkatkan sebagai pencari nafkah. Berbagai kegiatan industri rumah tangga mereka lakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Bukan hanya bekerja sebagai buruh pada pabrik, bahkan mereka juga melakoni pekerjaan yang mereka lakukan di sela-sela jam kosong mereka. Misalnya, membuat ikan asin, mengopek udang, berdagang, mengolah hasil laut menjadi makanan ringan, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para isteri nelayan ini terlihat sejak pagi hari. Seperti Ibu Yohana yang membuka kedai yang menjual berbagai macam sembako. Sejak subuh, Ibu Yohana sudah mulai sibuk mempersiapkan barang dagangannya, membersihkan kedainya, dan lainnya sedangkan suami Ibu Yohana mulai memperbaiki jaringnya. Ibu Yohana memiliki 5 orang anak yang masih bersekolah dan tentu saja mereka semua perlu biaya yang besar untuk sekolah. Untuk itu, Ibu Yohana sangat berperan untuk membantu suami mencari nafkah dengan berjualan. Hal ini dilakukan Ibu Yohana agar kebutuhan kehidupan sehari-hari keluarga dapat terpenuhi. Ketika sore hari, anak-anak perempuan mulai berangkat dari rumah mereka masing-masing menuju rumah toke yang memperkerjakan mereka. Anakanak perempuan ini bekerja menyortir ikan hasil tangkapan para nelayan. Menyortir adalah kegiatan memilih ikan sesuai dengan ukuran, jenis, dan memisahkan dari sampah-sampah kecil yang terikut di jaring. Setelah disortir, ikan-ikan besar tersebut diletakan di kotak besar yang berisi bongkahan batu es. Hal ini berguna untuk menjaga kesegaran ikan dan selanjutnya akan dijual ke pasar tradisional maupun di ekspor ke luar negeri. 5
Sebagian anak-anak perempuan bekerja menjemur ikan-ikan kecil yang biasa disebut penduduk dengan ikan teri. Ketika siang hari, anak-anak perempuan ini mulai membentangkan plastik besar tempat penjemuran ikan. Kegiatankegiatan ini dilakukan para isteri dan anak-anak nelayan untuk membantu mencari tambahan guna mencukupi kebutuhan keluarga yang sangat besar dan mendesak. Berdasarkan hal di atas, menjadi menarik bagi peneliti untuk mengetahui strategi perempuan pesisir dalam mengatasi kemiskinan pada keluarga nelayan miskin di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi perempuan pesisir dalam mengatasi kemiskinan pada keluarga nelayan miskin di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk lebih mendalami segala aspek kehidupan, disamping itu juga merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun praktis. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menginterpretasi strategi perempuan pesisir dalam mengatasi kemiskinan pada keluarga nelayan miskin di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. 6
1.4 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian-penelitian sejenis terdahulu yang pernah ada dan dapat menambah wawasan kajian ilmiah tentang kemiskinan dan masyarakat pesisir bagi mahasiswa khususnya mahasiswa di Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi tambahan guna menambah rujukan bagi mahasiswa, khususnya mengenai strategi perempuan pesisir dalam mengatasi kemiskinan pada keluarga nelayan miskin. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini diharapkan bagi masyarakat nelayan khususnya perempuan pesisir untuk dapat mengetahui strategi perempuan pesisir dalam mengatasi kemiskinan pada keluarga nelayan miskin di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. Dengan telah mengetahui strategi-strategi tersebut diharapkan perempuan-perempuan pesisir lebih kreatif dan inovatif dalam mencari strategi lainnya guna meningkatkan perekonomian keluarga. 2. Bagi Pemerintah Daerah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan saran dalam menetapkan kebijakan bagi 7
perempuan pesisir yang ingin meningkatkan perekonomian keluarga di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. 1.5 Definisi Konsep Dalam penelitian ilmiah, disamping berfungsi untuk memfokuskan dan mempermudah suatu penelitian, konsep juga berfungsi sebagai panduan yang nantinya digunakan peneliti untuk menindaklanjuti sebuah kasus yang diteliti dan menghindari terjadinya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam sebuah penelitian. Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini antara lain adalah : 1.5.1 Strategi Ekonomi Strategi Ekonomi adalah cara yang dilakukan oleh perempuan pesisir Kelurahan Bagan Deli untuk memperoleh uang dalam mengatasi kemiskinan. Adapun cara-cara tersebut ialah melakukan berbagai jenis pekerjaan seperti: menjadi buruh upah pada nelayan besar, mencari kerang untuk dijual, menjual hasil tangkapan ikan, membuka warung yang menjual makanan dan minuman, mencari barang bekas, menjadi buruh pabrik, dan pekerjaan lainnya. 1.5.2 Strategi Sosial Strategi sosial adalah cara yang dilakukan perempuan pesisir Kelurahan Bagan Deli dengan memanfaatkan jejaring sosial. Adapun caranya seperti: arisan dan meminjam. Arisan termasuk strategi sosial karena merupakan salah satu tempat mengakrabkan diri bagi perempuan-perempuan pesisir yang mengikuti arisan tersebut. Terkadang mereka menentukan kelompok arisan sesuai dengan kemampuan keuangan mereka sendiri. Perempuan yang mengikuti arisan biasanya 8
berkumpul di tempat yang sudah disepakati oleh mereka. Sedangkan dalam meminjam uang, mereka lebih memilih meminjam kepada saudara atau tetangga yang sudah memiliki hubungan erat. Rasa saling mempercayai antar warga cukup tinggi sehingga proses hutang-piutang dapat berlangsung dengan baik. Namun demikian apabila sekali saja terdapat pelanggaran, maka rasa kepercayaan tersebut akan dengan cepat luntur. 1.5.3 Perempuan Pesisir Perempuan Pesisir adalah kelompok wanita pada usia produktif yang menjadi bagian dari masyarakat pesisir, yang berdomisili di pesisir pantai kepulauan Indonesia atau di pulau-pulau terluar, dengan ciri desa-desa pantai yang relatif tradisional, serta memiliki kehidupan sosial ekonomi yang sangat tergantung pada sumberdaya kelautan. Sebagian besar aktifitas perekonomian di kawasan pesisir melibatkan kaum perempuan, seperti membersihkan ikan hasil tangkapan nelayan, menjemur ikan untuk dijadikan ikan asin, mengopek udang maupun kerang, dan sebagainya. 1.5.4 Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Seperti halnya keadaan keluarga nelayan miskin yang hanya bergantung pada hasil laut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Banyak keluarga nelayan yang mengeluh akibat tidak terpenuhinya kebutuhan hidup oleh karena ketidakmampuan dalam perekonomian. 9
1.5.5 Keluarga Nelayan Miskin Keluarga Nelayan Miskin adalah keluarga yang mata pencaharian pokoknya sebagai penangkap ikan di laut, dan biasanya mereka tinggal di daerah pesisir pantai atau tidak jauh dari bibir pantai. Oleh karena itu, masyarakat nelayan sangat tergantung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budi daya. Ketergantungan inilah yang menjerat masyarakat nelayan pada lingkaran kemiskinan. 1.5.6 Kondisi Sosial Ekonomi Kondisi ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan langsung dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Seperti pembudidayaan ikan di perairan pantai, pembudidayaan rumput laut, petambak, pengusaha kerupuk ikan, pengusaha terasi, dsb. Kondisi sosial adalah aktivitas manusia yang saling berhubungan satu sama lainnya, seperti memiliki struktur relasi patron-klien yang sangat kuat. Kondisi sosial ekonomi dalam hal ini diartikan sebagai keadaan perekonomian nelayan setelah adanya peran perempuan pesisir. 10