BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

I PENDAHULUAN. dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Wanita adalah perempuan yang sudah dewasa, sedangkan perempuan adalah

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. adalah lautan. Luas daratan Indonesia adalah km² yang menempatkan

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi masyarakat pantai dimana keterlibatan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pendapatan asli daerah Sulawesi Selatan. Potensi perikanan dan kelautan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. informal dan hampir 30% dari pekerja di sektor informal adalah nelayan, dan secara

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat kelompok sosial, ada sekelompok orang orang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Teori Curahan Waktu Kerja Istri Nelayan. sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

viii BAB VIII PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 91

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Oleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di

BAB V PENUTUP. belum baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kecenderungan tingginya angka putus

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

BAB IV DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara maritim sebagian besar penduduk menggantungkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

4. PENINGKATAN PENDAPATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN SKALA KECIL

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ekonomi yang rendah, dan hal ini sangat bertolak belakang dengan peran

Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat

BAB I PENDAHULUAN. dan 25,14 % penduduk miskin Indonesia adalah nelayan (Ono, 2015:27).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan/bahari. Dua pertiga luas wilayah

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)

BAB I PENDAHULUAN. menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km 2 merupakan negara terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

BAB I. PENDAHULUAN. Medan merupakan suatu permukiman yang berada di daerah pesisir. Sebagian besar

(Eucheuma cottonii) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PESISIR (Studi Kasus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur)

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

STUDI TENTANG UPAYA UPT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir pantai, pada umumnya penduduk mencari pemenuhan kebutuhan hidup dari menangkap ikan di laut yaitu sebagai nelayan. Laut menjadi lahan hidup yang paling utama bagi keluarga nelayan. Sumber daya ekonomi perikanan merupakan sumber daya utama dalam menggerakan roda ekonomi dan perdagangan keluarga nelayan. Produksi perikanan laut yang dihasilkan oleh nelayan menentukan kehadiran sektor pekerjaan lain yang menunjang komunitas nelayan tersebut, seperti pengolahan hasil tangkapan perikanan, pembuatan alatalat tangkap, jasa angkutan dan perbengkelan serta toko yang menjual berbagai kebutuhan nelayan seperti kebutuhan kerja dan kebutuhan rumah tangga nelayan. Namun, perubahan cuaca yang selalu datang setiap tahunnya dan lamanya pun tidak dapat dipastikan semakin membuat masyarakat nelayan terus berada dalam lingkaran setan kemiskinan. Hambatan yang sering dihadapi oleh para nelayan untuk melaut adalah faktor cuaca yang tidak menentu. Kadang gelombang yang cukup besar menghentikan kegiatan melaut yang seharusnya dilakukan oleh para nelayan. Selain faktor cuaca, faktor yang dapat menyebabkan hasil tangkapan nelayan rendah adalah keterbatasan teknologi penangkapan sehingga wilayah operasi pun terbatas dan menyebabkan hasil penangkapan ikan pun rendah. Kondisi kemiskinan yang dialami keluarga nelayan semakin diperparah dengan status mereka yang lebih banyak bekerja sebagai nelayan buruh, yaitu 1

nelayan yang pendapatannya sangat bergantung pada jumlah hasil laut yang diperoleh dan dari kemurahan hati toke (pemilik modal dan alat produksi). Keadaan pendapatan nelayan yang tidak menentu secara langsung mempengaruhi berbagai aspek kehidupan para nelayan di Kelurahan Bagan Deli, mulai dari segi ekonomi, kesehatan, tingkat pendidikan yang dapat diperoleh keluarga nelayan, gaya hidup, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan hidup dalam keluarga nelayan tidak akan pernah tercukupi apabila hanya mengandalkan pekerjaan pokok saja. Menurut Kusnadi (2002), ciri umum yang dapat dilihat dari kondisi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi dalam kehidupan keluarga nelayan adalah fakta-fakta yang bersifat fisik berupa kualitas pemukiman. Kampungkampung nelayan miskin akan mudah diidentifikasi dari kondisi rumah hunian mereka. Rumah-rumah yang sangat sederhana: berdinding anyaman bambu, berlantai tanah pasir, beratap daun rimba, dan keterbatasan pemilikan perabotan rumah tangga adalah tempat tinggal para nelayan buruh atau nelayan tradisional. Sebaliknya, rumah-rumah yang megah dengan segenap fasilitas yang memadai akan mudah dikenali sebagai tempat tinggal pemilik perahu, pedagang perantara (ikan) atau pedagang ikan berskala besar, dan pemilik toko. Selain gambaran fisik tersebut, untuk mengidentifikasi kehidupan keluarga nelayan miskin dapat dilihat dari tingkat pendidikan anak-anak, pola konsumsi sehari-hari dan tingkat pendapatan mereka. Karena tingkat pendapatan mereka rendah, maka adalah logis jika tingkat pendidikan anak-anak mereka juga rendah. Disamping itu, kebutuhan hidup yang paling mendasar bagi rumah tangga nelayan miskin adalah pemenuhan kebutuhan pangan. Kebutuhan dasar lain, seperti kelayakan perumahan dan sandang dijadikan sebagai kebutuhan sekunder. 2

Kebutuhan akan pangan merupakan prasyarat utama agar rumah tangga nelayan dapat bertahan hidup. Dalam keadaan ekonomi yang tidak menentu, nelayan pada dasarnya harus menyesuaikan diri. Antara lain dengan memanfaatkan anggota rumah tangga untuk bekerja sebagai upaya meningkatkan pendapatan keluarga nelayan. Upaya peningkatan pendapatan ini ditempuh melalui usaha produktivitas seluruh sumber daya manusia yang ada dalam keluarga nelayan. Diantara anggota keluarga nelayan yang produktif untuk menambah pendapatan adalah para istri nelayan (Purwanti et.al, 1998). Kemiskinan tidak lepas dari keluarga nelayan terutama dialami oleh perempuan. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan pesisir menyebabkan mereka melakukan strategi bertahan hidup. Strategi bertahan hidup yang dilakukan dapat dibedakan menjadi strategi sosial yang meliputi membangun jejaring dengan patron, mengalokasikan seluruh anggota keluarga, dan mengikuti arisan. Sementara strategi ekonomi meliputi menjual hasil tangkapan ikan, memanfaatkan seluruh anggota keluarga, menghemat pengeluaran, diversifikasi pekerjaan, dan berhutang. Strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh perempuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu umur, tingkat pendidikan, status perkawinan, status sosial-ekonomi, dan jumlah anggota keluarga. 3

Tabel 1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia di Kelurahan Bagan Deli No. Jenis Kelamin 17 Tahun 17 Tahun Jumlah 1. Laki-laki 3.127 5.306 8.433 2. Perempuan 3.073 4.432 7.505 Total 15.938 Sumber : Data Kelurahan Bagan Deli Tahun 2015 Dari tabel 1 tersebut, terlihat bahwa jumlah perempuan hampir sama dengan laki-laki. Hal ini merupakan sumberdaya potensial untuk dikembangkan. Penduduk perempuan di Kelurahan Bagan Deli merupakan potensi yang besar dalam usaha peningkatan pendapatan masyarakat nelayan. Sebagaimana kita ketahui bahwa perempuan memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan. Perempuan memiliki kemampuan untuk menyusun rencana dan menjalankan tugas dengan kualitas yang tidak kalah dari kaum pria. Bahkan dalam dunia teknologi banyak kaum perempuan yang sudah menunjukan prestasinya. Dalam berbagai bidang perempuan telah berpartisipasi, misalnya di bidang kesehatan, bidang pemerintahan dan sebagainya. Pada hakekatnya perempuan adalah sumberdaya insani yang memiliki potensi yang dapat didayagunakan dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan nasional. Wanita-wanita nelayan mempunyai potensi sebagai motor penggerak perekonomian masyarakat pantai. Potensi tersebut dapat meningkatkan 4

pendapatan nelayan, dimana posisi wanita yang selama ini hanya berfungsi sebagai ibu rumah tangga ditingkatkan sebagai pencari nafkah. Berbagai kegiatan industri rumah tangga mereka lakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Bukan hanya bekerja sebagai buruh pada pabrik, bahkan mereka juga melakoni pekerjaan yang mereka lakukan di sela-sela jam kosong mereka. Misalnya, membuat ikan asin, mengopek udang, berdagang, mengolah hasil laut menjadi makanan ringan, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para isteri nelayan ini terlihat sejak pagi hari. Seperti Ibu Yohana yang membuka kedai yang menjual berbagai macam sembako. Sejak subuh, Ibu Yohana sudah mulai sibuk mempersiapkan barang dagangannya, membersihkan kedainya, dan lainnya sedangkan suami Ibu Yohana mulai memperbaiki jaringnya. Ibu Yohana memiliki 5 orang anak yang masih bersekolah dan tentu saja mereka semua perlu biaya yang besar untuk sekolah. Untuk itu, Ibu Yohana sangat berperan untuk membantu suami mencari nafkah dengan berjualan. Hal ini dilakukan Ibu Yohana agar kebutuhan kehidupan sehari-hari keluarga dapat terpenuhi. Ketika sore hari, anak-anak perempuan mulai berangkat dari rumah mereka masing-masing menuju rumah toke yang memperkerjakan mereka. Anakanak perempuan ini bekerja menyortir ikan hasil tangkapan para nelayan. Menyortir adalah kegiatan memilih ikan sesuai dengan ukuran, jenis, dan memisahkan dari sampah-sampah kecil yang terikut di jaring. Setelah disortir, ikan-ikan besar tersebut diletakan di kotak besar yang berisi bongkahan batu es. Hal ini berguna untuk menjaga kesegaran ikan dan selanjutnya akan dijual ke pasar tradisional maupun di ekspor ke luar negeri. 5

Sebagian anak-anak perempuan bekerja menjemur ikan-ikan kecil yang biasa disebut penduduk dengan ikan teri. Ketika siang hari, anak-anak perempuan ini mulai membentangkan plastik besar tempat penjemuran ikan. Kegiatankegiatan ini dilakukan para isteri dan anak-anak nelayan untuk membantu mencari tambahan guna mencukupi kebutuhan keluarga yang sangat besar dan mendesak. Berdasarkan hal di atas, menjadi menarik bagi peneliti untuk mengetahui strategi perempuan pesisir dalam mengatasi kemiskinan pada keluarga nelayan miskin di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi perempuan pesisir dalam mengatasi kemiskinan pada keluarga nelayan miskin di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk lebih mendalami segala aspek kehidupan, disamping itu juga merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun praktis. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menginterpretasi strategi perempuan pesisir dalam mengatasi kemiskinan pada keluarga nelayan miskin di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. 6

1.4 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian-penelitian sejenis terdahulu yang pernah ada dan dapat menambah wawasan kajian ilmiah tentang kemiskinan dan masyarakat pesisir bagi mahasiswa khususnya mahasiswa di Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi tambahan guna menambah rujukan bagi mahasiswa, khususnya mengenai strategi perempuan pesisir dalam mengatasi kemiskinan pada keluarga nelayan miskin. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini diharapkan bagi masyarakat nelayan khususnya perempuan pesisir untuk dapat mengetahui strategi perempuan pesisir dalam mengatasi kemiskinan pada keluarga nelayan miskin di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. Dengan telah mengetahui strategi-strategi tersebut diharapkan perempuan-perempuan pesisir lebih kreatif dan inovatif dalam mencari strategi lainnya guna meningkatkan perekonomian keluarga. 2. Bagi Pemerintah Daerah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan saran dalam menetapkan kebijakan bagi 7

perempuan pesisir yang ingin meningkatkan perekonomian keluarga di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. 1.5 Definisi Konsep Dalam penelitian ilmiah, disamping berfungsi untuk memfokuskan dan mempermudah suatu penelitian, konsep juga berfungsi sebagai panduan yang nantinya digunakan peneliti untuk menindaklanjuti sebuah kasus yang diteliti dan menghindari terjadinya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam sebuah penelitian. Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini antara lain adalah : 1.5.1 Strategi Ekonomi Strategi Ekonomi adalah cara yang dilakukan oleh perempuan pesisir Kelurahan Bagan Deli untuk memperoleh uang dalam mengatasi kemiskinan. Adapun cara-cara tersebut ialah melakukan berbagai jenis pekerjaan seperti: menjadi buruh upah pada nelayan besar, mencari kerang untuk dijual, menjual hasil tangkapan ikan, membuka warung yang menjual makanan dan minuman, mencari barang bekas, menjadi buruh pabrik, dan pekerjaan lainnya. 1.5.2 Strategi Sosial Strategi sosial adalah cara yang dilakukan perempuan pesisir Kelurahan Bagan Deli dengan memanfaatkan jejaring sosial. Adapun caranya seperti: arisan dan meminjam. Arisan termasuk strategi sosial karena merupakan salah satu tempat mengakrabkan diri bagi perempuan-perempuan pesisir yang mengikuti arisan tersebut. Terkadang mereka menentukan kelompok arisan sesuai dengan kemampuan keuangan mereka sendiri. Perempuan yang mengikuti arisan biasanya 8

berkumpul di tempat yang sudah disepakati oleh mereka. Sedangkan dalam meminjam uang, mereka lebih memilih meminjam kepada saudara atau tetangga yang sudah memiliki hubungan erat. Rasa saling mempercayai antar warga cukup tinggi sehingga proses hutang-piutang dapat berlangsung dengan baik. Namun demikian apabila sekali saja terdapat pelanggaran, maka rasa kepercayaan tersebut akan dengan cepat luntur. 1.5.3 Perempuan Pesisir Perempuan Pesisir adalah kelompok wanita pada usia produktif yang menjadi bagian dari masyarakat pesisir, yang berdomisili di pesisir pantai kepulauan Indonesia atau di pulau-pulau terluar, dengan ciri desa-desa pantai yang relatif tradisional, serta memiliki kehidupan sosial ekonomi yang sangat tergantung pada sumberdaya kelautan. Sebagian besar aktifitas perekonomian di kawasan pesisir melibatkan kaum perempuan, seperti membersihkan ikan hasil tangkapan nelayan, menjemur ikan untuk dijadikan ikan asin, mengopek udang maupun kerang, dan sebagainya. 1.5.4 Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Seperti halnya keadaan keluarga nelayan miskin yang hanya bergantung pada hasil laut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Banyak keluarga nelayan yang mengeluh akibat tidak terpenuhinya kebutuhan hidup oleh karena ketidakmampuan dalam perekonomian. 9

1.5.5 Keluarga Nelayan Miskin Keluarga Nelayan Miskin adalah keluarga yang mata pencaharian pokoknya sebagai penangkap ikan di laut, dan biasanya mereka tinggal di daerah pesisir pantai atau tidak jauh dari bibir pantai. Oleh karena itu, masyarakat nelayan sangat tergantung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budi daya. Ketergantungan inilah yang menjerat masyarakat nelayan pada lingkaran kemiskinan. 1.5.6 Kondisi Sosial Ekonomi Kondisi ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan langsung dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Seperti pembudidayaan ikan di perairan pantai, pembudidayaan rumput laut, petambak, pengusaha kerupuk ikan, pengusaha terasi, dsb. Kondisi sosial adalah aktivitas manusia yang saling berhubungan satu sama lainnya, seperti memiliki struktur relasi patron-klien yang sangat kuat. Kondisi sosial ekonomi dalam hal ini diartikan sebagai keadaan perekonomian nelayan setelah adanya peran perempuan pesisir. 10