BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

HALAMAN JUDUL. PENGARUH VARIASI SUDUT ORIENTASI KONDENSOR (0 o, 15 o, 30 o ) TERHADAP HAIL PIROLISIS PLASTIK LDPE DENGAN DEBIT AIR PENDINGIN 18 LPM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.2 HASIL MODIFIKASI ALAT REAKTOR PIROLISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian dan analisa limbah plastik PP (Polypropyline).

ARTIKEL ANALISA HASIL PRODUK CAIR PIROLISIS DARI BAN DALAM BEKAS DAN PLASTIK JENIS LDPE (LOW DENSITY POLYETHYLENE)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

No Properties Value 1 Density kg/m 3 2 Viscosity 5.27 m. Poise 3 Flash Point 22 o C 4 Fire Point 29 o C 5 Calorific Value

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Ketersediaan Minyak Bumi Di Indonesia. Cadangan (proven+posibble) Produksi per tahun Ketersediaan (tanpa eksplorasi)

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MERUBAH SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X

BAB IV ANALISA PROSES UJI BAHAN

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TURBO ISSN Vol. 4 No. 1

PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN RASIO MINYAK/METANOL PADA PEMURNIAN MINYAK PIROLISIS DARI LIMBAH PLASTIK POLYETHYLENE

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

PEMBUATAN DESTALATOR DAN ANALISA KANDUNGAN SULFUR MINYAK DIESEL LIMBAH PLASTIK LDPE HASIL PIROLISIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH ARAH ALIRAN AIR PENDINGIN PADA KONDENSOR TERHADAP HASIL PENGEMBUNAN PROSES PIROLISIS LIMBAH PLASTIK

PENGARUH GEOMETRI PIPA KONDENSOR TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA DESTILASI MINYAK PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan

RUBBER CRUDE OIL PRODUCT KNOWLEDGE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Karakteristik Bahan Baku Biodiesel. Propertis Minyak Kelapa (Coconut Oil)

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT DESTILASI MINYAK DARI LIMBAH SAMPAH PLASTIK. : Judhid Adi Mursito. : I Gusti Ketut Sukadana, ST. MT.

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga dari binatang

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran suhu incinerator Pada Ruang Bakar utama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Pengolahan Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Proses Pirolisis

BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT

Lampiran 1 Hasil pengukuran nilai densitas terhadap peningkatan suhu (penelitian pendahuluan)

METODE PENGUJIAN KADAR AIR ASPAL EMULSI

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

KINERJA MESIN DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK HASIL PIROLISIS SAMPAH PLASTIK

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut.

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor ( September 2015)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN TABUNG PENGOLAH LIMBAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR TERBARUKAN (PIROLISIS) KAPASITAS 50 KG / BATCH

UJI KUALITAS FISIS PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan

Farel H. Napitupulu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin FT USU. m& = konsumsi bahan bakar (kg/s) LHV = low heating value (nilai kalor bawah) (kj/kg)

BAB III PROSES PEMBAKARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa

PENGOLAHAN LIMBAH KANTONG PLASTIK JENIS KRESEK MENJADI BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

BAB IV PROSES PENGUJIAN

PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA ASPAL CAIR DENGAN ALAT TAG OPEN CUP

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A PERHITUNGAN DENGAN MANUAL. data data dari tabel hasil pengujian performansi motor diesel. sgf = 0,845 V s =

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN...

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA

III. METODA PENELITIAN

PEMBUATAN BIOFUEL DENGAN PROSES PIROLISIS BERBAHAN BAKU PLASTIK LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE) PADA SUHU 250 C DAN 300 C

BAHAN DAN METODE. mesin gerinda, termometer, alat tulis, kalkulator, komputer dan kamera.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS AKHIR PERANCANGAN KOMPOR BRIKET BIOMASS UNTUK LIMBAH KOPI

Tegangan Tembus (kv/2,5 mm) Jenis Minyak RBD FAME FAME + aditif

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : sudut 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju uap (parallel flow) dengan LDPE (Low density polyethylene) dari plastik kresek hitam. Data dan pembahasan dimulai dari percobaan pirolisis plastik. 4.2 Data Terkalibrasi Hasil minyak yang diperoleh dalam hal penelitian pada kondensor ini adalah pengukuran volume minyak plastik yang dihasilkan. Pengujian pada debit 6 LPM, sudut 0 0, dan gas yang terpakai yaitu 1,61 kg. Minyak yang dihasilkan 600 ml. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.1. WAKTU (menit) Tabel 4.1. Hasil Data Percobaan Sudut 0 0 Debit 6 LPM, Sudut 0, Gas Terpakai 1,61 kg Hasil T1 T2 T3 T4 T5 q ( 0 C) ( 0 C) ( 0 C) ( 0 C) ( 0 Minyak C) (watt) (ml) Produksi Minyak (%) 0 27 25 25 27 30 0,0 0 0,00 10 67,6 29,1 29,6 29,0 230 214,4 13 2,17 20 109,0 29,9 31,2 28,6 280 552,1 130 23,83 30 146,6 30,8 32,3 28,9 303 593,5 173 52,67 40 68,2 32,2 33,6 29,6 306 592,1 158 79,00 50 70,3 33,2 34,4 29,3 313 506,5 36 85,00 60 71,3 34,5 35,6 29,9 316 462,8 30 90,00 70 73,7 35,1 36,1 30,6 319 419,8 25 94,17 80 68,0 36,0 37,0 30,6 321 418,9 20 97,50 90 60,8 36,1 37,0 30,3 324 376,5 10 99,17 100 49,9 37,1 37,9 29,7 327 333,1 5 100,00 Pengujian pada debit 6 LPM, sudut 15 0, dan gas yang terpakai yaitu 1,40 kg. Minyak yang dihasilkan 560 ml. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.2. 37

WAKTU (menit) Tabel 4.2. Hasil Data Percobaan Sudut 15 0 Debit 6 LPM, Sudut 15, Gas Terpakai 1,40 kg Hasil T1 T2 T3 T4 T5 q ( 0 C) ( 0 C) ( 0 C) ( 0 C) ( 0 Minyak C) (watt) (ml) Produksi Minyak (%) 0 29 27 27 29 30 0,0 0 0,00 10 91,8 27,0 27,4 33,0 232 174,3 11 1,96 20 92,1 28,1 29,3 33,2 278 511,7 124 24,11 30 92,5 29,5 30,8 33,3 300 552,5 170 54,46 40 74,3 31,1 32,5 33,7 303 550,9 155 82,14 50 74,4 32,6 33,7 33,8 310 464,8 34 88,21 60 67,5 35,2 36,2 34,1 313 419,7 20 91,79 70 66,9 36,0 37,0 34,3 317 418,9 18 95,00 80 66,5 36,5 37,5 34,4 320 418,4 14 97,50 90 62,0 36,8 37,7 34,8 322 375,7 10 99,29 100 55,8 36,9 37,6 35,0 326 291,0 4 100,00 Pengujian pada debit 6 LPM, sudut 30 0, dan gas yang terpakai yaitu 1,10 kg. Minyak yang dihasilkan 500 ml. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.3. WAKTU (menit) Tabel 4.3. Hasil Data Percobaan Sudut 30 0 Debit 6 LPM, Sudut 30, Gas Terpakai 1,10 kg Hasil T1 T2 T3 T4 T5 q ( 0 C) ( 0 C) ( 0 C) ( 0 C) ( 0 Minyak C) (watt) (ml) Produksi Minyak (%) 0 28 29 29 28 30 0,0 0 0,0 10 49,7 31,9 32,3 31,5 230 169,3 10 2,0 20 58,3 32,3 33,5 31,7 279 507,4 120 26,0 30 58,4 32,9 34,2 32,1 301 549,1 140 54,0 40 58,9 33,1 34,4 33,8 303 553,1 157 85,4 50 57,4 33,2 34,3 34,3 309 464,1 30 91,4 60 56,3 33,4 34,4 34,5 312 417,4 15 94,4 70 55,4 33,5 34,5 34,6 318 417,3 12 96,8 80 53,7 33,6 34,6 34,8 319 412,9 8 98,4 90 52,8 33,7 34,5 35,0 323 336,7 5 99,4 100 52,6 34,0 34,6 35,0 324 251,7 3 100,0 Untuk Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3. akan ditampilkan menggunakan grafik pada pembahasan. 38

Hasil Minyak (ml) 4.3 Korelasi Waktu Terhadap Hasil Minyak Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbentuklah hubungan antara lama waktu yang terlaksana dengan hasil minyak yang didapatkan. Hasil penelitian hubungan antara waktu dengan hasil minyak yang didapatkan pada pengujian pirolisis sampah plastik akan dijelaskan dalam Gambar 4.1. 180 160 140 120 100 80 60 40 Sudut 0 Sudut 15 Sudut 30 20 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 Waktu (Menit) Gambar 4.1. Grafik Korelasi Waktu Dengan Hasil Minyak Grafik tersebut merupakan hasil dari data yang telah terkalibrasi. Gambar 4.1. di atas menunjukkan bahwa hasil volume minyak terbesar untuk sudut 0 0 dengan debit 6 LPM dan jenis aliran parallel flow didapatkan pada waktu antara menit 20-30 dengan hasil minyak pada menit tersebut yaitu 173 ml. Kenaikan yang paling signifikan yaitu setelah menit 10 sampai menit 20, hasilnya yaitu dari 13 ml naik sampai 130 ml. Dari analisis yang dapat dilihat pada saat percobaan yaitu sebelum menit ke-10 hanya menghasilkan asap yang sangat tebal dan kotor maka asap tersebut hanya terbuang dan tidak dapat terubah oleh kondensor menjadi minyak yang dapat dihasilkan. Lalu setelah menit ke-10 maka asap tebal serta kotor tersebut sudah hilang dan yang keluar yaitu asap bersih yang dapat dikondensasi oleh kondensor tersebut. Selain itu dapat ditarik kesimpulan juga bahwa dari awal percobaan sampai menit ke-30 asap cair atau minyak terproduksi banyak dan 39

meningkat selama menitnya, dan titik puncaknya yaitu menit ke-30. Setelah menit ke-30 tersebut plastik yang dibakar didalam reaktor tampaknya sudah sebagian menjadi abu. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari pengamatan data tersebut karena tampak penurunan jumlah produksi asap cair yang dari 173 ml turun menjadi 158 ml pada menit ke-40. Selain kenaikan yang signifikan penurunan produksipun juga sangat signifikan, terlihat bahwa pada menit ke-50 hasilnya hanya 36 ml. Semakin lama hasil minyak semakin menurun bersamaan dengan habisnya plastik yang ada didalam reaktor pembakaran. Hasil minyak selesai menetes dari kondensor pada menit ke-100 dengan artian bahwa plastik yang dibakar didalam reaktor memang benar-benar habis dan sudah menjadi abu. Selain pada sudut 0 0 analisa juga pada sudut 15 0 dengan debit 6 LPM dan jenis aliran parallel flow yaitu menunjukkan bahwa hasil volume minyak terbesar didapatkan pada waktu antara menit 20-30 dengan hasil minyak pada menit tersebut yaitu 170 ml. Kenaikan yang paling signifikan yaitu setelah menit 10 sampai menit 20, hasilnya yaitu dari 11 ml naik sampai 124 ml. Dari analisis yang dapat dilihat pada saat percobaan yaitu sebelum menit ke-10 hanya menghasilkan asap yang sangat tebal dan kotor maka asap tersebut hanya terbuang dan tidak dapat terubah oleh kondensor menjadi minyak yang dapat dihasilkan. Lalu setelah menit ke-10 maka asap tebal serta kotor tersebut sudah hilang dan yang keluar yaitu asap bersih yang dapat dikondensasi oleh kondensor tersebut. Selain itu dapat ditarik kesimpulan juga bahwa dari awal percobaan sampai menit ke-30 asap cair atau minyak terproduksi banyak dan meningkat selama menitnya, dan titik puncaknya yaitu menit ke-30. Setelah menit ke-30 tersebut plastik yang dibakar didalam reaktor tampaknya sudah sebagian menjadi abu. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari pengamatan data tersebut karena tampak penurunan jumlah produksi asap cair yang dari 170 ml turun menjadi 155 ml pada menit ke-40. Selain kenaikan yang signifikan penurunan produksipun juga sangat signifikan, terlihat bahwa pada menit ke-50 hasilnya hanya 34 ml. Semakin lama hasil minyak semakin menurun bersamaan dengan habisnya plastik yang ada didalam reaktor pembakaran. Hasil minyak selesai menetes dari kondensor pada menit ke-100 dengan artian bahwa 40

plastik yang dibakar didalam reaktor memang benar-benar habis dan sudah menjadi abu. Berbeda dengan sudut 15 0 yang ada persamaan dengan sudut 0 0 pada sudut 30 0 yaitu menunjukkan bahwa hasil volume minyak terbesar didapatkan pada waktu antara menit 30-40 dengan hasil minyak pada menit tersebut yaitu 157 ml. Kenaikan yang paling signifikan yaitu setelah menit 10 sampai menit 20, hasilnya yaitu dari 10 ml naik sampai 120 ml. Dari analisis yang dapat dilihat pada saat percobaan yaitu sebelum menit ke-10 hanya menghasilkan asap yang sangat tebal dan kotor maka asap tersebut hanya terbuang dan tidak dapat terubah oleh kondensor menjadi minyak yang dapat dihasilkan. Lalu setelah menit ke-10 maka asap tebal serta kotor tersebut sudah hilang dan yang keluar yaitu asap bersih yang dapat dikondensasi oleh kondensor tersebut. Selain itu dapat ditarik kesimpulan juga bahwa dari awal percobaan sampai menit ke-40 asap cair atau minyak terproduksi banyak dan meningkat selama menitnya, dan titik puncaknya yaitu menit ke-40. Setelah menit ke-40 tersebut plastik yang dibakar didalam reaktor tampaknya sudah sebagian menjadi abu. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari pengamatan data tersebut karena tampak penurunan jumlah produksi asap cair yang dari 157 ml turun menjadi 30 ml pada menit ke-50. Selain kenaikan yang signifikan penurunan produksipun juga sangat signifikan, terlihat bahwa pada menit tersebut hasilnya hanya 30 ml. Semakin lama hasil minyak semakin menurun bersamaan dengan habisnya plastik yang ada didalam reaktor pembakaran. Hasil minyak selesai menetes dari kondensor pada menit ke-100 dengan artian bahwa plastik yang dibakar didalam reaktor memang benar-benar habis dan sudah menjadi abu. 4.4 Perbandingan Dengan Penelitian Sebelumnya Untuk mengetahui dengan perbandingan sebelumnya perlu ada pembahasan yang tepat mengenai hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4. 41

Tabel 4.4. Perbandingan Pengujian Pirolisis Plastik Perbandingan Sumber Suhu maksimal ( C) Bahan (gr) Hasil minyak (ml) Percobaan sudut 0 0 327 600 Percobaan sudut 15 0 326 1000 (LDPE) 560 Percobaan sudut 30 0 324 500 400 1000 (PET) 447 Kadir, 2012 300 1000 (PP) 484 415 1000 (HDPE) 403 Santoso, 2010 450 1000 (LDPE) 400 Haryadi, 2015 300 500 (PP) 314 300 500 (HDPE) 363 Untuk mengetahui seberapa effisien alat pirolisis yang telah digunakan maka dibuatlah Tabel 4.4 tersebut. Dapat dilihat bahwa dengan bahan yang beratnya sama percobaan pada sudut 0 0, 15 0, dan 30 0 menghasilkan hasil yang lebih banyak secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena suhu yang dihasilkan pada penelitian (Kadir, 2012) nyala api tidak stabil. Apabila dibandingkan dengan penelitian (Santoso, 2010) percobaan pada sudut 0 0, 15 0, dan 30 0 menghasilkan hasil yang lebih banyak karena suhu reaktor yang digunakan oleh (Santoso, 2010) tidak stabil karena tutup reaktor sering dibuka untuk menimbang bahan yang telah menjadi abu. Hal tersebut sangat tidak disarankan karena membuat temperatur reaktor tidak akan stabil dan juga asap tidak akan terkondensasi dengan baik. Apabila dibandingkan dengan penelitian (Haryadi, 2015) percobaan pada sudut 0 0, 15 0, dan 30 0 bisa dibilang kurang. Hal tersebut bisa dilihat dari bahan uji dan hasil yang diperoleh cukup banyak. Penelitian (Haryadi, 2015) menggunakan tutup reaktor tertutup rapat dan juga menggunakan aliran jenis counter flow. 4.5 Korelasi Waktu Terhadap Laju Perpindahan Panas Nilai laju perpindahan panas yang terjadi di dalam kondensor akan dihitung berdasarkan hasil pengamatan dalam penelitian ini dan kemudian akan dikorelasikan dengan hasil minyak yang diperoleh dalam setiap proses kondensasi. Dalam penelitian ini laju transfer panas hanya dihitung dari proses transfer energi panas yang diterima oleh air pendingin. 42

Laju Pendinginan (W) Laju perpindahan panas parallel flow pada Tabel 4.1. menit ke-10 : q = m c x c c x ( T 3 T 2 ) = 0,1 kg/s x 4180 kg/j 0 C x (29,6 0 C - 29,1 0 C) = 214,4 Watt Untuk gambar korelasi waktu terhadap nilai laju perpindahan panas bisa dilihat pada Gambar 4.2. 600,0 550,0 500,0 450,0 400,0 350,0 300,0 250,0 200,0 150,0 100,0 50,0 0,0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 Sudut 0 Sudut 15 Sudut 30 Waktu (Menit) Gambar 4.2. Grafik Korelasi Waktu Terhadap Nilai Laju Pendinginan Sesuai dengan teori rumus yang telah ada maka didapatkan Gambar 4.2. di atas, dan menunjukkan bahwa nilai laju perpindahan panas tertinggi terjadi pada sudut 0 0 dan nilai laju perpindahan panas terendah terjadi pada sudut 30 0. Dengan sudut yang ada sangat berpengaruh terhadap terbentuknya korelasi Gambar 4.2. untuk mendinginkan atau mengkondensasikan asap sehingga dapat menjadi cairan minyak yang maksimal. 43

4.6 Korelasi Total Hasil Minyak Dan Sisa Abu Terhadap Bahan Pada Sudut Pengujian Data yang dapat diambil yaitu dengan cara mengukur dahulu hasil minyak yang didapatkan dan sisa plastik yang menjadi abu seperti pada Tabel 4.5. Sudut () Tabel 4.5. Presentase Hasil Minyak Dan Sisa Abu Plastik (gr) Persentase Minyak (%) Persentase Abu (%) 0 1000 44,2 11,7 44,1 15 1000 42,8 16 41,2 30 1000 37,5 26,2 36,3 Persentase Gas (%) Dari Tabel 4.5. dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi antara hasil minyak dengan sisa abu yang didapatkan dalam bahan 1 kg plastik LDPE. Apabila minyak yang didapatkan dalam satu percobaan mempunyai volume yang banyak maka abu yang tersisa akan sedikit, dan apabila minyak yang dihasilkan semakin sedikit maka sisa abu yang didapatkan akan semakin banyak. Inilah korelasi yang terjadi seperti pada sudut 0 0 minyak yang dihasilkan mencapai 44,2 % dari 1 kg plastik yang dibakar hanya tersisa abu sebanyak 11,7 % dari plastik. Sebanding dengan hal itu pada sudut 30 0 minyak yang dihasilkan 37,5 % dan sisa abu lebih banyak yaitu 26,2 % dari bahan plastik yang dibakar. 4.7 Data Hasil Karakteristik Bahan Bakar Cair Minyak Pirolisis Minyak hasil percobaan pirolisis plastik mempunyai beberapa karakteristik untuk mengetahui sifat dari bahan bakar cair tersebut seperti pada Tabel 4.6. berikut Tabel 4.6. Data Karakteristik Hasil Minyak No Parameter Minyak Minyak Plastik Tanah Solar Premium 1 Viskositas (mm 2 /s) 3-3,2 1,4 2-4,5 0,7 2 Nilai Kalor (cal/g) 10727,6-10836,8 10939,1 9240 11297,4 3 Densitas (g/ml) 0,8 0,9 0,8 0,7 4 Flash Point ( 0 C) 32,2 60,2 52 43 44

Dari Tabel 4.6. dapat ditarik suatu pernyataan bahwa untuk viskositas paling tinggi dibandingkan dengan minyak tanah, solar, dan premium, minyak hasil pirolisis berada pada posisi tengah 3-3,2 mm 2 /s yaitu dengan artian bahwa minyak hasil pirolisis plastik LDPE mempunyai kekentalan yang sedang dan bisa juga dikategorikan masuk kedalam karakteristik viskositas solar. Untuk nilai kalor sendiri minyak pirolisis plastik LDPE berada pada posisi tengah juga dengan hasil sekitar 10727,6-10836,8 cal/g dan yang paling tinggi yaitu nilai kalor dari premium. Sedangkan nilai densitas atau sering disebut dengan massa jenis dari minyak plastik LDPE mempunyai densitas yang sama dengan bahan bakar solar yaitu mencapai nilai 0,8 g/ml dan masih dibawah nilai massa jenis minyak tanah dengan nilai 0,9 g/ml serta lebih tinggi dari premium dengan nilai 0,7 g/ml. Serta untuk nilai pengujian flash point atau titik nyala api minyak pirolisis plastik paling cepat terbakar karena mempunyai nilai yang paling rendah yaitu 32,2 0 C dan paling cepat diantara minyak tanah, minyak solar, dan premium. 45