ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DIKELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GURU TERHADAP BENCANA GEMPABUMI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN TAHUN 2014

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR NASKAH PUBLIKASI

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN KEDUNG LUMBU KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JOYOSURAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. satunya rawan terjadinya bencana alam banjir. Banjir adalah suatu

KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Arikunto (2006:26) Metode

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pasung, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. jadwal penelitian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GURU TERHADAP BENCANA GEMPABUMI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (2006) menyebutkan

HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A B, DAN E DI SMP NEGERI 1 TULUNG DI KECAMATAN TULUNG KLATEN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Geografi

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKATA ARTIKEL PUBLIKASI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DAN GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 GATAK

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RESIKO BENCANA BANJIR DIKECAMATAN JEBRES SURAKARTA

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

PENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGETAHUAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH TAWANGSARI DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sistim pengairan air yang terdiri dari sungai dan anak sungai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan

Naskah Publikasi Karya Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMA ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

BAB I PENDAHULUAN. Data bencana di BAKORNAS menyebutkan bahwa antara telah

PENGETAHUAN GEOGRAFIS DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KELURAHAN JOYOTAKAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANGGI PRATIWI A

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO KAMPUNG SEWU KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

TINGKAT KESIAPSIAGAAN DALAM MENGHADAPI BANJIR DITINJAU DARI TINGKAT SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA TELUKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

PEMETAAN SEKOLAH SMA/SMK BERDASARKAN KERAWANAN BENCANA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KEBENCANAAN SISWA DI KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

BAB III METODE PENELITIAN. : Kecamatan Astanaanyar dan Bojongloa Kidul

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

HUBUNGAN ANTARA HASIL PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN MITIGASI TERHADAP BENCANA BANJIR SMP NEGERI 3 GROGOL, KECAMATAN GROGOL, KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR KELAS VII DAN KELAS VIII DI SMP N23 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR, GEMPA BUMI, DAN TANAH LONGSOR DI KECAMATAN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

MITIGASI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA BANJIR DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Hujan terkadang turun dalam intensitas yang tidak normal. Jika

PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS X DI SMA BERBUDI KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

besar dan daerahnya rutin terkena banjir setiap masuk hujan. Padahal kecamatan ini memiliki luas yang sempit.hal tersebut menjadikan kecamatan ini men

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

ANALISIS KAPASITAS SARANA PRASARANA SEKOLAH DI KAWASAN RAWAN BENCANA BANJIR DI KELURAHAN SEWU KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI

BENTUK-BENTUK PEMBELAJARAN KESIAPSIAGAAN TERHADAP BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 17 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada garis Ring of Fire yang menyebabkan banyak

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VIII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

BAB I PENDAHULUAN. rusaknya ekologi. Akhir Tahun 2012 hingga saat ini di Tahun 2013, hujan. sebagian kota kota di Indonesia antara lain kota solo.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan

BENTUK-BENTUK PEMBELAJARAN KESIAPSIAGAAN TERHADAP BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 17 SURAKARTA

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Artikel Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Geografi

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya adalah proses dan fenomena alam yang menimpa manusia. Rentetan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di. tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Sehingga banyak lahan yang dialihfungsikan menjadi gedung-gedung. lahan kosong atau serapan air di daerah perkotaan.

Transkripsi:

ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Diajukan Oleh: AHMAD ZA IM FAHMI A 610090043 PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama : AHMAD ZA IM FAHMI NIM : A 610090043 Program Studi Judul Skripsi : PENDIDIKAN GEOGRAFI : KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR Menyatakan dengan sebenarnya bahwa artikel publikasi yang saya serahkan ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti artikel publikasi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Surakarta, Juli 2015 Yang membuat pernyataan, AHMAD ZA IM FAHMI A 610090043 2

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR Diajukan Oleh: AHMAD ZA IM FAHMI A 610090043 Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi Surakarta, Agustus 2015 Pembimbing Drs. Yuli Priyana, M.Si NIP 573 3

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR Ahmad Za im Fahmi, Yuli Priyana Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: thezaiem@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta khususnya di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kampung Gulon dan Kali Pepe Kampung Kentingan karena merupakan kawasan rawan banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Jebres terhadap ancaman bencana banjir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket/kuesioner. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari lapangan dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi terkait berupa dokumen-dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Analisis Indeks Kesiapsiagaan adalah 69,08 dan dibulatkan menjadi 69 yang artinya tingkat kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Jebres dalam menghadapi bencana banjir adalah Siap. Kata Kunci: bencana banjir dan indeks kesiapsiagaan 4

PENDAHULUAN Banjir bukanlah fenomena baru di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Sudah menjadi pemandangan rutin tahunan di Ibu Kota dan beberapa kota di Indonesia ketika musim hujan datang. Namun dampak yang ditimbulkan oleh banjir bisa beragam, mulai dari menyebarnya wabah penyakit, kerugian harta benda, hingga merusak tatanan infrastruktur seperti jalan, bangunan, dan jembatan. Banjir adalah suatu kejadian dimana air menggenangi daerah yang biasanya tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. Adakalanya banjir terjadi pada waktu yang cepat dengan waktu penggenangan yang singkat, tetapi adakalanya dengan waktu yang lambat dengan waktu penggenangan yang lama. Banjir merupakan bencana yang sering terjadi hampir setiap tahunnya di Indonesia. Disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti drainase yang tidak lancar, penebangan hutan secara liar, tidak tepatnya tata ruang kota, meluapnya air sungai, budaya masyarakat yang tidak peduli lingkungan dan masih banyak lagi yang lain. Hampir semua wilayah di Indonesia berpotensi terjadi banjir, pulau yang sering terkena banjir adalah pulau Jawa. Banjir berpotensi untuk menimbulkan bencana susulan seperti tanah longsor, tergantung dari kemiringan tanah yang dilewati air banjir, kerapatan partikel penyusun tanah dan kecepatan retakan tanah. Selama tahun 2002-2010 korban meninggal dunia akibat banjir terbanyak terjadi pada tahun 2010 (Suprapto, 2011). Sepanjang sejarah Kota Solo termasuk daerah yang sering mengalami banjir rutin setiap tahunnya. Dari masa lalu telah tercatat berkali-kali banjir yang pernah terjadi di Kota Solo. Salah satunya yang terjadi pada bulan Desember 2007, banjir ini merupakan banjir terbesar setelah tahun 1966. Banjir besar yang cukup berarti pada masa yang lalu sampai sekarang, yaitu yang terjadi pada bulan Maret 1966, Maret 1968, Maret 1973, Februari 1974, Maret 1975, Januari 1982, Desember 2007, dan Februari 2009 (Prasetyo, 2009). 5

Dari rentetan sejarah banjir di Kota Solo tersebut, faktor lain yang ikut menjadi penyebab terjadinya banjir adalah cepatnya pertumbuhan kawasan pemukiman yang membuat daerah resapan air menjadi berkurang, hampir semua telah berubah menjadi bangunan, adanya betonisasi di atas permukaan tanah dan jaringan jalan yang diperkeras dengan aspal. Oleh karena itu upaya masyarakat untuk selalu siap siaga terhadap ancaman bencana banjir yang selalu datang di musim penghujan harus selalu sigap. Apalagi secara geografis letak Kota Solo berada di cekungan, sebelah timur yaitu Gunung Lawu, sebelah selatan Pegunungan Sewu, sebelah barat Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, dan sebelah utara Pegunungan Kendeng serta menjadi area DAS bengawan Solo semakin menjadikan daerah ini rawan terhadap ancaman bencana banjir. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Solo, Kecamatan Jebres dinyatakan sebagai daerah paling rawan banjir. Setidaknya ada beberapa wilayah kelurahan yang masuk kawasan merah atau rawan banjir. Wilayah itu adalah di Kelurahan Jebres, Pucangsawit, Sewu, Gandekan, Surodipan, dan Jagalan (Joglosemar.co, 10/11/2014). Selain itu, banjir yang terjadi di kelurahan Jebres juga telah merendam ratusan rumah dan menyebabkan 445 keluarga menjadi korban banjir akibat luapan kali pepe (Solopos.com, 23/04/2015). Dari fakta tersebut menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian di salah satu wilayah yang terkategori rawan banjir di Kecamatan Jebres yaitu di Kelurahan Jebres. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu ada kajian mengenai kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapai dan mengatasi ancaman bencana banjir. Karena itulah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul Kesiapsiagaan Masyarakat Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta Terhadap Ancaman Bencana Banjir. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sedangkan teknik pengambilan datanya menggunakan metode angket, dokumentasi dan observasi. Jumlah populasi adalah 130 Kepala Keluarga dengan rincian 70 Kepala 6

Keluarga diambil di Kampung Gulun dan 60 Kepala Keluarga dari Kampung Kentingan. Sampel yang diambil adalah 40 Kepala Keluarga dari 130 Kepala Keluarga jumlah populasi dengan rincian 25 Kepala Keluarga dari 70 Kepala Keluarga dari Kampung Gulon dan 15 Kepala Keluarga dari 60 Kepala Keluarga dari Kampung Kentingan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling karena pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan tertentu, yaitu hanya subjek yang bertempat disekitar bantaran Sungai Bengawan Solo dan Kali Pepe sebagai wilayah rawan banjir. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yakni menggunakan data primer berupa angket, selanjutnya diolah kedalam indeks kesiapsiagaan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan bencana. Sedangkan keabsahan data dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas menggunakan rumus Pearson sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan software SPSS. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Analisis Indeks Kesiapsiagaan Bencana Banjir. Dalam penelitian ini menganalisis indeks kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Penentuan nilai indeks untuk setiap parameter dihitung berdasarkan rumus: Indeks= X 100 Skor maksimum parameter diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam parameter yang diindeks dikalikan jumlah responden. Jumlah soal ada 5 butir soal tiap parameter sedangkan jumlah responden ada 40 Kepala Keluarga. Total skor riil parameter diperoleh dengan menjumlahkan skor riil seluruh pertanyaan dalam parameter yang bersangkutan (jika jawaban Ya maka pertanyaan bernilai 1, jika jawaban Tidak pertanyaan bernilai 0). Maka: 1. Indeks KA = 100 7

190 IndeksKA 100 40x5 IndeksKA 95 2. Indeks PS = 100 85 IndeksPS 100 40x5 IndeksPS 42,5 3. Indeks EP = 100 81 IndeksEP 100 40x5 IndeksEP 40,5 4. Indeks WS = 100 89 IndeksWS 100 40x5 IndeksWS 44,5 5. Indeks RMC = 100 103 IndeksRMC 100 40x5 IndeksRMC 51,5 Indeks (S1) = + (10/34)*indeksPS+ (14/34)*indeksEP + (4/34)* indeks WS + (6/34)*indeks RMC = + 0,29*indeksPS + 0,41*indeksEP + 0,12* indeks WS + 0,18*indeks RMC = 0,29*42,5 + 0,41*40,5 + 0,12*44,5 + 0,18*51,5 = 12,325 + 16,605 + 5,34 + 9,27 = 43,54 8

Indeks (S2) = 0,71*indeksKA + 0,17*indeksEP + 0,05* indeks WS + 0,07*indeks RMC = 0,71*95 + 0,17*40,5 + 0,05*44,5 + 0,07*51,5 = 67,45 + 6,885 + 2,225 +3,605 = 80,165 Indeks (S3) = 0,83*indeksKA + 0,08*indeksEP + 0,04* indeks WS + 0,04*indeks RMC = 0,83*95 + 0,08*40,5 + 0,04*44,5 + 0,04*51,5 = 78,85 + 3,24 + 1,78 + 2,06 = 85,93 Indeks Masyarakat Indeks KA (M) Indeks PS (M) = 0,60*indeks KA(S2) + 0,40*indeks KA(S3) = 0,60*80,165 + 0,40*85,93 = 82,47 = indeksps(s1) = 43,54 Indeks EP (M) = 0,61*indeksEP(S1) + 0,30*indeksEP(S2) + 0,09*indeksEP(S3) = 0,61*43,54 + 0,30*80,165 + 0,09*85,93 = 58,34 Indeks WS (M) = 0,57*indeks RMC (S1) + 0,29*indeksRMC (S2) + 0,14*indeksRMC (S3) = 0,57*43,54 + 0,29*80,165 + 0,14*85,93 = 60,09 Indeks RMC (M) = 0,60*indeksRMC(S1) + 0,30*indeksRMC(S2) + 0,10*indeksRMC(S3) = 0,60*43,54 + 0,30*80,165 + 0,10*85,93 = 26,124 + 24,0496 + 8,593 = 58,76 Indeks M total = 0,50* indekska (KS) + 0,10*indeksPS (KS) + 0,23*indeksEP (KS) + 0,07*indeksWS (KS) + 0,10*indeksRMC (KS) 9

= 0,50*82,47 + 0,10*43,54 + 0,23*58,34 + 0,07*60,09 + 0,10*58,76 = 41,23 + 4,35 + 13,42 + 4,21 + 5,87 = 69,08 Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa indeks kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres terhadap ancaman bencana banjir adalah siap. Hasil tersebut didasarkan pada kategori indeks kesiapsiagaan. Tabel Kategori Nilai Indeks No. Nilai indeks Katagori 1 80-100 Sangat siap 2 65-70 Siap 3 55-64 Hampir siap 4 40-54 Kurang siap 5 Kurang dari 40 Belum siap Sumber: Buku LIPI UNESCO SIMPULAN Dari hasil penelitian yang menggunakan metode penelitian angket, dokumentasi dan observasi di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisis indeks kesiapsiagaan, diperoleh nilai atau kategori pada kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir adalah 69,08 yang berarti untuk kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir termasuk dalam kategori Siap. DAFTAR PUSTAKA Adhitya, Barry dkk. 2009. Muhammadiyah dan Kesiapsiagaan Bencana. Jakarta: Risalah MDMC. 10

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bintarto, R. 1986. Urbanisasi dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Dodon. 2013. Indikator dan Perilaku Kesiapsiagaan Masyarakat di Permukiman Padat Penduduk Dalam Antisipasi Berbagai Fase Bencana Banjir dalam Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 24 No.2, Agustus 2013, Hal. 125-140. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Husain, Jailani dkk. 2014. Pemetaan Wilayah Rawan Banjir di Kota Manado dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Manado: Universitas Sam Ratulangi. Khafid, Syaiful. 2013. Pengantar Geografi. Surakarta: UNS Press. LIPI-UNESCO/ISDR. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jakarta: Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Ningrum, Anita Cahya. 2013. Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kampung Sewu Kecamatan Jebres Surakarta Tahun 2013 (Skripsi S-1 Progdi Geografi). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Paimin, dkk. 2009. Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor. Balikpapan: Tropenbos International Indonesia Programme. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006 Tentang Pedoman Umum Mitigasi Bencana. Prasetyo, Agustinus Budi. 2009. Pemetaan Lokasi Rawan dan Risiko Bencana Banjir di Kota Surakarta Tahun 2007 (Skripsi S-1 Progdi Geografi). Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. S.K, Marhadi. 2014. Pengantar Geografi Regional. Yogyakarta: Ombak. Sugiyono. 2004. Stastika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. 11

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suprapto. 2011. Statistik Pemodelan Bencana Banjir Indonesia (Kejadian 2002-2010) dalam Jurnal Penanggulangan Bencana Volume 2 Nomor 2, Tahun 2011, Hal 34-43, Tabel 2, Gambar 11. Jakarta: BNPB. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metode Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 12