BAB I PENDAHULUAN. penting untuk mencegah penyakit infeksi (Levinson, 2008). kesehatan (Barbacane, 2004; Goldman, 2006).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang menggambarkan keseluruhan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sanitasi merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan menambah bahan tertentu(rachmawati & Triyana, 2008).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam upaya menjaga kesehatan tubuh, memelihara kebersihan tangan

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan dunia luar adalah tangan. Hal tersebutmemudahkan terjadinya kontak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

DAFTAR ISI II METODOLOGI PENELITIAN III Alat dan bahan Alat Bahan Bakteri uji... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah demam berdarah, diare, tuberkulosis, dan lain-lain (Darmadi, 2008)

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB 1 PENDAHULUAN. cetak dapat melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan di kedokteran gigi adalah hydrocolloid irreversible atau alginat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan sabun dan air mengalir, cuci tangan dengan antiseptik, alcoholbased

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. makanan (foodborne disease) (Susanna, 2003). Foodborne disease tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti mycobacterium, staphylococcus,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terkumpul dilakukan pengolahan serta analisis data dengan hasil sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hand sanitizer berbahan aktif ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 0,5%

BAB 1 P ENDAHULUAN. irasional dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri yaitu menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

minyak mimba pada konsentrasi 32% untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, 16% untuk bakteri Salmonella typhi dan 12,5% terhadap

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

BAB 1 PENDAHULUAN. mulut dan bersama grup viridans lainnya umum terdapat di saluran pernapasan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dan pembanding yang digunakan sama seperti pada uji aktivitas antibakteri metode hitungan cawan.

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian obat tradisional untuk analgesik (mengurangi rasa nyeri)

BAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Nikaragua. Bersama pelayar-pelayar bangsa Portugis di abad ke 16, tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. Aggregatibacter Actinomycetemcomitans adalah bakteri gram negatif, nonmotile,

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK AKTIVITAS ANTIMIKROBA MADU IN VITRO TERHADAP ISOLASI BAKTERI DARI LUKA

AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels TERHADAP Candida albicans dan Trichophyton rubrum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Alginat merupakan bahan cetak hidrokolloid yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang ditemukan pada banyak populasi di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Pseudomonas adalah bakteri oportunistik patogen pada manusia, spesies

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masih merupakan masalah di masyarakat (Wahyukundari, 2009). Penyakit

dan jarang ditemukan di Indonesia (RISTEK, 2007).

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB 1 : PENDAHULUAN. jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) memiliki aktivitas antibakteri dengan

BAB V PEMBAHASAN. aktivitas antimikroba ekstrak daun panamar gantung terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jatmiko Susilo, Oni Yulianta W., Elitia ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut tidak lepas dari peran mikroorganisme, yang jika

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. masih tergolong banyak. Berdasarkan kajian yang dilakukan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Budi Raharjo, Agitya Resti Erwiyani*, Ahmad Muhziddin. ABSTRACT

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria gambir

KOEFISIEN FENOL BENZALKONIUM KLORIDA 1,5% DAN PINE OIL 2,5% DALAM LARUTAN PEMBERSIH LANTAI TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahan tambahan berbahaya untuk makanan. Salah satu bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menyebabkan infeksi karena jamur banyak ditemukan (Nasution, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. HIV/AIDS, diare, dan malaria (UNICEF, 2016). Di Indonesia, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. massa koloni bakteri kompleks yang terorganisasi dalam matriks intermikrobial

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah terjadinya infeksi silang yang bisa ditularkan terhadap pasien, dokter

I. PENDAHULUAN. Ternak itik yang berkembang sekarang merupakan keturunan dari Wild

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi

BAB I PENDAHULUAN. adalah bakteri. Penyakit karena bakteri sering terjadi di lingkungan sekitar, salah

BAB 1 PENDAHULUAN. RI tahun 2004, prevalensi karies gigi mencapai 90,05%. 1 Karies gigi merupakan

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

BAB I PENDAHULUAN. Labu kuning merupakan bahan makanan yang sering digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat-obatan tradisional khususnya tumbuh-tumbuhan untuk

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) Terhadap. Pertumbuhan Staphylococcus aureus.

I. PENDAHULUAN. seseorang. Makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. di saluran akar gigi. Bakteri ini bersifat opportunistik yang nantinya bisa menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. akar gigi melalui suatu reaksi kimia oleh bakteri (Fouad, 2009), dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan bagian atas; beberapa spesiesnya mampu. memproduksi endotoksin. Habitat alaminya adalah tanah, air dan

Uji Pembandingan Efektivitas Antiseptik Strong Acidic Water terhadap Antiseptik Standar Etanol 70%

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah dengan menggunakan obat kumur antiseptik. Tujuan berkumur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mikroorganisme yang terdapat di permukaan kulit dan di sekeliling lingkungan dapat menyebabkan banyak penyakit infeksi pada manusia. Disinilah peran antiseptik yang berfungsi sebagai pembunuh atau penghambat pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan kulit tersebut. Hal ini sangat penting untuk mencegah penyakit infeksi (Levinson, 2008). Salah satu metode paling sederhana untuk antiseptik adalah mencuci tangan (Rachmawati & Triyana, 2008). Mencuci tangan merupakan tindakan yang penting dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial terlebih pada lingkungan petugas kesehatan. Cuci tangan sendiri merupakan cara yang paling efektif untuk mengontrol infeksi, namun penelitian menunjukkan bahwa prosedur yang sederhana ini sering tidak dilakukan oleh petugas kesehatan (Barbacane, 2004; Goldman, 2006). Lebih lanjut, Ward (2003) mengatakan bahwa sebagian besar infeksi nosokomial pada pelayanan kesehatan terjadi melalui tangan petugas akibat kurangnya cuci tangan atau jeleknya praktek dalam proses cuci tangan dan pengeringan (Barbacane, 2004). Padahal Islam telah menganjurkan untuk senantiasa menjaga kebersihan, karena Allah mencintai kebersihan seperti yang tercakup dalam ayat Al-Qur an : 1

2...Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri, dan Allah menyukai orang yang bersih (Q.S. At-Taubah : 108) Dalam upaya menyikapi permasalahan diatas, berbagai upaya telah dilakukan oleh banyak pakar infeksi melalui tangan. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah dengan mengecek keefektifan beberapa agen pembersih tangan atau antiseptik untuk melihat kemampuannya dalam penurunan kuman di tangan (Sickbert-Bennett dkk., 2004). Menurut Hartono (2008), mencuci tangan menggunakan alkohol sebagai antiseptik mempunyai rata-rata persentase penurunan jumlah koloni kuman sebesar 72,61, jika menggunakan sabun memiliki penurunan jumlah koloni kuman sebesar 69,4%, dan jika menggunakan irgasan memiliki penurunan jumlah koloni kuman sebesar 46,8%. Produk antiseptik untuk mencuci tangan yang sering ada di pasaran selain sabun antiseptik adalah hand sanitizer. Hand sanitizer adalah suatu produk alternatif yang digunakan untuk mencuci tangan selain dengan sabun dan air (Liu dkk., 2010). Hand sanitizer yang umumnya berbahan aktif alkohol dan fenol memiliki mekanisme kerja dengan cara mendenaturasi dan mengkoagulasi protein sel kuman. Fenol pada kadar tinggi menyebabkan

3 koagulasi protein dan melisiskan sel membran. Fenol juga dapat mengubah permeabilitas membran sel kuman, sehingga menimbulkan kebocoran konstituen sel yang esensial dan mengakibatkan kuman mati (Siswandono & Soekardjo, 2000). Hand sanitizer yang terdapat di pasaran adalah seperti Antis, Dettol, Baccide dan Aquwet (Liu dkk., 2010). Semua jenis hand sanitizer tersebut mempunyai kandungan alkohol 70% fenol dan zat kimia yang berbahaya (Larson dkk., 2005). Kandungan bahan kimia ini mempunyai efek samping, jika hand sanitizer tersebut belum hilang dari telapak tangan dan ikut termakan bersama makanan yang tersentuh tangan seseorang (Gupta, 2007). Padahal alkohol merupakan salah satu jenis bahan yang diharamkan Allah karena sifatnya yang memabukkan. Artinya : Apa saja yang memabukkan (jika diminum) banyak, maka (meminumnya) sedikit (juga) adalah haram (Hadits riwayat Imam Abu Daud, at-tirmidzi, Ibnu majah dan Ahmad). Efek samping yang berbahaya dan mahalnya harga hand sanitizer ini memerlukan suatu solusi untuk mencari suatu pengganti zat aktif yang mempunyai kemampuan antiseptik sebagai hand sanitizer. Zat aktif tersebut harus bisa berfungsi sebagai hand sanitizer yang mampu membunuh semua jenis kuman di telapak tangan dan memiliki zat aktif yang tidak berbahaya jika termakan dan biaya pembuatannya murah (Koskowich & Stone, 2007).

4 Sekarang ini diketahui terdapat bermacam zat aktif dari bahan alami yang memiliki aktivitas antikuman dan bisa dikembangkan sebagai hand sanitizer. Diantaranya adalah kunyit, daun sirih, chitosan, dan propolis lebah. Salah satu alternatif zat aktif yang bisa digunakan sebagai hand sanitizer adalah propolis lebah (Ramisz dkk., 2005; Sari & Isadiartuti, 2006). Alasan mengapa propolis lebah dapat digunakan sebagai hand sanitizer adalah propolis lebah mengandung senyawa flavonoid (Ghisalberti, 1979). Penelitian secara in vitro dan in vivo menunjukkan aktivitas biologis dan farmakologis dari senyawa flavonoid yang beragam, salah satu diantaranya yaitu daya antikuman (Sabir, 2003). Beberapa penelitian membuktikan bahwa propolis mempunyai sifat bakterisidal baik terhadap kuman gram positif maupun gram negatif (Grange & Davey, 1990; Moreno dkk., 1999). Contoh kuman gram positif yang dapat dihambat oleh propolis adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus faecalis, Bacillus brevis dan L. mesenteroides. Sedangkan kuman gram negatif yang dapat dihambat oleh propolis adalah Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris dan Aerobacter (Gunawan, 2010). Berdasarkan latar belakang untuk mengetahui keefektifan propolis lebah untuk digunakan sebagai hand sanitizer, maka diperlukan penelitian Perbedaan Efektivitas Cuci Tangan Menggunakan Base Gel, Alkohol 70%, Antis dan Gel Propolis Lebah Berdasarkan Angka Kuman.

5 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah perbedaan efektivitas antara penggunaan base gel, Alkohol 70%, Antis dan Gel Propolis Lebah terhadap angka kuman di telapak tangan? 2. Berapakah kadar ekstrak propolis yang efektif dalam menurunkan angka kuman pada telapak tangan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum a. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara penggunaan base gel, Alkohol 70%, Antis dan Gel Propolis Lebah terhadap angka kuman di telapak tangan. b. Untuk mengetahui kadar ekstrak propolis yang efektif dalam menurunkan angka kuman pada telapak tangan. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui angka kuman yang terdapat pada telapak tangan sebelum mencuci tangan. b. Untuk mengetahui angka kuman yang terdapat pada telapak tangan setelah mencuci tangan dengan base gel. c. Untuk mengetahui angka kuman yang terdapat pada telapak tangan setelah mencuci tangan dengan alkohol 70%. d. Untuk mengetahui angka kuman yang terdapat pada telapak tangan setelah mencuci tangan dengan Antis.

6 e. Untuk mengetahui angka kuman yang terdapat pada telapak tangan setelah mencuci tangan dengan gel propolis lebah. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dalam memilih antiseptik yang efektif terhadap penurunan angka kuman. 2. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bagi ilmu pengetahuan mengenai antiseptik yang paling efektif terhadap penurunan angka kuman. 3. Bagi Klinisi Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi klinisi dalam memilih antiseptik yang paling efektif terhadap penurunan angka kuman. E. Keaslian Penelitian Peneliti (Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Rahman, et al (2010) Antibacterial activity of propolis and honey against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. a. Bahan yang diteliti aktivitas antibakterinya adalah propolis lebah. b. Metode penelitian menggunakan eksperimental laboratorium. c. Subyek penelitian wanita usia 18-25 tahun. d. Lokasi penelitian berada di Yogyakarta, Indonesia. e. Bahan antibakteri propolis dibandingkan dengan antiseptik bahan kimia.

7 Peneliti (Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Ivančajić, et al (2010) In Vitro Antibacterial Activity Of Propolis Extracts On 12 Different Bacteria In Conditions Of 3 Various Ph Values. 1. Metode penelitian menggunakan eksperimental laboratorium. 2. Media tumbuh yang digunakan adalah Tryptone Soya Agar (TSA). 3. Pengelompokan dan perlakuan penelitian yang digunakan berbeda. 4. Lokasi penelitian berada di Yogyakarta, Indonesia. Grange dan Davey (1990) Antibacterial properties of propolis (bee glue) a. Bahan yang diteliti aktivitas antibakterinya adalah propolis lebah. b. Metode penelitian menggunakan eksperimental laboratorium. c. Lokasi penelitian berada di Yogyakarta, Indonesia. d. Bahan antibakteri propolis dibandingkan dengan antiseptik bahan kimia.