BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan. lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang masa. Pendidikan menjadi perhatian yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas maka

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keluarga (in formal), pendidikan di sekolah (formal) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut, pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu komponen penting demi terlaksananya sebuah Sistem Pendidikan Nasional yang terarah adalah kehadiran kurikulum. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia sempurna/utuh sebagaimana yang tersurat dalam tujuan pendidikan nasional. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan potensi peserta didik harus disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Dalam upaya mendekatkan pendidikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungan, SMP Muhammadiyah 1

8 Batu mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini disusun dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) ini merupakan kurikulum yang memberikan kesempatan kepada SMP Muhammadiyah 8 Batu untuk mengembangkan dan mengakomodasi potensi yang ada pada SMP Muhammadiyah 8 Batu dan potensi di Kota Batu sebagai daerah pertanian dan pariwisata yang religius serta untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan, baik dalam aspek akademis maupun non akademis, memelihara budaya islami dan mengembangkan pembelajaran Al Islam, serta menguasai perkembangan iptek yang dilandasi iman dan taqwa. Dengan demikian peserta didik akan dapat mengembangkan potensi dirinya dalam proses belajar mengajar yang lebih mengarah pada kondisi riil dan bertumpu pada potensi lingkungan di Kota Batu dan memiliki banyak sumber daya yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran dan pendidikan di SMP Muhammadiyah 8 Batu, khususnya dalam upaya pemanfaatan lingkungan sebagai wahana pembelajaran dan dalam rangka menunjang program pemerintah Kota Batu untuk menjadikan Batu sebagai daerah Agrowisata. Hal yang baru dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kegiatan pengembangan diri. Pada struktur kurikulum pendididkan dasar dicantumkan kegiatan pengembangan diri dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 th. 2006 tentang 2

Standar Isi. Kegiatan pengembangan diri dibimbing atau difasilitasi oleh guru, konselor, atau tenaga pendidikan lain yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. dijelaskan bahwa kegiatan pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran tetapi pelaksanaannya dianggap sangat penting dalam rangka mengembangkan bakat minat siswa. Pengembangan diri bertujuan untuk memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kemampuan, bakat, minat sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri dibimbing tidak harus oleh guru tetapi dapat dibimbing oleh tenaga kependidikan lain atau tenaga profesional non guru yang pelaksanaannya bisa dilakukan dalam bentuk ekstra kurikuler untuk mengembangkan bakat, minat dan karir peserta didik, serta dapat berupa bimbingan konseling yang berhubungan dengan masalah pribadi siswa atau masalah belajar siswa, kehidupan sosial, dan pengembangan karir peserta didik serta kegiatan terstruktur wajib baca, dan kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999 tentang hak azasi manusia pasal 12 bahwa setiap orang berhak atas perlindungan untuk mengembangkan dirinya memperoleh pendidikan mencerdaskan dirinya dan meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertagwa, berakal mulia, bertanggung jawab bahagia dan sejahtera. Dalam pasal 31 dijelaskan bahwa setiap warga berhak mendapat pendidikan. Serta dalam pasal 15 dijelaskan pula bahwa setiap orang berhak memperjuangkan hak pengembangan diri, baik secara pribadi maupun kelompok untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara, oleh karena itu lembaga pendidikan selaku pemerintah punya 3

kewajiban untuk menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan kegiatan pengembangan diri dari seluruh peserta didik. Banyak tanggapan bermunculan mengenai kegiatan pengembangan diri yang terdapat dalam struktur KTSP yang dijelaskan bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, tetapi eksistensinya dipandang sangat penting. Karena anggapan bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran, maka dalam KTSP program pengembangan diri tidak disertai Standar Kompetensi Lulusan. Bentuk kegiatan pengembangan diri kebijakannya diserahkan pada masing-masing satuan pendidikan. Hal ini memungkinkan terjadinya berbagai perbedaan kegiatan pengembangan diri yang sangat menarik. Pada kenyataannya kegiatan pengembangan diri masih mengalami hambatan, seperti yang dijelaskan pada penjelasan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang standar isi, Kegiatan pengembangan diri dibimbing tidak harus oleh guru tetapi dapat dibimbing oleh tenaga kependidikan lain atau tenaga profesional non guru, namun pada kenyataannya tenaga konselor dan tenaga profesional non guru masih belum mencukupi tuntutan dari KTSP. Disamping itu pula manajemen pengelolaan pendidikan yang masih cenderung sentralistik yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan pengembangan diri. Seperti yang dikemukakan oleh Kartadinata (2007) bahwa implementasi program pengembangan diri masih banyak terjadi kesalahan. Kesalahan tersebut antara lain kesalahan penafsiran terhadap butir-butir yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. 4

Kesalahan juga ditunjang dengan beredarnya dokumen Panduan Pengembangan Diri (P2D) dalam proses sosialisasi KTSP antara lain disebutkan bahwa di satu sisi pengembangan diri merupakan bagian dari kegiatan ekstrakurikuler, tapi di sisi lain dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan diri. Juga masih banyak pula anggapan bahwa sekolah/ lembaga pendidikan lebih mengutamakan pencapaian target kelulusan ujian nasional dibandingkan dengan pengembangan diri sebagai upaya peningkatan bakat dan minat siswa Demikian pula menurut peneliti, bahwa sekolah/lembaga pendidikan SMP Muhammadiyah 8 Batu masih mengutamakan pencapaian target kelulusan ujian nasional yang pencapaiannya hanya diukur dari empat bidang studi saja yaitu : bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA dibandingkan dengan pengembangan diri. Hal ini terlihat bahwa pada saat memasuki semester genap, jadwal pelajaran Siswa sudah mulai berubah, dimana dalam semester tersebut materi pelajaran yang diberikan hanya empat bidang studi Nasioanl saja sedang untuk bidang yang lain akan diberikan setelah pelaksanaan UAN, sehingga bisa dikatakan bahwa keberhasilan sekolah semata-mata hanya diukur dari ujian nasional atau tingkat kelulusannya saja, seperti studi yang dilakukan oleh Supriyanto (2006) menunjukkan bahwa sekolah baru mampu memberikan pengetahuan kognitif tetapi belum mampu membangun kemampuan siswa yang bersifat afektif. Padahal dalam kehidupan nyata di masyarakat sebenarnya keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh faktor pengetahuan atau kognitif saja, namun kemampuan afektif dan psikhomotor juga sangat menentukan. Oleh karena itu penelitian ini penting dilakukan untuk 5

mengetahui sejauh mana bakat dan minat siswa melalui pelaksanaan program pengembangan diri di SMP Muhammadiyah 8 Batu, nantinya diharapkan dapat menunjang keberhasilan siswa dalam kehidupan bermasyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian adalah : 1. Bagaimana Pelaksanaan Program Pengembangan Diri di SMP Muhammadiyah 8 Batu? 2. Bagaimana evaluasi Program Pengembangan Diri di SMP Muhammadiyah 8 Batu? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui dan menganalisis pelaksanaan program pengembangan diri dalam rangka peningkatan bakat dan minat siswa SMP Muhammadiyah 8 Batu. 2. Mengetahui model evaluasi dan hasil pelaksanaan program pengembangan diri dalam rangka peningkatan bakat dan minat siswa SMP Muhammadiyah 8 Batu 1.4 Manfaat Penelitian Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan gambaran bahwa tidak seharusnya prestasi sekolah hanya diukur dari prestasi akademiknya saja, namun prestasi non akademik yang dicapai melalui Program Pengembangan Diri sudah harus menjadi sebuah prioritas penyelenggaraan pendidikan Hasil akhir 6

penelitian yang berupa model program pengembangan diri diharapkan dapat menambah khasanah kepustakaan sebagai sumbangan pemikiran dalam pelaksanaan program Pengembangan Diri. Hal ini bisa dijadikan kerangka teori yang tentu masih membutuhkan kajian yang lebih mendalam., dan hasil penelitian ini juga dapat digunakan oleh peneliti lain yang kebetulan mempunyai minat terhadap program pengembangan diri sebagai kajian awal, untuk melakukan penelian tingkat lanjutan atau penelitian dengan fokus yang berbeda. Secara praktik penelitian ini bermanfaat bagi guru, sekolah, maupun bagi masyarakat 1 Bagi Guru Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman dan menambah pengalaman tentang penelitian serta untuk meningkatkan profesionalisme 2. Bagi Sekolah Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan baru sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan khusus pendidikan SMP Muhammadiyah 8 Batu. 3. Bagi Masyarakat / stakeholder Penelitian ini bermanfaaat untuk menambah wawasan tentang program pengembangan diri di sekolah 1.5.Penegasan Istilah Agar tidak menimbulkan salah pengertian atau menimbulkan perbedaan penafsiran maka perlu penegasan atau kejelasan kata-kata kunci dari dalam 7

penelitian ini yaitu Analisis Program, Pengembangan Diri, Pelaksanaan Program Pengembangan Diri dan Evaluasi Program Pengembangan Diri. 1. Analisis Program Analisis Program adalah serangkaian aktivitas menciptakan pengetahuan dengan menggunakan intuisi dan pengungkapan pendapat tentang pelaksanaan program pengembangngan diri, dan evaluasi program pengembangan diri 2. Pengembangaan Diri Pengembangan diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program yang disusun oleh satuan pendidikan untuk meningkatkan bakat dan minat siswa melalui bimbingan konseling yang dibina oleh konselor atau guru Bimbingan Konseling (BP) atau ekstra kurikuler yang dibimbing oleh guru atau tenaga kependidikan lain. 3.Program Pengembangan Diri Program pengembangan diri dikembangkan dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimaksudkan agar peserta didik dapat mengembangkan bakat dan minatnya. 8