BAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 KEPENGURUSAN DAN KOMITE LEMBAGA KLIRING

BAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING. 300 Struktur Organisasi. 301 Pengurus. 302 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

BAB I KETENTUAN UMUM

109 Jasa Kliring dan Penjaminan serta Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka. 110 Wewenang Lembaga Kliring Dalam Penyelesaian Kontrak Berjangka

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bursa Berjangka didirikan dengan tujuan menyelenggarakan transaksi Kontrak Berjangka yang teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI PERATURAN DAN TATA TERTIB PT. BURSA KOMODITI & DERIVATIF INDONESIA INDONESIA COMMODITY & DERIVATIVES EXCHANGE ( ICDX )

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI [LN 1997/93, TLN 3720]

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

M E M U T U S K A N :

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Pedoman Kerja Komite Audit

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT TRIKOMSEL OKE TBK.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.05/2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PENGELOLA STATUTER PADA LEMBAGA JASA KEUANGAN

BAB 2 KEANGGOTAAN PENJAMINAN. (a) Anggota Penjaminan Biasa, yang terdiri dari :

PT KEDAUNG INDAH CAN TBK

BAB VII PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku. Pasal 49

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi. PT Astra International Tbk

PEDOMAN KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT TOTAL BANGUN PERSADA TBK

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dala

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI (NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTE) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PANIN FINANCIAL Tbk

KEBIJAKAN KLASIFIKASI DAN PENGELOLAAN INFORMASI PERUSAHAAN PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN [LN 2004/96, TLN 4420]

Komite Nominasi dan Remunerasi mempunyai tugas dan tanggung jawab:

BAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2014 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURANDANTATATERTI

INCENTIVE (LTI) GRANT DATE VI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

Transkripsi:

BAB 3 MANAJEMEN LEMBAGA KLIRING 300. STRUKTUR ORGANISASI Secara umum tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi adalah sebagaimana yang ditetapkan Anggaran Dasar Perseroan. Dewan Direksi mewakili Lembaga Kliring untuk mengelola dan menyelesaikan permasalahanpermasalahan yang timbul di Lembaga Kliring, serta berhak untuk membuat dan menerapkan kebijakan kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Kliring, serta memastikan peraturan peraturan tersebut dapat ditegakan dan dilaksanakan oleh setiap Anggota Kliring ; Memastikan bahwa kegitan operasional Lembaga Kliring sehari hari dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Kliring

(d) Menetapkan besaran persyaratan keuangan meliputi Biaya Keanggotaan, Iuran Bulanan, Dana Jaminan Kliring, dan Dana Kliring. (e) Berhak menerima atau menolak calon Anggota Kliring, setelah memperhatikan rekomendasi dari Komite Kliring; (f) Dengan memperhatikan rekomendasi Komite Kliring, mengambil tindakan tertentu yang dianggap perlu sehubungan dengan kegagalan Anggota Kliring dalam memelihara Persyaratan Keuangan, atau tidak memenuhi kewajiban yang jatuh tempo kepada Lembaga Kliring; (g) Mengambil tindakan yang menurut pertimbangannya layak atau perlu untuk memastikan dipatuhinya Peraturan Kliring; (h) Melakukan audit, investigasi dan pemeriksaan catatan-catatan Anggota Kliring secara berkala dan sewaktu-waktu dan meminta tanggapan kepada setiap Anggota Kliring sehubungan dengan kepatuhan Anggota Kliring terhadap Peraturan Kliring; Dewan Direksi dapat menunjuk Komite Kliring, atau pejabat Lembaga Kliring guna melaksanakan hak-hak, wewenang, tugas dan fungsi dan lain-lain, sesuai dengan Peraturan ini dengan ketentuan dan persyaratan tertentu yang diatur oleh Lembaga Kliring. 302. DEWAN KOMISARIS (d) Secara umum tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perseroan; Komisaris melakukan pengawasan atas kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi Bursa Berjangka; Komisaris berhak untuk mengajukan usul untuk menghentikan sementara seorang atau lebih anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan, Peraturan Kliring, dan Peraturan perundangundangan yang berlaku. Mengusulkan dilakukannya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. 303. KOMITE KLIRING Dewan Direksi membentuk Komite Kliring yang akan membantu Dewan Direksi dalam menyelenggarakan fungsi pengawasan dan advokasi terhadap kegiatan usaha Lembaga Kliring dan seluruh Anggota Kliring yang melakukan transaksi kliring dan penyelesaian di Lembaga Kliring.

Wewenang dan tanggung jawab Komite Kliring meliputi: Memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada Direksi dalam memberikan keputusan menolak atau menerima permohonan calon Anggota Kliring, menghentikan untuk sementara waktu, atau mencabut keanggotaan Anggota Kliring, memulihkan hak-hak keanggotaan, serta tindakan-tindakan lain yang berkaitan dengan keanggotaan Lembaga Kliring; (ii) Memberikan pertimbangan hukum dan rekomendasi kepada Dewan Direksi tentang pengenaan sanksi terhadap Anggota Kliring berkenaan dengan pedoman perilaku perdagangan berjangka yang diatur dalam Peraturan Perundangundangan dan Peraturan Kliring; (iii) Memberi saran dan rekomendasi kepada Dewan Direksi mengenai besaran Initial Margin, Dana Jaminan Kliring, Dana Kliring dan perubahannya, serta menyampaikan rekomendasi kepada Direksi mengenai Batas Posisi Netto yang boleh dikuasai oleh Anggota Kliring; (iv) Memberikan nasehat dan rekomendasi tentang berbagai langkah yang akan diambil oleh Dewan Direksi dalam keadaan darurat yang membahayakan integritas keuangan Lembaga Kliring dan/atau Anggota Kliring; (v) Merekomendasikan tindakan yang harus dilakukan terhadap Anggota Kliring yang Cidera Janji sehubungan dengan Posisi Terbuka, dana yang ditempatkan dan hak-hak istimewa Anggota Kliring tersebut, serta menetapkan besarnya kerugian dalam penyerahan akibat Cidera Janji dan merekomendasikan sanksi yang akan diberikan; (vi) Komite Kliring dapat meminta kepada Bursa dan/atau Lembaga Kliring untuk memperoleh semua dokumen dan informasi yang diperlukan, dalam rangka penyelesaian masalah kliring dan penyelesaian serta penjaminan. Mengingat dokumen dan informasi tersebut bersifat rahasia, setiap anggota Komite Kliring dilarang untuk mempergunakan dan atau menyebarkan informasi tersebut kepada perusahaannya maupun pihak-pihak lain yang bukan anggota Komite Kliring. (vii) untuk menerapkan tindakan-tindakan lain sedemikian rupa sebagaimana di perintahkan oleh Dewan Direksi dari waktu ke waktu; 304. ANGGOTA KOMITE KLIRING Setiap anggota Komite Kliring diangkat dan diberhentikan oleh Lembaga Kliring. Komite Kliring ditunjuk oleh Dewan Direksi Lembaga Kliring, dan anggota Komite Kliring sebanyak-banyaknya berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri dari:

(ii) (iii) 3 (tiga) orang pejabat Lembaga Kliring dimana salah seorang menjadi Ketua Komite; 1 (satu) orang pejabat Bursa Berjangka; dan 1 (satu) orang Anggota Kliring. 305. LARANGAN PENYELENGGARA KLIRING (d) (e) (f) Pejabat atau karyawan Lembaga Kliring dilarang untuk terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam Perdagangan Berjangka; Pejabat maupun karyawan yang melanggar larangan Peraturan Butir di atas dapat dikenai pemberhentian oleh Lembaga Kliring; Anggota Kliring tidak diperbolehkan untuk menyuruh, atau berusaha agar Pejabat maupun karyawan Lembaga Kliring untuk melakukan tindakan yang dianggap melanggar Peraturan Butir di atas; Pejabat maupun karyawan Lembaga Kliring dilarang bertransaksi dalam kegiatan perdagangan berjangka di Bursa Berjangka; Pejabat maupun karyawan Lembaga Kliring dilarang menerima kompensasi atau imbalan atas pelayanan yang dilakukan kepada Anggota Kliring; dan Anggota Dewan Direksi, Komite Kliring, pejabat atau karyawan Lembaga Kliring yang memiliki akses pada informasi rahasia yang dimilikinya dalam kapasitasnya selaku pejabat sekarang atau dalam kapasitas jabatan sebelumnya, dilarang menggunakan informasi tersebut untuk memperoleh keuntungan, langsung maupun tidak langsung, baik untuk kepentingan diri sendiri maupun orang lain. 306. PENYALAHGUNAAN INFORMASI Direksi/Pengurus Perseroan, Anggota Komite Kliring, Pejabat, pegawai Lembaga Kliring yang mempunyai akses terhadap informasi rahasia selama masa tugasnya maupun masa tugasnya terdahulu dilarang menggunakan informasi tersebut, baik langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri dan/atau pihak lain. Informasi rahasia sebagaimana ditentukan dalam huruf di atas meliputi antara lain: (ii) Posisi Kontrak Berjangka yang dikuasai Anggota Kliring; Informasi Keuangan Anggota Kliring;

(iii) Kebijakan yang bersifat rahasia yang dikeluarkan oleh Lembaga Kliring. 307. PEMBERIAN INFORMASI Dalam rangka melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya untuk menyelesaikan transaksi Kontrak Berjangka, Lembaga Kliring berwenang untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan kegiatan, kekayaan dan kewajiban Anggota Kliring kepada: Bursa Berjangka atau Komitenya atas permintaan Bursa Berjangka tersebut; Bappebti; atau Aparat Penegak Hukum untuk kepentingan pemeriksaan.