BAB VII PENUTUP Kesimpulan. kualitas dan kuantitas pemilih dalam menggunakan hak pilihnya. Relawan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di

JURNAL KETAHANAN NASIONAL. NOMOR XXI (1) April 2015 Halaman 23-33

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILU TAHUN 2014

PETUNJUK PELAKSANAAN RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) RELAWAN PILGUB DKI SI MONAS PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI SINTANG TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR : 51 /Kpts/KPU-Kab /2015.

KOMISI PEMILIHAN UMUM

Ketentuan Pasal 18 ditambahkan 1 (satu) ayat yakni ayat (3), sehingga berbunyi sebagai berikut:

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

APA DAN BAGAIMANA PEMILU 2004?

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB III. butuhkan dalam pemilihan suatu kepala daerah atau negara. serta deskripsi kerja pada bagian-bagian yang ada di KPU

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2 Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pen

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

KPU KOTA ADM. JAKARTA BARAT HASIL RISET TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB V PENUTUP. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan terkait dengan fokus

2 Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati dan Walikota Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2012

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUMM PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XV/2017. I. PEMOHON 1. Hadar Nafis Gumay (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I);

BAB II GAMBARAN AKTIVITAS HUMAS KPU PROVINSI JAWA TENGAH DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN SOSIALISASI PILGUB JATENG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BENGKULU SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KURSUS SINGKAT KEPEMILUAN (ELECTION SHORTCOURSES) PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PANDUAN WAWANCARA. Panduan wawancara ini bersifat terbuka sebagai penuntun di lapangan penelitian, untuk

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. NOMOR: 021/Kpts/KPU-Prov-022/2015

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

- 2 - Nasional Indonesia, dan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PATI

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK. NOMOR : 21/Kpts/KPU.Kab /2015 TENTANG

Lampiran pertanyaan. Panwaslu Bantul. berapa jumlah yang sudah ditindaklanjuti?

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

Lampiran: Pengumuman Nomor: 145/PP.08-PU/1503/KPU-Kab/III/2018 Tentang Pendaftaran Kursus SIngkat Kepemiluan (Election Shortcourse)

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Daerah Istimewa Yogyakarta

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Transkripsi:

BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Relawan Demokrasi merupakan program nasional dari KPU RI yang dirancang untuk seluruh kabupaten/kota di Indonesia dan ditempatkan di bawah supervisi KPU kabupaten/kota setempat. Relawan Demokrasi Banyumas dilahirkan atas supervisi KPU Banyumas dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pemilih dalam menggunakan hak pilihnya. Relawan Demokrasi Banyumas beranggotakan pemuda pilihan berumur 17-25 tahun. Terkait hal ini, nyaris seluruh anggota dari Relawan Demokrasi Banyumas memiliki latar belakang organisasi kemahasiswaan, baik itu internal ataupun eksternal. Tugas pokok Relawan Demokrasi Banyumas dimanifestasikan dengan memberikan pendidikan politik dan pendidikan pemilu. Dalam dua pokok tugas inilah Relawan Demokrasi Banyumas menunjukkan perannya di masyarakat Banyumas. Terdapat dua peran utama Relawan Demokrasi Banyumas. Pertama ialah sebagai agen pendidikan politik bagi masyarakat Banyumas. Dalam menjalankan peran ini, Relawan Demokrasi Banyumas berfungsi untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan tentang beberapa hal yaitu, demokrasi dan pemilu di Indonesia, relasi agama dan demokrasi, partisipasi perempuan dan demokrasi, dan bahaya politik uang dalam pemilu. Kedua, Relawan Demokrasi Banyumas berperan sebagai agen pendidikan pemilu bagi masyarakat Banyumas. Peran ini terlihat ketika Relawan

Demokrasi Banyumas memberikan informasi kepada masyarakat tentang prosedur pelaksanaan pemilu seperti tahapan pemilu, mekanisme pemilihan dan memutakhirkan Daftar Pemilih Tetap. Jadi, bisa disimpulkan bahwa target memberikan pendidikan politik adalah agar warga pemilih di Banyumas mau memberikan suaranya secara cerdas. Sedangkan target memberikan pendidikan pemilu adalah agar pemilih di Banyumas berhasil memberikan suaranya dengan benar, sehingga meminimalisir terjadinya fenomena suara tidak sah ketika pemilu dilangsungkan. Ada banyak sekali kendala ketika Relawan Demokrasi Banyumas menjalankan perannya. Adapun kendala dimaksud yaitu ialah kode etik netralitas, bentrokan dengan kalender akademis dan kalender pendidikan, waktu persiapan dan pelatihan minimal, terlambatnya distribusi penanda identitas, alat peraga dan media sosialisasi, dan kuantitas anggota Relawan Demokrasi Banyumas yang terbatas. Sementara itu, kendala eksternal yang muncul ketika Relawan Demokrasi Banyumas menjalankan perannya yaitu adanya masyarakat yang apatis dan tidak simpatik terhadap agenda yang diadakan oleh Relawan Demokrasi Banyumas dan keberadaan partai dan calon legislatif yang absen dalam memberikan sosialisasi pemilu. Agar peran yang dilakukan oleh Relawan Demokrasi Banyumas dapat mencapai hasil yang diharapkan, dibutuhkan solusi untuk memecahkan berbagai macam kendala yang muncul tersebut. Terdapat dua langkah utama yang diambil oleh Relawan Demokrasi Banyumas. Pertama, menambah jumlah anggota Relawan Demokrasi Banyumas sebanyak sepuluh orang. Meskipun hanya sebagai

pembantu teknis, sepuluh orang ini dapat mengoptimalkan roda organisasi Relawan Demokrasi Banyumas. Kedua, menunjuk tokoh masyarakat sebagai mitra dalam agenda sosialisasi. Dengan adanya tokoh masyarakat sebagai mitra, maka gap yang muncul antara masyarakat dengan Relawan Demokrasi Banyumas dapat dihindarkan. Peran Relawan Demokrasi Banyumas sebagai agen pendidikan politik dan pendidikan pemilu sangat berkorelasi positif dengan konsep ketahanan politik. Adapun yang dimaksud dengan ketahanan politik ialah konsep sekaligus kondisi politik masyarakat yang dicirikan oleh tumbuh berkembangnya iklim demokrasi dalam masyarakat dan adanya pemilu yang terselenggara secara teratur, cerdas dan LUBERJURDIL. Jika dilihat dari perannya, jelas sekali terlihat bahwa Relawan Demokrasi Banyumas hendak menciptakan pemilu di Banyumas yang luberjurdil dengan kualitas pemilih masyarakat yang cerdas. Dengan demikian dapat dikatakan dengan tegas bahwa Relawan Demokrasi Banyumas memiliki implikasi positif bagi terwujudnya ketahanan politik wilayah di Banyumas. 7.2. Rekomendasi Relawan Demokrasi Banyumas memiliki implikasi positif bagi terwujudnya ketahanan politik wilayah di Banyumas. Namun ada beberapa usulan dan rekomendasi pada Relawan Demokrasi Banyumas jika kelak diprogramkan kembali. Pertama, menambah jumlah anggota, sebab tidak mungkin lembaga seperti Relawan Demokrasi hanya beranggotakan 15 orang. Kedua, menambah

waktu persiapan dan pelaksanaan. Waktu persiapan dan pelaksanaan Relawan Demokrasi Banyumas hanyalah 6 bulan. Ini menyebabkan kerja para relawan terasa begitu berat. Ketiga, memaksimalkan sarana dan prasarana kegiatan seperti Id card, alat peraga, brosur, pamflet, LCD proyektor dan buku pegangan panduan pelaksanaan. Keempat, menambah jumlah anggota pemuda non-mahasiswa. Di Banyumas, banyak juga terdapat pemuda yang aktif dalam kegiatan sosial dan LSM. Mereka rata-rata tidak lagi menjadi mahasiswa. Sehingga tidak lagi terbebani dengan beban sekolah atau kuliah. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Banyumas hendaknya juga mempertimbangkan apa yang sudah dilakukan oleh Relawan Demokrasi Banyumas. Dalam konteks Relawan Demokrasi Banyumas, para pemuda di Banyumas terbukti mampu untuk ditempatkan sebagai agen dalam upaya mewujudkan ketahanan politik di Banyumas. Berkaca pada pengalaman Relawan Demokrasi Banyumas, Pemerintah Daerah di Banyumas hendaknya memfasilitasi para pemuda untuk menjalankan peran tersebut, tidak hanya lewat program Relawan Demokrasi semata, namun program-program lain yang lebih terukur dan berkelanjutan. Pemberdayaan politik masyarakat Banyumas agar lebih demokratis bukan tidak mungkin dilakukan, namun tidak mungkin juga diwujudkan dengan cara-cara yang instan dan kondisional. Meskipun hanyalah program 8 bulan, Relawan Demokrasi Banyumas harus diakui memiliki semangat dan peran positif dalam membangun ketahanan politik di Banyumas. Program yang serupa dengan Relawan Demokrasi Banyumas inilah yang harus dipelajari dan segera

ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah Banyumas, demi Banyumas yang lebih demokratis. Tidak hanya bagi pemerintah daerah, peran para pemuda yang tergabung dalam Relawan Demokrasi Banyumas perlu juga untuk dijadikan perhatian para akademisi. Sebab hampir seluruh anggota Relawan Demokrasi Banyumas berasal dari organisasi kampus. Penting bagi para akademisi dan peneliti untuk menelaah lebih jauh terkait dengan sistem perkaderan pemuda di organisasi kampus. Harapannya, sistem perkaderan pemuda di organisasi kampus dapat diduplikasi di organisasi kepemudaan lain di Banyumas.