, 2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI SURVEI IICG PERIODE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) sesungguhnya telah lama dikenal di

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance. yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan tingkat kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1987) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi di mana di dalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Selama 12 tahun terakhir, isu mengenai corporate governance menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) (Wicaksono, 2014:1).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan di Indonesia merupakan objek sekaligus subjek yang

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ruang lingkup perusahaan, terdapat serangkaian sumber daya yang tak

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. informasi perusahaan di Indonesia sangat sulit didapatkan, sekalipun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam. menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan merupakan hal penting yang harus dicapai. setiap perusahaan, dalam menghadapi persaingan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang sangat pesat, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan ekonomi masyarakat pada era saat ini tidak terlepas dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat dan tajam. Sektor food and beverages

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

Menurut Fahmi (2011) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan

4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan sustainability. Perusahaan yang telah go public akan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil diraih organisasi dalam setahun. Isi dari laporan tahunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB 1 PENDAHULUAN. standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan. menentukan struktur dan strategi keuangannya.

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan lancar. Perusahaan tentu tidak hanya mengharapkan dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pasar modal mirip dengan pasar-pasar lainnya, dimana terjadi transaksi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perseroan terbatas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini yang disebut dengan era globalisasi membawa perubahan khususnya di bidang ekonomi, dimana negara-negara di seluruh dunia baik itu negara industri maupun negara yang sedang berkembang mau tidak mau harus bersaing dalam suatu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dan masa dimana batas dunia seakan-akan tidak ada lagi. Hal tersebut dikarenakan apapun mungkin dapat terjadi pada periode saat ini, masalah ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang terlalu berarti ketika berada di dunia globalisasi. Globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antar negara dalam bentuk barang dan jasa, aliran dana internasional, pengerahan tenaga kerja dan penyebaran teknologi informasi yang sangat cepat, sehingga sederhananya dapat dikatakan bahwa globalisasi secara pasti membawa dampak terhadap perekonomian Indonesia. Perkembangan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia tidak bisa lepas dari peran perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun telah mengalami keadaan yang pasang surut. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tumbuh mencapai 6,1% pada tahun 2008 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 6,3%. Keadaan tersebut disebabkan karena adanya persaingan ketat di era globalisasi dan pasar bebas di kancah internasional. Hal itu bisa dibuktikan dengan adanya krisis ekonomi pada tahun 1998 dan kondisi keuangan global yang belum membaik seiring krisis utang di Amerika tahun 2008 yang memberikan dampak negatif cukup besar terhadap hampir semua industri perusahaan. Dari data terbaru yang ada, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang tetap terus menerus mengalami penurunan. Setelah mencapai pertumbuhan ekonomi 6,5 1

2 persen pada 2011, dan 6,23% pada 2012, pertumbuhan ekonomi 2013 berada dibawah 6%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2013 sebesar 5,78%. Angka tersebut turun dibandingkan sepanjang 2012 sebesar 6,23%. Hal ini disebabkan negara-negara yang tadinya terdampak krisis global seperti China dan Amerika Serikat mulai pulih. Bahkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang tadinya diprediksikan hanya 1,6%, realisasinya 1,9%. Ini artinya perekonomian global berdampak pada perekonomian di Indonesia, terutama untuk ekspor dan sektor lain seperti wisatawan mancanegara. Sejalan dengan membaiknya ekonomi global secara umum, performa perusahaan di Indonesia seharusnya juga menunjukkan peningkatan. Semua pengalaman dari krisis keuangan global diatas mendorong perlunya peningkatan efektivitas kinerja perusahaan. Kinerja keuangan yang baik menjadi tujuan yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan. Kinerja perusahaan menggambarkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan tersebut yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan. Menurut Fahmi (2012:2) mendefinisikan kinerja keuangan sebagai suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Jadi, dari kinerja keuangan dapat terlihat baik dan buruknya perusahaan dalam prestasi kerjanya. Menurut Zarkasyi (2008:48) Guna mengetahui tingkat kinerja suatu perusahaan dilakukan serangkaian tindakan evaluasi yaitu penilaian atas hasil usaha yang diperoleh selama periode tertentu. Merujuk pada konsep tersebut, maka penilaian kinerja mengandung tugas-tugas untuk mengukur berbagai aktivitas tingkat organisasi sehingga menghasilkan informasi umpan balik untuk melakukan perbaikan perusahaan. Untuk mengukur suatu perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik yaitu dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan. Dengan hasil analisis laporan keuangan perusahaan mampu mengetahui posisi keuangan dan memberikan informasi kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan yang pada akhirnya memberikan manajemen gambaran bagaimana merencanakan dan

3 mengambil keputusan yang tepat untuk masa depan perusahaan (Kasmir,2008:66-67). Dalam analisis laporan keuangan untuk menentukan kinerja keuangan perusahaan yang dapat diukur/dinilai dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang ada. Seperti yang dikatakan juga oleh Fahmi (2011:224) Rasio keuangan sering dijadikan alat analisa untuk melihat kondisi kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam praktek penggunaannya rasio keuangan dipakai oleh berbagai pihak, seperti kalangan akademisi dan investor. Bagi pihak eksternal peusahaan seperti investor, dapat melihat kinerja suatu perusahaan meningkat atau menurun dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan. Didalam laporan keuangan tersaji informasi-informasi keuangan perusahaan yang disajikan oleh perusahaan agar dapat dilihat oleh pihak eksternal perusahaan. Didalam laopran keuangan terdapat beberapa macam rasio keuangan yang digunakan oleh perusahaan. Rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan dibandingkan dengan ketetapan standar rasio keuangan yang ada apakah rasio yang diperoleh perusahaan berada diatas standar yang ditetapkan atau tidak guna mengukur kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan akan terlihat rendah atau tinggi apabila ROA perusahaan berada dibawah rata-rata industri atau diatas rata-rata industri. Untuk standar ROA perusahaan juga menggunakan rata-rata industri perusahaan sebesar 9% menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2006:148). Analisis rasio keuangan sendiri terdiri dari berbagai macam. Menurut Harmono (2011:106) analisis rasio keuangan dapat diklasifikasikan ke dalam lima aspek rasio keuangan perusahaan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas (rasio leverage), dan rasio nilai perusahaan. Sangat penting untuk suatu perusahaan melakukan analisis rasio profitabilitas yaitu suatu analisis yang menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Pengukuran kinerja keuangan dengan rasio profitabilitas dikarenakan rasio inilah yang dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan. Rasio profitabilitas yang biasa digunakan oleh para stakehoder ataupun pemerintah yaitu rasio keuangan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Return On Investment (ROI).

4 Apabila perusahaan mempunyai profitabilitas yang tinggi maka mampu memberikan kepercayaan kepada para investor atas investasi mereka di perusahaan. Salah satu indikator analisis rasio profitabilitas adalah ROA (Return On Assets). ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan Dendawijaya (2009:118-120). ROA dicari dari jumlah laba sebelum pajak dibagi total aktiva perusahaan. ROA yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan yang tinggi dalam mendapatkan laba dari aset yang dimilikinya. Pada penelitian ini dapat dilihat kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan ROA pada perusahaan-perusahaan yang mengikuti survei IICG periode 2013. Didalam survei IICG terdapat beberapa perusahaan dari 5 golongan yaitu Emiten Non Keuangan, BUMN Keuangan, BUMN Non Keuangan, BUMS Keuangan, dan BUMS Non Keuangan yang memiliki profitabilitas yang cenderung rendah dihitung dengan ROA. Survei IICG nantinya akan menyajikan hasil skor Good Corporate Governance perusahaan-perusahaan yang mengikuti survei tersebut pada tahun 2013. Perusahaan-perusahaan yang mengikuti survei IICG walaupun mempunyai reputasi yang baik dibidang usahanya masing-masing, tetap saja perusahaanperusahaan ini memiliki beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan usahanya yang akan menimbulkan permasalahan dalam berbagai aspek, salah satunya adalah aspek kinerja keuangan. Data berikut merupakan fenomena kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari sudut ROA (Return On Assets). Perusahaan-perusahaan ini mengikuti survei IICG pada tahun 2013, dapat dilihat pada tabel 1.1 :

5 Tabel 1.1 Kinerja Keuangan Perusahaan Tahun 2013 No Nama Perusahaan ROA (%) 1 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 1,97 2 PT Timah (Persero) Tbk 7,00 3 PT Adi Sarana Armada Tbk 0,04 4 PT Jasa Marga (Persero) Tbk 4,71 5 PT Pembangkitan Jawa Bali 2,37 6 PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 5,09 7 PT Angkasa Pura II (Persero) 7,72 8 PT Pertamina (Persero) 6,16 9 PT Mandiri Tunas Finance 4,73 10 PT Bakrie Telecom Tbk 0,04 11 PT Petrokimia Gresik 7,79 12 PT Indo Tambangraya Megah Tbk 17,00 13 PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 11,1 14 PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) 11,57 15 PT Krakatau Industrial Estate Cilegon 18,38 16 PT Kereta Api Indonesia (Persero) 20,74 Rata-rata Perusahaan 7,90 (Sumber : Laporan IICG 2013, data diolah kembali) Dari tabel 1.1 dapat dilihat kinerja keuangan dari beberapa perusahaan menunjukkan ROA yang cenderung rendah dan berada dibawah standar rata-rata industri. Standar rata-rata industri ROA sebesar 9% menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2006:148). Rata-rata seluruh perusahaan sebesar 7,90 juga menunjukkan ROA yang masih berada dibawah standar rata-rata industri. Berdasarkan fenomena tersebut, dapat terlihat bahwa kinerja keuangan setiap perusahaan maupun rata-rata seluruh perusahaan yang diukur dengan ROA dapat dikatakan berada dibawah standar yang ditetapkan. Terjadinya penurunan kinerja keuangan disebabkan oleh tidak baiknya pengelolaan perusahaan. Dampak dari penurunan kinerja keuangan ini dapat mengakibatkan perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Apabila kinerja keuangan sebuah perusahaan rendah, maka investor akan ragu untuk menanamkan investasinya ke perusahaan. Sementara investasi asing itu merupakan salah satu pemasukan

6 tertinggi untuk negara. Selain itu penurunan kepercayaan masyarakat terhadap suatu perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang rendah juga akan terjadi. Salah satu kesimpulan dari studi yang dilakukan oleh lembaga dunia, seperti Booz-Allen & Hamilton, McKinsey dan Bank Dunia dalam Sutedi (2012:48) terpuruknya kinerja perekonomian di Indonesia adalah karena rendahnya praktik good corporate governance (GCG). GCG adalah permasalahan mengenai proses pengelolaan perusahaan, yang secara konseptual mencakup diaplikasikannya prinsip-prinsip transparancy, accountability, fairness, dan responsibility. Perusahaan dalam hal ini yang berbentuk perseroan terbatas secara fungsional dituntut memberikan nilai tambah (Value Added), baik berbentuk financial return bagi para pemegang saham (share-holders) maupun socialwelfare, yang sekurang-kurangnya value added bagi stakeholders. Penerapan GCG merupakan pedoman bagi komisaris dan direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan kebijakan sesuai dengan moral yang tinggi, kepatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perseroan terhadap pihak yang berkepentingan secara konsisten. B. Identifikasi Masalah Penelitian Perusahaan yang sehat harus memiliki kinerja keuangan yang baik. Guna mengetahui tingkat kinerja suatu perusahaan dilakukan serangkaian tindakan evaluasi yang pada intinya adalah penilaian atas hasil usaha yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Salah satu syarat agar perusahaan tersebut dapat Go Public adalah penjelasan dan pernyataan bahwa kondisi kinerja keuangan perusahaan tersebut berada dalam kondisi layak (feasible) untuk go public. Laporan keuangan perusahaan merupakan cerminan gambaran kesehatan kinerja keuangan suatu perusahaan. Data-data keuangan perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan sebenarnya telah menggambarkan atau setidaknya telah memberikan suatu rekomendasi yang menyangkut dengan financial performance dari perusahaan.

7 Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan. Menurut Setiowati (2009:12) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yaitu risiko dan ukuran perusahaan. Menurut Fahmi (2012:13) Seorang pemimpin dan peran auditor memiliki pengaruh besar dalam mendorong kinerja perusahaan. Dalam meningkatkan kinerja keuangan, perusahaan dapat menerapkan Good Corporate Governance. Menurut Imam dan Amin (2002:20) Corporate Governance adalah sistem yang mengatur, mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha untuk kenaikan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan, kreditor dan masyarakat sekitar. Good Corporate Governance berusaha menjaga keseimbangan di antara pencapaian tujuan ekonomi dan tujuan masyarakat. Menurut sam ani (2008:24) menyatakan bahwa: Corporate governance merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan juga membantu menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan berkelanjutan di sektor corporate. Dari pernyataan Sam ani yang menyebutkan bahwa GCG merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan, memang sudah banyak penelitian yang membuktikannya. Diterapkannya GCG didalam perusahaan mampu menciptakan lingkungan kerja yang positif dengan diterapkannya prinsipprinsip GCG. GCG akan mengontrol pengelolaan manajemen perusahaan yang akan berdampak pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Isu Good Corporate Governance sesungguhnya sudah lama dikenal di negara-negara Eropa dan Amerika dengan adanya konsep pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Pemisahan ini akan menimbulkan masalah karena adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham (sebagai prinsipal) dengan pihak manajemen perusahaan sebagai agen. Penerapan Corporate Governance di Indonesia sangat penting, karena prinsip-prinsip Corporate Governance dapat memberikan kemajuan terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan, sehingga perusahaan di Indonesia tidak tertindas dan dapat bersaing secara global.

8 Persaingan global menuntut perusahaan untuk memiliki kinerja perusahaan yang baik. Kinerja keuangan perusahaan yang baik dapat diperoleh dengan menerapkan GCG. Kinerja keuangan perusahaan yang sehat akan meningkatkan perekonomian di Indonesia yang sempat terpuruk beberapa waktu lalu. Kinerja keuangan yang baik menjadi salah satu bukti dari tercapainya tujuan perusahaan, sedangkan kinerja keuangan yang buruk dapat menyebabkan jatuhnya perusahaan di dunia bisnis. Secara singkat, ada empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep GCG ini, yaitu Fairness, Transparancy, Accountability, dan Responsibility. Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip GCG secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Kinerja keuangan yang baik dapat meningkatkan profit perusahaan yang dapat dilihat di laporan keuangan perusahaan dan juga perusahaan tersebut dapat dipercaya oleh masyarakat luas. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Luthan (2010:106), bahwa: Penerapan Good Corporate Governance dipercaya dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan karena berbagai hasil penelitian berhasil membuktikan bahwa Good Corporate Governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Didukung dengan Penelitian yang dilakukan oleh Firth et al. (2002) terhadap perusahaan-perusahaan yang listing di pasar modal Hongkong menunjukkan bahwa, perusahaan-perusahaan yang melaksanakan good corporate governance mengalami peningkatan kinerja perusahaan (corporate performance) yang signifikan. Perusahaan dapat dikatakan sukses atau gagal disebabkan adanya strategi manajemen yang diterapkan oleh perusahaan. Kesuksesan suatu perusahaan banyak ditentukan oleh karakteristik strategis dan manajerial perusahaan tersebut. Strategi tersebut diantaranya mencakup strategi penerapan sistem Corporate Governance dalam perusahaan. Struktur dalam Corporate Governance dapat menjadi tolok ukur dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu perusahaan.

9 Menurut Yatim et al (2006:8) The integrity of financial performance relies on corporate governance. The Board of Directors has a primary responsibility of overseeing the firm s financial reporting process. Maka sulit dipungkiri bahwa selama tahun-tahun terakhir ini, Corporate governance sangat popular. Tak hanya popular, tetapi Corporate Governance tersebut juga ditempatkan di posisi terhormat. Hal tersebut terwujud dalam dua keyakinan. Pertama, Corporate Governance merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan dalam bisnis global, terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka judul dalam penelitian ini adalah Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan yang Mengikuti Survei IICG Periode 2013. A. Rumusan Masalah Penelitian 1. Bagaimana gambaran Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan yang mengikuti survei IICG. 2. Bagaimana gambaran kinerja keuangan perusahaan yang mengikuti survei IICG. 3. Bagaimana pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja keuangan perusahaan yang mengikuti survei IICG. C. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini yaitu untuk mengkaji dan mendapat gambaran mengenai pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan yang mengikuti survei IICG periode 2013. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan penerapan GCG pada perusahaan yang mengikuti survei IICG periode 2013.

10 2. Untuk mendeskripsikan kinerja keuangan perusahaan yang mengikuti survei IICG periode 2013. 3. Untuk memverifikasi pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan yang mengikuti survei IICG periode 2013. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat: 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris dari penelitian sebelumnya mengenai pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja keuangan. Diharapkan pula dapat menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut. 3. Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran yang dapat memberikan manfaat teoritis maupun empiris.