OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Arahan Optimasi Penggunaan Lahan Melalui Pendekatan Telapak Ekologis di Kabupaten Gresik

Arahan Optimasi Penggunaan Lahan Melalui Pendekatan Telapak Ekologis di Kabupaten Gresik

K A B U P A T E N G R E S I K Data Agregat per Kecamatan

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

Trilia Viska Kusumawardani Nrp Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT.

Bab II Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun 2017

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Gresik Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Arahan Penggunaan Lahan di Kota Batu Berdasarkan Pendekatan Telapak Ekologis

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-157

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

BAB III DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN

P E N G U M U M A N RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK TAHUN ANGGARAN 2013

III. KEADAAN UMUM LOKASI

PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN DRIYOREJO BERDASARKAN KETERSEDIAAN SUMBERDAYA AIR

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIAK

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Faktor-faktor Penentu Konversi Hutan Mangrove di Kabupaten Pasuruan Berdasarkan Perkembangan Struktur Ruang. Nuniek Sri Widyanti

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

PROFIL KABUPATEN / KOTA

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

PERATURAN KEPALA DINAS. KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN GRESIK NOMOR : TAHUN 2015

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... ii. DAFTAR GAMBAR... iii. KATA SAMBUTAN... iv KATA PENGANTAR... A. PENDAHULUAN... 1 B. METODOLOGI...

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

4. ANALISIS SITUASIONAL

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

BAB V SUMBER DAYA ALAM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

KATA PENGANTAR. Puji syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu. Wata ala karena berkat ridlo dan hidayah-nya Laporan Keterangan

Resiko Banjir Kabupaten Gresik Berdasarkan Citra Satelit (Wiweka)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

PROFIL KABUPATEN / KOTA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 26 TAHUN 1992 TENTANG

Merumuskan Kriteria Pengendalian Lahan di Area Tambak Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik

BAB V ANALISIS. V.1.1 Kualitas Lahan Permukiman. yang telah ditentukan masyarakat bersama. V.1.2 Kapasitas Lahan Permukiman

BAB III PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BIAYA NIKAH DI KUA WILYAH GRESIK UTARA

EVALUASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DI DAERAH ERNAN RUSTIADI

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANYA DARI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DI KABUPATEN SIDOARJO

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PROSPEK TANAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar sekali. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

PENDAHULUAN Latar Belakang

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

BAB VII PERKIRAAN EMISI. Pemerintah Kabupaten Donggala A. GAS RUMAH KACA B. KEGIATAN MANUSIA DAN JENIS GRK. Badan Lingkungan Hidup Daerah

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR)

Tugas Akhir. Pemodelan Spasial Beban Sumber Emisi Gas Rumah Kaca di Kecamatan Driyorejo. Dimas Fikry Syah Putra NRP

TUGAS MINGGU KE-3. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah. Survey Tanah dan Evaluasi Lahan. Disusun Oleh : Nama : Lisa Dwi Fani Indar W

Transkripsi:

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK Oleh : Achmad Ghozali 36 09 100 048 Dosen Pembimbing : Putu Gde Ariastita, ST., MT Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2012 1 1

PENDAHULUAN 2

LATAR BELAKANG (1) (Rustadi, 2010) (Arsyad, dkk, 2008) 3

LATAR BELAKANG (2) Kodoatie (2005) Limited Resource 6 5 4 Produktivitas Lahan 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 Waktu (Widiatmaka, 2007 dan Arsyad, 2008) 4

LATAR BELAKANG (3) Persoalan pemanfaatan ruang (RTRW Kab. Gresik 2010-2030) : 1. Penurunan luas lahan sawah dari 36.387 ha menjadi 34.136 ha 2. Penurunan Luas lahan tambak dari 23.698 ha-18.206 ha 3. Penambahan luas peruntukan lahan industri sebesar 217,8 ha Produktivitas lahan sawah tahun 2007 sebesar 6,1 ton/ha namun pada tahun 2011 turun menjadi 5,5 ton/ha (Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Gresik) Kabupaten Gresik merupakan salah satu daerah yang akan mengalami kondisi tidak seimbang akibat pertumbuhan penduduk dan perubahan penggunaan lahan (LAPAN, 2005) Sejak tahun 1999 produktivitas tambak di wilayah pesisir Kabupaten Gresik mengalami penurunan (Prasita, 2007). Jawa Pos 23 September 2012 (hal 40) diketahui bahwa Kabupaten Gresik sudah mengalami kendala keterbatasan sumber daya air Musim hujan 6 wilayah kecamatan selalu tergenang akibat banjir luapan sungai Kab. Gresik sudah termasuk dalam wilayah warning dimana pada tahun 2011 konsumsi telapak ekologis sudah melebihi biokapasitas dengan selisih 0.9 gha/kapita (Dirjen PU, 2011) 5

RUMUSAN MASALAH Sudah terjadi ketidakseimbangan antara supply daya dukung lingkungan dan konsumsi sumberdaya alam (demand) Belum ada instrument pengaturan optimasi lahan di Kabupaten Gresik yang signifikan Komponen daya dukung lingkungan apa yang harus diidentifikasi untuk optimasi penggunaan lahan Kab. Gresik? 6

TUJUAN dan SASARAN Menentukan optimasi penggunaan lahan sesuai keseimbangan lingkungan berdasarkan pendekatan telapak ekologis Kabupaten Gresik Analisa kondisi supply telapak ekologis setiap jenis penggunaan lahan di Kabupaten Gresik Analisa kondisi demand telapak ekologis setiap jenis penggunaan lahan di Kabupaten Gresik Analisa kondisi keseimbangan lingkungan di Kabupaten Gresik melalui pendekatan telapak ekologis Analisa optimasi penggunaan lahan berdasarkan pendekatan telapak ekologis di Kabupaten Gresik 7

RUANG LINGKUP WILAYAH 8

RUANG LINGKUP WILAYAH (2) 9

METODE PENELITIAN 10

PENGAMBILAN SAMPEL Pengambilan sampel untuk mengetahui tingkat konsumsi rata-rata penduduk terhadap sumber daya alam Teknik sampling yang digunakan adalah metode proporsional random sampling Pengambilan sampling dilakukan sesuai sub satuan wilayah pengembangan (SSWP) sesuai RTRW Cluster Jumlah KK SSWP I Bungah 13132 Sidayu 8483 Dukun 13629 Panceng 11331 Ujungpangkah 11592 Total 58167 SSWP II Dududksampeyan 10918 Kebomas 24876 Gresik 15708 Manyar 25474 Total 76976 SSWP III Wringinanom 18672 Driyorejo 26238 Kedamean 14514 Menganti 30903 Cerme 16649 Benjeng 14008 Balongpanggang 12851 Total 133835 SSWP IV Sangkapura 15992 Tambak 6970 Total 22962 Responden Cluster 100 100 100 100 11

PENGAMBILAN SAMPEL Distribusi sampling diambil berdasarkan strata perkotaan dan perdesaan di masingmasing kecamatan dalam kluster yang sama. Peraturan Kepala BPS Nomor 37 Tahun 2010 Kabupaten Gresik memiliki 199 desa perkotaan dan 157 desa perdesaan Cluster Jumlah KK Total RT Total RT Sampel Sampel Perdesaan Perkotaan Perdesaan Perkotaan Bungah 13132 8475 4657 14 8 SSWP I Sidayu 8483 4294 4189 7 7 Dukun 13629 12198 1431 21 3 Panceng 11331 6181 5150 11 9 Ujungpangkah 11592 4949 6643 9 11 Total 58167 36097 22070 62 38 SSWP II Dududksampeyan 10918 8353 2565 11 3 Kebomas 24876 0 24876 0 32 Gresik 15708 0 15708 0 21 Manyar 25474 3559 21915 4 29 Total 76976 11912 65064 15 85 SSWP III Wringinanom 18672 11467 7205 9 5 Driyorejo 26238 2071 24167 1 18 Kedamean 14514 9188 5326 7 4 Menganti 30903 10398 20505 8 15 Cerme 16649 7107 9542 5 7 Benjeng 14008 10530 3478 8 3 Balongpanggang 12851 10558 2293 8 2 Total 133835 61319 72516 46 54 SSWP IV Sangkapura 15992 13544 2448 59 11 Tambak 6970 4137 2833 18 12 Total 22962 17681 5281 77 23 12

METODE ANALISA KONDISI BIOKAPASITAS Ha Gha/ha Gha Luas Lahan Sawah per YF Lahan Sawah per Eqivalence Factor Lahan Sawah Biokapasitas Lahan Sawah per Luas Lahan Kering per Luas Lahan Perikanan Darat per Luas Lahan Hutan per YF Lahan Peternakan per YF Lahan Perikanan Darat per YF Lahan Hutan per Eqivalence Factor Lahan Kering Eqivalence Factor L. Perikanan Darat Eqivalence Factor Lahan Hutan Biokapasitas lahan peternakan per Biokapasitas L. Perikanan Darat per Biokapasitas Lahan Hutan per Total Biokapasitas per Luas Lahan Terbangun per YF Lahan Sawah per Eqivalence Factor Lahan Terbangun Biokapasitas Lahan Terbangun per Produksi Padi per Luas Lahan Sawah per Produktivitas lahan sawah per Produktivitas lahan sawah per Produktivitas lahan sawah Dunia YF Lahan Sawah per Produksi Daging dan Telur per Luas Lahan Kering per Produktivitas Lahan Kering Terhadap Produk Peternakan per Produktivitas Lahan Kering Terhadap Produk Peternakan per Produktivitas Lahan Kering Terhadap Produk Peternakan Dunia YF Lahan Peternakan per Produksi Ikan Darat per Luas Lahan Perikanan Darat per Produktivitas Lahan Perikanan Darat per Produktivitas Lahan Perikanan Darat per Produktivitas Lahan Perikanan Darat Dunia YF Lahan Perikanan Darat per Produksi Kayu per Luas Lahan Hutan per Luas Lahan Hutan per Luas Lahan Hutan per Luas Lahan Hutan Dunia YF Lahan Hutan per ton atau m3 Ha Ton/ha Ton/ha Ton/ha 13

METODE ANALISA TELAPAK EKOLOGIS (1) Ton atau m3 Ton/ha w Ha w Ha Gha/ha Gha Konsumsi Beras per Produktivitas lahan sawah Dunia Konsumsi Luas Lahan Sawah per Konsumsi Luas Lahan Sawah per Eqivalence Factor Lahan Sawah Telapak Ekologis Lahan Sawah per Bagan I Bagan II Bagan III Konsumsi Daging dan Telur per Konsumsi Ikan per Konsumsi Kayu per Emisi CO2 Per Produktivitas Lahan Peternakan Dunia Produktivitas inland water Kab.Gresik Produktivitas Lahan Hutan Dunia Rata-Rata Daya Rosot CO2 Ardiansyah, 2010 Konsumsi Luas Lahan Kering per Konsumsi Luas inland water per Luas Lahan Hutan Produksi per Luas Lahan Hutan per Konsumsi Luas Lahan Kering per Konsumsi Luas inland water per Luas Lahan Hutan Produksi per Luas Lahan Hutan per Eqivalence Factor Lahan Kering Eqivalence Factor L. Perikanan Darat Eqivalence Factor Lahan Hutan Eqivalence Factor Lahan Hutan Telapak Ekologis lahan peternakan per Telapak Ekologis L. Perikanan per Telapak Ekologis Lahan Hutan per Telapak Ekologis Lahan Terbangun per Total Telapak Ekologis per Lahan Terbangun Per Luas Lahan Terbangun per Luas Lahan Terbangun per Eqivalence Factor Lahan Terbangun Telapak Ekologis Lahan Terbangun per Bagan I Total Konsumsi Pangan Konsumsi Beras per Kapita Konsumsi Daging dan Telur per Kapita Konsumsi Ikan per Kapita Jumlah Penduduk Per Konsumsi Beras per Konsumsi Daging dan Telur per Konsumsi Ikan per Bagan II Total Konsumsi Kayu Kebutuhan Kayu untuk 1 unit Rumah Ludvianto dan Bayu, 2011 Jumlah Unit Rumah per Klasifikasi Kavling per RP4D Kab. Gresik 2011-2021 Konsumsi Kayu per ton jiwa ton m3 unit ton 14

METODE ANALISA TELAPAK EKOLOGIS (2) Liter/unit/tahun unit liter liter Konsumsi BBM per Unit Sepeda Motor Jumlah Unit Sepeda Motor per Konsumsi BBM Sepeda Motor per Konsumsi BBM per Unit Mobil Jumlah Unit Mobil per Konsumsi BBM Mobil per Total Konsumsi BBM Transportasi per Total Konsumsi BBM Industri + per Total Konsumsi BBM per Konsumsi BBM per Unit Kendaraan Besar Jumlah Unit Kendaraan Besar per Konsumsi BBM Kendaraan Besar per Ismayanti, 2011 Total Konsumsi BBM Transportasi per Faktor Emisi Bahan Bakar Fosil Emisi CO2 Kegiatan Transportasi per Bagan III Total Emisi CO2 Bagian I Energi Kegiatan Transportasi Liter atau Kg/KK/ tahun Unit Liter atau Kg/tahun Suhedi, 2011 liter Kg CO2/Liter 1000 Kg Liter atau Kg/tahun Kg CO2/Liter atau Kg 1000 Kg Konsumsi Elpiji per KK Jumlah KK Pengguna Elpiji per Total Konsumsi Elpiji per Total Konsumsi Elpiji per Faktor Emisi Gas Elpiji Suhedi, 2011 Emisi CO2 Gas Elpiji per Konsumsi Minyak Tanah per KK Jumlah KK Pengguna Minyak Tanah per Total Konsumsi Minyak Tanah per Total Konsumsi Minyak Tanah per Faktor Emisi Minyak Tanah Suhedi, 2011 Emisi CO2 Minyak Tanah per Konsumsi Kayu Bakar per KK Jumlah KK Pengguna Kayu Bakar per Total Konsumsi Kayu Bakar per Total Konsumsi Kayu Bakar per Faktor Emisi Kayu Bakar MenLH, 2009 Emisi CO2 Kayu Bakar per Energi Kegiatan Memasak Emisi CO2 Kegiatan Memasak per 15

METODE ANALISA TELAPAK EKOLOGIS (3) kwh Unit kwh kwh Bagan III Total Emisi CO2 Bagian II Konsumsi Listrik Rumah Tangga per APJ Konsumsi Listrik Industri per APJ Konsumsi Listrik Perdagangan per APJ Konsumsi Listrik lainlain per APJ Energi Listrik Diproporsionalkan berdasarkan Jumlah KK per dalam satu APJ Jumlah Industri per dalam satu APJ Jumlah Perdagangan dan Jasa per dalam satu APJ Luas Lahan Terbangun per dalam satu APJ Konsumsi Listrik Rumah Tangga per Konsumsi Listrik Industri per Konsumsi Listrik Perdagangan per Konsumsi Listrik lainlain per Total Konsumsi Listrik per Total Konsumsi Listrik per Faktor Emisi Bahan Bakar Fosil Suhedi, 2011 Kg CO2/kWh Emisi CO2 Penggunaan Energi Listrik per 1000 Kg Emisi CO2 Kegiatan Transportasi per Emisi CO2 Kegiatan Memasak per Total Emisi CO2 per Emisi CO2 Penggunaan Energi Listrik per Emisi CO2 Total 16

METODE ANALISA KONDISI KESEIMBANGAN LINGKUNGAN Telapak Ekologis Per Kapita Biokapasitas Per Kapita Gha Jiwa Gha/kapita Gha/Kapita Jiwa Gha Total Telapak Ekologis per Telapak Ekologis Lahan Sawah per Telapak Ekologis lahan peternakan per Telapak Ekologis L. Perikanan per Telapak Ekologis Lahan Hutan per Telapak Ekologis Lahan Terbangun per Dibagi Jumlah Penduduk Per Total TE per Kapita per TE Lahan Sawah per Kapita per TE Lahan peternakan per Kapita per TE L. Perikanan per Kapita per TE Lahan Hutan per Kapita per TE Lahan Terbangun per Kapita per Biokapasitas Lahan Sawah per Kapita per Biokapasitas lahan peternakan per Kapita per Biokapasitas L. Perikanan Darat per Kapita per Biokapasitas Lahan Hutan per Kapita per Biokapasitas Lahan Terbangun per Kapita per Total Biokapasitas per Kapita per Dibagi Jumlah Penduduk Per Biokapasitas Lahan Sawah per Biokapasitas lahan peternakan per Biokapasitas L. Perikanan Darat per Biokapasitas Lahan Hutan per Biokapasitas Lahan Terbangun per Total Biokapasitas per Defisit Ekologis Gha/kapita Gha/Kapita Gha/Kapita Total TE per Kapita per TE Lahan Sawah per Kapita per TE Lahan peternakan per Kapita per TE L. Perikanan per Kapita per TE Lahan Hutan per Kapita per TE Lahan Terbangun per Kapita per Selisih (Dikurangi) Biokapasitas Lahan Sawah per Kapita per Biokapasitas lahan peternakan per Kapita per Biokapasitas L. Perikanan Darat per Kapita per Biokapasitas Lahan Hutan per Kapita per Biokapasitas Lahan Terbangun per Kapita per Total Biokapasitas per Kapita per Defisit Ekologis Lahan Sawah per Defisit Ekologis Lahan Peternakan per Kapita per Defisit Ekologis L. Perikanan Darat per Defisit Ekologis Lahan Hutan per Defisit Ekologis Lahan Terbangun per Total Biokapasitas per Kapita per 17

METODE ANALISA OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN Skema Analisis Deskriptif Kondisi Penggunaan Lahan Eksisting Rencana Penggunaan Lahan Berdasarkan RTRW Hasil Analisis Sasaran Sebelumnya Komparatif Analisa Deskriptif Kondisi kebutuhan lahan masing-masing kategori lahan Kondisi kebutuhan aktual Kondisi Defisit Ekologis masingmasing Kategori Lahan Per Cek data Optimasi Penggunaan Lahan Wilayah yang dapat menjadi supply wilayah lain Kondisi Biokapasitas dan Telapak Ekologis 18

TEKNIK ANALISA No. Sasaran Input Data Alat Analisis Output 1 Menganalisa kondisi demand telapak ekologis (konsumsi sumberdaya alam dari kegiatan) setiap jenis penggunaan lahan Kabupaten Gresik. 1. Jumlah penduduk 2. Luas lahan aktual masingmasing penggunaan lahan 3. Konsumsi masing masing jenis penggunaan lahan Perhitungan matematis telapak ekologis Kondisi konsumsi sumberdaya alam dalam bentuk luasan lahan masing masing jenis konsumsi 2 Menganalisa kondisi supply (kapasitas ekosistem) setiap jenis penggunaan lahan di Kabupaten Gresik. 3 Menganalisa kondisi keseimbangan lingkungan di Kabupaten Gresik melalui pendekatan telapak ekologis. 4 Menentukan optimasi penggunaan lahan yang akan dikembangkan di Kabupaten Gresik berdasarkan telapak ekologis. 1. Jumlah penduduk eksisting 2. Produktivitas masingmasing jenis penggunaan lahan 3. Luas lahan aktual masingmasing penggunaan lahan 1. Hasil analisis sasaran 1 2. Hasil analisis sasaran 2 1. Hasil analisis sasaran 3 2. Hasil analisa sasaran 3 3. Luas penggunaan lahan rencana 4. Luas penggunaan lahan eksisting Perhitungan matematis telapak ekologis Perhitungan matematis telapak ekologis Analisis deskriptif Kondisi kapasitas ekosistem (biokapasitas) masing masing penggunaan lahan Kondisi deficit ekologis atau surplus ekologis wilayah Kabupaten Gresik Luas lahan optimal masing masing jenis penggunaan lahan 19

HASIL DAN PEMBAHASAN GAMBARAN UMUM 20

Wilayah Administratif Luas wilayah Kabupaten Gresik adalah 1.191,25 Km 2 yang mencakup daratan di pulau Jawa seluas 977,80 Km2 dan Pulau Bawean seluas 297,42 Km 2 Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Timur : Selat Madura dan Kota Surabaya Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto Sebelah Barat : Kabupaten Lamongan No Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah (ha) 1 Wringinanom 16 6.262 2 Driyorejo 16 5.130 3 Kedamean 15 6.596 4 Menganti 22 6.871 5 Cerme 25 7.173 6 Benjeng 23 6.126 7 Balongpanggang 25 6.388 8 Duduksampeyan 23 7.429 9 Kebomas 21 3.006 10 Gresik 21 554 11 Manyar 23 9.542 12 Bungah 22 7.949 13 Sidayu 21 4.713 14 Dukun 26 5.903 15 Panceng 14 6.259 16 Ujungpangkah 13 9.482 17 Sangkapura 17 11.872 18 Tambak 13 7.870 Jumlah 356 119.125 21

22

Penggunaan Lahan Penggunaan lahan Luas Prosentase Tanah Sawah 33.400,49 28,04 Lahan Tambak 25.948,67 21,78 T. Kering 26.463,62 22,22 Bangunan dan Pekarangan 13.130,90 11,02 Hutan Rakyat 3.086,08 2,59 Hutan Negara 3.649,64 3,06 Lain Lain 13.445,60 11,29 Jumlah 119.125,00 100 11% 11% 3% 3% 22% 22% 28% Tanah Sawah Lahan Tambak T. Kering Bangunan dan Pekarangan Hutan Rakyat Hutan Negara Lain Lain Sumber : Kabupaten Gresik dalam Angka Tahun 2012 23

Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan (ha) No Lahan Terbangun Budidaya Perikanan Sawah Hutan Rakyat Hutan Negara Hutan Mangrove Lahan Kering Luas Wilayah (1) (2) (3) (4) 1 Wringinanom 1,544.00 0.00 2,348.00 250.00 0.00 0.00 2,079.99 6,221.99 2 Driyorejo 1,771.00 0.00 1,640.00 2.50 0.00 0.58 2,058.80 5,472.88 3 Kedamean 603.00 0.00 3,577.00 125.00 0.00 0.00 2,379.31 6,684.31 4 Menganti 1,379.00 453.00 2,853.00 7.75 0.00 0.00 2,408.48 7,101.23 5 Cerme 683.00 4,029.14 2,386.00 0.25 0.00 16.28 47.00 7,161.67 6 Benjeng 996.00 360.27 4,580.00 104.27 0.00 2.33 180.36 6,223.23 7 Balongpanggang 1,111.27 326.00 4,814.00 132.73 0.00 0.00 182.00 6,566.00 8 Duduksampeyan 645.00 5,167.76 2,025.00 10.25 0.00 91.59 203.95 8,143.55 9 Kebomas 1,711.31 616.87 520.00 15.37 0.00 25.21 513.00 3,401.76 10 Gresik 484.85 0.00 0.00 0.00 0.00 3.27 224.79 712.91 11 Manyar 820.00 6,114.30 426.00 131.25 0.00 353.58 1,694.58 9,539.71 12 Bungah 628.59 4,446.21 1,226.00 215.15 0.00 437.02 1,694.14 8,647.11 13 Sidayu 1,223.00 1,210.44 1,542.00 284.12 0.00 52.56 122.61 4,434.73 14 Dukun 483.00 1,662.22 3,740.00 427.50 0.00 0.00 205.63 6,518.35 15 Panceng 399.00 81.31 1,610.00 763.82 1,012.00 14.57 2,314.02 6,194.72 16 Ujungpangkah 874.24 4,647.10 876.00 332.00 0.00 827.85 4,525.00 12,082.19 17 Sangkapura 2,504.00 16.50 1,940.00 284.12 1,693.00 187.64 6,060.16 12,685.42 18 Tambak 1,322.00 97.00 1,296.00 0.00 944.64 98.21 3,556.54 7,314.39 Jumlah 19,182.26 29,228.12 37,399.00 3,086.08 3,649.64 2,110.69 30,450.36 125,106.1 5 24

25

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISA 26

Ekivalensi Faktor No. Lahan Eksisting Kondisi di lapangan 1 Lahan Terbangun Merupakan lahan yang sudah terbangun baik berupa permukiman, industri, perdagangan dan jasa maupun fasilitas fasilitas tertentu. 2 Budidaya Perikanan Merupakan lahan tambak, empang, kolam, dan perairan umum di darat yang digunakan untuk membudidayakan ikan 3 Lahan sawah Merupakan lahan pertanian padi dan palawija sebagai produksi bahan pangan utama 4 Hutan Rakyat Merupakan lahan hutan produksi yang dikelola oleh masyarakat biasa merupakan hutan jati, sengon dan mahoni untuk diambil hasil kayunya Kategori Lahan Telapak Ekologis Nilai Ekivalensi Lahan Terbangun 2.51 Lahan Perikanan 0.37 Lahan Pertanian 2.51 Lahan hutan atau penyerap karbon 1.26 5 Hutan Negara Merupakan hutan yang memiliki fungsi lindung dan dikelola oleh perhutani 6 Hutan Mangrove Merupakan tanaman disekitar pesisir pantai dan daerah aliran sungai yang berfungsi melindungi abrasi serta juga dapat berfungsi sebagai absorbs limbah perairan Lahan hutan atau penyerap karbon Lahan hutan atau penyerap karbon 1.26 1.26 7 Lahan kering Merupakan lahan perkebunan, marginal, lading, belukar yang dapat menghasilkan rumput untuk makanan ternak dan digunakan sebagai tempat penggembalaan ternak Lahan Peternakan 0.46 27

Faktor Panen (Yield Factor) Kategori Lahan Lahan Sawah Lahan Kehutanan Lahan Peternakan Lahan Perikanan Y W 4.4 8.23 0.078 1.61 No Y N YF Y N YF Y N YF Y N YF 1 Wringinanom 4.43 1.01 0.46 0.06 0.34 4.36 0 0.00 2 Driyorejo 5.59 1.27 0.46 0.06 0.06 0.77 0 0.00 3 Kedamean 7.79 1.77 0.46 0.06 0.26 3.33 0 0.00 4 Menganti 7.61 1.73 0.46 0.06 0.11 1.41 1.86 15.00 5 Cerme 14.5 3.30 0.46 0.06 4.79 61.41 1.94 15.65 6 Benjeng 5.51 1.25 0.46 0.06 2.69 34.49 4.71 37.98 7 Balongpanggang 11.08 2.52 0.46 0.06 5.48 70.26 0.03 0.24 8 Duduksampeyan 8.37 1.90 0.46 0.06 0.67 8.59 1.74 14.03 9 Kebomas 6.89 1.57 0.46 0.06 0.35 4.49 2.04 16.45 10 Gresik 0 0.00 0 0.00 0.17 2.18 0 0.00 11 Manyar 4.82 1.10 0.46 0.06 0.14 1.79 1.32 10.65 12 Bungah 10.74 2.44 0.46 0.06 0.37 4.74 1.4 11.29 13 Sidayu 2.28 0.52 0.46 0.06 4.95 63.46 3.97 32.02 14 Dukun 10.43 2.37 0.46 0.06 4.1 52.56 1.61 12.98 15 Panceng 6.28 1.43 0.46 0.06 0.79 10.13 5.82 46.94 16 Ujungpangkah 5.13 1.17 0.46 0.06 0.2 2.56 0.92 7.42 17 Sangkapura 8.15 1.85 0.46 0.06 0.12 1.54 0 0.00 18 Tambak 8.23 1.87 0 0.00 0.15 1.92 0.05 0.40 Kabupaten Gresik 8.07 1.83 0.46 0.06 0.33 4.23 1.61 12.98 28

KONDISI BIOKAPASITAS (BK) Proporsi Biokapasitas (BK) di Kabupaten Gresik 29

SEBARAN BIOKAPASITAS Biokapasitas Rendah terdapat pada : 1. Wilayah perkotaan 2. Wilayah dengan lahan perikanan besar namun produktifvitas lahan pertanian kecil Dengan Produktivitas Tinggi wilayah perdesaan relatif memiliki Biokapasitas yang besar 30