LAPORAN AKHIR PROGRAM KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan. Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: E-ISSN:

RAMLAN AMIR ISA, SE, MM NIDN DR. IRAWATY IGIRISA, SPd, MSi NIDN BOBBY RANTOW PAYU, SSi, ME NIDN

L A P O R A N PROGRAM KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO JUDUL

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL MASTERPLAN PERCEPATAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( ) (PENPRINAS MP3EI

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015

KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BONE BOLANGO DAN KABUPATEN POHUWATO DI PROVINSI GORONTALO

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015

LAPORAN AKHIR HIBAH KKS-PENGABDIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik

IbM Kelompok Tani Buah Naga

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

KATA PENGANTAR. DR.Ir. SUDIRMAN HABIBIE, M.Sc

LAPORAN KKS-PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

PENINGKATAN MUTU PRODUK OLAHAN PENGRAJIN GULA AREN DESA MONGIILO

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2016

LAPORAN AKHIR KEGIATAN KULIAH KERJA SIBERMAS PENGABDIAN MASYARAKAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TOJO UNA-UNA DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Terdiri dari 18 Kecamatan, 191 Desa, dan 14 Kelurahan. Letak

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PPM MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah suatu konsekuensi reformasi yang harus. dihadapi oleh setiap daerah di Indonesia, terutama kabupaten dan kota

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TOJO UNA-UNA DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB I DESKRIPSI KEGIATAN. 1.1 Judul Mewujudkan Masyarakat Mandiri Melalui Gerakan Indonesia Melayani, Bersih dan Tertib di Desa Sudaji

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. Suku Bone, Suku Atingola, dan Suku Mongondow. menyebut Gorontalo berasal dari kata hulontalo, yang juga berasal dari kata

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan

Membangun Wirausaha Melalui Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung Bahan Kerajinan Merangkai Bunga Kelompok Usaha Ibu dan Remaja Putri

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. lepas dari peranan-peran kerajaan yang tergabung dalam lima kerajaan limo lo pohala

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN DESA

RGS Mitra 1 of 6 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2017

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 alinea ke-4 telah di sebutkan;

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOALEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN TAHUNAN HIBAH KOMPETENSI

POLA PENGEMBANGAN KOMODITI JAGUNG HIBRIDA. di KAB. SUMBA TIMUR

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. DESKRIPSI KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Hindia Belanda bermula. Sebelumnya Luwu telah menjadi

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIANLEMBAGA PENGABDIANMASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGHAPUSAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kemauan yang keras dari masyarakat itu sendiri maka diperlukan bentuk-bentuk kegiatan

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

langsung industri kecil kepada pembangunan ekonomi antara lain penciptaan lapangan kerja untuk memproduksi barang-barang. Problem masyarakat miskin,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

APLIKASI COMPLETE FEED FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

RGS Mitra 1 of 12 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LINGGA DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

Oleh Drs. EKSAN GUNAJATI, M.Si Kepala BAPPEDA Kabupatn Jombang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LUWU UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia secara tegas dalam Pembukaan UUD NKRI

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LINGGA DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PROGRAM TEMATIK REVOLUSI MENTAL KULIAH KERJA SIBERMAS REVOLUSI MENTAL ( KKS - RM )

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

B A B I PENDAHULUAN. Bicara tentang otonomi daerah tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOALEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

MAGANG KEWIRAUSAHAAN DI SENTRA PRODUKSI APEL ORGANIK PADA KELOMPOK TANI APEL ORGANIK "AKAL"

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LINGGA DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PROGRAM KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015 PENINGKATAN HASIL PRODUKSI DAN STRATEGI PEMASARAN DODOL DURIAN DI DESA BINTANA KECAMATAN ATINGGOLA KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh: BOBBY RANTOW PAYU, SSi, MSi, NIDN 0022088302 (Ketua Tim Pengusul) DR. IRAWATY IGIRISA, MSi, NIDN 28097104 (Anggota Tim Pengusul) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015 1

2

DAFTAR ISI Halaman Halaman Pengesahan ii Daftar Isi iii Ringkasan iv Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 2 Target dan Luaran 4 Bab 3 Metode Pelaksanaan 5 Bab 4 Kelayakan Perguruan Tinggi 8 Bab 5 Hasil dan Pembahasan 9 Bab 6 Penutup 13 Daftar Pustaka 14 Lampiran 15 iii 3

RINGKASAN Program KKS Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi dan strategi pemasaran Dodol Durian di Desa Bintana Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara. Kegiatan telah dilaksanakan dengan menggunakan perpaduan antara metode pemberdayaan masyarakat, diklat dan pendampingan dalam mengembangkan strategi pemasaran hasil produksi Dodol di Desa Bintana. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pemberdayaan dan Pendampingan kepada masyarakat petani Durian di Desa Bintana. Kelompok masyarakat yang memiliki tanaman Durian diberikan pelatihan pemanfaatan pupuk organik agar tanaman Durian semakin meningkat hasil produksinya. Tahapan berikutnya adalah upaya perbaikan kualitas hasil produksi Dodol durian dan pengembangan strategi pemasaran Dodol Durian kepada masyarakat di Desa Bintana Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara. Dari hasil kegiatan KKS Pengabdian ini diharapkan dapat menunjang upaya perbaikan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di lokasi pengabdian. Kata Kunci: Peningkatan hasil produksi dan strategi pemasaran iv 4

BAB 1 PENDAHULUAN a. Potensi unggulan dan identifikasi masalah Usaha Peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Gorontalo Utara telah dilakukan melalui berbagai program dan kebijakan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat. Potensi yang dimiliki oleh masyarakat di Kecamatan Atinggola antara lain Pertanian/Perkebunan, Peternakan, Gula Aren, Perikanan, Jagung, buah Durian, dan komoditas lainnya. Secara umum program yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah khususnya di Kecamatan Atinggola meliputi Peningkatan hasil produksi Gula Aren, Peningkatan hasil produksi tanaman Pertanian/Perkebunan seperti padi, jagung, Kakao serta hasil produksi buah-buahan seperti Durian, Mangga dan Rambutan. Komoditas Durian menjadi salah satu Primadona di Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, dimana Durian dapat dijual secara langsung maupun dibuat olahan dengan berbagai diversifikasi hasil produksi. Realitas yang ada, ternyata hampir seluruh tanaman Durian yang menjadi komoditas unggulan di Desa Bintana belum dilakukan intervensi dengan teknologi pertanian/ perkebunan. Tanaman Durian dibiarkan tumbuh liar dan belum dilakukan pemupukan dan upaya pemeliharaan dengan menerapkan teknologi pertanian/perkebunan yang tepat. Fenomena lainnya yang ditemukan adalah pada saat musim Durian tiba yang biasanya berlangsung dari bulan Desember sampai bulan Maret hasil produksi Durian melimbah. Namun, belum ada upaya dari masyarakat untuk mengolah buah Durian tersebut sebagai panganan (Dodol Durian) sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Masyarakat hanya menunggu pedagang yang datang membeli buah Durian langsung dari kebun milik masyarakat. Pada puncak masa panen durian, banyak buah Durian yang rusak dan tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, akan dilakukan pendampingan kepada masyarakat dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas olahan Dodol Durian. Selanjutnya, akan dilakukan pengembangan strategi pemasaran Dodol Durian tersebuh, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Bintana Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara. 5

b. Usulan penyelesaian masalah Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, maka akan dilakukan beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat dan mahasiswa KKS. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dengan memperhatikan potensi dan identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat antara lain adalah: - Melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil produksi buah Durian di Desa Bintana. - Melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk melakukan pemeliharaan tanaman Durian dengan menerapkan teknologi pertanian/perkebunan yang tepat (pemanfaatan pupuk organik). - Melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam meningkatkan mutu Dodol Durian yang diolah dari hasil produksi Durian yang dimilikinya. - Mengembangkan strategi pemasaran Dodol Durian yang dihasilkan oleh masyarakat di Desa Bintana Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara. c. Teknologi/metode yang digunakan untuk mengatasi masalah. Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh mitra dalam program KKS Pengabdian ini, maka dilakukan pembinaan, pemberdayaan dan aplikasi teknologi yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan perbaikan dan pemeliharaan tanaman Durian dilakukan pelatihan pembuatan pupuk organik. Disamping itu, Mahasiswa Peserta KKS akan mengadakan pendampingan kepada masyarakat dalam memanfaatkan pupuk organik tersebut dengan cara yang benar. Kegiatan lainnya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas olahan Dodol Durian adalah melakukan pendampingan kepada kelompok masyarakat atau UKM yang melakukan pengolahan Durian menjadi Dodol Durian, sampai dengan pengembangan strategi pemasaran Dodol Durian yang dihasilkan oleh masyarakat di Desa Bintana Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara. Kegiatan ini melibatkan tenaga ahli dari Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo. Lembaga Mitra yang bertanggungjawab pada kegiatan ini adalah Pemerintah Desa Bintana, dimana kelompok sasarannya adalah kelompok masyarakat yang memiliki tanaman Durian yang berada di lokasi KKS Pengabdian. 6

d. Profil kelompok sasaran dan potensi/permasalahan Kelompok sasaran dalam kegiatan KKS Pengabdian ini terdiri dari masyarakat yang memiliki tanaman Durian di Desa Bintana dan kelompok masyarakat yang mengadakan pengolahan terhadap buah Durian menjadi panganan Dodol Durian pada lokasi KKS Pengabdian. Realitas yang ditemukan, ternyata masyarakat yang memiliki tanaman Durian belum melakukan upaya pemeliharaan Durian dengan tepat. Tanaman dibiarkan saja tumbuh secara liar tanpa ada upaya pemeliharaan dengan menggunakan teknologi pertanian/perkebunan yang baik. Disamping itu, masyarakat yang melakukan pengolahan Durian menjadi Dodol Durian masih menggunakan cara yang sederhana, sehingga hasil produksinya belum dapat dipasarkan dengan baik. Dalam hal ini akan dilakukan perbaikan kualitas dan kuantitas Dodol Durian dan dikembangkan strategi pemasaran yang lebih baik, sehingga diharapkan Dodol Durian yang dihasilkan dapat memasuki pasaran di supermarket dan pusat perbelanjaan di kota maupun dikirim keluar daerah. Strategi pemasaran ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pemilik tanaman Durian yang berada di Desa Bintana dan desa lainnya di Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara. 7

BAB 2 TARGET DAN LUARAN Kegiatan KKS Pengabdian ini diharapkan dapat memberikan luaran, sebagai berikut: 1. Terbentuknya kelompok masyarakat pemilik tanaman Durian yang memiliki kemampuan dalam membuat pupuk organik dan mampu memanfaatkannya untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman Durian di Desa Bintana Kecamatan Atinggola. 2. Terbentuknya kelompok masyarakat atau UKM yang mampu mengolah Durian menjadi Dodol Durian yang berkualitas di Desa Bintana Kecamatan Atinggola. 3. Terbukanya saluran distribusi pemasaran Dodol Durian melalui pengembangan strategi pemasaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Bintana dan desa lainnya di Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara. 8

BAB 3 METODE PELAKSANAAN Untuk menyelesaikan prioritas permasalahan pada lokasi KKS, maka dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Permasalahan teknis yang terkait dengan Pembuatan pupuk organik akan dilakukan melalui Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dan teknik pemanfaatan pupuk organik akan dilakukan oleh Tim Pelaksana bekerjasama dengan Dosen dari Fakultas Pertanian dan melibatkan mahasiswa peserta KKS dari Fakultas Pertanian dan Fakultas lainnya yang terkait.. 2. Permasalahan yang terkait dengan peningkatan kualitas dan kuantitas hasil olahan Dodol Durian akan dilakukan melalui pendampingan kepada kelompok masyarakat atau UKM yang mengolah panganan Dodol Durian. Kegiatan ini dilakukan oleh Tim Pelaksana bekerjasama dengan Dosen dan Mahasiswa peserta KKS dari Fakultas Pertanian dan Fakultas lainnya yang terkait. 3. Permasalahan teknis yang terkait dengan Strategi Pemasaran diselesaikan melalui pembinaan tentang Strategi Pemasaran yang tepat akan dilakukan oleh Tim Pelaksana dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo dan mahasiswa peserta KKS di Desa Bintana Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara. Untuk melaksanakan kegiatan KKS Pengabdian maka dilaksanakan tahapan sebagai berikut: a. Persiapan dan pembekalan - Mekanisme pelaksanaan kegiatan KKS Pengabdian adalah: a). Mahasiswa yang telah direkomendasi oleh fakultas dan telah memenuhi syarat telah menyelesaikan minimal 115 SKS mendaftar secara online di laman lpm.ung.ac.id, b). Mahasiswa wajib membayar biaya pendaftaran Rp.600.000,- dan seluruh pendaftaran sebagai calon peserta KKS Pengabdian yang diselenggarakan oleh LPM UNG. - Materi persiapan dan pembekalan KKS Pengabdian yang perlu diberikan kepada mahasiswa antara lain: 9

a). Materi tentang teknis pelaksanaan KKS Pengabdian. b). Materi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa KKS sesuai dengan program yang telah ditentukan sebelumnya. b. Pelaksanaan. Untuk mencapai target dalam KKS Pengabdian, maka akan dilaksanakan kegiatan pengabdian dilokasi KKS Pengabdian, sesuai dengan program yang telah ditetapkan yaitu: pelatihan pembuatan organik dan bagaimana pemanfaatannya, pendampingan kepada kelompok masyarakat atau UKM yang mengolah Durian menjadi olahan Dodol Durian, dan pembinaan tentang strategi pemasaran yang tepat yang akan dilaksanakan oleh Tim Pelaksana dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis bekerjasama dengan Dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo. Langkah-langkah operasional yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan antara lain: 1. Pembuatan dan pemanfaatan pupuk organik melalui pelatihan dan pendampingan. 2. Pendampingan dalam proses produksi untuk menjaga kualitas Dodol Durian.. 3. Pemasaran produk ke berbagai segmen pasar di Gorontalo dan keluar daerah Pekerjaan yang akan dilakukan oleh mahasiswa dan dihitung dalam volume 144 Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) dalam sebulan. Rata-rata JKEM per hari adalah 4.8 jam sebagai acuan. Uraian tabel dalam bentuk program dan jumlah mahasiswa pelaksana adalah: 10

Tabel 1. Uraian pekerjaan, Program dan Volume dalam sebulan No Nama Pekerjaan Program Volume (JKEM) Keterangan 1 Praktek pembuatan pupuk organik. Pembuatan pupuk organik 2016 7 orang mahasiswa 2 Praktek pemanfaatan pupuk organik Pengolahan 2016 7 orang mahasiswa 3 Praktek dan Pendampingan; Proses produksi 2304 8 orang proses produksi Dodol mahasiswa Durian 4 Praktek pembinaan dan Pemasaran 2304 8 orang pengembangan saluran mahasiswa distribusi pemasaran produk Total Volume Kegiatan 8640 30 orang mahasiswa c. Rencana keberlanjutan program adalah terbentuknya kelompok masyarakat yang memiliki kemampuan dalam membuat dan memanfaatkan pupuk organik dalam usaha untuk meningkatkan hasil produksi Durian, dan terbentuknya UKM Penghasil Dodol Durian yang mempu memasarkan produk olahanya sampai kepusat kota dan keluar deerah. 11

BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI a. Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) merupakan salah satu lembaga yang ada di UNG yang memfasilitasi kegiatan dosen dan mahasiswa dalam melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat. Untuk kegiatan mahasiswa, KKS adalah merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa dalam menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1). Disamping itu, kegiatan dosen diarahkan pada kegiatan pengabdian yang mengutamakan kerjasama dengan instansi pemerintah dan mitra (masyarakat) yang pembiayaannya dilakukan melalui konstribusi peserta KKS dan Dana PNBP UNG maupun dana DIPA Ditlitabmas Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. b. Kegiatan KKS Pengabdian adalah salah satu model kegiatan pengabdian pada masyarakat yang terintegrasi dengan kegiatan KKS bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan minimal 115 SKS sebagaimana dipersyaratkan oleh LPM UNG. Dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh LPM UNG ini diharapkan dapat terjalin kerjasama yang baik antara UNG dengan instansi/lembaga pemerintah dan mitra (usaha) masyarakat, terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat. c. Dalam kegiatan KKS Pengabdian pada masyarakat diharapkan dapat dilakukan pemberdayaan kepada masyarakat, sehingga dapat membuat dan memanfaatkan pupuk organik, menghasilkan Dodol Durian yang berkualitas dan dapat memasarkan Dodol Durian sampai kepusat kota dan keluar daerah. Kegiatan akan dilakukan oleh Mahasiswa KKS, dosen pelaksana dan pakar yang terkait. Tim pengusul (Biodata dapat dilihat pada Lampiran 1) kegiatan ini adalah merupakan dosen yang terkait terutama dalam strategi pemasaran khususnya pemasaran olahan Dodol Durian. 12

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sejarah Kabupaten Gorotalo Utara sebagai lokasi KKS Pengabdian Sebelum masa penjajahan Belanda sekitar abad keenambelas, di Gorontalo berdiri kerajaan-kerajaan kecil yang menjalankan pemerintahannya berdasarkan hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam suatu ikatan kekeluargaan yang disebut Pohalaa. Pada masa itu ada lima Pohalaa, yaitu Pohalaa Gorontalo, Pohalaa Limboto, Pohalaa Bone termasuk Suwawa dan Bintauna, Pohalaa Bolango atau Boalemo, dan Pohalaa Atingola. Raja dari Pohalaa-pohalaa tersebut ditentukan oleh Baate (Pemangku Adat). Dari lima pohalaa yang ada saat itu yang paling menonjol adalah Pohalaa Gorontalo dan Pohalaa Limboto yang merupakan dua kerajaan terbesar. Penduduk Gorontalo terbagi ke dalam kelas yang disebut Linula yang dikepalai oleh seorang Olongia. Nama Gorontalo berasal dari berbagai versi dan penjelasan, antara lain: dari kata Hulontalangio, nama salah satu kerajaan yang disingkat menjadi Hulontalo;. Hua Lolontalango artinya orang-orang Gowa yang berjalan lalu lalang; Hulantalangi yang berarti lebih mulia; Hulua lo Tola artinya tempat berkembangnya ikan gabus; Pongolatalo atau Pohulatalo artinya tempat menunggu; Gunung Tolu artinya tiga gunung dan Hunto artinya tempat yang selalu digenangi air. Dari beberapa istilah atau kata di atas, kata Hulontalo hingga sekarang masih eksis dalam ucapan orang Gorontalo, bahkan sebagian masyarakat menyatakan bahwa kaum penjajah Belanda kesulitan melafalkan Hulontalo sehingga menyebutnya Hurontalo dan ditulis dengan Gorontalo. Saat Jepang menginvasi Hindia Belanda (Indonesia), beberapa daerah diluar pulau Jawa masih belum sepenuhnya dikuasai oleh Pemerintah Pendudukan Jepang termasuk Gorontalo. 13

Namun demikian, Pemerintah Hindia Belanda sudah mulai goyah sehingga pemudapemuda Gorontalo berinisiatif untuk mengambil alih kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda di Gorontalo. Nani Wartabone bersama tokoh pergerakan dan beberapa pemuda dari pulau Jawa pada tanggal 23 Januari 1942 menyatakan kemerdekaan Gorontalo dari Pemerintah Kolonial Belanda dan membentuk pemerintahan sendiri yang berkiblat ke Jogya (Jogyakarta) tempat para nasionalis dan tokoh pergerakan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.Sampai saat ini, Adat Gorontalo masih kuat dianut oleh masyarakat, bahkan masih mewarnai praktek penyelenggaraan pemerintahan, meskipun tidak secara langsung. Ini terlihat dari semangat kompetisi kelompok-kelompok masyarakat untuk berlomba menempati jabatan publik dan birokrasi. Kabupaten Gorontalo Utara merupakan bagian dari Provinsi Gorontalo yang mulai memisahkan diri dari Provinsi Sulawasi Utara pada tanggal 16 Februari 2001 berdasarkan Undang-undang nomor 38 tahun 2000 sebagai daerah otonom yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Pada awalnya, Provinsi Gorontalo hanya terdiri dari tiga kabupaten yaitu Kabupaten Gorontalo dan Boalemo serta Kota Gorontalo. Setelah pemberlakuan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang selanjutnya direvisi melalui Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah memberikan peluang bagi Provinsi Gorontalo untuk dimekarkan, sehingga saat ini terdapat tiga kabupaten baru, yaitu Kabupaten Bone Bolango, Pohuwato, dan Gorontalo Utara. Dengan demikian, Provinsi Gorontalo sudah menjadi lima kabupaten dan satu kotamadia, yang salah satunya adalah Kabupaten Gorontalo Utara. Kabupaten Gorontalo Utara dengan jumlah penduduk 120.863 Jiwa dengan luas wilayah 1.676,15 Km 2 terdiri dari 6 kecamatan dan 123 Kelurahan/ Desa. Secara geografis Kabupaten Gorontalo Utara berbatasan dengan: 14

- Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi, - Sebelah Timur berbatasan denga Sulawesi Utara, - Sebelah selatlan berbatasan dengan Teluk Tomini. - Sebelah Barat berbatas dengan Sulawesi Tengah. 5.2 Hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dan pembahasan Untuk menyelesaikan prioritas permasalahan pada lokasi KKS, maka telah dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Permasalahan teknis yang terkait dengan Pembuatan pupuk organik maka telah dilakukan: a. Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik kepada masyarakat yang memiliki tanaman Durian. Kegiatan pelatihan dilakukan secara terpadu dengan pembinaan manajemen usaha bagi masyarakat yang memiliki tanaman Durian dan melakukan pengolahan buah Durian menjadi olahan (Dodol) Durian. Kegiatan dilanjutkan pada masingmasing dusun, dimana setiap dusun berinisiatif untuk melakukan pembuatan pupuk organik dengan dibantu oleh mahasiswa KKS di Desa Bintana. b. Pada bagian akhir dilakukan praktek pemanfaatan pupuk organik yang telah dibuat, dimana pupuk organik disemprotkan pada tanaman Durian yang kurang berbuah. Kegiatan ini diharapkan menjadi sarana bagi mahasiswa dan warga masyarakat untuk dapat memanfaatkan pupuk organik yang telah dibuat dalam rangka memaksimalkan buah Durian yang dihasilkan dari pohon Durian milik masyarakat. Teknik pemanfaatan pupuk organik dilakukan oleh Tim Pelaksana bekerjasama dengan Dosen dari Fakultas Pertanian dan melibatkan mahasiswa peserta KKS dari Fakultas Pertanian dan Fakultas lainnya yang terkait. 2. Permasalahan yang terkait dengan peningkatan kualitas dan kuantitas hasil olahan Dodol Durian dilakukan melalui: a. Pendampingan kepada kelompok masyarakat atau UKM yang mengolah panganan Dodol Durian. Kegiatan ini dilakukan oleh Tim Pelaksana bekerjasama dengan Dosen dan Mahasiswa peserta KKS dari Fakultas Pertanian dan Fakultas lainnya yang terkait. Bagi sebagian masyarakat yang mengolah Dodol Durian upaya 15

perbaikan kualitas dan kuantitas hasil olahan Dodol Durian sangat diperlukan terutama dalam meningkatkan pendapatan masyarakat tersebut. b. Usaha pengolahan Durian selama ini dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, sehingga sangat diperlukan intervensi dari dinas terkait terutama peningkatan mutu, perbaikan kemasan dan upaya pemasaran Dodol Durian tersebut. c. Sebagian materi yang disampaikan bersamaan dengan materi pengembangan manajemen usaha sangat mendorong bagi perbaikan kualitas dan kuantitas olahan Dodol Durian di Desa Bintana Kecamatan Atinggola tersebut. 3. Permasalahan teknis yang terkait dengan Strategi Pemasaran diselesaikan melalui: a. Pembinaan tentang Strategi Pemasaran yang tepat akan dilakukan oleh Tim Pelaksana dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo dan mahasiswa peserta KKS di Desa Bintana Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara. b. Kegiatan dilakukan terintegrasi dengan pembinaan manajemen usaha, dimana strategi pemasaran menjadi salah satu topik yang dibahas oleh Tim Pelaksana KKS di Desa Bintana. c. Dilakukan upaya diversifikasi produk olahan Durian sangat diperlukan, sehingga masyarakat diharapkan mampu menghasilkan berbagai variasi olahan Durian yang berkualitas dan dapat dipasarkan sampai ke pasaran di kota bahkan keluar daerah Gorontalo. 16

BAB 6 P E N U T U P 6.1 Kesimpulan Dari kegiatan KKS Pengabdian yang telah dilakukan di Desa Bintana Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Upaya perbaikan tanaman Durian dilakukan melalui pemanfaat pupuk organik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesuburan tanaman yang akan berdampak pada bertambahnya buah Durian yang dihasilkan oleh masyarakat di Desa Bintana. 2. Pupuk organik merupakan salah satu pupuk yang sangat murah dan mudah dibuat oleh masyarakat sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki hasil tanaman Durian yang dimiliki oleh masyarakat di Desa Bintana. 3. Kegiatan pendampingan kepada masyarakat sangat menentukan keberhasilan dalam pemanfaatan pupuk organik, sehingga diharapkan buah Durian semakin banyak dan dapat digunakan untuk menunjang upaya diversifikasi olahan (Dodol) dari Buah Durian dari Desa Bintana. 6.2 Saran Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat petani Durian yang ada di Desa Bintana perlu dilakukan upaya perbaikan tanaman dan diversifikasi olahan (Dodol) Durian yang dihasilkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, sangat diperlukan dukungan dan kerjasama dari Dinas terkait baik ditingkat Kabupaten maupun dinas Provinsi sehingga dapat mendorong peningkatan potensi buah Durian di Desa Bintana Kecamatan Atinggola menjadi panganan (olahan) khas dari Atinggola seperti Dodol Durian Bintana. 17

DAFTAR PUSTAKA Dikti, 2013, - Panduan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Edisi IX 2013. Gitosudarmo, Indrianyo, 2000 Manajemen Pemasaran, Yogyakarta : BPFE Universitas Negeri Gorontalo. Panduan KKS Pengabdian, PNBP UNG 2015 18

LAMPIRAN Dokumentasi kegiatan 19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30