BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan umum pendidikan masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita

BAB I PENDAHULUAN. situasi kelas yang termotivasi menurut Brown(1994) pengajar hendaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

5 25% BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dahulu. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar mempunyai. maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar adalah bagian dari system pendidikan yang merupakan lembaga pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ada harus dapat mengoptimalkan fungsi mereka sebagai agen of change. sekaligus pembimbing bagi pendidikan moral peserta didiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman. Oleh karena itu pendidikan sangat cepat perkembanganannya semua ini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memecahkan masalah yang muncul pada kehidupan sehari-hari (Winarni,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) hingga jenjang perguruan tinggi. Seorang guru yang akan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Sistem Pendidikan nasional. Edgar Dalle ( Reigeluth, 2013 : 7 )

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang aktif. Guru adalah seorang pendidik yang yang berperan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN. yang mementingkan bagaimana mendapatkan nilai bagus dan lulus ujian tanpa

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan ilmu yang memegang peranan penting dalam

ROSLIANA SITOMPUL* DAN DEBBIE GUSTRINI ARUAN**

BAB I PENDAHULUAN. Media sebagai alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran matematika tidak sekedar menyampaikan berbagai informasi seperti aturan, definisi, dan prosedur untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu eksak yang menjadi dasar perkembangan segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam tatanan kehidupan manusia. Matematika berperan penting dalam memajukan tingkat peradaban suatu bangsa. Bangsa yang berperadaban adalah bangsa yang tidak hanya menguasai ilmu dan teknologi tinggi tetapi juga mempunyai peradaban yang baik. Untuk menjawab tantangan kemajuan bangsa pada masa yang akan datang maka pada tingkat sekolah dasar terdapat mata pelajaran matematika. Pelajaran matematika bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai kompetensi. Kompetensi tersebut meliputi kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi di atas diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk dapat mengembangkan peradaban di waktu akan datang yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Pembelajaran PAIKEM atau singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dapat dilakukan agar siswa merasa nyaman dan senang saat belajar matematika di kelas. Dengan kondisi demikian, penyerapan materi yang diberikan oleh guru akan maksimal. Pembelajaran PAIKEM meliputi antara lain siswa aktif dalam pembelajaran di kelas, 1

2 pembelajaran dilaksanakan secara inovatif dan mampu mengakomodir berbagai kemampuan atau karakteristik siswa, guru kreatif dalam menyampaikan pembelajaran, dan mampu membuat media serta menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Adanya tuntutan bahwa pembelajaran harus mampu mengakomodir kemampuan kecerdasan yang ada dalam diri siswa, maka peneliti mencoba mengembangkan pembelajaran yang dapat mengeksplorasi berbagai kecerdasan siswa. Kemampuan masing-masing siswa tentu berbeda, perbedaan tersebut tentu menandai adanya kemajemukan yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Faktanya dalam konteks pembelajaran sekarang ini masih banyak ditemukan tenaga pendidik yang masih menyampaikan pelajaran dengan metode yang konvensional. Metode konvensional merupakan salah satu metode yang dinilai kurang efektif karena menyebabkan siswa cenderung merasa bosan. Metode konvensional cenderung hanya bersifat satu arah, pendidik kurang mengajak siswa berkomunikasi dan kurang menggunakan media dan metode yang menarik dalam pembelajaran. Para siswa diberi banyak tugas serta kurang mendapatkan bimbingan yang cukup dari guru serta penilaian tidak dilakukan secara semestinya (Semiawan, 1992). Untuk mewujudkan pembelajaran PAIKEM, siswa diberikan cara-cara khusus yang dapat mengembangkan keaktifan dalam belajar sesuai dengan kemajemukan karakter siswa. Oleh sebab itu pembelajaran matematika di sekolah dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan karakter.

3 Salah satu materi matematika yang terdapat pada kelas III SD adalah tentang unsur dan sifat bangun datar sederhana. Materi tersebut sangat bermanfaat bagi siswa, dengan menguasai materi unsur dan sifat bangun datar, siswa diharapkan dapat mengenal dan mengelompokkan sifat-sifat bangun datar berdasarkan bentuk. Berdasarkan data guru tahun pelajaran 2014-2015 mata pelajaran matematika pada kompetensi dasar 4.1 mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat dan unsurnya, siswa yang belum tuntas mencapai 10 orang dari 20 siswa. Kondisi idealnya siswa yang harus tuntas di atas 70% ke atas dari keseluruhan jumlah siswa dan memenuhi KKM yang telah ditetapkan yakni 65. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kelas III SDN Sepanjang 1 Gondanglegi Malang, hal-hal yang menyebabkan siswa belum tuntas antara lain a) guru kurang menggunakan media dan metode yang mengarah siswa kepada kepekaan terhadap bidang geometris, relasi benda dalam ruang serta ekspresi melalui gerak sehingga kecerdasan visual spasial dan kinestetik siswa kurang tereksplorasi b) guru kurang mengajak siswa berkomunikasi dalam menyampaikan materi unsur dan sifat bangun datar sehingga kecerdasan verbal atau linguistik siswa kurang tersentuh. Kekurangan pada masing-masing kecerdasan tersebut berdasarkan indikator multiple intelegensi yang dikemukakan Howard Gardner. Uraian di atas menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar yang mengakibatkan hasil belajar kurang maksimal. Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sangat penting, sebab hal itu dapat memotivasi siswa

4 dalam memahami materi pelajaran serta dapat menyelesaikan masalah seharihari tentang unsur dan sifat bangun datar sederhana sesuai dengan proses atau cara yang telah diajarkan. Menciptakan suasana kelas yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan atau PAIKEM sangat penting. Tenaga pendidik dapat memberikan suatu metode pembelajaran yang sesuai materi dan karakteristik siswa serta dapat membangun semangat dan motivasi belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan pada materi unsur dan sifat bangun datar sederhana adalah penerapan pengajaran berbasis multiple intelegensi. Multiple intelegensi adalah kecerdasan majemuk yang dikemukakan oleh Howard Gardner seorang psikolog dari Universitas Harvard. Gardner mengemukakan beberapa kecerdasan di antaranya adalah kecerdasan linguistik, visual spasial dan kinestetik. Penerapan multiple intelegensi dilakukan dengan cara penyampaian materi pelajaran melalui beberapa indikator dari masing-masing kecerdasan tersebut. Pengajaran berbasis multiple intelegensi dirancang sebagai metode bantu yang dapat memberikan peningkatan hasil belajar siswa di sekolah, khususnya materi unsur dan sifat bangun datar sederhana. Penerapan multiple intelegensi diharapkan mampu memberikan peluang untuk bermain dan belajar melalui materi dengan menyesuaikan karakter masing-masing kecerdasan. Hal ini juga membantu siswa untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pelajaran Matematika. Pada pembelajaran multiple intelegensi siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Pengajaran berbasis multiple intelegensi dapat membantu dalam mengajarkan materi unsur dan sifat bangun datar sederhana kelas III Sekolah Dasar yang

5 mengarah pada PAIKEM. Tujuan utama pengajaran berbasis multiple intelegensi adalah untuk membantu siswa dalam memahami unsur dan sifat bangun datar sederhana serta melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kecerdasan Linguistik, Visual Dan Kinestetik Dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Materi Unsur Dan Sifat Bangun Datar Siswa Kelas III SDN Sepanjang 1 Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa kelas III dalam materi unsur dan sifat bangun datar sederhana. Faktor-faktor tersebut antara lain siswa kurang tertarik terhadap materi yang disampaikan, guru kurang mengajak siswa berkomunikasi dan kurang menggunakan media yang menarik dalam pembelajaran. Penerapan pengajaran berbasis multiple intelegensi merupakan solusi dalam pemecahan masalah pembelajaran khususnya materi unsur dan sifat bangun datar sederhana. Penggunaan multiple intelegensi dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna dengan melibatkan siswa secara aktif sesuai dengan karakter kecerdasan. Kecerdasan tersebut antara lain meliputi kecerdasan linguistik, visual spasial dan kinestetik.

6 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dituliskan rumusan masalah sebagai berikut: 1) bagaimana penerapan pembelajaran multiple intelegensi yang menerapkan kecerdasan linguistik, visual dan kinestetik secara kooperatif pada pelajaran matematika materi unsur dan sifat bangun datar sederhana siswa kelas III SDN Sepanjang 1 Gondanglegi Malang? 2) bagaimana peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan pembelajaran multiple intelegensi secara kooperatif pada materi unsur dan sifat bangun datar sederhana siswa kelas III SDN Sepanjang 1 Gondanglegi Malang? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan penerapan pembelajaran multiple intelegensi yang menerapkan kecerdasan linguistik, visual dan kinestetik secara kooperatif pada materi unsur dan sifat bangun datar sederhana siswa kelas III SDN Sepanjang 1 Gondanglegi Malang. 2) menjelaskan peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan multiple intelegensi secara kooperatif pada materi unsur dan sifat bangun datar sederhana siswa kelas III SDN Sepanjang 1 Gondanglegi Malang.

7 E. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai melalui penelitian ini antara lain meliputi : 1) Bagi siswa a) mengembangkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika materi unsur dan sifat bangun datar sederhana (praktis). b) memberikan suasana bermain dan belajar yang menyenangkan melalui pengajaran berbasis multiple intelegensi bagi siswa (praktis). c) memberikan kesempatan siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran matematika (praktis). d) meningkatkan pemahaman konsep atau fakta tentang unsur dan sifat bangun datar sederhana serta menerapkannya pada kehidupan seharihari(teoritis). e) meningkatkan hasil belajar siswa pada materi unsur dan sifat bangun datar sederhana melalui penerapan pengajaran berbasis multiple intelegensi (praktis). 2) Bagi guru a) memperoleh informasi mengenai penerapan pembelajaran kecerdasan linguistik, visual dan kinestetik yang kreatif dan inovatif (teoritis). b) menumbuhkan kreatifitas guru dalam memberikan materi yang akan disampaikan (praktis). c) menumbuhkan budaya meneliti bagi kalangan tenaga pendidik untuk memberikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh para guru maupun siswa (praktis). 3) Bagi sekolah

8 a) hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran khususnya pembelajaran matematika (teoritis). b) mengembangkan kreatifitas guru dalam menerapkan metode pembelajaran (teoritis). c) memberikan contoh inovasi penerapan metode sederhana dalam mengajarkan materi matematika di sekolah dasar (praktis). 4) Bagi peneliti berikutnya a) dapat mengembangkan metode pembelajaran yang lebih baik bagi siswa (teoritis). b) belajar mendalami mengenai penelitian tindakan kelas dalam memberikan peningkatan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran Matematika (praktis). c) mengembangkan kreatifitas calon tenaga pendidik dalam memberikan sajian pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran (praktis). F. Batasan Istilah 1. Multiple Intelegensi adalah kecerdasan majemuk yang diungkapkan oleh Howard Gardner (1983:36) yang dikelompokkan menjadi beberapa kecerdasan dasar, beberapa kecerdasan dasar tersebut antara lain kecerdasan linguistik, kecerdasan visual spasial dan kinestetik. Masing-masing kecerdasan memiliki karakter yang berbeda-beda, penjelasan dari masing-masing karakter tersebut antara lain. a) Kecerdasan Linguistik

9 Kecerdasan linguistik adalah kemampuan bahasa yang menonjol, kecerdasan ini menuntut kemampuan untuk menyimpan berbagai informasi yang berkaitan dengan proses berpikirnya. Pandai berbicara, gemar bercerita, dengan tekun mendengarkan cerita atau membaca merupakan tanda kecerdasan linguistik, sedangkan indikator kecerdasan Linguistik antara lain. 1) kemampuan untuk menggunakan kata kata secara efektif baik lisan maupun tulisan 2) kemampuan memanipulasi sintaks, fonologi dan pragmantis dari bahasa b) Kecerdasan Visual Spasial Kecerdasan visual spasial adalah kecerdasan yang cenderung berpikir secara visual atau pengelihatan, memiliki kemampuan memahami dunia visual secara baik kaya akan imajinatif dan kreatif. Indikator kecerdasan visual spasial antara lain. 1) peka terhadap titik, warna, garis, ruang (geometris) 2) kemampuan merelasikan benda-benda dalam ruang c) Kecerdasan kinestetik Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan gerak tubuh di atas rata-rata, serta pemilikian kontrol yang bagus pada keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Indikator dari kecerdasan kinestetik antara lain. 1) kemampuan mengekspresikan ide-ide, gagasan dan perasaan melalui gerakan 2) keterampilan dalam menciptakan suatu barang atau produk

10 Berdasarkan uraian beberapa poin di atas dapat disimpulkan pembelajaran multiple intelegensi merupakan pembelajaran yang dalam penyampaiannya menggunakan dasar dari masing-masing indikator, penerapan masing-masing indikator dapat berupa media dan permainan sehingga akan tercipta suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. 2. Hasil belajar merupakan kemampuan yang didapat siswa setelah melakukan pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal yaitu di atas rata-rata atau KKM, sehingga apa yang diharapkan dalam pembelajaran tercapai (Jihad, 2008: 14). Hasil belajar pada penelitian ini diperoleh dari evaluasi penyelesaian tugas berupa soal yang telah dikerjakan siswa pada akhir siklus. 3. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar (Isjoni, 2011:15).