DAYA HASIL GALUR-GALUR KACANG TANAH UMUR GENJAH PADA LAHAN SAWAH Joko Purnomo Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang PO Box 66 Malang (65101) Telp. (0341) 801468, E-mail: balitkabi@litbang.deptan.go.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji daya hasil galur-galur kacang tanah berumur genjah dan terpilih 10 15 galur yang berumur kurang dari 85 hari dengan produktivitas lebih dari 2,5 t/ha polong kering. Penelitian dilakukan di lahan sawah di KP Muneng dan KP Genteng, MK 2010. Sebanyak 25 galur ditanam menurut rancangan acak kelompok, dengan tiga ulangan. Jarak tanam 40 cm x 10 cm, satu biji per lubang tanam, ukuran petak percobaan 4,2 m x 4,5 m. Tanaman dipupuk dengan 50 kg/ha Urea + 100 kg/ha SP36+ 100 kg/ha KCl, seluruh pupuk diberikan pada saat tanam. Pengendalian gulma dilakukan umur 15 dan 30 hst secara manual. Pengendalian penyakit dan pengairan dilakukan optimal. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan, komponen hasil dan hasil. Tingkat kemasakan galur dipengaruhi oleh lokasi, umur panen di Muneng (8 m dpl) rata-rata 82 hst dan di Genteng (168 m dpl) 91 hst. Galur Jp/87055-2000-b-773-174-68, Jp/87055-2000-b-773-174 (GG1), dan Mj/G-2000-b- 842-85-93 adalah tergenjah dengan umur masak 84 hari. Ketahanan galur terhadap penyakit bercak dan karat daun sedang hingga agak peka, ketahanan galur sebagian besar setara dengan Bima (pembanding). Galur Ch/Gj-2000-b-643-30-10, Mj/G-2000-b-842-85-93, P9325-49-03-2-226-3-b, dan P 9403-87-03-3-42-b menunjukkan ketahanan lebih baik dari Bima. Daya hasil galur dipengaruhi oleh lokasi dengan rentang produktivitas 0,7 3,7 t/ha dengan rata-rata 2,95 dan 1,69 t/ha polong kering di Genteng dan Muneng. Stabilitas hasil galur MJ/G- 00-B-884-95-152-21- dan Mj/G-2000-b-884-95 lebih tinggi dibanding yang lain, sehingga keduanya memiliki daya hasil rata-rata terbaik. Kata kunci: kacang tanah, daya hasil, umur genjah. ABSTRACT Yield potential of short maturity groundnut promising lines in lowland. The objective of the research was to select the best 10-15 lines with 85 days of maturity and productivity higher than 2.5 t ha -1. Field trials were held at Genteng and Muneng Experimental Farm of Iletri in dry season of 2010. A number of 25 lines were arranged in randomized complete block design with 3 replicates. Each treatment was grown in a 4.2m x 4.5m plot size with plant spacing of 40 cm between rows and 10 cm intra row, 1 seed per hole. The basal fertilizers of 50 kg Urea + 100 kg SP36+ 100 kg KCl ha -1 were applied at planting. Plant protection and water availability was kept optimal. The results showed that the maturity depended on location: at Muneng (8 m asl), it was occured at 82 days, while at Genteng (168 m asl) it was at 91 days. Jp/87055-2000-b-773-174-68, Jp/87055-2000-b-773-174 (GG1), and Mj/G-2000-b-842-85-93 had the earliest maturity i.e. 84 days. The resistance to rust and leafspot deseases of all lines were from slightly susceptible to moderate, most of them were that of equal to Bima variety (check variety). Ch/Gj-2000-b-643-30-10, Mj/G-2000-b-842-85-93, P9325-49-03-2-226-3-b, and P 9403-87-03-3-42-b had higher deseases resistance than Bima was. The dry pod yield of all tested lines ranged from 0.7 3.7 t ha -1. The average yield were 2.9 and 1.7 t ha -1 at Genteng and Muneng, respectivelly. The yield stability of MJ/G-00-B-884-95- 152-21- and Mj/G-2000-b-884-95 was higher than other lines. Key words: groundnut, yield capacity, short maturity Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2012 365
PENDAHULUAN Pemanasan global telah menyebabkan pola curah hujan semakin eratik, sehingga banyak wilayah pertanian sering mengalami kekeringan karena pola curah hujan yang pendek. Pada kondisi demikian, di samping terjadi penurunan hasil dan mutu hasil, biji kacang tanah semakin rentan terhadap infeksi cendawan Aspergillus flavus dan kontaminasi Aflatoksin (Reddy et al. 2003, Blankenship et al. 1984). Pada kondisi kekurangan air kacang tanah akan kehilangan hasil karena terganggunya proses fotosintesis, metabolisme, gangguan pertumbuhan dan serapan hara serta menurunnya laju transpirasi (Suther dan Pattel 1992). Lebih jauh dikatakan Whightman et al. (1989) gangguan kekeringan pada kacang tanah menyebabkan serangan hama dan penyakit pada tanaman meningkat, seperti hama mites dan penyakit bercak dan karat daun. Meskipun demikian kacang tanah menjadi pilihan untuk dibudidayakan karena lebih efisien air dibanding tanaman padi atau palawija lain dan tingkat kehilangan hasilnya relatif lebih rendah. Karakteristik toleran kekeringan yang telah terindentifikasi pada sejumlah galur perlu ditindaklanjuti untuk dapat dihasilkan varietas unggul toleran kekeringan. Varietas unggul dengan potensi hasil tinggi dan umur genjah akan menjadi komponen teknologi produksi yang efisien. Upaya mendapatkan varietas unggul baru, berumur genjah, dan berproduksi tinggi melalui penelitian dimulai pada tahun 2000. Pembentukan populasi dilakukan melalui persilangan tunggal antara beberapa varietas lokal berumur genjah dan adaptif di suatu lingkungan tetapi produktivitasnya masih rendah, misalnya varietas lokal Jepara, lokal Majakerta, GH502, dan Chico sebagai tetua betina. Galur ICGV 87055 dan varietas Gajah sebagai tetua jantan memiliki ketahanan cukup baik terhadap penyakit layu. Generasi F1 ditanam dan biji dari galur terpilih dari setiap seri dilakukan bulk untuk memperbanyak benih. Dari pertanaman F2 baru dilakukan seleksi. Kriteria seleksi adalah umur masak, jumlah polong per tanaman, keserempakan masak/jumlah polong isi per tanaman, ukuran polong. Tanaman terpilih ditanam secara pedigri, satu tanaman per baris, demikian seterusnya sampai diperoleh sejumlah galur dengan jumlah biji yang cukup untuk pengujian daya hasil pendahuluan. Sampai tahun 2010 telah teridentifikasi sejumlah galur yang memiliki produktivitas tinggi dan berumur genjah (Purnomo et al. 2010). Uji daya hasil lanjutan diperlukan untuk mengatahui respon setiap genotipe terhadap lingkungan tumbuh. Interaksi genotipe x lingkungan tidak selalu menyebabkan suatu genotipe atau galur tampil optimal dan merata. Melalui uji daya hasil lanjutan di dua lingkungan berbeda dapat diperoleh galur genjah, hasil tinggi dengan tingkat kehilangan hasil rendah, dan nilai indeks toleransi terhadap cekaman kekeringan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji daya hasil galur-galur kacang tanah umur genjah, dan memilih sedikitnya 10-15 galur berumur 85 hari atau kurang, dengan daya hasil lebih dari 2,5 t/ha polong kering, yang akan dijadikan materi uji adaptasi di lebih banyak lingkungan. BAHAN DAN METODE Percobaan dilakukan di KP Muneng dan KP Genteng pada MK 2010, menggunakan 25 galur berumur genjah dengan rancangan acak kelompok, tiga ulangan. Ukuran plot 4,2 m x 4,5 m (12 baris), jarak tanam 40 cm x 10 cm, satu biji/lubang. Tanaman dipupuk setara dengan 50 kg Urea + 100 kg SP-36 + 100 kg KCl/ha, seluruh pupuk diaplikasikan pada saat tanam. Carbofuran diaplikasikan pada lubang benih pada saat tanam dengan 366 Purnomo: Daya Hasil Galur Galur Kacang Tanah Umur Genjah pada Lahan Sawah
dosis 3-4 kg/ha. Selanjutnya, pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara intensif, menggunakan insektisida atau fungisida sesuai anjuran, mempertimbangkan jenis hama/penyakit dan kerusakan yang terjadi. Pengendalian gulma dilakukan minimal dua kali pada umur 15 dan 45 hari dan menjaga tanaman terhindar dari gangguan gulma dengan melakukan penyiangan ketiga pada saat tanaman berumur 50 hst. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah tanaman tumbuh dan jumlah tanaman dipanen, pertumbuhan dan komponen hasil dari lima tanaman contoh (tinggi tanaman, jumlah polong isi/hampa, bobot brankasan, jumlah cabang produktif, bobot 100 biji), skor penyakit karat dan bercak daun pada 80 hst, bobot polong segar, bobot polong kering/plot, dan umur masak secara periodik setiap 5 hari terhitung mulai umur 80 hst. Penilaian ketahanan galur terhadap penyakit bercak/karat daun mengacu pada metode Subrahmanyam (1992). HASIL DAN PEMBAHASAN Variabel Agronomi Tingkat keragaman kemasakan terjadi cukup tinggi antar galur di dua lokasi. Di Muneng (8 m dpl), masak polong 80% antar galur dicapai pada kisaran umur 77 91 hari setelah tanam (hst) dengan rata-rata 82 hst, sedangkan di Genteng (168 m dpl) pada kisaran 88 95 hst dengan rata-rata 91 hst. Terjadi selisih umur masak sekitar 9 hari, karena perbedaan elevasi antarlokasi. Analisis gabung menunjukkan bahwa kisaran umur masak polong 80% dicapai pada 84 93 hst dengan rata-rata 86 hst. Galur-galur dengan umur masak 84 hst di antaranya adalah Jp/87055-2000-b-773-174-68, Jp/87055-2000-b- 773-174, dan Mj/G-2000-b-842-85-93, dan galur-galur dengan umur masak 85 hst adalah Ch/Gj-2000-b-643-30-10, P9411-114-57-b, P 9403-87-03-3s-42-b, Gh502/G-2000-b- 684-297-34, dan Ch/Gj-2000-b-616-24-4. Galur-galur yang lain, untuk mencapai tingkat kemasakan 80% polong atau lebih terjadi pada 86-88 hst, sedangkan umur masak terdalam ditunjukkan oleh varietas Bima (93 hst). Beberapa karakter agronomi yang lain, seperti tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot 100 biji, dan indeks panen galur disajikan pada Tabel 2. Tinggi tanaman berkisar antara 56 72 cm dengan rata-rata 63 cm. tinggi tanaman sebagian besar galur tidak berbeda nyata dengan pembanding Bima (66,5 cm), dan hanya beberapa galur yang menunjukkan tinggi tanaman berbeda nyata (nyata lebih tinggi atau nyata lebih rendah) dengan Bima, seperti Ch/Gj-2000-b-643-30-10, Ch/Gj-2000-b-616-24-4, Mj/G-2000-b- 887-253-112, KCL-75 (SUG75-26), P 9403-87-03-3 s-42-b, dan Mj/Gajah-200-849-34-b. Jumlah polong berkisar antara 15 23 polong /tanaman dengan rata-rata 19 polong, berbeda nyata antargalur. Varietas Bima memiliki jumlah polong rata-rata 15 polong/ tanaman, sehingga galur dengan jumlah polong >17 atau <12 dinyatakan berbeda dengan varietas pembanding tersebut. Bobot biji kering berkisar antara 34,9 54,9 g/100 biji. Sebagian besar galur yang berumur genjah (<85 hst) rata-rata memiliki ukuran biji setara (tidak berbeda) dengan Bima, berkisar antara 34 43 g/100 biji, dan bobot biji varietas Bima adalah 38,8 g/100 biji. Hanya galur Jp/87055-2000-b-773-174 dan Jp/87055-2000-b-773-174-68 yang memiliki ukuran biji yang nyata lebih besar dari Bima, berkisar antara 51,4 54,9 g/100 biji. Indeks panen (IP) sebagai ratio bobot polong terhadap total biomass terjadi pada kisaran yang cukup sempit, terendah 20% pada galur P 9403-87-03-3s-42-b dan tertinggi 28,8 % pada galur P9403-87-03-3s-42-b, berturut-turut nyata lebih rendah dan lebih Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2012 367
tinggi dari varietas Bima (25,4%). Dalam penelitian ini, korelasi IP lebih dekat ke infeksi bercak dan karat daun (Tabel 4). Tabel 1. Umur masak galur kacang tanah di Muneng dan Genteng. No Genotipe Umur masak (hst) Muneng Genteng Rata-rata 1 Ch/Gj-2000-b-643-30-10 79,9 90,9 85,4cde 2 Ch/Gj-2000-b-616-24-4 79,2 92,2 85,7 cde 3 Ch/Gj-2000-b-609-23-3 83,7 88,7 86,2 cde 4 Mj/G-2000-b-884-95 83 92,4 87,7 bcde 5 Gh502/G-2000-b-669-55-28 86,6 92 89,3 bc 6 Mj/G-2000-b-887-253-112 80,7 91,7 86,2 cde 7 Gh502/G-2000-b-684-297-34 79,3 91,5 85,4 cde 8 Gh502/G-2000-b-696-287-37 82,2 90,8 86,5 cde 9 Jp/87055-2000-b-773-174 77,4 91,1 84,25 e 10 Jp/87055-2000-b-773-174-68 79,7 88,3 84,0 e 11 Jp/87055-2000-b-775-176-70 83,7 89,6 86,6 cde 12 Jp/87055-2000-b-776-177-71 82 91,8 86,9 cde 13 Jp/87055-2000-b-781-182 81,5 90,9 86,2 cde 14 Jp/87055-2000-b-812-150 83,1 92,4 87,7 bcde 15 Mj/G-2000-b-842-85-93 78,9 89,8 84,3 e 16 Mj/G-2000-b-874-77-106 83,5 92,3 87,9 bcde 17 Mj/G-2000-b-884-95-110 81,9 93,4 87,6 bcde 18 KCL-75 (SUG75-26) 84 93,7 88,8 bcd 19 Jp/87055-2000-b-798-137 86,7 91,3 89,0 bcd 20 MJ/G-00-B-884-95-152-21- 86,9 95,3 91,1 ab 21 P9325-49-03-2-226-3-b 83 89,2 86,1 cde 22 P 9403-87-03-3s-42-b 77,6 92,8 85,2 de 23 P9411-114-57-b 80,9 89,6 85,2 de 24 L.Mj/Gajah-200-849-34-b 84,1 89,4 86,7 cde 25 Bima 91,4 95,9 93,6 a terendah 77,4 88,3 84 tertiinggi 91.4 95,9 93,6 rata-rata 82.436 91,48 86,9 DMRT 0.05 3,97 Angka sekolom yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 uji DMRT 368 Purnomo: Daya Hasil Galur Galur Kacang Tanah Umur Genjah pada Lahan Sawah
Tabel 2. Tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot 100 biji dan indeks panen galur kacang tanah. Genotipe Tinggi Jumlah Bobot Indeks panen tanaman (cm) polong/tnm 100 biji (%) 1 Ch/Gj-2000-b-643-30-10 56,4 b 20,5b 38,7a 21b 2 Ch/Gj-2000-b-616-24-4 (BJ Kcl) 59,2 b 20,7b 43,7a 27,6b 3 Ch/Gj-2000-b-609-23-3 61,5 a 20,6b 45,4b 27,3b 4 Mj/G-2000-b-884-95 (GG3-1) 64,6 a 19,7b 49,9b 25,3a 5 Gh502/G-2000-b-669-55-28 61,8 a 20,1b 46,3b 26,8a 6 Mj/G-2000-b-887-253-112 59,5 b 23,2b 44,1a 26,8a 7 Gh502/G-2000-b-684-297-34 60,7 a 19,1b 39,0a 25,2a 8 Gh502/G-2000-b-696-287-37 72,7 a 17,7a 46,7b 24,1a 9 Jp/87055-2000-b-773-174 (GG1) 65,0 a 16,2a 54,9b 25,5a 10 Jp/87055-2000-b-773-174-68 60,5 a 16,9a 51,4b 25,3a 11 Jp/87055-2000-b-775-176-70 65,9 a 18,1a 46,5b 25,1a 12 Jp/87055-2000-b-776-177-71 69,4 a 15,6a 49,1b 24,8a 13 Jp/87055-2000-b-781-182 62,5 a 18ab 50,8b 26,5a 14 Jp/87055-2000-b-812-150 60,3 a 18,9b 44,2a 23,3a 15 Mj/G-2000-b-842-85-93 60,6 a 21,7b 43,7a 23,9a 16 Mj/G-2000-b-874-77-106 69,3 a 17,6a 44,6a 22,6b 17 Mj/G-2000-b-884-95-110 61,5 a 18,4a 46,4b 23,1a 18 KCL-75 (SUG75-26) 57,3 b 19,2b 48,3b 24,4a 19 Jp/87055-2000-b-798-137 68,4 a 18,0a 52,3b 24a 20 MJ/G-00-B-884-95-152-21- 68,7 a 18,6a 51,9b 23,4b 21 P9325-49-03-2-226-3-b 69,5 a 21,0b 54,9b 27,4b 22 P 9403-87-03-3 s-42-b 58,2 b 22,2b 34,9a 20,2a 23 P9411-114-57-b 66 a 18,6a 38,8a 26,6a 24 L.Mj/Gajah-200-849-34-b 58,7 b 19,8b 45,5b 28,8b 25 Bima 66,5 a 15,1a 38,8a 25,4a terendah 56,4 15,1 34,9 20,2 tertiinggi 72,7 23,2 54,9 28,8 rata-rata 63,4 19,0 46,0 25,0 DMRT 0.05 6,75 3,47 5,23 2,45 Angka sekolom yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 uji DMRT Daya Hasil Interaksi genotipe x lokasi adalah nyata, yang dinyatakan dalam ketidak-konsistenan daya hasil setiap galur dan peringkat keunggulan produktivitas yang berubah, tidak sama di dua lokasi. Di Muneng, produktivitas galur berkisar antara 0,7 2,9 t/ha polong kering dengan rata-rata 1,6 t/ha, sementara di Genteng rata-rata 2,95 t/ha polong kering dengan kisaran 1,9 3,7 t/ha polong kering. Hasil varietas Bima di Genteng dan Muneng selalu lebih rendah, rata-rata 2,3 t/ha polong kering. Daya hasil tertinggi adalah 3,1 t/ha polong kering, terjadi pada galur MJ/G-00-B-884-95-152-21, dengan umur masask 91 hari (86 95 hst). Hasil galur tertinggi tersebut tidak berbeda nyata dengan galur Mj/G-2000-b-884-95 (3,0 t/ha), P 9403-87-03-3s-42-b (2,80 t/ha), Jp/87055-2000-b-775-176-70 (2,80 t/ha), Mj/G-2000-b-842-85-93 (2,70 t/ha), Jp/87055-2000-b-781-182 (2,70 t/ha), dan Mj/G-2000-b-887-253-112 (2,65 t/ha), dengan umur masak rata-rata 85-86 hari (Tabel 1 dan Tabel 3). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2012 369
Tabel 3. Hasil polong kering genotipe kacang tanah di Muneng dan Genteng. Genotipe Hasil polong kering (t/ha) Muneng Genteng Rata-rata 1 Ch/Gj-2000-b-643-30-10 2,2 1,9 2,05 fghi 2 Ch/Gj-2000-b-616-24-4 1,9 2,2 2,05 fghi 3 Ch/Gj-2000-b-609-23-3 1,8 2,6 2,20 defghi 4 Mj/G-2000-b-884-95 2,7 3,3 3,00 ab 5 Gh502/G-2000-b-669-55-28 1,4 3,1 2,25 defghi 6 Mj/G-2000-b-887-253-112 1,6 3,7 2,65 abcde 7 Gh502/G-2000-b-684-297-34 1,1 2,8 1,95 ghji 8 Gh502/G-2000-b-696-287-37 0,8 3 1,90 ij 9 Jp/87055-2000-b-773-174 1 2,9 1,95 hij 10 Jp/87055-2000-b-773-174-68 1,7 3,3 2,50 bcdefg 11 Jp/87055-2000-b-775-176-70 2,2 3,4 2,80 abc 12 Jp/87055-2000-b-776-177-71 1,2 3 2,10 fghi 13 Jp/87055-2000-b-781-182 2,2 3,2 2,70 abcd 14 Jp/87055-2000-b-812-150 1,5 2,8 2,15 efghi 15 Mj/G-2000-b-842-85-93 1,8 3,6 2,70 abcd 16 Mj/G-2000-b-874-77-106 1,5 2,7 2,10 fghi 17 Mj/G-2000-b-884-95-110 1,8 3,3 2,55 bcdef 18 KCL-75 (SUG75-26) 2 2,8 2,40 cdefgh 19 Jp/87055-2000-b-798-137 1,8 2,9 2,35 cdefghi 20 MJ/G-00-B-884-95-152-21- 2,9 3,3 3,10 a 21 P9325-49-03-2-226-3-b 1,7 2,1 1,90 ij 22 P 9403-87-03-3 s-42-b 2,3 3,3 2,80 abc 23 P9411-114-57-b 0,8 3,1 1,95 hij 24 L.Mj/Gajah-200-849-34-b 1,6 3,2 2,40 cdefgh 25 Bima 0,7 2,3 1,50 j terendah 0,7 1,9 1,5 tertiinggi 2,9 3,7 3,1 rata-rata 1,688 2,952 2,32 DMRT.05 0,5125 Tabel 4. Korelasi beberapa variable agronomi terhadap beberapa variable hasil. Hasil polong kering Jumlah polong/tanaman 0,361 (0,077) Bobot 100 biji 0,206 (0,323) Indeks panen -0,189 (0,366) Tanaman panen 0,603 (0,001) Karat 60hst 0,423 (0,035) Karat 80 hst 0,246 (0,236) Jumlah cabang 0,459 (0,021) Jumlah polong/ta Bobot 100 Indeks panen naman biji - - - -0,294 (0,154) 0,037 (0,862) 0,264 (0,202) 0,345 (0,091) 0,402 (0,046) 0,095 (0,650) - - 0,309 (0,133) 0,243 (0,243) 0,231 (0,266) 0,263 (0,204) 0,294 (0,154) - - - 0,581 (0,002) 0,108 (0,606) Metode pearson 370 Purnomo: Daya Hasil Galur Galur Kacang Tanah Umur Genjah pada Lahan Sawah
Daya hasil berkorelasi dengan beberapa komponen agronomi yang lain seperti jumlah polong per tanaman dan jumlah tanaman dipanen, termasuk jumlah cabang. Asumsi jumlah cabang akan berkorelasi dengan jumlah polong per tanaman dan selanjutnya ke hasil, dalam kajian ini nampak korelasi jumlah polong per tanaman lebih dekat ke tingkat infeksi penyakit bercak dan karat daun. Diduga, daun tanaman yang rusak karena penyakit lebih mempengaruhi proses pembentukan jumlah polong. Ketahanan terhadap Bercak dan Karat Daun Tingkat infeksi penyakit bercak dan karat daun cukup tinggi, dan berbeda antar kedua lokasi. Di KP Muneng infeksi penyakit bercak dan karat daun nyata lebih tinggi dibanding di Genteng. Tingkat ketahanan galur tehadap kedua penyakit utama kacang tanah ini cukup bervariasi. Pada umur 80 hst (7 hari menjelang panen), tingkat infeksi cukup tinggi, rata-rata 5,9 dengan kisaran (5,2 6,3) untuk penyakit bercak daun, dan rata-rata 6,7 dengan kisaran 5,5 7,2 untuk penyakit karat daun. Angka tersebut cukup tinggi, pada saat tanaman berumur 70 hari, skoring masih menunjukkan angka 3,3 dan 3,4 masing-masing untuk penyakit bercak dan karat daun. Sepuluh hari kemudian, rata-rata skor penularan meningkat 5,9 dan 6,7 masing-masing untuk penyakit bercak dan karat daun (Table 5). Tabel 5. Tingkat infeksi penyakit bercak dan karat daun pada kacang tanah umur 70 dan 80 hst. Genotipe Skor penyakit Bercak 70 hst Karat 70 hst Bercak 80 hst Karat 80 hst 1 Ch/Gj-2000-b-643-30-10 3,3 3 5,2 5,5 2 Ch/Gj-2000-b-616-24-4 (BJ Kcl) 4,2 3,5 6 6,5 3 Ch/Gj-2000-b-609-23-3 3,7 3,7 6,3 6,8 4 Mj/G-2000-b-884-95 (GG3-1) 3,7 3,7 6 6,8 5 Gh502/G-2000-b-669-55-28 3,2 3,3 5,7 6,8 6 Mj/G-2000-b-887-253-112 3,8 3,5 6,3 6,7 7 Gh502/G-2000-b-684-297-34 3,7 3,3 6,3 7 8 Gh502/G-2000-b-696-287-37 3,8 3,5 6,3 7 9 Jp/87055-2000-b-773-174 (GG1) 3,7 3,5 6,2 7 10 Jp/87055-2000-b-773-174-68 3,7 3,3 6,3 7 11 Jp/87055-2000-b-775-176-70 3,5 3,2 5,5 6,2 12 Jp/87055-2000-b-776-177-71 3,8 3,2 5,8 6,5 13 Jp/87055-2000-b-781-182 4 3,7 6,3 7 14 Jp/87055-2000-b-812-150 3,2 3,5 6 6,8 15 Mj/G-2000-b-842-85-93 3,5 3,2 5,3 6,3 16 Mj/G-2000-b-874-77-106 3,2 3,2 5,8 7 17 Mj/G-2000-b-884-95-110 3 3,2 5,5 6,3 18 KCL-75 (SUG75-26) 3,3 3,5 5,8 6,7 19 Jp/87055-2000-b-798-137 (JP110) 3,3 3,2 5,8 6,7 20 MJ/G-00-B-884-95-152-21- 3,7 3,3 6 6,5 21 P9325-49-03-2-226-3-b 3 3,2 5,3 6,5 22 P 9403-87-03-3 s-42-b 2,8 3,2 5,2 6 23 P9411-114-57-b 3,2 3,3 5,7 7 24 L,Mj/Gajah-200-849-34-b 3,3 3,5 6,2 7,2 25 Bima 3,5 3,5 6,2 7 terendah 2,8 3,0 5,2 5,5 tertiinggi 4,2 3,7 6,3 7,2 rata-rata 3,5 3,4 5,9 6,7 DMRT,05 0,687 0,71 0,742 0,785 Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2012 371
Tingkat ketahanan galur dibandingkan dengan varietas Bima, sebagian besar tidak berbeda nyata, Hanya galur Ch/Gj-2000-b-616-24-4 dan P 9403-87-03-3s-42-b yang relatif lebih tahan dari Bima pada umur 70 hst. Sampai pada pengamatan 80 hst hanya galur Ch/Gj-2000-b-643-30-10, Mj/G-2000-b-842-85-93, P9325-49-03-2-226-3-b, dan P 9403-87-03-3-42-b yang agak tahan terhadap bercak daun dibanding Bima, sedangkan terhadap penyakit bercak daun hanya galur Ch/Gj-2000-b-643-30-10 dan P 9403-87-03-3s-42-b yang agak tahan. KESIMPULAN 1. Umur panen galur dipengaruhi oleh lokasi, terutama elevasi. Umur panen galur di Muneng (8 m dpl) rata-rata 82 hst, dan di Genteng (168 m dpl) rata-rata 91 hst, Galur tergenjah adalah Jp/87055-2000-b-773-174-68, Jp/87055-2000-b-773-174 (GG1), dan Mj/G-2000-b-842-85-93 dengan umur masak 84 hari. 2. Ketahanan seluruh galur terhadap penyakit bercak dan karat daun berkisar antara sedang hingga agak peka. Galur Ch/Gj-2000-b-643-30-10, Mj/G-2000-b-842-85-93, P9325-49-03-2-226-3-b, dan P 9403-87-03-3-42-b menunjukkan ketahanan lebih baik dari Bima. 3. Daya hasil galur kacang tanah 0,7 3,7 t/ha. Daya hasil galur di KP. Genteng lebih tinggi dari KP. Muneng berturut-turut 2,95 dan 1,69 t/ha polong kering. Stabilitas galur MJ/G-00-B-884-95-152-21- dan Mj/G-2000-b-884-95 (GG3-1) lebih tinggi dibanding yang lain, sehingga keduanya memiliki daya hasil terbaik. DAFTAR PUSTAKA Blankenship, P.D., Cole, R.J., Shander, T.H., (1984). Effect of temperature on pre-harvest colonization of drought stress peanut by Aspergillus flavus an Aflatoxin contamination. Mycopathologia. Vol. 85.pp 69 74 Purnomo, J., Novita, N. 2010. Perakitan varietas unggul kacang tanah umur genjah tahan penyakit daun dan layu bakteri. Laporan tahunan Balitkabi. Reddy, T.Y, Reddy, V.R., Anbumozi, V. (2003). Physiological responses of groundnut (Arachis hypogaea L) to drought stress and it amelioration. A critical review. Plant growth regulation. Vol. 41. Pp 75 88 Suther, D.M., & Patel, M.S. 1992. Yield and nutrition absorption by groundnut and iron availability in soil as influence by lime and soil water. Journal of Indian society of aoil science. Vol.40. pp 594. Subrahmanyam, P., D. McDonald, F. Waliyar, L.J. Reddy, S.N. Nigam, R.W. Gibbons, V.Ramanatha Rao, A.K.Singh, S. Pande, P.M.Reddy, and P.V. Subba Rao. 1995. Screening Methods and Sources of Resistance to Rust and Late Leaf Spot of Whightman, J.A., William, J.H., 1989. The influence of drought stress on the distribution of insect on four groundnut genotypes. India bulletin of enthomology research. Vol.79.pp 567. 372 Purnomo: Daya Hasil Galur Galur Kacang Tanah Umur Genjah pada Lahan Sawah