III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian Terpadu Universitas Muhammadiyah Malang yang terletak pada ketinggian 550 m dari permukaan laut. Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2016 sampai dengan Desember 2016. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini antara lain bibit bawang merah (Allium ascalonicum L.) varietas Biru Lancor, cacing lumbricus rubelus, kotoran sapi, kulit ari biji kedelai, tanah, dan air. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat-alat pertanian, raffia, gunting, meteran, kantong plastik, polybag 25x25 cm, label tanaman, kamera, alat tulis, buku catatan, buku pendataan dan termometer. 3.3. Metode Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, terdiri dari dua faktor, yaitu: Faktor I: Jenis kascing, terdiri atas : K1: Kascing (prosentase kulit ari biji kedelai 100 % sebagai bahan pakan cacing) K2: Kascing (prosentase kulit ari biji kedelai 75 % dan kotoran sapi 25 % sebagai bahan pakan cacing) K3: Kascing (prosentase kulit ari biji kedelai 25 % dan kotoran sapi 75 % sebagai bahan pakan cacing) 14
15 Faktor II: Dosis kascing, terdiri atas: D1: Kascing 0 t/ha D2: Kascing 15 t/ha D3: Kascing 22.5 t/ha Berdasarkan kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Kombinasi perlakuan yang diperoleh adalah: Tabel 1. Kombinasi Perlakuan Kombinasi K1 K2 K3 D1 K1D1 K2D1 K3D1 D2 K1D2 K2D1 K3D2 D3 K1D3 K2D3 K3D3 Kombinasi perlakuan: K1D1 : Kascing (prosentase kulit ari biji kedelai 100 % sebagai bahan pakan cacing) + 0 t/ha K1D2 :Kascing (prosentase kulit ari biji kedelai 100 % sebagai bahan pakan cacing) + 15 t/ha K1D3 : Kascing (prosentase kulit ari biji kedelai 100 % sebagai bahan pakan cacing) + 22.5 t/ha K2D1 : Kascing (prosentase kulit ari biji kedelai 75 % dan kotoran sapi 25 % sebagai bahan pakan cacing) + 0 t/ha K2D2 : Kascing (prosentase kulit ari biji kedelai 75 % dan kotoran sapi 25 % sebagai bahan pakan cacing) + 15 t/ha K2D3 : Kascing (prosentase kulit ari biji kedelai 75 % dan kotoran sapi 25 % sebagai bahan pakan cacing) + 22.5 t/ha K3D1 : Kascing (prosentase kulit ari biji kedelai 25 % dan kotoran sapi 75 % sebagai bahan pakan cacing) + 0 t/ha K3D2 : Kascing (prosentase kulit ari biji kedelai 25 % dan kotoran sapi 75 % sebagai bahan pakan cacing) + 15 t/ha K3D3 : Kascing (prosentase kulit ari biji kedelai 25 % dan kotoran sapi 75 % sebagai bahan pakan cacing) + 22.5 t/ha
16 I II III K2D2 K3D3 K3D2 K3D1 K1D1 K3D3 K2D3 K1D2 K2D1 K1D3 K3D2 K1D1 K1D2 K3D2 K2D2 K2D1 K2D3 K1D3 K3D1 K1D1 K1D2 K2D2 K1D3 K3D1 K2D3 K2D1 K3D3 Gambar 1. Denah Percobaan U Keterangan: Perlakuan K = Kascing O = Sampel Pengamatan Perlakuan D = Dosis O = Sampel Panen I, II, dan III = ulangan O = cadangan Jarak antar tanaman = 20 Cm Jarak antar ulangan = 40 Cm
17 3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Pembuatan kascing Pembuatan pupuk kascing ada beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain: 1. Pembuatan kotak kayu yang berukuran 200x50x20 cm, dibagi 5 bagian. 2. Persiapan bahan meliputi limbah kulit ari biji kedelai, kotoran sapi dan cacing. 3. Pencucian limbah kulit ari biji kedelai dengan air mengalir sampai air bening. 4. Pengukusan limbah kulit ari biji kedelai selama 2 jam dengan suhu 100 0 C. 5. Penimbangan bahan sesuai dengan komposisi yaitu K1: limbah kulit ari kedelai 100 % = 6 kg, K2: limbah kulit ari kedelai 4,5 kg dan kotoran sapi 1,5 kg, K3: limbah kulit ari kedelai 1,5 kg + kotoran sapi 4,5 kg. 6. Pencampuran kulit ari kedelai dan kotoran sapi setelah ditimbang. 7. Fermentasi kulit ari kedelai dan kotoran sapi selama 2 minggu. 8. Proses vermicompocting pada hasil fermentasi bahan dengan perbandingan cacing dan pakan 0,1:1 (0,6 kg : 6 kg) secara bertahap dari 0,2 kg pada minggu pertama dan 0,4 kg pada minggu kedua, selama 1 bulan. Ciri-ciri kascing sudah terbentuk adalah terbentuknya granul-granul halus berwarna hitam dipermukaan. 9. Perawatan cacing dengan pemberian air pada median di pagi hari setiap 3 hari sekali sebanyak 200 ml. 3.4.2. Persiapan Media Tanam Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lapisan atas lahan percobaan UMM. Sebelumnya tanah diayak berkerapatan 0,5 cm dan ditimbang 9 kg, kemudian dimasukkan ke dalam polibag ukuran 25 x 25 cm.
18 3.4.3. Persiapan Bibit Bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit bawang merah varietas Biru Lancor, bibit didapatkan dari penangkar resmi di Probolinggo. 3.4.4. Penanaman Bibit Bibit yang sudah siap ditanam di pilih. Beri satu lubang tanam per polibag dengan kedalaman ± 2 cm. Selanjutnya, bibit ditanam satu umbi per polibag kemudian ditutup tanah tipis lalu disiram. 3.4.5. Aplikasi Perlakuan Kascing diberikan sekaligus pada setiap lubang tanam sebelum penanaman pada masing-masing polibag sesuai dengan dosis. 3.4.6. Pemeliharaan 1. Penyiraman Penyiraman dilakukan pada pagi sebanyak 1 liter per polybag mulai 1hst sampai 20 hst, 2 liter per polybag mulai 21 hst sampai 45 hst dan 0.5 liter per polybag mulai 46 hst sampai 71 hst atau tanam bawang merah panen. 2. Pengendalian gulma Pengendalian gulma dilakukan dengan peyiangan secara manual yaitu mencabut gulma sampai akar rutin satu minggu sekali sampai panen. 3. Pengendalian hama dan penyakit Pengandalian hama dan penyakit dilakukan secara manual dengan mengambil dan mematikan hama dan penyakit yang menyerang pada bagian tanaman.
19 3.5. Parameter Pengamatan Pengamatan parameter pertumbuhan dilakukan secara destruktif dengan cara membongkar satu polybag pada umur 10, 20, 30, 40,50 dan 60 hst, (hari setelah tanam) dan sisanya 3 polybag digunakan untuk pengamatan hasil saat penen. Prosedur masing-masing pengamatan yaitu: 3.5.1. Pengamatan pertumbuhan Tanaman 1. Jumlah daun (helai) Didapatkan dengan menghitung jumlah helain daun pada setiap tanaman sampel. 2. Tinggi Tanaman (cm) Diperoleh dengan mengukur tinggi tanaman dari pangkal umbi sampai ujung daun tertinggi. 3. Luas daun (cm²) Diperoleh dengan mengukur jari-jari daun, panjang silindris dan panjang konikal dan menghitung dengan rumus. 4. Jumlah anakan Didapatkan dengan menghitung jumlah anakan pada setiap tanaman sampel. 5. Berat Basah Tanaman (g) Pengamatan dilakukan dengan menimbang berat basah tanaman setelah kering angin
20 6. Berat Kering Tanaman (g) Pengamatan berat kering tanaman dilakukan dengan cara mengoven pada suhu 70ᵒ C selama 2x24 jam atau sampai berat relatif konstan, kemudian menimbang berat masing-masing bagian tersebut. 3.5.2. Pengamatan Hasil atau Produksi Pengamatan terhadap hasil dilakukan pada saat tanaman bawang merah berumur 71 hst yang ditandai dengan 60% leher batang sudah lunak, tanaman rebah, dan daun menguning. Adapun variabel pengamatan panen adalah sebagai berikut: 1. Berat Basah Tanaman Panen (g) Pengamatan dilakukan dengan menimbang berat basah tanaman setelah kering angin 2. Berat Kering Tanaman Panen (g) Pengamatan berat kering tanaman dilakukan dengan cara menimbang berat kering tanaman setelah dicuci dan dikering angin kan dibawah sinar matahari selama 14 hari. 3. Jumlah Umbi Pengamatan jumlah umbi di lakukan dengan cara menghitung satu persatu umbi pada setiap tanaman sampel. 4. Berat Umbi Per Tanaman Panen (g) Pengamatan berat umbi per rumpun diakukan dengan cara menimbang satu persatu umbi pada setiap tanaman sampel. 5. Berat Per Umbi Panen(g)
21 Pengamatan berat per umbi diakukan dengan cara menimbang satu persatu umbi pada setiap tanaman sampel. 6. Diameter Umbi (cm) Pengamatan diameter umbi per tanaman diakukan dengan cara mengukur satu persatu umbi pada setiap tanaman sampel dengan jangka sorong. Selain pengamatan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman, juga dilakukan analisis terhadap : 1. Media tanam sebelum 2. Unsur hara pupuk kascing 3.6. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan secara bertahap sesuai dengan tujuan dari penelitian. Uji F untuk mengetahui interaksi antar faktor dan pengaruh masingmasing faktor, Uji banding BNJ 5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dan uji korelasi untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan yang lain dalam kaitannya pengaruh yang ditimbulkan perlakuan.