EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
Efektivitas Pemberian Guided Imagery Terhadap Nyeri Disminore Pada Remaja Di SMP N 03 Colomadu ABSTRAK

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN 03 COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

PENGARUH ALUNAN MUROTTAL TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENOREA PRIMER PADA SISWI MADRASAH MU ALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain dari penelitian ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan one

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMINOREA PADA MAHASISWI TINGKAT II AKBID GRIYA HUSADA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

ABSTRAK. Kata Kunci : Dysmenorhea, Siswi, Massage

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP TINGKAT DISMENOREA PADA MAHASISWI KEPERAWATAN SEMESTER VIII STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan menstruasi menjadi masalah umum selama masa remaja, dapat

Mila Nadi Rozako, Rusianah, Nuniek Nizmah F, Siska Yuliana Prodi S1 Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan

TINGKAT STRES DAN DISMENOREA PADA REMAJA KELAS XI PROGRAM AKSELERASI DAN REGULER DI SMA N 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

PENCEGAHAN NYERI HAID MELALUI PEMANFAATAN TERAPI NON-FARMAKOLOGI PADA REMAJA PUTRI SMAN I TAMBUSAI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya teknik relaksasi Pernapasan

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMINORHEA PADA SISWI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

ABSTRACT PENDAHULUAN. Kata kunci: relaksasi autogenik, nyeri haid (dismenore), remaja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. menjadi lansia, yang masing-masing mempunyai kekhususan (Noorkasiani,

PENGETAHUAN TENTANG JAMU SEBAGAI PEREDA NYERI HAID PADA SISWI SMA N 1 JATINOM KLATEN. Indri Kusuma Dewi 1 ) Bambang Yunianto 2 ) ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB III METODE PENELITIAN

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR Yeti Nurhayati 1) 1 ABSTRAK Kata kunci : ABSTRACT Keyword 62

1. PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi merupakan masalah kesehatan yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama di kalangan remaja sebagai penerus bangsa. Kesehatan reproduksi adalah utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (Rejeki, 2009). Tahap pertama masa remaja pada perempuan yaitu mengalami menstruasi atau haid (Sukarni & Margareth, 2013). Disminore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi terjadi akibat dari aktivitas prostaglandin yang tidak seimbang di daerah uterus yang menstimulasi kontraksi otot polos dinding uterus untuk mengeluarkan dinding endometrium yang diluluhkan (Ganong & William, 2007). Dismenore umumnya terjadi sekitar 2 atau 3 tahun setelah menstruasi pertama dan mencapai klimaksnya saat wanita berusia 15-25 tahun (Simanjuntak, 2008). Nyeri hebat dirasakan sangat menyiksa oleh sebagian wanita, beberapa wanita bahkan pingsan. Prevalensi nyeri menstruasi di Indonesia, berkisar 45 95% di kalangan wanita usia produktif. Dismenorea atau nyeri menstruasi berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2 yaitu: dismenorea primer (nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi) dan dismenorea sekunder (nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik). Angka kejadian dismenore tipe primer di Indonesia adalah sekitar 54,89%, sedangkan sisanya adalah penderita dengan tipe sekunder (Proverawati, 2009). Penanganan untuk nyeri disminore terdapat dua tindakan yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis dapat menggunakan obat analgesik sebagai penghenti rasa saki tdan anti peradangan non- steroid (NSAID), sedangkan prosedur non farmakologi dapat dilakukan dengan relaksasi, hipnoterapi, kompres Manajemen non farmakologis dapat dilakukan dengan teknik yaitu menurut Rank (2011) menyatakan merupakan teknik perilaku kognitif dimana seseorang dipandu untuk membayangkan kondisi yang santai atau tentang pengalaman yang menyenangkan. Mekanisme imajinasi positif dapat melemahkan psikoneuro immunologi yang mempengaruhi respon stres, selain itu dapat melepaskan endorphin yang melemahkan respon rasa sakit dan dapat mengurangi rasa sakit atau meningkatkan ambang nyeri (Hart, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh dari 10 remaja yang mengalami menstruasi, terdapat 8 remaja belum diberikan dan mengalami nyeri disminore, untuk mengurangi nyeri mereka hanya tiduran atau mengomsumsi obat anti nyeri, mereka mengatakan dengan mengomsumsi obat nyeri berkurang tetapi hanya sebentar. Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Efektivitas Pemberian Terhadap Nyeri Disminore Pada Remaja Di SMP N III Colomadu Karanganyar. 2. PELAKSANAAN Populasi nya remaja di SMPN III Colomadu Karanganyar yang berjumlah 80 siswi. Menggunakan teknik sampling dengan jumlah sampel berjumlah 54 siswi. Alat penelitian menggunakan lembar observasi, skala numeric ( ) dan SOP. 3. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah kuantitatif non eksperimental dengan studi korelasional yaitu suatu desain yang digunakan untuk mengkaji pengaruh antara variabel. Pendekatan yang digunakan adalah desain (Nursalam,2003). Penelitian Pre-Experimental dengan rancangan One Group Pretest-Posttest. Sebelum dilakukan perlakuan, peneliti melakukan observasi yang pertama (pretest) untuk mengetahui tingkat skala nyeri sebelum dilakukan, setelah itu membandingkan dengan skala nyeri setelah dilakukan. 63

Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan karena data berdistribusi normal maka akan dilakukan paired t test. Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan uji paired t test. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Tabel 1 Frekuensi (orang) Presentase (%) 13 tahun 40 74,1 % 14 tahun 14 25,9 % Total 54 100 % Berdasarkan tabel 1 diatas diperoleh distribusi frekuensi karakteristik siswi 74, 07 % untuk usia 13 tahun yaitu sebanyak 40 siswi, untuk responden 25,92 % dengan usia 14 tahun sebanyak 14 siswi. Penelitian menunjukkan bahwa siswisiswi SMPN III Colomadu Karanganyar yang sudah mengalami menstruasi berumur 13 tahun (74, 07 %) dan 14 tahun (25,92 %). Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah memasuki tahap perkembangan remaja yang berupa perkembangan seks sekunder (Fatia, 2009). Menurut Ali dan Asrori (2014) perkembangan remaja dibagi menjadi perkembangan intelektual, perkembagan seksual, perkembangan emosional, perkembangan kreativitas, perkembangan sosial dan perkembangan nilai, moral dan sikap. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rakhma (2012) yang menunjukan dismenore dialami lebih banyak pada tingkat usia dua belas tahun keatas. Dismenore akan bertambah berat setelah beberapa tahun setelah menstruasi pertama sampai usia 23-27 tahun kemudian dismenore akan mulai mereda. B. Analisa Univariat 1. Nyeri Disminore sebelum diberikan Guided Tabel 2. Variabel Frekuensi Persentase (%) Nyeri Ringan 10 18,5 % Nyeri Sedang 28 51,9 % Nyeri Berat 16 29,6% Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat nyeri responden sebelum (pre) dilakukan yang mengalami nyeri ringan dengan jumlah 10 siswi (18,5%), yang mengalami nyeri sedang sebanyak 28 siswi (51,9%) dan responden yang mengalami nyeri berat sebanyak 16 siswi (29,6%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rakhma (2012) yang membagi derajat dismenore dalam tiga derajat nyeri dismenore yaitu derajat nyeri ringan, derajat nyeri sedang dan derajat nyeri berat. Siswi yang mengalami dismenore derajat nyeri ringan sebanyak 60 siswi, dismenore derajat nyeri sedang sebanyak 44 siswi dan dismenore derajat nyeri berat sebanyak 25 siswi. Maka sebagian besar siswi SMK Arjuna mengalami nyeri ringan. Nyeri merupakan bentuk ketidak nyamanan Menurut Tournaire & Thea-Yonneau (2007) dalam Andarmoyo (2013) nyeri adalah pengalaman yang tidak menyenangkan, baik sensori maupun emosional yang berhubungan dengan risiko atau aktualnya kerusakan jaringan tubuh. 2. Nyeri Disminore setelah diberikan Guided Imagery Tabel 3. Variabel Frekuensi Persentase (%) Nyeri Ringan 23 42,6 % Nyeri Sedang 31 57,4 % Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa tingkat nyeri responden setelah (post) dilakukan yang mengalami nyeri ringan menjadi 23 siswi (42,6%), yang mengalami nyeri sedang menjadi 31 siswi (57,4%) dan responden yang mengalami nyeri berat sudah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian terhadap nyeri disminore sangat efektif. 64

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari, Ratna, Judha (2012) yang berjudul Pengaruh Pemberian Terhadap Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Pasien yang mengalami nyeri fraktur setelah diberikan mengalami penurunan intensitas nyeri. Pasien yang berjumlah 30 sebelum diberikan guided imagery mengalami nyeri sedang, setelah diberikan 17 orang menjadi nyeri ringan. merupakan teknik yang menggunakan imajinasi seseorang untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010). Relaksasi guided imagery akan membuat tubuh lebih rileks dan nyaman. Ketika responden dianjurkan untuk nafas dalam, secara perlahan tubuh responden akan merasakan rileks. Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar pituitary untuk meningkatkan produksi (POMC) yang menyebabkan meningkatnya produksi olek medulla adrenal. Kelenjar pituitary juga menghasilkan endorphin neurotransmiter yang dipercaya mempengaruhi suasana hati menjadi rileks (Guyton & Hall, 2007). dapat memberikan rasa pemberdayaan atau kontrol pada individu. Dengan pemberdayaan diri dan nafas yang teratur dan dalam akan meningkatkan dan â endorphin dan dengan adanya rangsangan berupa bayangan tentang hal hal yang disukai maka responden akan merasa rileks dan mengurangi nyeri yang dirasakan. C. Analisa Bivariat Tabel 4. Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig Sebelum 54 1,60276 0,071 Sesudah 54 1,48790 0,211 Berdasarkan tabel 4. maka uji normalitas intensitas skala nyeri menggunakan karena sampel yang ada hanya 54 responden. akan memberikan hasil lebih akurat ketika jumlah sampel lebih dari 50 (Dahlan,2012). Pada uji normalitas intensitas skala nyeri menggunakan uji dengan pemberian didapatkan nilai p pada kelompok sebelum p=0,071 dan pada kelompok sesudah p=0,211. Hal ini berarti nilai p>0,05 yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, maka dapat dilanjutkan dengan melakukan paired t test untuk membandingkan nyeri disminore pada kelompok sebelum dan kelompok sesudah. Tabel 5. Mean SD t Sebelum 2,5926,59932 Sesudah 2,0741,72299 7,555.000 Sig (2-tailed) Hasil penelitian diatas membuktikan bahwa pemberian menunjukkan hasil yang efektif dalam mengatasi nyeri dismenore. Hal ini terlihat dari hasil uji paired t test pada pemberian guided imagey didapatkan hasil bahwa Sig (2-tailed) menunjukan nilai p < 0,001 (p- < á 0,05) dan t tabel 15,34 sehingga didapatkan hasil bahwa H 0 ditolak dan Ha diterima, hasil tersebut menunjukkan nyeri pre dan post. Responden yang diberikan guided imagery mengalami penurunan nyeri, dari yang sebelum diberikan mengalami nyeri sedang setelah diberikan menjadi nyeri ringan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ratnasari, Ratna, Judha (2012) tentang Pengaruh Pemberian Terhadap Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur Di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang terhadap nyeri pada pasien postoperasi fraktur di RSUD Panembahan Senopati Bantul. 65

5. KESIMPULAN a. Karakateristik remaja menunjukkan bahwa siswi-siswi SMPN III Colomadu yang sudah mengalami menstruasi berumur 13 tahun (74, 07 %) dan 14 tahun (25,92 %). b. Nyeri disminore sebelum (pre) dilakukan tingkat nyeri responden yang tidak mengalami nyeri dengan jumlah 3 siswi (5,6%), yang mengalami nyeri ringan sebanyak 16 siswi (29,6%) dan responden yang mengalami nyeri sedang sebanyak 35 siswi (64,8%). c. Setelah diberikan yang tidak mengalami nyeri menjadi 12 siswi yang sebelum diberikan berjumlah 3 siswi, siswi yang mengalami nyeri ringan dan nyeri sedang juga mengalami perubahan menjadi 26 dan 16 siswi. d. Hasil uji paired t test pada pemberian - didapatkan hasil bahwa Sig (2-tailed) menunjukan nilai p < 0,001 (p- < á 0,05) dan t tabel 7,555 sehingga H 0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian terhadap nyeri disminore pada remaja di SMPN III Colomadu Karanganyar. SARAN a. Bagi pihak sekolah dapat dijadikan suatu treatment untuk mengatasi masalah pada remaja yang mengalami nyeri disminore di sekolah yang bisa dilakukan oleh pihak klinik sekolah atau guru. b. Bagi Institusi Pendidikan dapat dijadikan untuk tambahan kepustakaan bagi mahasiswa mengenai terapi non farmakologis dengan teknik untuk mengatasi nyeri disminore. c. Bagi Remaja Remaja dapat mengaplikasikan Guided untuk mengatasi nyeri disminore. sehingga konsentrasi belajar tidak terganggu. d. Bagi Peneliti dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam memberikan tindakan selain untuk nyeri misalnya untuk penanganan stress. e. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian tentang dapat dijadikan bahan masukan bagi peneliti lain untuk pengembangan penelitian dengan menambah variabel lain. 6. REFERENSI Ali dan Asrori.(2014).. Jakarta : Bumi Aksara. Andarmoyo.(2013).. Yogayakarta: Ar-ruzz Media. Nyeri Haid. Jakarta : EGC Fatia, (2009).. http://www.kespro.com.&z2=1439800093 &z3=283c6b011e86632 Diakses tanggal 01 Desember 2015. Gagua, T. (2012). Primary Dysmenorrhea:. Departement og Gynecology and Obstetrics, Medical University aeti Tsibilisi, Georgia. Vol. 13. 162-8. Ganong, William, F.(2007). Reproduction in. In:DeCherney. Guyton.(2006). Jakarta : EGC. Hart, J. (2008).. Mary Ann Liebert, INC, 14(6), 295-299. Proverawati dan Misaroh. (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. Rakhma, Astrida. (2012).. 1-114. Rank. (2011).. http:// www.minddisorders.com diakses pada tangal 03 Desember 2015. Ratnasari, Ratna, Judha. (2012). Pada Pasien Post Operasi Fraktur Di RSUD. http://journal. respati.ac.id/index.php/medika/article/ 66

view/21 diakses pada tanggal 20 Januari 2016. Rejeki. (2009).. http://drhandri.wordpress.com/2008/05/14/ kesehatan-reproduksi-remaja diakses pada tanggal 01 November 2015. Saryono. (2008).. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Saryono.(2009). Sindrom Pramenstruasi. Pustaka Pembangunan Nusantara : Jakarta. Simanjuntak, Pandapotan.(2008).. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Smeltzer, S.C & Bare, B.G.(2002).. Jakarta : EGC. Sukarni dan Margareth.(2013).. Yogyakarta: Nuha Medika. -oo0oo- 67