BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karna pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurakan ke sektor-sektor produktif. Apabila pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka dana pembangunan yang bersumber dari luar negeri makin lama makin dikurangi. 1 Langah awal perkembangan pasar modal syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya reksa dana syariah pada 25 Juni 1997, diikuti dengan diterbitnya obligasi syariah pada akhir 2002. Kemudian diikuti pula dengan hadirnya Jakarta Islamic Index (JII) pada Juli 2000. Instrument-instrument investasi syariah tersebut kemudian mengalami perkembangan sejalan dengan maraknya pertumbuhan bank-bank nasional yang membuka window syariah. Momentum perkembangan pasar modal berbasis syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1997, yakni dengan diluncurkannya danareksa syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT Danareksa Investment Management, selanjutnya Bursa Efek Jakarta (kini telah bergabung dengan bursa efek Surabaya, 1 Anoraga Pandji dan Piji Parakti, Pengantar Pasar Modal, (Semarang: Rineka, Cipta, 2001) cetakan ketiga, hal:1 1
2 menjadi Bursa Efek Indonesia) bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Indeks (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. 2 Stabilitas mata uang merupakan persoalan yang penting untuk mendorong kegiatan ekonomi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan stabilisasi nilai tukar mata uang terkait dengan sistem devisa yang diterapkan pada suatu perekonomian. Karakteristik struktur perekonomian yang kemudian akan menentukan pemilihan sistem nilai tukar meliputi beberapa hal yaitu ukuran perekonomian artinya bahwa semakin besar kapasitas perekonomian suatu negara maka semakin besar perekonomian tersebut untuk menerapkan sistem nilai tukar fleksibel. Pemilihan sistem nilai tukar juga menyangkut aspek sumber gangguan baik dari sektor moneter maupun dari sektor riil. Semakin besar kemungkinan gangguan pada sektor riil menunjukkan semakin relevan penerapan sistem nilai tukar fleksibel. Sedangkan jika gangguan dari sektor moneter lebih dominan menunjukkan bahwa penerapan sistem nilai tukar yang relevan adalah sistem nilai tukar tetap. 3 Nilai kurs rupiah terhadap dollar AS menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi pergerakan indeks saham di pasar modal indonesia. Kestabilan pergerakan nilai kurs menjadi sangat penting terlebih bagi 2 Sutedi Adrian, Pasar Modal Syariah (Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah), ( Jakarta: Sinar Grafika, 2011), cetakan oertama, hal: 62-63 3 Yuliadi Imamudin, Ekonomi Moneter, (Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2008), cet ke I, hal:86
3 perusahaan yang aktif dalam kegiatan ekspor impor yang tidak dapat terlepas dari penggunaan mata uang asing yaitu dollar Amerika Serikat sebagai alat transaksi atau mata uang yang sering digunakan dalam perdagangan. Fluktuasi nilai kurs yang tidak terkendali dapat mempengaruhi kinerja perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Pada saat nilai rupiah terdepresiasi dengan dollar Amerika Serikat, harga barang-barang impor menjadi lebih mahal, khususnya bagi perusahaan yang sebagian besar bahan bakunya menggunakan produkproduk impor. Peningkatan bahan-bahan impor tersebut secara otomatis akan meningkatkan biaya produksi dan pada akhirnya terindikasi berpengaruh pada penurunan tingkat keuntungan perusahaan, sehingga hal ini akan berdampak pula pada pergerakan harga saham perusahaan yang kemudian memacu melemahnya pergerakan indeks harga saham. 4 Bagi investor sendiri, depresiasi rupiah terhadap dollar menandakan bahwa prospek perekonomian Indonesia suram. Sebab depresiasi rupiah dapat terjadi apabila faktor fundamental perekonomian Indonesia tidaklah kuat, sehingga dolar Amerika akan menguat dan akan menurunkan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Jika pemerintah melakukan campur tangan langsung dalam bursa valuta asing dengan membeli valuta asing, transaksi semacam ini dibukukan dalam perkiraan neraca pembayaran sebagai kenaikan cadangan devisa resmi. Jika badan-badan resmi tidak mematok nilai tukar atau tidak 4 Septian Prima Rusbariandi, Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta islamic Index di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2005 Maret 2012, (Jurnal, Universitas Gunadarma, 2012) hal:3
4 melakukan campur tangan di bursa asing, maka nilai tukar ditentukan oleh kekuatan pasar bebas. 5 Laju inflasi merupakan fenomena ekonomi yang lazim terjadi pada suatu perekonomian. Inflasi akan menjadi suatu persoalan ekonomi yang serius manakala berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dan berada pada level yang tinggi. Pada perekonomian modern inflasi sangat bersifat inersial artinya bahwa gejala inflasi memang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gejala ekonomi tersebut sehingga disebut inflasi inersial. Gejala inflasi inersial bersifat tetap dan jangka panjang sehingga bisa diprediksikan. Namun inflasi inersial akan mengalami perubahan manakala timbul guncangan pada sisi permintaan agregat atau perubahan harga minyak dunia, pergesaran nilai tukar, kegagalan panen, dan sebagainya. 6 Masalah yang terus menerus mendapat perhatian pemerinah adalah masalah inflasi. Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar untuk dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah. 7 Berdasarkan penjelasan di atas penulis hendak melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi Saham Sektor Perkebunan Jakarta 5 Stephen M. Goldfeld, Lester V. Chandler, Ekonomi Uang dan Bank, (Jakarta, PT Gelora Aksara Pratama, Penerbit Erlangga,1990), hal: 549 6 Yuliadi Imamudin, Ekonomi Moneter,(Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2008), cetakan I, hal:74 7 Sukirno Sadono, 1994,Makroekonomi Teori Pengantar edisi ketiga, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994), hal:333
5 Islamic Index (JII), penulis membatasi variabel-variabel yang akan diteliti. Dengan variabel terikat Jakarta Islamic Index (JII) dan variabel bebasnya adalah kurs, Inflasi dengan judul penelitian: Pengaruh Kurs dan Inflasi Terhadap Index Saham Sektor Pertanian Tahun 2012-2016. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka dibuatlah rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh Kurs, terhadap Index Saham Sektor Pertanian Tahun 2012-2016? 2. Seberapa besar pengaruh inflasi terhadap, Index Saham Sektor Pertanian Tahun 2012-2016? C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini selain kurs, ada juga data inflasi yang mempengaruhi indeks saham. Data inflasi yang digunakan adalah inflasi nasional yang nilainya di ambil perbulan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Indeks Harga Saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah Index Saham Sektor Pertanian yang nilainya di ambil dari idx.id dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kurs berpengaruh terhadap Index Saham Sektor Pertanian Tahun 2012-2016. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Inflasi berpengaruh terhadap Index Saham Sektor Pertanian Tahun 2012-2016.
6 E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dibagi kedalam dua lingkup kegunaan yaitu kegunaan secara akademik dan kegunaan bagi para investor. 1. Kegunaan Secara Akademik Diharapkan studi ini dapat memberikan kontribusii lmiah terhadap perkembangan Ekonomi Islam secara umum. 2. Kegunaan Bagi Para Investor Diharapkan studi ini dapat memberikan gambaran dan memberikan manfaat dalam rangka pengambilan keputusan untuk para investor dalam menganalisa pergerakan saham sebelum melakukan investasi. F. Sistematika Penulisan Penelitian ini akan disusun dengan penyajian sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, studi literatur dan sistematika pembahasan. Bab II : Landasan Teori Dalam bab ini penulis mengemukakan teori-teori yang berkenaan dengan judul. Bab III : Metodologi Penelitian Dalam bab ini penulis menjelaskan metode yang dipakai dalam melakukan penelitian yaitu dengan menggunakan analisis Vektor Auto Regresive (VAR). Yang mencakup metodelogi penelitian,
7 sumber data, metode pengumpulan data, model penelitian, teknik analisis data: metode analisis deskriptif, uji stasioneritas, uji lag length, uji causalitas granger, estimasi VAR, analisis Impulse Response Function (IRF), dan variance decomposition. Bab IV : Pembahasan Penelitian Pada bab ini akan dianalisa terhadap data-data yang ada serta konsep-konsep yang ditemukan dari analisis data tersebut. Bab V : Penutup Dalam bab ini penulis mengambil kesimpulan sebagai penutup skripsi sehingga pembaca dapat melihat inti dari isi skripsi ini. Dalam bab ini juga diberi saran penting berdasarkan pada penelitian yang dilakukan untuk pihak terkait.