Perencanaan Keuangan Jangka Panjang dan Pertumbuhan Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang dan Pertumbuhan Perusahaan

Manajemen Keuangan. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang dan Pertumbuhan Perusahaan. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.Ak. Modul ke: Fakultas EKONOMI

PERENCANAAN & PERAMALAN KEUANGAN

Manajemen Keuangan. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

ANALISIS RASIO KEUANGAN, ANALISA DUPONT, ANALISA MVA DAN EVA

Manajemen Keuangan. Perencanaan keuangan Model- model perencanaan keuangan Pendekatan persentase penjualan Pendanaan dan pertumbuhan

FUTURE VALUE, PRESENT VALUE,KONSEP ANUITAS

Kas merupakan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi perusahaan.

Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN. Perencanaan keuangan. 4Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGAN PROFORMA NOVI PUJI LESTARI,S.E.,M.M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PERKULIAHAN. Manajemen Keuangan PERENCANAAN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK

Untuk itu analisis arus kas dipakai sebagai pelengkap analisis risiko dengan menggunakan analisis rasio.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Financial Statement Projection

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

METADATA INFORMASI DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Pengelolaan fungsi keuangan ini terkait pengelolaan modal. Modal kerja

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

Manajemen Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB VIII MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN, ANALISA DUPONT, ANALISA MVA DAN EVA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (investor), yaitu capital gain dan dividend. Kebijakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB 4 Analisis Ratio

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

Transkripsi:

MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 04 Perencanaan Keuangan Jangka Panjang dan Pertumbuhan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajmen S1 www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE

DEFINISI dari ahli Perencanaan keuangan terdiri dari rencana investasi perusahaan dan rencana pendanaan. Segera sesudah kita mengetahui rencana investasi perusahaan, kita perlu mengetahui kapan pendanaan dibutuhkan dan darimana dana tersebut berasal. Manajer melakukannya dengan membuat anggaran (budget), yang berarti rencana investasi dan rencana pendanaan yang di wujudkan dalam bentuk mata uang. Budget atau anggaran dapat menampilkan rencana investasi dan rencana pendanaan secara rinci seperti apa yang dilakukan terhadap kas yang melebihi kebutuhan kas minimum harian perusahaan, atau dapat merefleksikan secara luas pernyataan tentang strategi bisnis perusahaan selama beberapa dekade berikutnya. (Fabozzi dan peterson 2003:938).

Menurut Arthur, J. Keown, David F. Scott Jr, Jhon D. Martin, J. William Petty (2001:678) setiap usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam arus kas, yaitu: Arus kas keluar netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan untuk investasi baru. Arus kas masuk netto (Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang sering disebut Net cash proceeds Adapun serangkaian skenario masa depan tersebut biasanya dibagi dalam 3 (tiga) kondisi: Kondisi Terburuk ( Worst Condition) : Kondisi ini merupakan kondisi yang diperkirakan terjadi ketika situasi perusahaan dan perekonomian sedang berada dalam situasi yang sulit sehingga angka-angka yang dipakai dalam perencanaan adalah angka-angka yang pesimistis. Kondisi Normal (Normal Condition): Kondisi ini merupakan kondisi dimana dianggap situasi perusahaan dan perekonomian yang biasa terjadi dan berjalan seperti sebelumnya. Kondisi Terbaik ( Best Condition): Kondisi ini merupakan kondisi ketika situasi perusahaan atau perekonomian sedang berada dalam situasi terbaiknya sehingga angka angka yang dipakai dalam perencanaan adalah angka angka yang optimistik.

Bertisch (1994) mengatakan bahwa : Financial Planning can be defined as the careful preparation and coordination of plans necessary to prepare for future financial needs and goals. It is not investment analisys. It involves mapping strategies to achieve your defined goals. Jadi dengan kata lain, perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memperkirakan posisi dan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang (bisa jangka panjang ataupun jangka pendek).

Pengeluaran Modal (Modal Expenditure) Arus kas keluar netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan untuk investasi baru. Arus kas masuk netto (Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang sering disebut Net cash

Fungsi Perancangan Keuangan Perencanaan keuangan jangka pendek, berfungsi menjaga tingkat liquiditas perusahaan, oleh karena itu yang perlu dipersiapkan saat merancang keuangan jangka pendek adalah membuat anggaran kas. Perancangan keuangan jangka panjang, berfungsi untuk mempertahankan eksistensi perusahaan, oleh karena itu langkah yang perlu dipersiapkan adalah menyusun strategi perusahaan, dan mengikuti visi misi perusahaan.

Model presentase penjualan Adalah suatu model yang sering menggunakan dasar pemikiran bahwa perusahaan tentunya memerlukan dana yang makin besar jika akivitasnya meningkat. Ukuran aktivitas ini adalah penjualan. Asumsi > bahwa rekening-rekening yang berubah sesuai dengan penjualan, diasumsikan proporsinya tetap tidak berubah. Untuk menggunakan model tersebut diperlukan : Identifikasi rekening-rekening yang berubah apabila penjualan berubah. Kebijakan keuangan yang dianut oleh perusahaan.

MODEL LAINNYA Kritik yang diberikan pada metode presentase penjualan adalah bahwa rekening-rekening diasumsikan berubah secara proporsional dengan pejualan. Umumnya diakui bahwa jika penjualan meningkat, suatu aktiva tentunya meningkat. Masalahnya adalah bahwa peningkatan tersebut bisa saja tidak proporsional. Misalnya, bisa saja dirumuskan bahwa hubungan antara suatu aktiva (missal persediaan) dengan penjualan dinyatakan : Y=20 + 0,04X Y : Nilai persediaan dan X : Penjualan.

MODEL SEDERHANA DARI PERENCANAAN KEUANGAN Adapun sebuah contoh dari model sederhana perencanaan keuangan sebagai berikut : PT. Campur Laporan Keuangan Laporan Rugi Laba Penjuala Neraca n Rp.1000 Aset Rp. 500 Hutang Rp.250 Biaya 800 Modal Sendiri Rp.250 Laba bersih Rp.200 Total Rp.500 Total Rp.500 Perencanaan keuangan PT.Campur berasumsi bahwa semua variabel terikat pada penjualan dan hubungan yang sekarang adalah optimal. Artinya semua item akan berkembang dengan persentase yang sama dengan penjualan. Misalkan penjualan meningkat 20 persen dari Rp.1000 menjadi Rp.1200. Perencana juga akan meramalkan bahwa terdapat peningkatan biaya sebesar 20 persen, dari Rp. 800 menjadi Rp.800X1,2=Rp.960.

Laporan Pro forma akan menjadi: Pro Forma Laporan Laba Rugi Penjualan Rp. 1200 Biaya 960 Laba bersih Rp. 240 Asumsi bahwa seluruh variabel akan meningkat sebesar 20 persen, membuat kita juga dapat membuat neraca pro forma.

Pro Forma Neraca Aset Rp.600(+100) Hutang Rp. 300(+50) Modal Sendiri 300(+50) Total Rp.600(+100) Total Rp.600 (+100) Sekarang kita harus merekonsiliasi kedua pro forma. Contohnya dapatkah Laba bersih sama dengan Rp.240 dan Modal Sendiri meningkat hanya Rp.50? Jawabannya adalah bahwa PT.Campur harus membayar perbedaan sebesar Rp.240-Rp.50=Rp.190,kemungkinan sebagai dividen. Dalam kasus ini dividen adalah plug variable.

Misalkan PT.Campur tidak membayar Rp.190 tersebut. Dalam kasus ini, tambahan ke Laba ditahan adalah sejumlah Rp.240. Pos Modal Sendiri PT.Campur akan bertambah menjadi Rp.490(Rp.250 sebagai starting income+rp.240 sebagai net income), dan hutang harus dilunasi untuk menjaga jumlah asset tetap Rp.600. Dengan Rp.600 di total Aset and Rp.490 di Modal Sendiri, maka Hutang harus Rp.600-Rp.490=Rp.190. Karena saldo awal Hutang adalah Rp.250, maka PT.Campur harus melunasi hutang sebesar Rp.250- Rp.110=Rp.140. Maka neraca pro forma akan menjadi: Pro Forma Neraca Aset $600(+100) Hutang $ 110(-140) Modal Sendiri 490(+240) Total $600(+100) Total $600 (+100)

Dalam kasus ini, Hutang adalah plug variable yang digunakan untuk menyeimbangkan proyeksi total aset dan Kewajiban. Contoh ini menunjukkan interaksi diantara pertumbuhan penjualan dan kebijakan keuangan. Ketika penjualan meningkat, total aset juga meningkat. Hal ini terjadi karena perusahaan harus berinvestasi pada modal kerja bersih (net working capital) dan Aset tetap (fixed asset) untuk mendukung tingkat penjualan yang lebih tinggi. Karena Aset berkembang, total Modal Sendiri dan Kewajiban (Hutang) juga akan berkembang.

KONDISI PERENCANAAN KEUANGAN Kondisi buruk : Kondisi buruk dalam dunia bisnis bisa dipengaruhi oleh berbagai sebab, seperti resesi ekonomi, krisis moneter, peperangan dan lain sebagainya. Dalam kondisi buruk ini suatu rencana bisnis harus dibuatkan asumsi-asumsi dalam rangka mengantisipasi jika kondisi seperti itu akan terjadi di kemudian hari. Kondisi normal dan biasa : Pada kondisi normal suatu perusahaan diminta membuat suatu rencana dengan menempatkan asumsi-asumsi yang akan terjadi dalam kondisi normal. Namun tetap dengan menempatkan analisa kehati-hatian yang mendalam jika suatu saat terjadi kondisi yang buruk. Kondisi baik dan bertumbuh : Pada kondisi ini dunia bisnis berkembang dengan baik, karena setiap perencanaan bisnis dapat dijalankan dengan baik. Pada konteks ini Stephen A. Ross, dkk., mengatakan, Masingmasing divisi akan diminta untuk membuat kasus berdasarkan asumsiasumsi yang optimis. Kasus ini data melibatkan produk-produk dan ekspansi baru dan kemudian akan merinci pada pendanaan yang dibutuhkan untuk mendanai eksapansi tersebut

PENDEKATAN PRESENTASE PENJUALAN Metode Persentase Penjualan adalah metode untuk mengembangkan laporan laba rugi proforma yang menyatakan harga pokok penjualan, biaya operasi dan biaya bunga sebagai presentase dari penjualan yang sudah di proyeksikan (Sundjaja dan Barlian, 2003:173). Rumus untuk menentukan persentase taksiran piutang tak tertagih, sebagai berikut : Total Piutang tak tertagih periode tertentu Taksiran penghapusan piutang = X 100% Total penjualan periode tertentu Pencatatan jurnal taksiran piutang tak tertagih sebagai berikut : 31\12\2008 Kerugian Penghapusan Piutang Rp. xxx Cadangan Penghapusan Piutang Rp. xxx

Laporan Laba Rugi (The Income Statement) PT.HaLe telah memproyeksikan 25% peningkatan dalam Penjualan untuk tahun yang akan datang, jadi mengantisipasi penjualan sejumlah Rp.1000 x 1.25 = Rp.1250. Untuk menghasilkan pro forma laporan Rugi Laba, kita asumsikan bahwa total biaya akan terus berjalan pada level (Rp.800/1000 )= 80% dari penjualan. Dengan asumsi ini, pro forma laoran Rugi Laba PT.HaLe ditampilkan pada tabel 4.2. Konsekwensi dari mengasumsikan bahwa biaya itu memiliki persentase yang konstan dengan Penjualan adalah profit margin itu akan konstan. Untuk memeriksanya,profit marginnya Rp.132/1000 = 13.2%. Di pro forma milik PT.HaLe, profit marginnya Rp.165/1250 = 13.2%, jadi itu tidak berubah. Selanjutnya, kita butuh memproyeksikan pembayaran dividen. Jumlahnya tergantung pihak manajemen PT.HaLe. Kita akan mengasumsikan PT.HaLe memiliki kebijakan untuk membayar dividen secara tunai. PT.HaLe Laporan Laba Rugi Penjualan Rp. 1,000 Biaya-biaya Rp. 800 Laba kena pajak Rp. 200 Pajak (34%) Rp. 68 Laba bersih Rp. 132 Rp. Dividend 44 Rp. Tambahan Laba ditahan 88 PT.HaLe Laporan Laba Rugi Pro Forma Penjualan(proyeksi) Rp. 1,250 Costs (80% dari penjualan) Rp. 1,000 Laba kena pajak Rp. 250 Pajak (34%) Rp. 85 Laba bersih Rp. 165

Untuk sebagian besar dari tahun sekarang, dividend payout ratio adalah : Dividend payout ratio = Cash Dividens/Net Income = Rp.44/132 = 33 1/3% Kita juga dapat menghitung ratio dari tambahan laba ditahan terhadap laba bersih : Tambahan Laba ditahan/laba ditahan = Rp.88/132 = 66 2/3% Ratio ini biasa disebut dengan retention ratio atau plowback ratio, dan itu sama dengan 1 dikurangi dengan dividend payout ratio, karena sisa yang tidak dibayarkan menjadi laba yang ditahan. Dengan asumsi bahwa payout ratio konstan, berikut ini adalah proyeksi dividen dan tambahan pada Laba yang ditahan: Proyeksi dividen untuk pemegang saham= Rp.165X1/3 = Rp. 55 Proyeksi tambahan Laba yang ditahan =Rp.165X2/3 =Rp.110 =Rp.165

Neraca ( The Neraca) Untuk menghasilkan pro forma Neraca, dimulai dengan statements yang paling baru. Dalam neracadi asumsikan bahwa beberapa pos atau akunnya dapat mempengaruhi penjualan dan juga ada yang tidak. Untuk pos atau akun yang memliki hubungan dengan penjualan, dinyatakan persentase penjualan pada tahun yang baru saja telah selesai.ketika sebuah pos tersebut tidak mempengaruhi penjualan secara langsung, dituliskan n/a (not applicable). PT. HaLe Neraca Aset Kewajiban dan Ekuitas Rp Persentase Rp Persentase (juta) terhadap (juta) terhadap Penjualan Penjualan Aset lancar Kewajiban lancar Kas 160 16 Utang dagang 300 30% Piutang dagang 440 44 Wesel bayar 100 n/a Persediaan 600 60 Total 400 n/a Total 1200 120 Utang jangka panjang 800 Aset tetap Ekuitas pemegang saham Pabrik dan Peralatan bersih 1800 180 Saham biasa dan modal disetor 800 n/a Saldo laba ditahan 1000 n/a Total 1800 n/a Total Aset 3000 300% Total kewajiban dan ekuitas pemilik 3000 n/a

Untuk contoh, pada bagian aset, maka persediaan sama dengan 60% dari Penjualan (Rp.600/1000) untuk akhir tahun. Kita asumsikan persentase diaplikasikan untuk tahun yang akan datang, jadi setiap peningkatan Rp.1,- dalam penjualan, persaediaan akan naik sebesar Rp.60. Ratio dari total assets kepada penjualan untuk akhir tahun adalah Rp.3000/1000 = 3, atau 300%. Ratio dari total assets kepada penjualan itu disebut sebagai capital intensity ratio.itu memberitahukan bahwa jumlah asset yang dibutuhkan untuk menghasilkan Rp.1 pada penjualan. Jadi semakin tinggi ratio nya, semakin tinggi capital intensity dalam suatu perusahaan.

Selanjutnya disusunlah neraca pro forma untuk PT.HaLe. Lakukan dengan menggunakan persentase-persentase yang dihitung guna menghitung jumlah yang diproyeksikan. Perlu diperhatikan, untuk pos-pos yang tidak bergerak langsung mengikuti penjualan, sumsi awalnya tidak ada perubahan dan hanya menulis saldo aslinya. Dari neraca diatas bahwa aset diproyeksikan naik sebesar Rp.750. Tetapi tanpa pendanaan tambahan, kewajiban dan ekuitas (modal sendiri) hanya mengalami kenaikan Rp.185 sehingga terjadi kekurangan sebesar Rp.750-185= Rp 565. Ini disebut kebutuhan pendanaan eksternal (EFN= External Financing Needed) PT. HaLe Neraca Pro Forma Parsial Aset Kewajiban dan Ekuitas Tahun ini Perubahan Tahun ini Perubahan Rp dari Tahun Rp dari Tahun (Juta) lalu (JutaRp) (juta) lalu ( Juta Rp) Aset lancar Kewajiban lancar Kas 200 40 Utang dagang 375 75 Piutang dagang 550 110 Wesel bayar 100 0 Persediaan 750 150 Total 475 75 Total 1500 300 Utang jangka panjang 800 0 Aset tetap Ekuitas pemegang saham Pabrik dan Peralatan bersih 2250 450 Saham biasa dan modal disetor 800 0 Saldo laba ditahan 1110 110 Total 1910 110 Total Aset 3750 750 Total kewajiban dan ekuitas pemilik 3185 185 Kebutuhan pendanaan eksternal 565 565

Skenario Khusus (a Particular Scenario) Misalnya PT.HaLe memutuskan untuk meminjam dana yang butuhkan, dalam kasus ini perusahaan dapat memilih untuk meminjam sebagian pinjaman jangka panjang dan sebagian lagi pinjaman jangka pendek. Contohnya, aset lancar (current asset ) bertambah Rp.300 dimana current kewajiban (liabilities) hanya bertambah Rp.75. PT.HaLe juga dapat meminjam Rp.300- Rp.75=Rp.225 sebagai pinjaman jangka pendek. Dengan Rp.565 yang dibutuhkan maka sisa Rp.565-Rp.225= Rp.340 bisa didapatkan dengan pinjaman jangka panjang. PT. HaLe Neraca Pro Forma Aset Kewajiban dan Ekuitas Tahun ini Perubahan Tahun ini Perubahan Rp dari Tahun Rp dari Tahun (juta) lalu ( Juta Rp) (Juta) lalu ( JutaRp) Aset lancar Kewajiban lancar Kas 200 40 Utang dagang 375 75 Piutang dagang 550 110 Wesel bayar 325 225 Persediaan 750 150 Total 700 300 Total 1500 300 Utang jangka panjang 1140 340 Aset tetap Ekuitas pemegang saham Pabrik dan Peralatan bersih 2250 450 Saham biasa dan modal disetor 800 0 Saldo laba ditahan 1110 110 Total 1910 110 Total Aset 3750 750 Total kewajiban dan ekuitas pemilik 3750 750

Skenario Alternatif (an Alternative Scenario) Jika kita mengasumsikan bahwa PT.HaLe beroperasi pada 70% dari keseluruhan kapasitas, maka kebutuhan dana eksternal akan sedikit berbeda. Ketika dikatatakan 70 persen dari kapasitas, hal ini bermaksud bahwa level penjualan saat ini 70 persen dari keseluruhan kapasitas Penjualan saat ini: Rp.1000 = 70 X Kapasitas penuh Penjualan dengan kapasitas penuh: Rp.1000/70 = Rp.1429 Ini memberitahukan bahwa penjualan naik hampir 43 persen dari Rp.1000 menjadi Rp.1429 sebelum sedikitpun aset tetap dibutuhkan. Pada skenario sebelumnya, diasumsikan bahwa penambahan aset tetaprp.450 sangat dibutuhkan. Sedangkan di skenario yang sekarang, tidak ada aset tetap yang dibutuhkan karena penjualan hanya diproyeksikan hanya menjadi Rp.1250 yang mana kurang dari Rp.1429 sebagai level kapasitas penuh. Hasilnya, estimasi awal sebesar Rp.565 pada dana eksternal dinilai terlalu tinggi. Kita berasumsi bahwa Rp.450 pada aset tetap baru dibutuhkan. Padahal tidak ada penggunaan dari aset baru tetap dibutuhkan. Sehingga bila beroperasi pada 70 persen kapasitas, maka hanya memerlukan Rp.115 (Rp.565- Rp.450) pada dana eksternal.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERTUMBUHAN Margin laba yang menunjukkan efisiensi dalam operasi perusahaan Perputaran aset yang menunjukkan efisiensi penggunaan asset Penggunaan dana pinjaman (financial leverage) yang menunjukkan rasio utang yang optimal Kebijakan dividen yakni seberapa besar laba yang diberikan kepada pemegang saham dibanding dengan yang ditahan / diinvestasikan kembali dalam perusahaan.

TINGKAT PERTUMBUHAN DAN PENDANAAN EKSTERNAL Tingkat Pertumbuhan Internal (Internal growth rate) Merupakan tingkat pertumbuhan dimana perusahaan dapat membiayai kenaikan asetnya dengan menggunakan laba ditahan sebagai satu-satunya sumber dana alias perusahaan sama sekali tidak menggunakan dana dari luar b x ROA Internal Growth Rate = ------------------ 1 (b x ROA) ROA = return on assets = laba bersih / total asset b = laba ditahan / laba bersih

Tingkat Pertumbuhan Berkelanjutan (Sustainable growth rate) Konsep sustainable growth rate pertama kali diperkenalkan oleh Robert C Higgins (1977,1983) dan J.C Van Horne. Sustainable growth rate (SGR) merupakan konsep dalam managemen keuangan yang dapat digunakan sebagai alat analisa kinerja keuangan, perencanaan serta pengendalian. Sustainable growth rate (SGR) berarti sebuah kemungkinan dan tingkat pertumbuhan penjualan maksimum yang dapat diperoleh ketika perusahaan mempertahankan rasio keuangannya, yaitu struktur modal, kebijakan deviden dan efisiensi operasi dimana profit margin dan asset turn over tetap dan tidak merencanakan menerbitkan sahan baru (Yushan Cao 2005). b x ROE Sustainable Growth Rate = ------------------ ROE b 1 (b x ROE) = return on equity > laba bersih / total ekuitas = laba yang ditahan / laba bersih

PERENCANAAN KEUANGAN DAN PERENCANAAN STRATEGIS Pertumbuhan agresif. Strategi ini beratri perusahaan akan mencoba merebut pangsa pasar para pesaing, akibatnya perusahaan akan memerlukan dana dari luar perusahaan dalam jumlah yang cukup besar. Pertumbuhan moderat. Strategi ini berati bahwa pertumbuhan penjualan disebabkan karena pertumbuhan permintaan dalam industri yang bersangkutan. Tidak ada upaya untuk merebut pangsa pasar pesaing, pertumbuhan diharapkan dapat dibiayai dari hasil operasi perusahaan (dana internal). Memperkecil bisnis yang dilakukan. Apabila produk yang dihasilkan diperkirakan sedang berada dalam tahap akhir kedewasaan, maka perusahaan mungkin memutuskan untuk bersiap-siap menambah dan/atau beralih kebisnis yang lain. Dana dari bisnis saat ini akan diinvestasikan kebisnis lain.