BAB I PENDAHULUAN. 1991: 3 dalam Sobariah, 2008: 2). Hal ini bisa disebabkan oleh kekeliruan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Liestia Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ema Rosalita, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARATIF PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH I SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Debby Agita Viantiputri,2014

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis di

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran wajib bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4)

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Sutiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan alam yaitu dengan cara mencari tahu tentang alam secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. ukuran yang berbeda untuk unit observasi atau individu yang berbeda (Wirartha,

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam ranah

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari pembangunan manusia yang mendiami negara itu sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekarang. Tidak hanya dijadikan sebagai perantara informasi dan komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Kewarganegaraan (PKn). Menggunakan pola mengajar yang relevan bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Keterampilan menulis puisi wajib dikuasai oleh siswa, hal ini bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis atau mengarang bukanlah hal yang menarik bagi sebagian besar siswa. Salah satu faktor penyebab siswa kurang menyukai pembelajaran menulis adalah karena siswa sendiri merasakan pembelajaran menulis khususnya mengarang sebagai beban belaka dan sesuatu yang kurang menarik (Tarigan, 1991: 3 dalam Sobariah, 2008: 2). Hal ini bisa disebabkan oleh kekeliruan pemahaman esensi konsep menulis, pengalamannya di sekolah dalam belajar menulis mungkin tidak menyenangkan (Suparno dan Yunus, 2006: 1). Menurut Tarigan (1982: 9), keterampilan menulis itu tidak datang dengan sendirinya. Keterampilan menulis menuntut latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogram. Oleh karena itu, latihan menulis secara intensif sangat diperlukan sebab menulis merupakan suatu proses. Untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran menulis atau mengarang, alangkah baiknya jika guru menggunakan media karena pada kenyataannya penggunaan media pembelajaran masih jarang dimanfaatkan oleh guru. Padahal, penggunaan media sangat digemari oleh para siswa. Penulis melirik hal ini untuk dijadikan sebuah perbaikan cara belajar siswa. Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran,

2 aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, dan cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar (Gie, 1984; dalam Mappeasse, 2009: 1). Dewasa ini siswa-siswa lebih senang menonton televisi jika dibandingkan membaca. Misalnya, mereka lebih senang menonton berita di televisi daripada membaca koran. Berdasarkan pengamatan penulis, 75% anak dalam satu kelas lebih memilih menonton daripada membaca. Pada intinya mereka lebih tertarik terhadap sesuatu yang bersifat audiovisual. Alasan lain adalah karena siswa sudah terbiasa menyaksikan film televisi. Ini dapat dijadikan alasan untuk memanfaatkan media film televisi dalam memengaruhi cara belajar mereka sehingga mereka tertarik untuk mengikuti pelajaran. Kemungkinan juga hal ini disebabkan oleh kejenuhan mereka dengan metode belajar yang itu-itu saja. Artinya, mereka jenuh dengan pola pengajaran guru yang tradisional dan sifatnya monoton dengan cara teori kemudian penugasan. Di sinilah tugas penulis sebagai calon guru untuk mencari tahu bagaimana cara agar mereka menyukai pelajaran. Penulis memilih film Si Bolang TRANS7 sebagai media dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Si Bolang dipilih karena merupakan salah satu film yang cukup diminati oleh pengguna televisi di Indonesia. Sementara itu, Si Bolang juga merupakan contoh konkret dari karangan deskripsi dalam bentuk audiovisual. Penulis menyebut Si Bolang merupakan

3 contoh konkret karena menyuguhkan pendeskripsian objek dengan pemilihan kata yang tepat, kesesuaian dengan tema, alur yang logis, teknik penceritaan atau pengimajinasian objek yang menarik, dan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Dengan menggunakan audiovisual, siswa akan lebih mudah memahami jika dibandingkan hanya dengan memberi teori yang mereka anggap sudah membosankan. Jadi, ada baiknya jika dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, penulis menggunakan media film Si Bolang dari sumber stasiun televisi TRANS7. Penulis akan mengutip dua episode film Si Bolang tersebut untuk melakukan eksperimen di kelas. Penulis berharap semoga siswa-siswa merasa tertarik dan lebih mudah memahami pelajaran yang akan penulis sajikan nanti supaya pembelajaran menulis karangan deskripsi ini pun berhasil sesuai harapan. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Pada bagian ini akan dijelaskan masalah yang menjadi fokus penelitian. Penjelasan tersebut meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah. 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil dari pengamatan, penulis menemukan rendahnya ketertarikan siswa dalam menulis dan pembelajaran menulis karangan deskripsi

4 masih bersifat konvensional. Pembelajaran hanya sekedar menyampaikan materi tentang menulis seperti definisi kata deskripsi yang harus dihafal oleh siswa kemudian diberikan contoh tulisan deskripsi. Setelah itu, siswa dituntut untuk mampu menulis karangan deskripsi. Hal tersebut dirasa terlalu memberatkan siswa yang belum begitu memahami materi. Pembelajaran menulis karangan deskripsi masih banyak dijejali berbagai teori tentang serta cara penulisannya dengan aplikasi yang sangat terbatas. Akibatnya, siswa tidak terlatih untuk berkreasi menulis karangan deskripsi. Lebih lanjut, keterampilan menulis siswa tidak terkembangkan dengan baik. Pembelajaran menulis karangan deskripsi yang berorientasi pada teori tanpa inovasi menjadikan siswa merasa jenuh dan bosan pada pembelajaran menulis. Pembelajaran karangan deskripsi memerlukan suatu cara yang berbeda dalam proses pembelajaran. Untuk itulah, penulis memilih film Si Bolang sebagai media audiovisual untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana kemampuan siswa VII SMP Kartika XIX-2 dalam menulis karangan deskripsi sebelum menggunakan film Si Bolang? 2) Bagaimana kemampuan siswa VII SMP Kartika XIX-2 dalam menulis karangan deskripsi setelah menggunakan film Si Bolang?

5 3) Apakah perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi sebelum dan sesudah menggunakan media film Si Bolang pada siswa VII SMP Kartika XIX-2? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai ialah untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut: 1) kemampuan menulis karangan deskripsi sebelum menggunakan film Si Bolang ; 2) kemampuan menulis karangan deskripsi sesudah menggunakan film Si Bolang ; 3) perbedaan kemampuan menulis karangan deskripsi sebelum dan sesudah menggunakan media film Si Bolang. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik teoretis maupun praktis. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kajian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang pembelajaran menulis karangan deskripsi.

6 2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan pribadi khususnya mengenai penggunaan media dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Selain itu, penelitian ini bisa menjadi rujukan untuk mengetahui sejauh apa pengaruh yang ditimbulkan oleh penerapan media tersebut terhadap minat siswa. Kemudian, penggunaan media film Si Bolang melatih penulis untuk menemukan dan menerapkan media yang inovatif dan kreatif dalam proses pembelajaran. 2) Bagi guru, penelitian ini dapat menambah referensi dalam penggunaan media untuk pembelajaran menulis karangan deskriptif. Hal ini sebagai upaya peningkatan kualitas hasil pengajaran. 3) Bagi siswa, siswa menyukai pelajaran menulis atau mengarang sehingga diharapkan adanya peningkatkan dalam kemampuan menulis, khususnya dalam menulis karangan deskripsi. 4) Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah wawasan dalam bidang penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi.

7 E. Struktur Organisasi Skripsi Dalam bagian ini dibahas urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi. Bab I yang merupakan pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Bab II berisi kajian pustaka yang meliputi kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Adapun dalam bab III dijelaskan metode penelitian. Bab ini berisi lokasi, populasi, sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, defenisi operasional, instrumen penelitian, dan analisis data. Dalam bab IV diuraikan hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini terdiri atas dua hal utama, yakni pengolahan data dan pembahasan atau analisis temuan. Sementara itu, bab V berisi kesimpulan dan saran. Dalam bab ini disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Saran atau rekomendasi ditulis setelah kesimpulan.