BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang merupakan bagian

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB III METODE PENELITIAN

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

Pemahaman atas pentingnya Manual Penyusunan RP4D Kabupaten menjadi pengantar dari Buku II - Manual Penyusunan RP4D, untuk memberikan pemahaman awal

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

DRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI

BAB IV ANALISIS STRUKTUR RUANG KOTA KECAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, bidang pariwisata pantai merupakan salah satu kegiatan atau hal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

CIREBON SHOPPING MALL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penerapan lean manufacturing dalam mengurangi pemborosan dengan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

ANALISIS PEMBANGUNAN SEKTOR PERUMAHAN TAHUN 2014

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1

DAERAH PELAYANAN SPAM I PUTU GUSTAVE SURYANTARA PARIARTHA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena permasalahan yang ada

Draft Laporan Akhir. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Desa Paningkiran GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-0

BAB III METODE PENELITIAN

D A F T A R I S I Halaman

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. karena kawasan ini merupakan pusat segala bentuk aktivitas masyarakat. Pusat

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Encyclopedia, 8 Oktober Artikel: Wikipedia Thre Free

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

BAB I P E N D A H U L U A N Latar Belakang RTRW Kabupaten Serdang Bedagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN LP3A TUGAS AKHIR 135 MONALISA SAPUTRI SARANA REKREASI & EDUKASI PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA JETAK 1

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU RIAU

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

BAB III METODE PENELITIAN

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

KAJIAN STRUKTUR RUANG KOTA TOMOHON

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA SETARA DENGAN ESELON I

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur ruang merupakan bagian dari organisasi keruangan sebuah kota dan mencirikan penggunaan lahan tertentu di kota (Bourne, 1971). Struktur ruang mempresentasikan ragam aktivitas yang dilakukan oleh manusia di perkotaan, semakin kompleks struktur ruang mencirikan aktivitas yang semakin bervariasi dan dinamis. Struktur kota akan selalu berubah seiring dengan pertumbuhan kota secara sosial-ekonomi, dan membentuk suatu organisasi keruangan tertentu yang merupakan representasi penggunaan ruang oleh manusia (Schnore, 1971). Struktur terbentuk berdasarkan persebaran kegiatan secara spasial (Schnore, 1971). Dalam konteks Indonesia struktur ruang terbentuk berdasarkan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai kegiatan pendukung sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional (UU No. 26/2007). Kabupaten Majalengka memiliki kecamatan dengan perkembangan kawasan cukup beragam salah satu contohnya adalah Kecamatan Jatitujuh. Kecamatan ini memiliki perkembangan kawasan yang cenderung lambat dengan area tumbuh hanya pada perkotaan saja. Perkembangan kota kecamatan ini berada di sepanjang jalan raya utama Jatitujuh. Struktur Kota ini mempunyai beberapa pusat kegiatan yang sudah berkembang maupun yang akan dikembangkan. Masing-masing pusat kegiatan utama tersebut memiliki karakteristik pemanfaatan ruang yang berbeda. Bentuk struktur Nucklei ini didasarkan pada keberadaan pertumbuhan beberapa aktivitas dengan lokasi yang berbeda-beda dan masingmasing memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap wilayah sekelilingnya. Pengembangan Kecamatan Jatitujuh akan mempengaruhi pengembangan wilayah lain yang berbatasan, antara lain Kabupaten Indramayu. Hal ini dikarenakan adanya perubahan tata guna lahan dapat berimplikasi pada perubahan baik secara sektoral maupun keseluruhan. Hal ini didasarkan pada keberadaan Kecamatan Jatitujuh sebagai hinterland Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Selain itu menurut Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka,

2 kecamatan ini merupakan bagian dari Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Internasional Jawa Barat. Kondisi ini dapat dilihat dari struktur ruang Kecamatan Jatitujuh agar tidak berdampak pada konflik kepentingan yang beragam. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini dilakukan agar dapat menganalisis struktur ruang kota Kecamatan Jatitujuh di Kabupaten Majalengka. Kajian ini menitikberatkan pada identifikasi Kecamatan Jatitujuh berdasarkan aspek struktur ruang. Dalam sudut pandang ilmu perencanaan wilayah dan kota, kajian mengenai analisis struktur ruang kota Kecamatan Jatitujuh di Kabupaten Majalengka penting untuk dibahas, karena struktur ruang mempengaruhi Kecamatan Jatitujuh serta konsep apa nantinya yang cocok untuk Kecamatan Jatitujuh ini. Hal tersebut juga didasarkan atas teori-teori yang dikumpulkan. 1.2 Rumusan Pesoalan Dalam penelitian ini, isu yang muncul dalam praktek perkembangan Kecamatan Jatitujuh di Kabupaten Majalengka merupakan dasar dalam mengidentifikasi profil Kecamatan Jatitujuh berdasarkan struktur ruang. Isu-isu tersebut dianggap representatif untuk menggambarkan profil Kecamatan Jatitujuh karena dapat menggambarkan bagaimana karakteristik kawasan berdasarkan struktur ruang. Perlu srtuktur ruang yang baik untuk dapat meningkatkan pelayanan Kecamatan Jatitujuh. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini terdapat beberapa pertanyaan penelitian untuk mengidentifikasi struktur ruang Kecamatan Jatitujuh antara lain : a) Bagaimana struktur ruang eksisting di Kecamatan Jatitujuh? b) Apa isu-isu yang terkait dengan struktur ruang Kecamatan Jatitujuh? c) Bagaimana konsep struktur ruang yang dibutuhkan di Kecamatan Jatitujuh? 1.3 Tujuan dan Sasaran Dari latar belakang serta rumusan persoalan yang telah dijelaskan maka tujuan dari penelitian yang berjudul Analisis Struktur Ruang Kota Kecamatan

3 yang dalam hal ini Kecamatan Jatitujuh adalah untuk menganalisis struktur ruang kota Kecamatan Jatitujuh. Sasaran yang ingin dicapai dalam tujuan tersebut adalah : 1. Mengidentifikasi struktur ruang eksisting Kecamatan Jatitujuh. 2. Mengidentifikasi isu-isu strategis yang menggambarkan struktur ruang Kecamatan Jatitujuh. 3. Merumuskan konsep struktur ruang terkait isu strategis yang telah dipilih dengan struktur ruang Kecamatan Jatitujuh. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari ruang lingkup wilayah studi dan ruang lingkup pembahasan. 1.4.1 Wilayah Studi Lingkup wilayah yang menjadi studi adalah Kecamatan Jatitujuh di Kabupaten Majalengka. Secara geografis Kecamatan Jatitujuh terletak di Sebelah Utara Kabupaten Majalengka. Luas Wilayah Kecamatan Jatitujuh adalah 73,66 Km² yang berarti Kecamatan Jatitujuh hanya sekitar 6,12 % dari luas Wilayah Kabupaten Majalengka (± 1.204,24 Km²). Batas Administrasi Kecamatan Jatitujuh, sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Kabupaten Indramayu : Kecamatan Dawuan : Kecamatan Kertajati : Kecamatan Ligung 1.4.2 Ruang Lingkup Pembahasan Dalam hal ini konsep yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah bagaimana struktur ruang yang ada di Kecamatan Jatitujuh.

4 Gambar 1.1 Peta Kabupaten Majalengka ANALISIS STRUKTUR RUANG KOTA KECAMATAN Studi Kasus : Kec. Jatitujuh kab. Majalengka PERENCANAAN WLAYAH DAN KOTA T EKNIK DAN ILMU KOMPUT ER UNIVESIT AS KOMPUT ER INDONESIA

5 1.5 Metodologi Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan metode dan pendekatan yang tepat agar dapat memperoleh data yang relevan serta pelaksanaan penelitian yang tepat. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian menggunakan beberapa teknik metode penelitian. Penelitian ini termasuk kedalam kategori penelitian deskriptif karena tujuan dari penelitian ini ialah melihat gambaran fisik, artinya substansi yang dibahas dalam penelitian ini didasarkan kepada karakteristik fisik yang dalam hal ini ialah aspek struktur ruang Kecamatan Jatitujuh. 1.5.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan survei data sekunder dan survei data primer. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi. Macam Teknik Observasi Wawancara Dokumentasi Gabungan Gambar 1.2 Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data a) Survei data primer terdiri dari observasi lapangan. Observasi lapangan untuk mengamati secara visual terhadap objek/persoalan dalam wilayah dimana observator langsung terlibat dalam menilai kondisi Kecamatan Jatitujuh. Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Sanafiah Faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi

6 berpartisipasi, observasi secara terang-terangan dan tersamar, dan observasi tak berstruktur. Wawancara untuk menggali informasi dari instansi terkait maupun para ahli terkait kebijakan struktur ruang Kecamatan Jatitujuh. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin menemukan permasalahan yang diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. b) Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya ketika didukung oleh sejarah objek, kondisi objek penelitian dan dapat didapatkan juga melalui dokumen-dukumen/literatur yang berkaitan dengan objek penelitian. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik yang telah ada. Triangulasi/gabungan Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Tabel 1.1 Data tentang jenis data primer & sekunder yang diperlukan No Jenis data Aspek Instansi/sumber 1 Data primer Survey: mengamati secara visual terhadap objek/persoalan dalam wilayah dimana observator langsung terlibat dalam menilai kondisi di Kecamatan Jatitujuh

7 No Jenis data Aspek Instansi/sumber Wawancara: ekspolorasi lebih rinci mengenai Instansi Terkait dan Masyarakat kebijakan-kebijakan yang terkait struktur ruang di Kecamatan Jatitujuh 2 Data Sekunder Kependudukan: penduduk berdasarkan jenis kelamin penduduk berdasarkan mata pencaharian penduduk berdasarkan umur Fisik tata ruang: guna lahan batas administrasi sistem pergerakan infrastruktur Kebijakan Pemerintah Teori, konsep, referensi mengenai struktur ruang BPS RDTR Kecamatan Jatitujuh Pemda Perpustakaan, internet 1.5.2 Metoda Analisis 1.5.2.1 Metode Penelitian Deskriptif Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran terhadap fenomenafenomena, menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan (Nazir, 1988:64). Dalam penelitian ini penulis merangkum dari beberapa teori maupun kebijakan terkait struktur ruang untuk dijadikan variabel penelitan yang dapat mewakili konsep struktur ruang. Berikut beberapa sumber kajian dari undang-undang dan pedoman serta dari beberapa ahli (Tabel 1.2). Dari hasil kajian tersebut diketahui terdapat 26 poin variabel unsur pembentuk ruang yang bersumber dari undang-undang, pedoman maupun beberapa ahli. Peneiliti merangkumnya menjadi beberapa variabel saja untuk dijadikan varibel dalam penelitian ini. Dari variabel-variabel pembentuk ruang tersebut peneliti simpulkan menjadi 5 variabel yang dijadikan batasan penenelitian ini. Variabel yang dipakai untuk konsep penyusunan struktur ruang yaitu distribusi penduduk, sistem tata guna lahan, sistem pusat pelayanan kegiatan, sistem jaringan pergerakan, dan sistem jaringan infrastruktur karena variabel

8 tersebut dapat mewakili dalam pembentukan struktur ruang perkotaan dalam penelitian ini. 1.5.2.2 Metode Analisis Proyeksi Prosentase rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah prioritas pertambahan penduduk rata-rata tiap tahun. Pertumbuhan penduduk wilayah perencanaan dihasilkan oleh berubahnya jumlah secara alamiah yaitu kelahiran dan kematian serta perubahan jumlah penduduk akibat migrasi (penduduk datang dan pergi). Dalam memperkirakan jmlah penduduk wilayah perencanaan selama 20 tahun yang akan datang digunakan metode proyeksi penduduk dengan meode bungan berganda. Dalam metode ini diperkirakan jumlah didasarkan atas adanya tingkat pertambahan penduduk pada tahun sebelumnya yang relatif berganda dengan sendirinya. Perhitungan proyeksi penduduk menurut metode bungan berganda dengan rumusan sebagai berikut : Pt + U = Pt ( 1 + R ) u Dimana : Pt : Jumlah penduduk di daerah yang diselidiki pada tahun t. Pt + U : Jumlah penduduk di daerah yang diselidiki pada tahun t+u. R : Tingkat (prosentase) pertambahan penduduk rata-rata setiap tahun (diperoleh dari data masa lalu).

9 No. Unsur Pembentuk Ruang Undang- Undang Penataan Ruang Pedoman Penyusunan RTR Kaw.Perkotaan Tabel 1.2 Variabel Penelitian Melville (1995) Anthony J.Catanese Sumber Patrick Geddes Doxiadis (1968) Nia K. Pontoh & Iwan Setiawan (2008) Kus Hadinoto (1970-an) 1. Penduduk 2. Perumahan 3. Jaringan Transportasi 4. Jaringan Energi & Kelistrikan 5. Jaringan Telekomunikasi 6. Jaringan Sumber Daya Air 7. Industri 8. Perdagangan dan Jasa 9. Pemerintahan 10. Pergudangan 11. Ruang Terbuka 12. Jaringan Persampahan 13. Pendidikan 14. Kesehatan 15. Peribadatan 16. Sarana Olahraga 17. Alam 18. Tata Guna Lahan 19. Lingkungan 20. Pelesatrian benda-benda bersejarah 21. Teknologi 22. Bangunan 23. Bangunan lain yang bukan gedung 24. Iklim 25. Vegetasi 26. Pariwisata Sumber: Hasil Analisis, 2012 Sinulingga (2005)

10 1.6 Kerangka Pemikiran Kebijakan Pemerintah Daerah terkait RTRW Kabupaten Majalengka Perkembangan perkotaan yang cukup lambat Teori-teori yang terkait dengan struktur ruang - Kecamatan Jatitujuh sebagai hinterland kawasan BIJB - Kecamatan Jatitujuh termasuk dalam KKOP BIJB - Kecamatan Jatitujuh memiliki lokasi yang strategias karena dilalui jalan alternatif Majalengka-Indramayu - Pusat pertumbuhan perkotaan di sepanjang jalan utama - Terdiri dari satu struktur pusat pelayanan Kependudukan Sistem Tata Guna Lahan Sistem Pusat Pelayanan Kegiatan Sistem Jaringan Pergerakan Sistem Jaringan Infrastruktur Konsep Struktur Ruang

11 1.7 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisikan mengenai Latar Belakang, Rumusan Persoalan, Maksud Tujuan dan Sasaran, Ruang Lingkup terdiri dari Ruang Lingkup Wilayah dan Ruang Lingkup Pembahasan, Metodologi Penelitian, Kerangka Pemikiran dan Sistematika Penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan mengenai definisi/teori struktur ruang dan kebijakan terkait struktur ruang yang terdiri dari Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Nasional, Kebijakan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Majalengka dan kebijakan lainnya. BAB 3 GAMBARAN UMUM Bab ini berisikan mengenai gambaran umum wilayah penelitian dalam hal ini Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. BAB 4 ANALISIS & PEMBAHASAN Bab ini berisikan mengenai sistematika analisis dan pembahasan. BAB 5 PENUTUP Bab ini berisikan mengenai kesimpulan, rekomendasi, saran untuk studi lanjutan dan kelemahan studi dari penelitian mengenai analisis struktur ruang kota kecamatan.