LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 9 TGL. 21 MEI 1992 SERI D NO. 7

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 2 TAHUN 1991 SERI D NO : 2 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DARRAH TINGKAT II YOGYAKARTA

Perda No. 5/1991 tentang Susunan Organisasi dan tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Dati II Magelang.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 7 TAHUN : 1992 SERI : D2

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG

Analisis retribusi pelayanan kesehatan sebagai salah satu bagian dari pendapatan asli daerah di kabupaten Sragen. Oleh: Vivi Ika Maruti BAB I

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BANYUWANGI

DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama. Dinas. Pasal 172

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT A. SEJARAH SINGKAT DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN

Evaluasi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah kab. Wonogiri (Tahun Anggaran 1999/2000, 2000/2001, dan 2002)

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

1 of 6 02/09/09 11:59

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 8 TGL. 17 MARET 1992 SERI D NO. 6

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 1999 SERI D NO. 10

BAB II DESKRIPSI UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. pemerintah pusat menyerahkan wewenang untuk melakukan pemungutan,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 1999 SERI D NO. 4

TUGAS, POKOK DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH KAB. SERDANG BEDAGAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tugas Pokok dan Fungsi

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR BADAN PENDAPATAN DAERAH Jl. Wr. Soepratman No. 9 Telp. (0342) B L I T A R

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 1999 SERI D NO. 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 1999 SERI D NO. 15

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB II STRUKTUR ORGANISASI DAN FUNGSI. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D NO. 11

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 89 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR : 3 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kuantan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 7 TAHUN 1997 SERI D NO. 7

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 23 TAHUN 1995 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PPK A. GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KABUPATEN SERDANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 39 TAHUN 1987 SERI : D

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 1995 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 4 TAHUN 1998 SERI D.4

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tugas Pokok dan Fungsi

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN. A. Sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah kota Medan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 22 TAHUN 1999 SERI D NO. 12

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 6 TAHUN 1997 SERI D NO. 6

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU

BAB II STRUKTUR ORGANISASI DAN FUNGSI. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN : 1999 NOMOR : 30 SERI : D NOMOR : 11

MEMUTUSKAN : Pasal I. Mengubah ketentuan Pasal 10 ayat (1) sehingga menjadi sebagai berikut: Pasal 10

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 22 TAHUN 1995 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1995 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1995 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 25 TAHUN 1995 TENTANG

BAB II STRUKTUR ORGANISASI DAN FUNGSI. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 1994 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II JAYAPURA,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI TUGAS AKHIR. A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 05 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN PASAR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR: 3 TAHUN 1982 (3/1982)

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 12 TAHUN : 1995 SERI : D NO : 8 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 1988 SERI : D

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 27 TAHUN 2005 TENTANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 9 TGL. 21 MEI 1992 SERI D NO. 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD.7/12/41-101 Tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II telah ditetapkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1980; b. bahwa dalam rangka lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna Dinas Pendapatan Daerah dalam pengelolaan Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan daerah lainnya telah dikeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1989 tanggal 15 Mei 1989 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dipandang perlu menetapkan kembali Peraturan Daerah baru tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga. : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah; 4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 Tahun 1977 tentang Pedoman Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah; 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1989 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II; - 1 -

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun 1990 tanggal 3 Mei 1990 tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya serta Pungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di 100 Kabupaten Daerah Tingkat II; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 75 tahun 1990 tentang Tipe Organisasi Dinas Pendapatan daerah Tingkat II di 100 Kabupaten Daerah Tingkat II; Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud : a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; b. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; c. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Purbalingga; d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; f. Unit Penyuluhan adalah Unit Penyuluhan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; g. Cabang Dinas adalah Cabang Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; h. Unit Pelaksana Teknis adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; BAB II KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 2 (1) Dinas Pendapatan Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah Tingkat II di bidang Pendapatan Daerah. (2) Dinas Pendapatan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah. - 2 -

Pasal 3 Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendapatan daerah dan tugas-tugas lainnya yang diserahkan oleh Bupati Kepala Daerah kepadanya. Pasal 4 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Pasal 3 Peraturan Daerah ini, Dinas Pendapatan Daerah mempunyai fungsi : a. Melakukan perumusan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan, koordinasi teknis dan tugas-tugas lain yang diserahkan oleh Bupati Kepala Daerah kepadanya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Melakukan pendaftaran dan pendataan Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah; c. Membantu melakukan pekerjaan pendataan obyek dan subyek PBB yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak/Direktorat PBB dalam hal menyampaikan dan menerima kembali SPOP Wajib Pajak; d. Melakukan penetapan besarnya pajak daerah dan retribusi daerah; e. Membantu melakukan penyampaian SPPT, SKP, STP dan sarana administrasi PBB lainnya, yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak, kepada Wajib Pajak serta membantu melakukan penyempaian DHPP PBB yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada petugas pemungut PBB yang ada dibawah pengawasannya; f. Melakukan pembukuan dan pelaporan atas pemungutan dan penyetoran Pajak Daerah, Retribusi Daerah serta Pendapatan Daerah lainnya; g. Melakukan koordinasi dan pengawasan atas pekerjaan penagihan pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan asli daerah lainnya, serta penagihan Pajak Bumi dan Banguan yang dilimpahkan oleh Menteri Keuangan kepada Daerah; h. Melakukan tugas perencanaan dan pengendalian operasional di bidang pendataan, penetapan dan penagihan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Penerimaan Asli Daerah dn PBB; i. Melakukan penyuluhan mengenai Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya serta PBB; j. Melakukan urusan Tata Usaha. B A B III O R G A N I S A S I Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 5 SusunanOrganisasi Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari : a. Kepala Dinas; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Seksi Pendaftaran dan Pendataan; d. Seksi Penetapan; e. Seksi Pembukuan dan Pelaporan; f. Seksi Penagihan; g. Seksi Perencaan dan Pengendalian Operasional; h. Unit Penyuluhan. Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 6-3 -

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 3 dan 4 Peraturan Daerah ini. Bagian Ketiga Sub Bagian Tata Usaha Pasal 7 Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Dinas Pendapatan Daerah. Pasal 8 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam pasal 7 Peraturan Daerah ini, Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. Melakukan urusan umum; b. Melakukan urusan kepegawaian; c. Melakukan urusan perawatan dan perlengkapan; d. Melakukan urusan keuangan. (1) Sub Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Urusan Umum; b. Urusan Kepegawaian; c. Urusan Keuangan. Pasal 9 (2) Urusan-urusan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Pasal 10 (1) Urusan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga, pembayaran gaji pegawai dan perjalanan dinas, serta pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan. (2) Urusan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kepegawaian. (3) Urusan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan. Bagian Keempat Seksi Pendaftaran dan Pendataan Pasal 11 Seksi Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pendaftaran dan pendataan Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah, pendataan obyek Pajak Daerah dan obyek retribusi Daerah serta membantu melakukan pendataan obyek dan subyek PBB yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pasal 12 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam Pasal 11 Peraturan Daerah ini, Seksi Pendaftaran dan Pendataan mempunyai fungsi : a. melakukan pendaftaran Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah melalui formulir pendaftaran serta menghimpun dan mengolah data obyek dan subyek Wajib Pajak dan Wajib Retribusi Daerah, melalui formulir Surat Pemberitahuan (SPT), pemeriksaan lokasi/lapangan atau tembusan surat dinas dari Instansi lain; b. menyusun Daftar Induk Wajib Pajak dan Retribusi Daerah, menyimpan surat perpajakan dan Retribusi Daerah yang berkaitan dengan pendaftaran dan pendataan; - 4 -

c. membantu melakkukan penyampaian SPOP PBB yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepda Wajib Pajak dan menerima kembali isisan SPOP tersebut dari para Wajib Pajak. Pasal 13 (1) Seksi Pendafataran dan Pendataan terdiri dari : a. SubSeksi Pendafataran; b. Sub Seksi Pendataan; c. Sub Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data. (2) Sub Seksi-Sub Seksi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan. Pasal 14 (1) Sub Seksi Pendafataran mempunyai tugas mendistribusikan dan menerima kembali formulir pendaftaran yang telah diisi oleh Wajib Pajak dan Retribusi Daerah, membuat laporan tentang formulir pendaftaran Wajib Pajak dan Retribusi Daerah yang belum diterima kembali, mencatat nama dan alamat Wajib Pajak dan Retribusi Daerah dalam formulir Pendaftaran Wajib Pajak dan Retribusi Daerah, menetapkan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD). (2) Sub Seksi Pendataan mempunyai tugas menghimpun, mengelola dan mencatat data obyek dan subyek pajak dan retribusi Daerah, melakukan pemeriksaan lapangan/lokasi dan melaporkan hasilnya serta membuat daftar mengenai formulir SPT yang belum diterima kembali. (3) Sub Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data mempunyai tugas membuat dan memelihara Daftar Induk Wajib Pajak dan Wajib Retribusi Daerah, memberikan Kartu Pengenal NPWPD, menyimpan arsip surat perpajakan dan retribusi Daerah yang berkaitan dengan pendaftaran dan pendataan, membantu melakukan penyampaian SPOP PBB kepada para Wajib Pajak serta menerima kembali isian SPOP PBB dari para Wajib Pajak yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Bagian Kelima Pasal 15 Seksi Penetapan mempunyai tugas melaksanakan penghitungan dan penetapan jumlah pajak dan retribusi Daerah yang terhutang serta menghitung besarnya angsuran atas permohonan Wajib Pajak dan Wajib Retribusi Daerah, serta menatausahakan jumlah ketetapan PBB yang penagihannya dilimpahkan kepada Daerah, berdasarkan surat pemberitahuan Pajak Terhitung (SPPT) dan daftar himpunan pokok pembayaran (DHPP) PBB. Pasal 16 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dalam Pasal 15 Peraturan Daerah ini, Seksi Penetapan mempunyai fungsi : a. Melakukan perhitungan jumlah angsuran penetapan pajak dan retribusi daerah; b. Melakukan perhitungan jumlah angsuran penungutan/pembayaran/penyetoran atas permohonan Wajib Pajak dan Retribusi Daerah yang berkaitan dengan penetapan; c. Menerbitkan dan mendistribusikan serta menyimpan arsip surat perpajakan dan retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan; d. Membantu melakukan penerimaan SPPT PBB beserta DHPP dan Dokumen PBB lainnya yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak, serta mendistribusikan kepada para Wajib Pajak dan Kepala Unit lain yang terkait. Pasal 17-5 -

(1) Seksi Penetapan terdiri dari : a. Sub Seksi Perhitungan; b. Sub Seksi Penerbitan Surat Ketetapan; c. Sub Seksi Angsuran. (2) Sub Seksi-sub seksi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Penetapan. Pasal 18 (1) Sub Seksi Perhitungan mempunyai tugas melaksanakan perhitungan penetapan, penetapan secara jabatan, penetapan tambahan pajak dan retribusi daerah. (2) Sub Seksi Penerbitan Surat Ketetapan mempunyai tugas menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP)Surat Ketetapan Retribusi (SKR), Surat Perjanjian Angsuran, dan Surat-surat Ketetapan Pajak lainnya serta mendistribusikan dan menyimpan arsip surat perpajakan dan retribusi daerah serta membantu Direktorat Jenderal Pajak dalam melakukan penyampaian dan penyimpanan arsip SPPT PBB, serta dokumen PBB lainnya. (3) Sub Seksi angsuran mempunyai tugas menerima Surat Permohonan Angsuran, menyiapkan surat Perjanjian Angsuran dan surat Penolakan Angsuran Pemungutan/Pembayaran/Penyetoran Rajak dan Retribusi. Bagian Keenam Seksi Pembukuan dan Pelaporan Pasal 19 Seksi Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pembukuan dan pelaporan mengenai realisasi dn penerimaan dan tunggakan pajak dan retribusi daerah dan PBB serta pengelolaan Benda Berharga. Pasal 20 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam Pasal 19 Peraturan Daerah ini, Seksi Pembukuan dan Pelaporan mempunyai fungsi : a. melakukan pencatatan mengenai penetapan dan penerimaan dari pemungutan /pembayaran/penyetoran Pajak dan Retribusi Daerah kedalam Kartu Jenis Pajak dan Retribusi Daerah dan Kartu Wajib Pajak dan Retribusi Daerah serta kedalam Kartu Pengawasan Pembayaran PBB (KPP PBB 4) dan Daftar Hinpunan Pembayaran (DHPP); b. melakukan pencatanan mengenai penerimaan dan pengeluaran Benda Berharga serta penerimaan uang dari hasil pemungutan Benda Berharga kedalam Kartu Persediaan Benda Berharga; c. menyiapkan laporan realisasi penerimaan dan tunggakan pemungutan/pembayaran /penyetoran Pajak dan Retribusi Daerah, realisasi penerimaan pengeluaran dan sia persedian Benda Berharga secara bulanan, triwulan dan tahunan serta realisasi penerimaan dan tunggakan PBB. Pasal 21 (1) Seksi Pembukuan dan Pelaporan terdiri dari : a. Sub Seksi Pembukuan Penerimaan; b. Sub Seksi Pembukuan Persediaan; c. Sub Seksi Pelaporan. (2) Sub Seksi-sub seksi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pembukuan dan Pelaporan. - 6 -

Pasal 22 (1) Sub Seksi Pembukuan Penerimaan mempunyai tugas menerima dan mencatat semua SKP dan SKR dan Surat-surat Ketetapan Pajak Lainnya, serrta SPPT PBB, menerima dan mencatat semua SKP dan SKR serta surat-surat ketetapan pajak lainnya yang teah dibayar lunas dan mencatata penerimaan/pembayaran/penyetoran PBB serta menghitung tunggakan. (2) Sub Seksi Pembukuan Persediaan mempunyai tugas menerima dan mencatat Tanda Terima Benda Berharga, Bukti Penerimaan Benda Berharga, Bukti Pengeluaran/ Pengambilan Benda Berharga, Penerimaan Uang Hasil Pemungutan dengan Benda Berharga serta menghitung dan merinci sisa persediaan Benda Berharga; (3) Sub Seksi Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan laporan periodikal mengenai realisasi penerimaan dan tunggakan Pajak, Retribusi Daerah dan PBB serta menyiapkan laporan berkala mengenai realisasi penerimaan dan persediaan Bneda Berharga. Bagian Ketujuh Seksi Penagihan Pasal 23 Seksi Penagihan mempunyai tugas melaksanakan penagihan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang telah melampaui batas waktu jatuh tempo, melayani keberatan dan permohonan banding serta mengumpulkan dan mengolah data sumber-sumber penerimaan daerah lainnya di luar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Jawa Tengah. Pasal 24 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam Pasal 23 Peraturan Daerah ini, Seksi Penagihan mempunyai fungsi : a. melakukan kegiatan penagihan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai denga ketentuan yang berlaku; b. melakukan pelayanan keberatan dan permohonan banding sesuai dengan batas kewenangannya; c. mengumpulkan dan mengelola data sumber-sumber penerimaan lainnya di luar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pasal 25 (1) Seksi Penagihan terdiri dari : a. Sub Seksi Penagihan; b. Sub Seksi Keberatan; c. Sub Seksi Pengelolaan Penerimaan Sumber Lain-lain. (2) Sub Seksi-sub seksi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Penagihan. Pasal 26 (1) Sub Seksi Penagihan mempunyai tugas menyiapkan dan mendistribusikan suratmenyurat dan dokumentasi yang berhubungan dengan penagihan. (2) Sub Seksi Keberatan mempunyai tugas menerima dan melayani surat Keberatan dan surat Permohonan Banding atas materi penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyiapkan Keputusan menerima atau menolak keberatan, dan meneruskan penyelesaian permohonan banding ke Majelis Pertimbangan Pajak. (3) Sub Seksi Pengelolaan Penerimaan Sumber Lain-lain mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah data sumber-sumber penerimaan lainnya diluar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku. - 7 -

Bagian Kedelapan Seksi Perencanaan dan Pengendalian Operasional Pasal 27 Seksi Perencanaan dan Pengendalian Operasional mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, pembinaan teknis pemungutan, pemantauan, penggalian dan peningkatan pendapatan daerah. Pasal 28 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam Pasal 27 Peraturan Daerah ini, Seksi Perencanaan dan Pengendalian Operasional mempunyai fungsi : a. melakukan perencanaan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya serta dari PBB, melakukan pembinaan teknis operasional, bimbingan dan petunjuk kepada semua Unit Kerja Daerah yang melaksanakan pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya serta pemungutan PBB; b. melakukan kerja sama denga Instansi Vertikal dan Dinas Daerah lainnya. Pasal 29 (1) Seksi Perencanaan dan Pengendalian Operasional terdiri dari : a. Sub Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknis Pemungutan; b. Sub Seksi Penggalian dan Peningkatan. (2) Seksi-sub seksi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Perencanaan dan Pengendalian Operasional. Pasal 30 (1) Sub Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknis Pemungutan mempunyai tugas menyusun rencana Pendapatan Daerah, rencana intensifikasi pemungutan pendapatan daerah, melakukan pembinaan pelaksanaan tata kerja, dan tata hubungan kerja serta pembinan penggunaan saran dan prasarana perpajakan daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. (2) Sub Seksi Penggalian dan Peningkatan mempunyai tugas mengumpulkan dan mengelola data semua sumber pendapatan daerah, merumuskan naskah Rancangan Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati Kepala Daerah tentang Perpajakan dan Retribusi Daerah dan Pandapatan Daerah lainnya. Bagian Kesembilan Unit Penyuluhan Pasal 31 (1) Unit Penyuluhan dipimpin oleh seorang Kepala Unit setingkat Kepala Sub Seksi, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (2) Unit Penyuluhan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, mempunyai tugas menyusun bahan penyuluhan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan, informasi dan penerangan perpajakan dan retribusi daerah, pendapatan daerah lainnya, PBB serta mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan di Dinas Pendapatan Daerah. Bagian Kesepuluh Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasal 32 Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas diatur kemudian berdasarkan Pedoman Menteri Dalam Negeri. - 8 -

BAB VI T A T A K E R J A Pasal 33 Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Pendapatan Daerah mendapat pembinaan teknis fungsional dari Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I. Pasal 34 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas harus menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi, baik dalam lingkungan Dinas Pendapatan Daerah muapun instansi-instansi lain di luar Dinas Pendapatan Daerah sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Seksi-seksi dan Unit Penyuluhan harus menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Pasal 35 (1) Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, para Kepala Seksi, Kepala Unit Penyuluhan bertanggungjawab memberikan bimbingan/pembinaan kepada bawahannya serta melaporkan hasil-hasil pelaksanaan tugasnya menurut hirarkis jabatan masing-masing. (2) Kepala Sub Bagian Tata Usaha, para Kepala Seksi, Kepala Unit Penyuluhan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (3) Para Kepala urusan/sub Seksi pada Dinas Pendapatan Daerah bertanggungjawab kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha/Kepala Seksi masing-masing. Pasal 36 Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini. BAB V K E P E G A W A I A N Pasal 37 Jenjang Jabatan dan kepangkatan serta susunan kepegawaian diatur kemudian sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pasal 38 (1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah atas usul Bupati Kepala Daerah. (2) Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah atas usul Bupati Kepala Daerah. (3) Kepala Urusan, Kepala Sub Seksi, Kepala Unit Penyuluhan diangkat dan diberhentikan oleh Bupati Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas. BAB VI P E N U T U P Pasal 39 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah sesuai dengan - 9 -

ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 40 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga Nomor 13 Tahun 1980 tanggal 8 Nopember 1980 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga yang disahkan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah tanggal 28 September 1981 Nomor 061.1/49/1981 diundangkan pada tanggal 18 Nopember 1981 dimuat dalam Lembaran Daerah Seri D Nomor 3 Tahun 1981 dan ketentuan lainnya yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 41 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga. Purbalingga, 27 Juni 1991 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA, KETUA, BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA K A R S O N O Drs. SOELARNO DISAHKAN Dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Tanggal 23 10 1991 No. 188.3/391/1991 An. Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat II Purbalingga Kepala Biro Hukum, SARDJITO., SH. NIP. 500034373 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten DaerahTingkat II Purbalingga Nomor 9 tgl. 21 Mei 1992 Seri D No. 7 Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat II Purbalingga Drs. HADIBROTO NIP. 010041736-10 -

I. PENJELASAN UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Sebagaimana telah diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga telah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga Nomor 13 Tahun 1980 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga yang berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : KUPD.7/12/41-101 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II Dalam rangka lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna Dinas Pendapatan Daerah Daerah Tingkat II, maka dalam upaya meningkatkan pengelolaan Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya, telah dikeluarkannya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1989 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II sebagai pengganti dan penyempurnaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : KUPD.7/12/41-101. Berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 970/425140PUOD tanggal 6 Nopember 1989 perihal Pemberlakuan MAPATDA dan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor : 061/50586 tangal 18 Nopember 1989 perihal Penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II, maka Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga telah ditetapkan Tipe B. Dalam usaha mendukung peningkatan Pendapatan Daerah, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Purbalingga dengan Surat tanggal 9 Maret 1990 Nomor : 061.1/1135 mohon persetujuan peningkatan tipe Dinas Pendapatan Daerah Tipe A. Kemudian Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan Surat tanggal 11 April 1990 Nomor : 061.1/0181120 mengusulkan peningkatan tipe sebagaimana dimaksud diatas kepada Menteri Dalam Negeri. Selanjutnya usulan tersebut diatas disetujui dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 061.1/2193/SJ tanggal 4 Agustus 1990 perihal Perubahan tipe Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Pekalongan, Purbalingga dan Kebumen yang ditindaklanjuti dengan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor : 061.1/031952 tanggal 14 Agustus 1990 perihal Persetujuan Peningkatan Tipe Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Pekalongan, Purbalingga dan Kebumen. Kemudian dengan Keputusan Menetri Dalam Negeri Nomor : 75 Tahun 1990 tentang Tipe Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II di 100-11 -

Kabupaaten Daerah Tingkat II, maka Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Purbalingga termasu Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Tipe A. Dalam rangka melaksanakan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 23 Tahun 1989 dan guna kelancaran tugas, maka perlu segera menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal ini menegaskan arti beberapa istilah yang digunakan dalam Peraturan Daerah ini, dengan maksud untuk menyamakan pengertian tentang istilahistilah itu, sehingga dengan demikian dapat dihindarkan kesalah pahaman dalam penafsirannya. Dinas Pendapatan Daerah yang merupakan salah satu Dinas Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan urusan-urusan yang telah menjadi urusan Rumah Tangga dibidang Pendapatan Daerah dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati Kepala Daerah. Direktorat Jenderal Pajak adalah Direktorat Jenderak Pajak pada Departemen Keuangan Republik Indonesia. Direktorat PBB adalah Direktorat PBB pada Departemen Keuangan Republik Indonesia. SPOP SPPT SKP STP Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 = Surat Pemberitahuan Obyek Pajak = Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang = Surat Ketetapan Pajak = Surat Tagihan Pajak - 12 -

Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 DHPP PBB = Daftar Himpunan Pokok Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Ayat (1) Ayat (2) SKR Surat Ketetapan Retribusi, SKP, SKR, Surat-surat Ketetapan Pajak lainnya dan SPPT PBB dimaksudkan untuk yang sudah lunas ataupun yang belum lunas. Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26-13 -

Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 Pasal 38 Pasal 39 Pasal 40 Pasal 41-14 -