BAB I PENDAHULUAN. persaingan di dunia lembaga keuangan syariah, sehingga diperlukan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan era globalisasi, perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber data : Statistik Perbankan Bank Indonesia (2008)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini makin banyak bank yang menyediakan layanan internet banking.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dana masyarakat merupakan titipan/investasi yang baru mendapatkan hasil bila diputar (dimanfaatkan) terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. kesuksesan sebuah bank dimana salah satu cara bank untuk mendistribusikan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Melakukan investasi yang halal 1. Investasi yang halal dan haram. 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, 2. Memakai perangkat bunga

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

BAB I PENDAHULUAN. 1 Mei 1992, ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI). beberapa bank yang bersaing ketat (Infobank, No. 28).

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Pemasaran seharusnya. yang terintegrasi, yaitu berfokus pada pelanggan.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia saat ini bukan hanya disebabkan karena perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ada beberapa bank yang sudah mulai bisa bersaing dengan BCA dan BRI, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, secara mengglobal persaingan dalam industri perbankan cukup

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. koperasi, badan usaha milik pemerintah maupun badan usaha swasta lainnya. Pihak

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan rasa kepemilikan kepada merek tersebut sehingga konsumen

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

BABI PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Perjalanan perbankan syariah yang dimulai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4), brand equity dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

PENDAHULUAN. sehingga memacu para pengelola perbankan untuk dapat berpikir secara kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala global, regional maupun nasional adalah industri jasa perbankan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. 2013, sudah dihimbau oleh Direktur Pelaksana International Moneter Fund (IMF)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikelola oleh bank tersebut. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Air Minum Dalam Kemasan saat ini merupakan salah satu produk. instan yang beredar dipasaran dengan menawarkan berbagai macam

sdcfdcf BAB I PENDAHULUAN merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi dan ditangani oleh bank Syari ah

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, persaingan di dalam industri semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat persaingannya dari bank milik swasta, bank milik negara hingga bank

BAB I PENDAHULUAN. Loyalitas konsumen merupakan kunci bagi kesuksesan suatu bisnis. Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar potensial

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan memperebutkan nasabah bank di Indonesia sangat ketat.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan sehingga masalah kualitas layanan menjadi faktor yang sangat

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan situasi pasar saat ini telah berubah dengan sangat cepatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indonesian Bank Service Excellence Monitor (BSEM 2010/ /2012)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis. Dengan dasar hal inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-sebesarnya. Dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan tersebut, membuat perusahaan harus. mencapai kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2002:53).

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran memiliki berbagai jenis merek beserta dengan keunggulan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal utama yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan dan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terdiri dari implikasi teoritis dan implikasi praktis.

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama kurang lebih 23 tahun. Perjalanan tersebut dimulai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa.

BAB V PENUTUP. keputusan pembelian pada produk notebook Toshiba di Universitas Kristen

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar di dunia, salah satunya perkembangan teknologi komunikasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan dewasa ini sangatlah pesat karena

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. bank yang menjadi pilihan tersebut. Keputusan nasabah untuk membuka rekening

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era persaingan sekarang ini perusahaan-perusahaan pada suatu industri bersaing

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perusahaan saat ini di Indonesia semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menjual produk secara langsung ( face-to-face) kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemajuan dan perkembangan zaman. Hal yang menarik dari kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan lembaga keuangan syariah ditanah air saat ini menunjukkan kemajuan sangat baik. Hampir dapat ditemui berbagai macam lembaga keuangan syariah atau unit usaha syariah yang hadir dengan berbagai inovasi. Mulai dari unit mikro hingga makro sebagai contoh lembaga keuangan syariah seperti, Baitut maal wa tamwil (BMT), Asuransi Syariah, Pengadaian Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dan Bank Umum Syariah (BUS). Fenomena ini menunjukkan bahwa semakin ketatnya persaingan di dunia lembaga keuangan syariah, sehingga diperlukan suatu strategi untuk dapat bertahan dalam kanca persaingan pasar tanah air. Perbankan syariah di Indonesia mulai beroperasi pada tahun 1992, dengan dipelopori oleh berdirinya Bank syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI). Sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 menyebabkan terjadinya restrukturisi dan rekapitulasi perbankan di Indonesia sehingga bank harus dapat menjaga reputasinya (Abadi, 2009; Danibrata, 2011) dalam (Yatna, 2013:1). Ditengah kondisi tersebut salah satu bank yang dapat bertahan dari krisis ekonomi adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang beroperasi dengan sistem syariah (Octora, 2008; Chan, 2010; Abadi, 2009;) dalam (Yatna, 2013:1).

2 Atas keberhasilan Bank Muamalat Indonesia dalam bertahan menghadapi krisis moneter mengundang pemerintah untuk melakukan perubahan pada peraturan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 terkait dengan perbankan syariah. Yakni dengan dikeluarkannya peraturan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 sebagai penganti UU No. 7 tahun 1992. Berisi secara tegas mengatur bahwa terdapat dua sistem perbankan di negara Indonesia (dual banking system). Dual banking system ini memberikan kesempatan kepada perbankan syariah untuk memperluas jaringannya melalui ijin pembukaan kantor cabang syariah oleh Bank Konvensional. Sehingga Bank Konvensional dapat menjalankan dua kegiatan, baik secara konvensional maupun prinsip syariah (Sudarsono, 2008:32). Dengan begitu perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia berkembang dengan cepat. Perubahan pada sistem ini berdampak pada perkembangan perbankan syariah di Indonesia, baik dari sisi jumlah bank maupun kantor cabang yang tersebar diseluruh wilayah indonesia. Berikut ini data perkembangan jumlah maupun kantor cabang syariah di Indonesia. Tabel 1.1 Jumlah Bank Syariah di Indonesia Periode 2008-2014 Jaringan Kantor Perbankan Syariah Indikator 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 (Juni) Bank Umum Syariah Jumlah Bank 5 6 11 11 11 11 11 Jumlah Kantor 581 711 1215 1401 1745 1998 2139

3 Unit Usaha Syariah Jumlah Bank umum 27 25 223 24 24 23 23 Konvensional yang memiliki UUS Jumlah Kantor 241 287 262 336 517 590 425 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Jumlah Bank 131 138 150 155 158 163 163 Jumlah Kantor 202 225 286 364 401 402 429 Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Juni 2014 Berdasarkan data di atas jumlah kantor Bank Umum Syariah dari tahun 2008 sampai dengan 2014 mengalami kenaikan yang cukup tinggi, begitu juga dengan unit kantor untuk Unit Usaha Syariah. Fenomena ini mengindikasikan bahwa Unit Usaha Syariah dan Bank Umum Syariah saling berlomba-lomba untuk melakukan penetrasi ke masyarakat. Bank Syariah Mandiri (BSM) beroperasi pada tahun 1999, sebagai Bank Umum Syariah ke dua setelah Bank Muamalat Indonesia. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, banyak tumbuh bankbank syariah lainnya, sehingga bermuculan pesaing-pesaing baru di dunia perbankan syariah. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi dalam menghadapi pesaingan tersebut, salah satunya dengan membangun ekuitas merek (brand equity) perusahaan. Riset yang dilakukan oleh Biro InfoBank yang bekerjasama dengan MarkPlus Insight memberikan penghargaan kepada Bank Syariah Mandiri pada periode tahun 2011, 2012, dan 2013 sebagai bentuk apresiasi atas kinerja bank selama tahun 2011, 2012, dan 2013. Pada ajang Indonesia Brand

4 Champion Award kategori industri perbankan yang merupakan ajang penghargaan terhadap brand bank yang paling popular dan bank yang memiliki kinerja brand terbaik. Terdapat dua ketegori pada ajang Indonesia Brand Champion, yakni kategori Most Popular Brand dan Brand Equity. Penghargaan The Most Popular Brand merupakan penghargaan yang diberikan kepada bank-bank di Indonesia yang telah berhasil menjadi Top of Mind masyarakat, dan penghargaan utama Brand Equity Champion diberikan kepada bank-bank yang berhasil meraih indeks brand equity paling tinggi yang diukur berdasarkan 3 (tiga) parameter yaitu brand awareness index, brand image index, dan brand loyalty index (www.the-marketeers.com). Berikut merupakan data Indonesia Brand Champion periode 2011, 2012, dan 2013 kategori industri perbankan, sebagai berikut : Tabel 1.2 Indonesia Brand Champion 2011 Category The most popular bank dan Brand Equity Peringkat Most Popular Brand Bank BEI-TOTAL 1. Bank Syariah Mandiri 41,25 2. Bank Muamalat Indonesia 22,02 3. Bank Rakyat Indonesia Syariah 13,74 Peringkat Bank Syariah Brand Equity 1. Bank Syariah Mandiri 70,96 2. Bank Negara Indonesia Syariah 70,50

5 3. Bank Mega Syariah 70,39 4. Bank Rakyat Indonesia Syariah 70,22 5. Bank Muamalat Indonesia 69,88 Sumber : http://www.the-marketeers.com Pada tahun 2011, bank syariah mandiri mendapatkan peringkat puncak untuk kategori The most popular brand dan brand equity champion. dengan mengalahkan beberapa kompetitor bank syariah lainnya. dengan nilai skor 41,25 untuk the most popular, serta 70,96 untuk brand equity champion. Tabel 1.3 Indonesia Brand Champion 2012 Category The most popular bank dan Brand Equity Peringkat Most Popular Brand Bank 1. Bank Syariah Mandiri Most Popular Brand of islamic 2. Bank Negara Indonesia ( BNI) Syariah banking ( ib) Most Popular Brand of islamic banking ( ib) 3. Bank Muamalat Indonesia Most Popular Brand of islamic banking ( ib) Peringkat Bank Syariah Brand Equity 1. Bank Syariah Mandiri The Best of Brand Equity Champion of islamic banking ( ib) 2. Bank Central Asia Syariah Brand Equity Champion of islamic banking ( ib) 3. Bank Muamalat Indonesia Brand Equity Champion of islamic banking ( ib) 4. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Brand Equity Champion of islamic

6 Syariah banking ( ib) 5. Bank Syariah Mega Indonesia Brand Equity Champion of islamic banking ( ib) Sumber : http://www.the-marketeers.com Berdasarkan data Indonesia Brand Champion 2012, Bank Syariah Mandiri meraih The Best of Brand Equity Champion of islamic banking ( ib) untuk kategori brand equity champion, serta menduduki peringkat puncak untuk kategori the most popular brand bank. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun 2012 Bank Syariah Mandiri menjadi salah satu bank yang sangat dikenal atau populer dikalangan masyarakat, serta bank yang memiliki kinerja yang sangat baik. Sehingga dapat disebut sebagai jawara Bank Umum Syariah. Tabel 1.4 Indonesia Brand Champion 2013 Category The most popular bank dan Brand Equity Peringkat Most Popular Brand Bank BEI-Total 1. Bank Muamalat Indonesia 9.86 2. Bank Negara Indonesia Syariah 9.17 3. Bank Rakyat Indonesia Syariah 9.03 Peringkat Bank Syariah Brand Equity BEI-Total 1. Bank Muamalat Indonesia 64.53 2. Bank Syariah Mandiri 64.51 3. Bank Central Asia Syariah 64.50 Sumber : http://www.the-marketeers.com

7 Berdasarkan data yang di akses dari web site marketeers dapat dianalisis bahwa pada tahun 2013 Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan dalam kategori Most Popular Brand Bank, sehingga tidak masuk dalam tiga besar. Dengan begitu brand dari Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah lebih dikenal masyarakat dari pada Bank Syariah Mandiri. Namun untuk kategori brand equity champion Bank Syariah Mandiri menduduki peringkat ke dua setelah Bank Muamalat Indonesia dengan selisih nilai hanya 0,02%. Dan lebih unggul dari Bank Central Asia (BCA) Syariah sebesar 0.01%. Penghargaan yang diterima dari Riset MarkPlus insight dan Infobank dengan mendapatkan peringkat puncak atau the best bank berturut-turut selama 2011, 2012, serta menjadi runner up pada tahun 2013 mengindikasikan bahwa Bank Syariah Mandiri secara garis besar memiliki brand equity yang sangat baik diantara kompetitor-kompetitor lainnya. Dengan adanya ekuitas merek (brand equity) yang baik maka tak dapat dipungkiri lagi bahwa peluang untuk menjaring nasabah lebih besar, di karenakan Bank Syariah Mandiri memiliki merek (branding) yang baik di benak masyarakat. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bantul beralamat di Jl. Bantul Km 10 No. 29, Melikan lor, Desa Bantul, Kec. Bantul, Kab Bantul Yogyakarta, yang merupakan kantor cabang pembantu dari

8 kantor cabang Bank Syariah Mandiri Yogyakarta. Bank Syariah Mandiri kantor cabang pembantu Bantul, memiliki 2.500 nasabah tabungan, 51 nasabah deposito, 4 nasabah giro. Di daerah bantul sendiri terdapat beberapa Bank Syariah baik unit kantor cabang pembantu maupun kantor kas. Sebagai contoh Bank Muamalat Indonesia, Bank Tabungan Negara Syariah, Bank Negara Indonesia Syariah, dan Bank Danamon Syariah. Dengan adanya beberapa Bank Syariah yang ada di daerah bantul menjadikan masyarakat semakin selektif dalam memilih jasa layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, serta berlandaskan syariah. Oleh karena itu untuk dapat bertahan dalam kanca persaingan Bank Syariah Mandiri perlu untuk membangun strategi salah satunya melalui memperkuat ekuitas merek (brand equity) perusahaan. Jika ekuitas merek (brand equity) Bank Syariah Mandiri baik, maka masyarakat akan semakin percaya bahwa keputusan menggunakan jasa Bank Syariah Mandiri itu pilihan yang tepat. Konsep Ekuitas merek (brand equity) dalam kajian syariah termaktub dalam surat Asy Syu aara 181-184, sebagai berikut : Artinya : Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu Termasuk orang- orang yang merugikan;dan timbanglah dengan timbangan yang

9 lurus.dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan ; Kesimpulan dari ayat di atas yakni bahwa dalam pemasaran tidak hanya mempertimbangan kesesuaian antara biaya yang dikeluarkan dengan nilai barang yang diproduksi. Namun lebih dari itu value kualitas yang diberikan kepada konsumen. Sehingga konsumen merasa puas dengan produk atau jasa yang diperoleh. Pemasar harus bersikap jujur atas kinerjanya,dengan begitu kepercayaan konsumen pun meningkat (http://eprints.walisongo.ac.id). Ekuitas merek (brand equity) diartikan sebagai seperangkat asset dan liabilitas yang terkait dengan suatu merek, nama dan symbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan ataupun pada pelanggan (Aaker, 1991) dalam (Durianto dkk, 2001:4).. Berdasarkan pendapat di atas terkait dengan ekuitas merek, dapat ditarik kesimpulan bahwa ekuitas merek merupakan aset perusahaan yang dapat menambah dan menggurangi nilai perusahaan. Ekuitas merek bank yang positif akan berdampak pada kepuasaan nasabah. Serta memberikan rasa kepercayaan nasabah kepada perusahaan. Pengukuran ekuitas merek dapat dilakukan dengan menganalisis keempat dimensi dasar ekuitas merek, yaitu: kesadaran merek (brand awarenes), asosiasi merek (brand assiciation), persepsi kualitas (perceived quality), loyalitas merek (brand loyalty) (Aaker, 1991) dalam (Durianto dkk, 2001:4). Brand Equity dapat membantu pelanggan dalam menafsirkan,

10 memproses, dan menyimpan informasi yang terkait dengan produk dan merek tersebut (Durianto dkk,2001:6). Jadi parameter kesukseksan sebuah ekuitas merek perusahaan tersebut dapat dilihat dari tingkat keputusan penggunaan oleh nasabah, serta keloyalitas penggunaan jasa perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari keempat dimensi di atas. Sehingga merek ini menjadi kekuatan perusahaan dalam menghadapi kompetitor-kompetitor didunia perbankan syariah. Berdasarkan kondisi tersebut maka penelitian ini akan menganalisis pengaruh dari empat dimensi ekuitas merek (brand equity) terhadap proses keputusan penggunaan jasa perbankan syariah. Penelitian ini berjudul Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Terhadap Proses Keputusan Penggunaan Jasa Perbankan Syariah (Studi Kasus PT.Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Bantul Yogyakarta). B. Rumusan Masalah Bagaimana Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Proses Keputusan Penggunaan Jasa Perbankan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bantul Yogyakarta : 1. Apakah dimensi Kesadaran Merek (brand awareness), mempengaruhi proses keputusan penggunaan jasa perbankan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bantul Yogyakarta?

11 2. Apakah dimensi Persepsi Kualitas (perceived quality), mempengaruhi proses keputusan penggunaan jasa perbankan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bantul Yogyakarta? 3. Apakah dimensi Asosiasi Merek (brand assosiciation) mempengaruhi proses keputusan penggunaan jasa perbankan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bantul Yogyakarta? 4. Apakah dimensi Loyalitas Merek (brand loyalty) merek mempengaruhi proses keputusan penggunaan jasa perbankan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bantul Yogyakarta? 5. Apakah terdapat pengaruh secara simultan dimensi-dimensi ekuitas merek (brand equity) terhadap proses keputusan penggunaan jasa perbankan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang pembantu (KCP) Bantul Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan pengaruh dimensi Kesadaran Merek (brand awareness), terhadap proses keputusan penggunaan jasa perbankan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bantul Yogyakarta. 2. Untuk mendeskripsikan pengaruh dimensi Persepsi Kualitas (perceived quality), terhadap proses keputusan penggunaan jasa perbankan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bantul Yogyakarta.

12 3. Untuk mendeskripsikan pengaruh dimensi Asosiasi Merek (brand assosiciation) terhadap proses keputusan penggunaan jasa perbankan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bantul Yogyakarta. 4. Untuk mendeskripsikan pengaruh dimensi Loyalitas Merek (brand loyalty) terhadap proses keputusan penggunaan jasa perbankan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bantul Yogyakarta. 5. Untuk mendeskripsikan secara simultan pengaruh dimensi-dimensi ekuitas merek (brand equity) terhadap proses keputusan penggunaan jasa perbankan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bantul Yogyakarta. D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Praktis Penelitian ini berguna untuk memberikan masukan bagi lembaga perbankan syariah mengenai dimensi-dimensi ekuitas merek berbasis konsumen terhadap keputusan penggunaan jasa perbankan, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan strategi di masa yang akan datang. 2. Secara Teoritis Penelitian ini berguna sebagai bahan disiplin ilmu pemasaran, dan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya, yang berkenaan dengan masalah ekuitas merek dan keputusan penggunaan jasa atau produk oleh konsumen.

13 E. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran mengenai penulisan dalam penelitian ini, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi mengenai materi pada tiap-tiap bab. Berikut merupakan sitematika penulisan dalam penelitian ini : BAB I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan tetang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab tinjauan pustaka diuraikan landasan teori sebagai dasar analisis penelitian, kerangka pemikiran, penelitian terdahulu, dan hipotesis. BAB III Metode Penelitian Pada bab metode penelitian diuraikan jenis data, sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV Hasil dan Pembahasan Pada bab pembahasan menguraikan mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data, dan pembahasan atas hasil pengolahan data.

14 BAB V Penutup Pada bab penutup berisi mengenai kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta saran-saran yang dapat diberikan kepada perbankan syariah dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.