BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Potensi Visual sebagai Dayatarik Wisata di Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara saat ini. Potensi pasar global yang amat besar

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan wisatawan muslim ke berbagai dunia, perlu adanya sebuah konsep baru

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB 1 PENDAHULUAN. menstimulus terciptanya sumber perekonomian baru. Bahkan pariwisata dapat di

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia dan melebihi perkembangan pariwisata dunia

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian GAMBAR 1.1 Kedai Aceh Cie Rasa Loom Buah Batu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan daerah maupun bagi devisa negara, bahkan negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi dari

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PAKET WISATA BANDUNG BIL ITIHAD MANDIRI

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata muncul sebagi salah satu sektor yang cukup menjanjikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

I. PENDAHULUAN. yang ada. Sebagai contoh laporan World Wild Fund (WWF) pada tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan devisa Negara di Indonesia disamping minyak dan gas bumi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan). Selain itu pariwisata juga merupakan salah satu sub ekonomi yang

EKOSISTEM BISNIS WISATA HALAL DAN PENINGKATAN DAYA SAING WISATA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Exhibition) atau Wisata Konvensi, merupakan bagian dari industri pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan sebagai salah satu aspek dalam pariwisata yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

S, 2015 KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang semakin berkembang telah menimbulkan persaingan

Assalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,

Mewujudkan Ekosistem e-tourism di Indonesia Oleh: Donatus Fernanda Putra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

minimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan United

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah, memberdayakan

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN

Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami. peningkatan. Jika pada tahun 1990, jumlah wisatawan internasional hanya sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan destinasi wisata yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata saat ini merupakan industri terbesar di dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

kepada budi adi luhur masyarakat Bali sendiri. Penetapan pariwisata budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah Kabupaten Bojonegoro. Terdapat suatu tempat wisata yang disebut

2015 PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION DI GALERI IPTEK SABUGA BANDUNG

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia saat ini mulai berkembang dengan pesat. Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi Ibu Kota provinsi Jawa Barat. Kota yang terletak di 140 km sebelah tenggara Jakarta ini memiliki total populasi lebih dari 2 juta jiwa sehingga Bandung merupakan kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya dari segi jumlah penduduknya. Kota Kembang merupakan sebutan dari kota Bandung karena sejak jaman dahulu Kota Bandung dikelilingi pohon dan bunga yang menghiasi kota Bandung sehingga membuat Bandung menjadi kota yang sejuk dan indah. Iklim asal Kota Bandung dipengaruhi oleh pegunungan di sekitarnya sehingga cuaca yang terbentuk sejuk dan lembab. Titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 Meter dan terendah di sebelah Selatan 675 Meter diatas permukaan laut. Di wilayah Kota Bandung bagian Selatan sampai lajur lintasan kereta api, permukaan tanah relatif datar dan di wilayah kota bagian Utara berbukit-bukit. Dari Wilayah perbukitan Bandung Utara inilah orang dapat menyaksikan bentuk dan panorama keseluruhan Kota Bandung (http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/- 21/05/2014). Komoditi unggulan Kota bandung adalah sektor Pariwisata yaitu wisata alam, wisata adat dan budaya serta wisata belanja. Kesejukan dan keindahanya menjadikan Kota Kembang ini sebagai destinasi wisata favorit di Jawa Barat. Pengembangan pariwisata menjadi salah satu sektor industri yang sangat penting bagi kota Bandung. Dari segi pariwisata Kota Bandung mempunyai faktor daya tarik tersendiri. Berikut uraian beberapa faktor daya tarik wisata yang ada di Kota Bandung menurut RIPPDA (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah) Kota Bandung (http://bandung.go.id-22/05/2014): 1

1.Wisata heritage: wisata heritage yang terdapat di Kota Bandung didominasi oleh pengaruh peninggalan budaya asing akibat penjajahan, khususnya penjajahan Belanda. Kawasan kawasan kota bandung yang memiliki potensi daya tarik wisata heritage antara lain pada kawasan pemerintahan dan perkantoran seperti pada ruas jalan Asia-Afrika, Braga, Cikapundung. Kawasan militer seperti yang terdapat pada Jalan Aceh. Kawasan pemukiman seperti yang ada pada wilayah Cipaganti, Dago, dan Riau. 2.Wisata pendidikan: di Kota Bandung karena Bandung memiliki berbagai institusi pendidikan seperti ITB, UNPAD, UNPAR, dll. Museum museum seperti museum Geologi, Konferensi Asia Afrika, museum POS, dll. Serta taman kota seperti Taman Lalulintas, Kebun Binatang, dll. 3. Wisata belanja: dapat dikatakan sebagai daya tarik utama pengembangan wisata Kota Bandung. Factory Outlet yang ada di ruas Jalan Dago, Riau dan Sultan Agung serta kawasan pusat perbelanjaan seperti Cihampelas dan Alun Alun Kota Bandung. Keberadaan wisata kuliner pun cendrung tersebar di Kota Bandung. 4. Potensi wisata MICE di Kota Bandung juga cukup besar. Hal tersebut didukung dengan adanya sarana dan prasarana pendukung seperti aksesibilitas, jaringan telekomunikasi dan gedung konferensi. 5. Wisata Alam dan Budaya: Kota Bandung memiliki berbagai macam objek wisata alam yang cukup populer seperti objek wisata Tangkuban Perahu, Kawah Putih, dll. serta objek wisata budaya yang unik seperti saung angklung ujo, 1.2 Latar Belakang Penelitian Menurut United Nations Wold Tourism Organitation Industri pariwisata dalam 6 dekade ini berkembang dan berdiversifikasi menjadi sektor ekonomi yang tumbuh tercepat dan terbesar di dunia (http://repository.upi.edu-20/05/2014). Tourism Industry merupakan salah satu bidang industri yang sangat penting bagi kehidupan sosial dan ekonomi suatu negara. Menurut World Economic Forum ada 3 hal utama mengapa industri pariwisata menjadi sangat penting. Hal pertama adalah Industri pariwisata merupakan industri yang memiliki jumlah 2

karyawan dan pelaku bisnis terbanyak dalam suatu negara, yang kedua adalah industri pariwisata merupakan suatu industri yang dapat dijadikan sebagai fast lane vehicle atau cara cepat untuk memasuki dunia kerja khususnya bagi wanita dan anak muda, dan yang ketiga adalah industri ini juga dapat mendongkrak peningkatan pendapatan, perdagangan internasional, ekspor suatu negara serta menjadi sumber penerimaan devisa terbesar dalam suatu Negara (http://www.weforum.org/issues/-20/05/2014). Oleh karena itu United Nations Wold Tourism Organitation mengklaim bahwa tourism industry merupakan the world s largest industry. Pentingnya industri pariwisata atau tourism industry juga dirasakan oleh Indonesia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif mengklaim bahwa pada tahun 2013 sumbangan sektor pariwisata terhadap devisa negara mencapai US$ 10 Milliar dan berdasar jumlah ini membuat sektor pariwisata menduduki posisi keempat setelah batu bara, migas, dan kelapa sawit sebagai penyumbang devisa Negara, bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata sempat menduduki posisi ketiga sumber devisa negara (http://article.wn.com/-20/05/2014). World Bank melansir bahwa tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia terbilang meningkat tiap tahunya. Data kunjungan wisatawan mancanegara dapat dilihat pada gambar berikut: 3

Gambar 1.1 International Tourist Number Of Arrival Sumber : World Bank, World Development Indicator Gambar diatas menunjukan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia meningkat tiap tahunya. Peningkatan jumlah wisatawan ini tidak berbanding lurus dengan posisi Indonesia yang hanya berada di posisi 70 dunia jauh dibawah Malaysia, Thailand dan Singapura dalam Ranking The Travel & Tourism Competitiveness Index 2013 (weforum.org-23/05/2014). Untuk meningkatkan ranking Indonesia didunia beberapa wilayah di Indonesia sebaiknya mulai fokus mengembangkan sektor pariwisata mereka seperti yang dilakukan oleh Kota Bandung. Kota Bandung sendiri menjadikan sektor pariwisata sebagai komoditi unggulan mereka. Kota Bandung mulai menjadi destinasi wisata di Indonesia yang cukup dikenal di mata dunia, hal ini bisa kita lihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Bandung tiap tahunya, seperti pada tabel di bawah ini: 4

Tabel 1.1 Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Bandung Menurut Pintu Masuk Bandara Husein Sastra Negara (2010-2014) Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 (jan-feb) Jumlah 90,278 11,5285 14,6736 176,318 30,817 Wisatawan Mancanegara Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Barat 2014 Data jumlah kunjungan diatas menunjukan potensi pariwisata Kota Bandung cukup baik, hal tersebut juga dibuktikan dengan lebih dari 70% Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung diperoleh dari sektor pariwisata. Kini Kota Bandung terdaftar sebagai anggota World Tourism Cities Organization yang artinya sudah diakui sebagai kota pariwisata dunia. Beragam objek wisata yang dimiliki Kota Bandung menjadi alasan utama turis turis asing untuk berkunjung ke Kota kembang ini, terutama wilayah Bandung utara yang selalu menjadi pusat destinasi bagi para turis asing. Dibandingkan dengan daerah daerah lainya di Kota Bandung, wilayah Bandung utara merupakan wilayah yang selalu menjadi favorit wisatawan mancanegara untuk dikunjungi karena wilayah Bandung utara ini memiliki objek wisata yang lebih beragam dibandingkan dengan wilayah lainya mulai dari wisata belanja, wisata alam sampai wisata herritage. Sebagai Kota pariwisata dunia, Bandung dihadapkan pada tantangan bagaimana menarik wisatawan sebanyak mungkin melalui penyediaan fasilitas yang memadai serta promosi yang menarik. Untuk melakukan kegiatan promosi dibutuhkan biaya yang besar karena promosi yang dilakukan bertujuan untuk menjangkau konsumen yang lebih luas. Ditengah tingginya biaya promosi saat ini terdapat suatu bentuk promosi yang efektif bahkan tanpa menggunakan biaya sedikitpun. Bentuk promosi ini disebut sebagai Word Of Mouth. 5

Word Of Mouth merupakan komunikasi yang dilakukan dengan menceritakan pengalaman atau keunggulan dari suatu produk secara face to face. WOM dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku konsumen karena komunikasi ini cendrung mengandung kejujuran, dimana konsumen menceritakan pengalaman atau produk tertentu tanpa ada hubunganya dengan perusahaan tersebut (tanpa tujuan komersil). Menurut Joseph T (2007:13) mengatakan bahwa WOM adalah kekuatan yang besar bagi pasar/market, lebih kuat dibandingkan dengan sales, iklan dan gabungan dari elemen marketing lainya. Menurut Litvin et al. dalam jurnal the effect of word of mouth on inbound touris s decision for traveling to Islamic destination (2011:14) WOM mempengaruhi turis di USA dalam memilih rumah makan yang ingin mereka tuju. Penelitian lain mengungkapkan bahwa mayoritas orang Australia berwisata berdasar pada WOM (Shanka et al. 2011:14). Beberapa penelitian diatas mengungkapkan bahwa WOM berpengaruh terhadap keputusan kunjungan wisata (tourism decision). Menurut Swarbrooke & Horner (2009:14) produk pariwisata dan pengambilan keputusan pariwisata begitu kompleks karena didalamnya dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satunya adalah adanya pengaruh yang kuat dari orang lain. Wisatawan mencari informasi dan saran dari orang orang yang mempunyai pengalaman yang sama dengan mereka baik dari teman, keluarga ataupun komunitas lainya. Oleh karena itu berdasar pada latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menulis dan menyusun sebuah karya ilmiah yang berjudul Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Tourism Decision (Studi Pada Wisatawan Mancanegara di Wilayah Bandung Utara Tahun 2014) 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang disampaikan dalam latar belakang penelitian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Word Of Mouth wisatawan mancanegara mengenai pariwisata di wilayah Bandung Utara? 6

2. Bagaimana tourism decision di wilayah Bandung Utara? 3. Seberapa besar pengaruh word of mouth terhadap tourism decision wisatawan mancanegara di wilayah Bandung utara? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui word of mouth wisatawan mancanegara mengenai pariwisata di Bandung utara. 2. Untuk mengetahui tourism decision di Bandung utara. 3. Untuk mengetahui pengaruh word of mouth terhadap tourism decision wisatawan mancanegara di Bandung utara. 1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu tentang pemasaran khususnya word of mouth dan ilmu pariwisata yang selama ini didapat di perkuliahan serta membandingkannya dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pemerintah dan para industri jasa khususnya biro pariwisata di Indonesia untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi tourism decision dan dapat memanfaatkan faktor tersebut untuk meningkatkan penjualan. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian ini, sehingga peneliti membaginya ke dalam beberapa bab. Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah: BAB I: PENDAHULUAN 7

Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi uraian mengenai tinjauan pustaka penelitian, teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan mendukung pemecahan permasalahan kerangka pemikiran, dan ruang lingkup penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian yang digunakan, variabel operasional dan skala pengukuran, tahapan penelitian, poulasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan secara rinci tentang pembahasan dan analisaanalisayang dilakukan sehingga akan jelas gambaran permasalahan yang terjadi dan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan akhir dari analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. 8