BAB I PENDAHULUAN. 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MELALUI IMPLEMENTASI TEKNIK MIND MAPPING DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

RIA ANGGRAINI A

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB II LANDASAN TEORI. suatu cerita bohong, cerita bualan, cerita khayalan, atau cerita mengada-ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

konvensi sastra Balai Pustaka BP (Nurgiantoro, 2000:54).

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PENERAPAN TEKNIK BERCERITA DALAM MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK DONGENG SISWA KELAS V SDN 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE DISCOVERY-INQUIRY PADA SISWA KELAS VII SMP N 5 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan dalam kehidupan manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran satra mempunyai peranan penting dalam mencapai berbagai aspek dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dengan sifat sosial yang dimilikinya tentu mereka akan saling berinteraksi. Dalam

SILABUS. Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Bukittinggi Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VII / I Tahun Pelajaran :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

MUSRIAH A

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng adalah cerita bersifat khayal yang dianggap tidak benarbenar terjadi, baik oleh penuturnya maupun oleh pendengarnya (Itadz, 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum manusia mengenal huruf. Setelah manusia mulai bisa mencatat, cerita-cerita leluhur mulai disimpan dalam bentuk peninggalan tertulis, meski cara penyampaiannya masih memakai format mendongeng. Selain itu dongeng juga sebuah cerita yang mampu membangkitkan emosi dan contoh teladan kehidupan, apabila tersampaikan dengan tepat dan benar akan berdampak besar pada proses perkembangan seorang anak. Salah satu bentuk pembelajaran sastra yang dapat meningkatkan keterampilan mengapresiasikan sastra adalah mengapresiasikan sebuah dongeng. Dengan bercerita anak dapat mengukur kemampuan untuk mengungkapkan ide yang diketahui dari cerita. Kemampuan seorang anak dalam membawakan cerita adalah bagian lain dari usaha memperagakan cerita dengan gerakan tubuh dan luapan emosi. Membawakan cerita mempunyai andil yang sangat signifikan, ketika seorang anak membawakan cerita, hal itu merupakan latihan baginya sekaligus sebagai tantangan dalam membawakan materi presentasi pelajaran yang ditakuti.

2 Namun demikian teknik bercerita melalui alat peraga yang dapat meningkatkan kemampuan lisan pada saat ini seperti diabaikan. Padahal mendongeng adalah seni warisan leluhur yang perlu dikembangkan sebagai salah satu sarana positif guna mendukung berbagai kepentingan sosial secara luas. Hal ini terjadi dikarenakan teknik bercerita melalui alat peraga banyak memerlukan persiapan yang lebih dari pada pembelajaran yang lain, dan banyak memerlukan banyak waktu dan kurang produktif. Akan tetapi hal itu bisa dipecahkan dengan cara membagi peran tokoh-tokoh cerita kepada para setiap anak, seperti yang sudah dijelaskan dalam (Majid, 2005 : 76). Dengan begitu kegiatan bercerita tidak terlalu banyak membutuhkan waktu yang lama. Selain itu pesatnya perkembangan teknologi modern serta terjadinya perubahan tatanan masayarakat yang begitu hebat, tanpa terasa turut menggeser keberadaan seni mendongeng sebagai tradisi penuturan cerita untuk siswa. Padahal dongeng bermanfaat untuk mendorong anak agar mau mendengarkan dan menunjukan kemampuannya menggunakan bahasa lisan. Para guru menyadari bahwa bercerita atau mendongeng dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan berbicara anak. Hal ini sesuai dalam (Tarigan, 1986 : 116) bercerita atau menceritakan suatu cerita tertentu di depan umum jelas menuntut keterampilan berbicara. Gaya bercerita yang menarik, dan intonasi yang tepat. Pengurutan cerita yang cocok dan sebagiannya harus dikuasai dengan benar.

3 Sedangkan fenomena yang terjadi pada saat ini adalah banyak guru yang belum memperoleh pengetahuan tentang teknik bercerita dengan baik, selain dapat membantu siswa dalam memahami suatu pesan, juga dianggap dapat merangsang kemampuan berbahasa siswa. Dengan penyajian yang menarik maka akan memberikan rangsangan yang positif sehingga siswa dapat mengungkapkan kembali dengan tepat sesuai apa yang didengar, dilihat dan dirasakan. Berdasarkan penjelasan dari Ibu Siti Khotimah, salah satu guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto pada tanggal 15 Juli 2009, bahwa kemampuan berbicara khususnya bercerita dengan alat peraga dari tahun ke tahun untuk kelas VII masih rendah, masih banyak siswa yang belum mencapai batas tuntas yang ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 65. Setelah diadakan Pre Test tanpa menggunakan alat peraga pada tanggal 5 oktober 2009, diketahui bahwa nilai rata-rata siswa mencapai 60,16 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 10, dan nilai tertinggi mencapai 69 dan nilai terendah mencapai 37. Padahal sesuai dengan silabus mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII SMP, khususnya pada standar kompetensi berbicara ada beberapa kompetensi dasar. Salah satunya adalah bercerita dengan alat peraga. Pada kompetensi dasar tersebut menekankan aspek-aspek tertentu yang perlu dikuasai oleh para siswa. Proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, dapat menghasilkan siswa yang kompeten dalam bercerita atau mendongeng dengan memperhatikan aspek keruntutan cerita, volume

4 suara, dan Gestur sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai pada Kurikulum. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka guru harus memilih media yang tepat dalam pembelajaran mendongeng. Media tersebut digunakan untuk membantu siswa dalam memahami dan menghayati dongeng yang diceritakan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas penulis mencoba untuk meneliti tentang upaya meningkatkan kemampuan mendongeng melalui teknik bercerita dengan alat peraga di SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto tahun ajaran 2009-2010. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan teknik bercerita dengan alat peraga dapat meningkatkan kemampuan mendongeng pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto tahun ajaran 2009-2010. C. Tujuan Penelitian Agar penelitian tidak menyimpang dari apa yang diharapkan maka perlu adanya tujuan penelitian. Secara ringkas tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan mendongeng dengan alat peraga pada siswa kelas VII B SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto tahun ajaran 2009-2010.

5 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak antara lain: 1. Bagi guru a. Guru dapat memotivasi siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah. b. Menambah teori baru dan wawasan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada dongeng. c. Menambah kreativitas guru. d. Untuk memperoleh gambaran alternatif media pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mendongeng dalam pengajaran sastra. 2. Bagi siswa a. Untuk memotivasi belajar siswa sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. b. Meningkatkan kemampuan siswa untuk mendongeng c. Siswa dapat bercerita melalui alat peraga. d. Menumbuhkan kreativitas siswa. e. Meningkatkan mental, nalar, dan rasa percaya diri siswa, dalam mendongeng atau bercerita didepan orang banyak. 3. Bagi peneliti Dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan, dan wawasan tentang kemampuan mendongeng dengan alat peraga.

6 4. Bagi pembaca a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya, yaitu penelitian yang berhubungan dengan kemampuan mendongeng. b. Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan kemampuan mendongeng. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab, Yang meliputi bab I yaitu pendahuluan, bab II tinjauan pustaka, bab III rancangan penelitian, bab IV pelaksanaan dan hasil penelitian, bab V kesimpulan dan Saran Bab I yaitu Pendahuluan, dalam bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, dalam bab ini berisi landasan teori, kerangka pikir, dan landasan teori meliputi, pengertian dongeng, manfaaat dongeng, tujuan mendongeng, jenis-jenis dongeng, pengertian metode bercerita, bercerita dengan alat peraga, persiapan sebelum bercerita, nilai intrinsik sastra bagi anak, nilai ekstrinsik bagi pendidikan anak. kerangka berpikir dan hipotesis tindakan. Bab III Rancangan Penelitian, berisi penjelasan tentang tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, data serta cara pengambilannya, rencana tindakan dan teknik analisis data tentang upaya meningkatkan kemampuan mendongeng dengan alat peraga.

7 Bab IV Pelaksanaan dan Hasil Penelitian, dalam bab ini berisi kondisi awal sebelum pelaksanaan siklus I, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II, hubungan siklus I, dan II. Bab V Penutup, dalam bab ini berisi Simpulan dan Saran