ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Stabilitas Lereng Bertingkat Dengan Perkuatan Geotekstil Menggunakan Metode Elemen Hingga

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE

ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GABION

Keywords: soil nailing, safety factor, Fellenius, benching. Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SKRIPSI

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Banten. Sumber-sumber gempa di Banten terdapat pada zona subduksi pada pertemuan

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN BRONJONG MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOSLOPE DI DESA TAMBAKMERANG, GIRIMARTO, WONOGIRI

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN SHEET PILE UNTUK PERKUATAN LERENG DI DESA TAMBAKMERANG KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

ANALISIS DINDING PENAHAN TANAH TIPE GRAVITASI PADA LERENG DI DESA SUMBERSARI, TIRTOMOYO, WONOGIRI

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN ATAU TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE DENGAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

PENGGUNAAN GEOTEKSTIL PADA LERENG SUNGAI GAJAH PUTIH SURAKARTA

Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016

ANALISIS TINGGI MUKA AIR PADA PERKUATAN TANAH DAS NIMANGA

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

Analisis Stabilitas Pada Tanah Timbunan Dengan Perkuatan Geotekstil Dikombinasikan Dengan Dinding Penahan Tanah Di Ruas Jalan Tol Cisumdawu

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan tanah yang memiliki elevasi lebih tinggi dibandingkan tanah di

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

ANALISIS STABILITAS DAN PERKUATAN LERENG PLTM SABILAMBO KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

BAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut.

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA JALAN REL SEPANCAR - GILAS STA 217 MENGGUNAKAN METODE IRISAN BISHOP DAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

ANALISA PERKUATAN GEOTEKSTIL PADA TIMBUNAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN PLAXIS 2D

Stabilitas Lereng Menggunakan Cerucuk Kayu

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. TINJAUAN UMUM TAHAPAN PENELITIAN BERBASIS STUDI NUMERIK... 73

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun galian, salah satunya adalah soil nailing. Dalam soil nailing, perkuatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA DINDING PERKUATAN TANAH DENGAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE SATU BAJI (SINGLE WEDGE METHOD) DAN DUA BAJI (TWO PART WEDGE METHOD)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat dan berkat-nya penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir berj

PERENCANAAN STRUKTUR TANGGUL KOLAM RETENSI KACANG PEDANG PANGKAL PINANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE OASYS GEO 18.1 DAN 18.2

PENGARUH TINGGI GALIAN TERHADAP STABILITAS LERENG TANAH LUNAK ABSTRAK

ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN SOFWARE GEO STUDIO 2007 DENGAN VARIASI KEMIRINGAN (STUDI KASUS: BUKIT GANOMAN KAB KARANGANYAR)

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

BAB 3 METODOLOGI. mencari data-data yang diperlukan, yaitu segala jenis data yang diperlukan untuk

BAB III PROSEDUR ANALISIS

ANALISIS KAPASITAS DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA DENGAN PERKUATAN GEOTEXTILE WOVEN PADA TANAH LUNAK SKRIPSI

ANALISIS KEGAGALAN PONDASI TIANG KELOMPOK PADA KONSTRUKSI PILAR JEMBATAN

ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang kita hadapi dalam suatu lereng adalah masalah

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PENGARUH TEKANAN AIR PORI TANAH TERHADAP PERKUATAN TEMBOK PENAHAN DAN GEOTEXTILE

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISIS KESTABILAN LERENG GALIAN DALAM SEGMEN C PADA PROYEK JALAN SOROWAKO BAHODOPI SULAWESI Andri Hermawan NRP:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DESAIN TERASERING PADA LERENG SUNGAI GAJAH PUTIH SURAKARTA

PERHITUNGAN STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS 2D

TUGAS AKHIR. Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil. Disusun Oleh : ARAN GREGORIUS SIMARMATA BIDANG STUDI GEOTEKNIK

lanau (ML) yang tebabiya 6 meter, atau tanah longsor yang terjadi di Sidangbarang

PENGARUH JENIS TANAH TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH SEGMENTAL ABSTRAK

LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN PERKUATAN GEOGRID

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun langkah penelitian adalah:

PERENCANAAN PERKUATAN TANAH PADA LERENG GUNUNG WILIS, DESA BODAG, KECAMATAN KARE, KABUPATEN MADIUN

BAB IV KRITERIA DESAIN

Penggunaan Bambu Untuk Mengatasi Sliding Pada Reklamasi Di Tanah Lunak. Helmy Darjanto

ANALISIS DINDING PENAHAN TANAH TIPE GRAVITASI PADA LERENG DI DESA SUMBERSARI, TIRTOMOYO, WONOGIRI

REHABILITASI KERUSAKAN AMBLAS BADAN JALAN PADA TIMBUNAN TINGGI (RUAS JALAN SIMPANG KALIANDA-BAKAUHENI PROVINSI LAMPUNG) TESIS

BAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN PROGRAM GEOSLOPE

Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM)

ANALISIS TRANSFER BEBAN PADA SOIL NAILING (STUDI KASUS : KAWASAN CITRA LAND)

PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN PERKUATAN ANYAMAN KAWAT (STUDI KASUS : KAWASAN TINOOR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LERENG DENGAN PERKUATAN PONDASI TIANG

ANALISIS STABILITAS LERENG DI DAS TIRTOMOYO WONOGIRI AKIBAT HUJAN PERIODE ULANG (Studi Kasus Dusun Damon, Hargorejo, Wonogiri)

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : TITIK ERNAWATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

PENGARUH BEBAN DINAMIS DAN KADAR AIR TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Transkripsi:

ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Ichsan Prasetyo 1) Bambang Setiawan 2) Raden Harya Dananjaya 3) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret 2) 3 ) Pengajar Fakultas Tenik, Program Studi teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Jln Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp. 0271-634524. Email : 081291ichsan@gmail.com Abstract This study is aimed to determine the safety factor of natural slopes with geotextile reinforcement that occurs on terraced slopes. The method used in this research is the finite element method. Modeling is done with a few variations on the length of thick geotextile and soil embankment filling. Soil parameters used are secondary data from Cianjur soil investigation and using an approach angle from Meyerhof research. Slope stability analysis with geotextile reinforcement approach Meyerhof using 2 m length has a slope safety factor below 1.25 so by Bowles s teory, landslide could happened and a security numbers using a length of 4 m and 6 m has a slope safety factor above 1.25 that explain landslide are rare. Keywords: slope stability, storey slope, geotextile, safety factor Abstrak Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui angka keamanan lereng alami dan dengan perkuatan geotekstil yang terjadi pada lereng bertingkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode elemen hingga. Permodelan dilakukan dengan beberapa variasi pada panjang geotekstil dan tebal tanah timbunan pengisi. Parameter tanah yang digunakan adalah data sekunder dari Kabupaten Cianjur dan menggunakan pendekatan sudut geser Meyerhof. Analisis stabilitas lereng dengan perkuatan geotekstil menggunakan pendekatan sudut geser Meyerhof dengan menggunakan panjang 2 m memiliki angka keamanan lereng dibawah 1,25 sehingga menurut Bowles kelongsoran pernah terjadi dan angka keamanan menggunakan panjang 4 m, dan 6 m memiliki angka keamanan lereng diatas 1,25 sehingga kelongsoran jarang terjadi. Kata kucni: stabilitas lereng, lereng bertingkat, geotekstil, safety factor. PENDAHULUAN Metode yang dikembangkan oleh ahli untuk menangani kestabilitasan lereng banyak mengalami perkembangan, dari sistem yang konvensional yaitu penerapan terasering, turap, dinding penahan tanah (DPT), dan terucuk. Sistem yang banyak digunakan di dunia teknik sipil adalah: geosintetik, nailing, dan penerapan pra tegang. (Nur 2012) Geosintetik sendiri mengalami perkembangan dan mempunyai banyak ragam, diantaranya adalah geotekstil. Geotekstil adalah geosintetik yang bersifat lolos air dari anyaman atau nir ayam benang (serat serat) sintetis yang digunakan dalam pekerjaan tanah (Suryolelono 2000). Penelitian ini membahas analisis stabilitas lereng alami dan lereng bertingkat dengan perkuatan geotekstil. Lereng alami adalah lereng yang terbentuk secara alami yang sudah ada, dan dan lereng bertingkat adalah lereng buatan untuk keperluan untuk jalan raya yang terdiri dari 2 trap yang digunakan sebagai jalan kolektor yang kemudian akan dianalisis menggunakan program plaxis 2D v 8.2. Angka keamanan lereng existing dibahas menurut teori yang digunakan kemudian menganalisis kembali angka keamanan setelah diperkuat menggunakan geotekstil. TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan sudut geser Meyerhof adalah pendekatan yang digunakan penelitian ini karena data sekunder yang didapat dari hasil investigasi tanah yaitu berupa berat volume tanah (γ), Sudut geser tanah (ϕ), kohesi tanah (c), dan hasil uji Bor-log belum dapat digunakan sebagai input pada program Plaxis. Data tersebut kemudian diolah menggunakan pendekatan sudut geser Meyerhof yang kemudian didapat parameter lainnya seperti, kekakuan axial elastis tanah (EA) dan koefisien permeabilitas (k) yang digunakan sebagai input untuk analisis menggunakan Plaxis. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/922

Analisis stabilitas lereng menggunakan metode elemen hingga didasarkan pada konsep keseimbangan plastis batas. Adapun maksud analisis stabilitas adalah untuk menentukan faktor aman dari bidang longsor yang potensial. Faktor aman didefinisikan dengan memperhatikan tegangan geser rata-rata sepanjang bidang longsor potensial, dan kuat geser tanah rata-rata sepanjang permukaan kelongsoran.( Brinkgreve dan Broere 2002) Bowles (1989) menjelaskan beberapa variasi nilai faktor keamanan terhadap kemungkinan longsoran lereng maupun pada perancangan. Kelongsoran bisa terjadi bila nilai angka keamanan (SF) kurang dari 1,07, kelongosoran pernah terjadi bila nilai (SF) di antara 1,07 dan1,25, dan kelongsoran jarang terjadi bila nilai (SF) lebih dari 1,25. Parameter Geotekstil Menurut Suryolelono (2000), Geosintetik adalah bahan tiruan (sintetis) atau bahan yang bukan merupakan bahan alami yang digunakan dilingkungan tanah. Bahan sintetis ini dapat berupa bahan-bahan yang berasal dari polimerisasi hasil industri-industri kimia (minyak bumi), bahan baja, semen, serat-serat sintetis, kain dan lain-lain. Secara umum geosintetik ini dapat dikatakan sebagai bahan serat-serat asli atau buatan yang digunakan didalam pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan tanah, batuan atau lingkungan tanah/batuan, tetapi arti yang sekarang berkembang, geosintetik adalah bahan sintetis berupa serat-serat sintetis yang dianyam, nir-anyam atau bentuk lain (mat, web dll) yang digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan tanah. Parameter pendekatan untuk geotekstil yang digunakan sebagai input pada Plaxis untuk penelitian ini adalah kekakuan axial elastis (EA). Parameter kekakuan axial elastis didapatkan dari spesifikasi geotekstil yaitu tensile strength (F) dan elongation (Δl/l). (EA) adalah hasil dari tensile strength dibagi elongation. Reduksi phi-c Reduksi phi-c merupakan salah satu metode untuk menghitung faktor keamanan. Pendekatan reduksi phi-c, parameter tan ϕ dan c dari tanah selanjutnya akan direduksi hingga keruntuhan tercapai. Faktor pengali total ƩMsf digunakan untuk mendefinisikan parameter kekuatan tanah pada suatu tahapan tertentu dalam analisis sama dengan tan ϕ masukan dibagi tan ϕ tereduksi sama dengan kohesi (c) masukan dibagi kohesi (c) tereduksi Perhitungan reduksi phi-c dilakukan dengan prosedur peningkatan beban jumlah langkah. Peningkatan faktor pengali Msf digunakan untuk menentukan peningkatan dari reduksi kekuatan dari langkah perhitungan pertama. Peningkatan ini secara pra pilih diatur ke 0,1. Proses selanjutnya akan direduksi secara otomatis hingga seluruh langkah tambahan telah digunakan. Langkah terakhir sebelum reduksi phi-c harus selalu dicek apakah telah menghasilkan mekanisme keruntuhan. Jika hal ini terjadi, maka angka keamanan (SF) adalah gaya yang menahan dibagi gaya yang mendorong METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode elemen hingga dengan menggunakan program Plaxis 8.2. Permodelan dilakukan dengan beberapa variasi pada panjang geotekstil dan tebal tanah timbunan pengisi. Permodelan elemen hingga yang dipilih dalam penelitian ini berupa plane strain. Model ini digunakan jika penampang melintang yang kurang lebih seragam dengan kondisi tegangan dan kondisi pembebanan yang cukup panjang dalam arah tegak lurus terhadap penampang, sehingga sesuai untuk permodelan lereng. Asumsi pembebanan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beban kendaraan terberat yang melintasi jalan pada tingkatan lereng. Pemodelan Lereng dengan Perkuatan Perkuatan pada lereng difungsikan untuk mencegah terjadinya kelongsoran, sehingga kestabilan lereng dapat tercapai. Salah satu perkuatan lereng yang biasanya dipakai adalah geoekstil. Jenis geotekstil yang digunakan pada penelitian adalah geotekstil anyam dari polyester dari produksi maccaferri dengan kemiringan lereng 90 o. Variasi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/923

(a) (b) (c) (d) Gambar 1 (a) Geotekstil variasi 1, 2, 3 (b) Geotekstil variasi 4, 5, 6 (c) Geotekstil variasi 7, 8, 9 (d) Geotekstil variasi 10, 11, 12 PEMBAHASAN Program Plaxis 8.2 digunakan untuk mengetahui stabilitas global lereng. Stabilitas global digunakan untuk mendapatkan angka keamanan lereng keseluruhan karena program Plaxis tidak dapat menampilkan angka keamanan guling, dan geser secara terpisah. Lereng Tanpa Perkuatan Kondisi sebelum diperkuat merupakan kondisi lereng yang ditinjau, dalam kasus ini lereng memiliki kemiringan sudut 45 o, dengan memodelkan pada program plaxis menggunakan parameter tanah korelasi dan sudut geser dengan pendekatan Meyerhof didapat hasil analisis stabilitas global yang ditunjukkan pada Gambar 2 berikut : Gambar 2 Kelongsoran lereng pendekatan Meyerhof Sudut geser merupakan parameter penting dalam perhitungan angka keamanan lereng, karena sudut geser memperngaruhi tahan geser lereng. Gambar di atas menjelaskan bidang kelongsoran untuk pendekatan sudut geser Meyerhof dengan nilai SF 1.2221 di bawah angka keamanan Bowles yaitu 1,25 sehingga kelongsoran pernah terjadi. 4.2. Lereng dengan Perkuatan Lereng yang diperkuat dengan geotekstil kemudian dianalisis lagi menggunakan program plaxis untuk mengetahui perbedaan dengan angka keamanan sebelum diperkuat dan setelah diperkuat. Gambar 3, Gambar 4 dan Gambar 5 menunjukkan hubungan SF dengan setiap variasi menggunakan pendekatan sudut geser Meyerhof serta hasil Extreme total displacement dan Principal directional stress. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/924

Gambar 3 Angka keamanan pendekatan sudut geser Meyerhof Gambar 3 menunjukkan angka keamanan pendekatan sudut geser Meyerhof lereng dengan panjang geotekstil 2 m dengan tebal timbunan 0,3 m; 0,4 m; 0,5 m; dan 0,6 m memiliki angka keamanan dengan nilai berturut-turut 0,436; 0,282; 0,059; 0,02. Bowles menjelaskan kelongsoran bisa terjadi bila nilai SF di bawah 1,25. Angka keamanan lereng dengan panjang geotekstil 4 m dan 6 m dengan tebal timbunan 0,3 m; 0,4 m; 0,5 m; dan 0,6 m memiliki angka keamanan dengan nilai berturut-turut 1,75; 2,102; 1,663; 2,01; 1,592; 1,913; 1,515; 1,715. Bowles menjelaskan kelongsoran jarang terjadi bila SF di atas 1,25. Gambar 4 Extreme total displacement pendekatan sudut geser Meyerhof Gambar 4 menunjukkan total displacement yang dihasilkan dari pendekatan sudut geser Meyerhof. Total displacement yang didapatkan tidak menunjukkan tren tertentu. Variasi panjang geotekstil 2 m, 4 m, dan 6 m dengan tebal timbunan 0,3 m dan 0,6 m menunjukkan penurunan nilai perpindahan sesuai penambahan panjang geotekstil tetapi untuk variasi panjang geotekstil 2 m, 4 m, dan 6 m dengan tebal timbunan 0,4 m dan 0,5 m justru mengalami peningkatan dengan nilai berturut-turut 0,036 m; 0,037 m; 0,037 m. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/925

Gambar 5 Total Stress pendekatan sudut geser Meyerhof Gambar 5 menunjukkan tegangan total pendekatan sudut geser Meyerhof menunjukkan tidak adanya tren tertentu. Tegangan yang terjadi saat menggunakan geotekstil dengan panjang 4 m turun dari tegangan awal saat menggunakan panjang 2 m dengan nilai berturut-turut -974,62 kn/m 2, panjang geotekstil 6 m justru mengalami kenaikan dengan nilai untuk setiap variasi tebal timbunan adalah -974,35 kn/m 2, -973,63 kn/m 2 ; -974,39 kn/m 2 ; dan -974,37 kn/m 2. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai analisis stabilitas lereng dengan perkuatan geotekstil dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis stabilitas lereng bertingkat existing menggunakan program Plaxis didapat angka keamanan lereng untuk pendekatan sudut geser Meyerhof adalah 1,2221. 2. Analisis stabilitas lereng bertingkat dengan keimiringan 90o diperkuat geotekstil variasi panjang geotekstil 2 m dengan tebal timbunan 0,3 m; 0,4 m; 0,5 m; dan 0,6 m pendekatan sudut geser Meyerhof memiliki angka SF di bawah angka keamanan lereng dari Bowles yaitu 1,25. 3. Analisis stabilitas lereng bertingkat dengan keimiringan 90o diperkuat geotekstil variasi panjang geotekstil 4 m dan 6 m dengan tebal timbunan 0,3 m; 0,4 m; 0,5 m; dan 0,6 m pendekatan sudut geser Meyerhof memiliki angka SF di atas angka keamanan lereng dari Bowles yaitu 1,25. 4. Perpindahan total lereng tidak menunjukkan tren tertentu untuk pendekatan sudut geser Meyerhof. 5. Tegangan total lereng tidak menunjukkan tren tertentu untuk pendekatan sudut geser Meyerhof. REFERENSI Bowles, J.,E., 1989, Hubungan nilai Safety Factor dan kemungkinan kelongsoran tanah. Brinkgreve, R.B.J, & Broere, W. 2002. Manual Plaxis 2D Version 8. Netherland: Delft University of Technology & Plaxis. Nur F., A., 2012, Analisis Tegangan-Perpindahan dan Faktor Keamanan (SF) Pada Lereng Miring Dengan Perkuatan Soil Nailing Menggunakan Program Plaxis 8.2, Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Suryolelono.,K.,B, 1994, Geosintetik Teknik, Yogyakarta: Nafiri. Suryolelono.,K.,B, 2000, Geosintetik Teknik, Yogyakarta: Nafiri. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/926