II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI MAKMUR DESA ASTOMULYO, KECAMATAN PUNGGUR, LAMPUNG TENGAH

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

TINJAUAN PUSTAKA. tersebar ke seluruh penjuru dunia, terutama di sekitar daerah khatulistiwa yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah semak yang memiliki nama ilmiah Ananas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

JAMBU BIJI BAB. I. (Psidium guajava L.) Gambar 1.1. Macam-Macam Warna Jambu Biji (Psidium guajava L.)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Varietas Bawang Merah

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TANAMAN PENGHASIL PATI

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Nenas Nenas merupakan tanaman buah berbentuk semak yang mempunyai nama latin Ananas

I. PENDAHULUAN. Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sungai Niger di Afrika. Di Indonesia sorgum telah lama dikenal oleh petani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan pembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komoditas Jagung Manis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

Transkripsi:

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Nanas berasal dari Brazilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi di sana sebelum masa Columbus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, dan masuk ke Indonesia pada abad ke -15 (tahun 1599). Di Indonesia pada mulanya nanas hanya sebagai tanaman pekarangan dan meluas hingga menjadi tanaman yang di kebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh nusantara. Tanaman nanas kini dipelihara di daerah tropik dan subtropik. Varietas kultivar nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayenne dan Queen. Klasifikasi tanaman nanas adalah sebagai berikut: tanaman ini berasal dari kingdom Plantae; divisi Spermatophyta; kelas Angiospermae; ordo Farinosae; Famili Bromiliaceae; genus Ananas; dan spesies Ananas comosus (L) Merr. Dalam skripsinya, Maulana (1998) menyatakan bahwa ciri-ciri nanas Cayenne adalah (1) daun halus, tidak berduri, dan kalau berduri hanya pada ujung daun saja, (2) ukuran buah besar, berbentuk silindri, mata buah datar berwarna hijau kekuningan, rasanya agak asam, cocok untuk bahan baku buah kalengan. Sedangkan ciri-ciri nanas Queen adalah (1) daun berbentuk pendek dan berduri tajam yang membengkok kebelakang, (2) buah berbentuk lonjong seperti kerucut, mata buah menonjol, warna kuning kemerahan, rasanya manis sehingga cocok untuk dikonsumsi sebagai buah. Nanas dapat tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun. Di daerah tropis nanas cocok ditanam dan dibudidayakan di dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Curah hujan yang ideal untuk tanaman nanas berkisar antara 1.000-3.000 mm per tahun, dengan suhu optimum 32 C. Menurut Siregar (2010), biasanya nanas berwarna hijau sebelum masak dan menjadi hijau kekuningan apabila masak. Nanas memiliki 30 atau lebih daun yang panjang, berserat, dan berduri tajam yang mengelilingi batangnya yang tebal. Kulit buahnya bersisik dan bermata banyak. Biasanya nanas dibudidayakan di lahan kering. Penyebaran tanaman nanas terbilang cukup cepat, hal ini 8

dikarenakan tanaman nanas memiliki daya tahan yang tinggi selama perjalanan. Selain itu untuk mendapatkan bibit nanas tidak terlalu sulit, hanya dengan memperbanyaknya dengan cara vegetatif menggunakan tunas-tunasnya. Buah nanas rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya kecil dan sering tidak jadi. Buah nanas termasuk buah nonklimakterik dimana buah tidak mengalami proses pematangan selama penyimpanan jika dipetik dalam kondisi muda. Buah nanas yang dipanen terlalu muda rasanya akan kurang enak, rasa buah asam kurang manis dan hambar, sebaliknya buah yang dipanen pada tingkat kemasakan yang optimal akan mempunyai rasa yang enak, rasa manis sangat menonjol dan rasa asam yang berkurang. Menurut Kurniawan (2008), buah nanas mengandung vitamin (A dan C), Kalsium, Fosfor, Magnesium, Besi, Natrium, Kalium, Dekstrosa, Sukrosa (gula tebu) dan Enzim Bromelain. Bromelain berkhasiat sebagai antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker, menghambat agregasi platetet, dan mempunyai aktivitas fibrinotik. Kandungan seratnya dapat mempermudah buang air besar pada penderita sembelit. Selain itu buah nanas juga berkhasiat sebagai antioksidan alami, mengatasi penuaan dini, wasir, serangan jantung, penghalau stres, memperlancar buang air, mencegah katarak, mempercepat penyembuhan luka operasi serta pembengkakan dan nyeri sendi 6. 2.2. Tinjauan Analisis Usahatani Nanas Usahatani merupakan suatu jenis kegiatan pertanian rakyat yang diusahakan oleh petani dengan mengkombinasikan faktor alam, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan yang ditujukan pada peningkatan produksi. Peningkatan produksi pertanian akan berpengaruh pada pendapatan petani. Pendapatan yang diperoleh petani berbeda-beda tergantung dari komoditas yang dibudidayakannya. Tingkat pendapatan petani dapat diukur dengan melakukan analisis pendapatan usahatani dan analisis efisiensi. Terdapat beberapa penelitian yang sudah melakukan analisis pendapatan usahatani terhadap komoditas nanas yaitu yang 6 Kurniawan, F. Sari Buah Nanas Kaya Manfaat. www.pustaka.litbang.deptan.go.id/new/ [4 Juni 2012] 9

dilakukan oleh Siregar (2010), Maulana (1998), dan Dalimunthe (2008) dengan alat analisis yang sama yaitu analisis pendapatan dan analisis R/C rasio, untuk mengetahui apakah usahatani tersebut menguntungkan atau tidak. Siregar (2010) menggunakan analisis pendapatan usahatani dan analisis R/C rasio untuk menganalisis usahatani nanas di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. Dari penelitian yang dilakukan tersebut, didapat tingkat keuntungan petani yang sangat rendah, yaitu Rp 9.364.214,00 per hektar untuk masa produksi satu tahun, dengan nilai R/C Rasio adalah sebesar 1,59. Keuntungan dipengaruhi oleh penerimaan yang diperoleh petani dan biaya yang dikeluarkan petani. Keuntungan petani rendah dikarenakan tingkat penerimaan yang diperoleh petani juga rendah dan biaya yang dikeluarkan cukup tinggi. Usahatani nanas di Desa Sukaluyu membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dikarenakan karakteristik lahan yang tidak datar dan mudah ditumbuhi alang-alang, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja cukup tinggi. Hal tersebut akan mengakibatkan biaya total yang dikeluarkan petani semakin tinggi. Penerimaan petani dipengaruhi oleh penggunaan input dalam usahatani. Bibit yang digunakan dalam usahatani ini masih rendah baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. Petani hanya menggunakan 10.000 bibit dalam satu hektar. Penggunaan bibit yang semakin sedikit dapat mengakibatkan semakin rendahnya produktivitas. Selain itu, rendahnya produktivitas ini juga dipengaruhi oleh sistem budidaya yang dilakukan petani di Desa Sukaluyu yang masih rendah. Produktivitas tanaman yang rendah akan berdampak pada rendahnya penerimaan petani. Maulana (1998) melakukan penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani nanas di Desa Bunihayu, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang. Hasil yang didapat untuk tingkat keuntungan petani nanas adalah Rp 11.724.500,00 per hektar per tahun dengan R/C rasio 5,24. Penerimaan yang diperoleh petani di Desa Bunihayu lebih sedikit dibandingkan penerimaan petani di Desa Sukaluyu. Namun tingkat pendapatan petani di Desa Bunihayu lebih besar, hal tersebut dikarenakan biaya yang dikeluarkan oleh petani Desa Bunihayu lebih rendah. Dalam satu tahun biaya 10

yang dikeluarkan petani di Desa Sukaluyu sebesar Rp 15.828.094,00 sedangkan di Desa Bunihayu hanya sebesar Rp 2.765.500,00. Namun biaya yang dikeluarkan oleh petani di Desa Bunihayu belum termasuk biaya diperhitungkan karena Maulana (1998) hanya menghitung biaya tetap dan biaya variabel, sedangkan pada usahatani di Desa Sukaluyu, Siregar (2010) menghitung biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Selain itu, perbedaan harga pada tahun 1998 dan 2010 juga menyebabkan perbedaan penerimaan dan biaya yang harus dikeluarkan oleh petani. Selain karena usahatani di Desa Bunihayu menggunakan biaya yang lebih rendah, produktivitas tanaman nanas di Desa Bunihayu juga lebih tinggi. Hal itu terlihat dari jumlah nanas yang dihasilkan setiap tahunnya. Di Desa Bunihayu dalam setahun petani dapat menghasilkan nanas sebanyak 28.980 buah sedangkan di Desa Sukaluyu hanya mencapai 25.192 buah. Analisis usahatani yang dilakukan Siregar (2010) dan Maulana (1998) sebenarnya dapat dikembangkan lebih lanjut. Analisis usahatani dapat dilakukan dengan membandingkan usahatani berdasarkan cara pemeliharaannya (Dalimunthe 2008). Pengembangan yang dilakukan Dalimunthe (2008) pada penelitiannya adalah analisis usahatani nanas menggunakan standar prosedur operasional (SPO) di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Penelitian tersebut membedakan antara usahatani nanas yang menggunakan SPO dengan usahatani nanas non SPO. Hasil yang didapat adalah keuntungan usahatani nanas dengan SPO lebih tinggi dibandingkan dengan non SPO, yaitu keuntungan usahatani nanas non SPO sebesar Rp 8.445.000,00 dengan R/C rasio 1,57 dan keuntungan dari usahatani nanas dengan SPO sebesar Rp 10.430.500,00 dengan R/C rasio 1,67. Penerimaan yang diperoleh pada usahatani nanas SPO lebih tinggi dibandingkan nanas non SPO, dikarenakan jumlah produksi nanas SPO lebih tinggi dibandingkan nanas non SPO. Selain itu terjadi perbedaan didalam penentuan harga nanas, dimana dalam usahatani nanas non SPO buah yang akan dijual tidak dibedakan berdasarkan mutu, sedangkan untuk usahatani nanas SPO nanas yang akan dijual sudah dikelompokkan berdasarkan mutunya. Hal tersebut dikarenakan dalam pemeliharaan pada usahatani nanas SPO dilakukan secara 11

intensif dengan melakukan perencanaan dana yang jelas, sedangkan pada usahatani nanas non SPO masih dilakukan secara sederhana dan belum menganggarkan dana yang jelas, sehingga akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan dan kualitas buahnya. Kualitas buah akan berpengaruh terhadap harga buah nanas, semakin baik kualitasnya maka semakin tinggi harga yang diperoleh petani sehingga penerimaan petani pun semakin tinggi. Dalam menggunakan input, pada usahatani nanas non SPO lebih sedikit dibandingkan usahatani nanas SPO. Hal ini akan berakibat pada total biaya yang dikeluarkan petani, sehingga petani nanas SPO mengeluarkan biaya lebih banyak dibandingkan petani non SPO. Perbedaan penggunaan input tersebut dikarenakan pola pikir petani non SPO yang masih menggunakan teknik bercocok tanam secara tradisional sedangkan petani SPO sudah melakukan teknik bercocok tanam dengan pemeliharaan yang optimal. Penerimaan dan biaya akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang diperoleh petani. Pendapatan yang diperoleh petani di Desa Cipelang yang menggunakan SPO lebih tinggi dibandingkan petani non SPO walaupun biaya yang dikeluarkan petani SPO lebih besar. Hal tesebut dikarenakan produk yang dihasilkan berbeda dalam jumlah maupun kualitas. 2.3. Tinjauan Analisis Usahatani Berdasarkan Luasan Lahan Penelitian mengenai analisis usahatani yang membandingkan berdasarkan luasan lahan dilakukan oleh Handayani (2006) dan Warsana (2007). Handayani (2006) melakukan analisis usahatani padi sawah berdasarkan luas dan kepemilikan lahan di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Analisis usahatani dalam penelitian tersebut dibedakan menjadi empat kelompok yaitu petani pemilik lahan sempit, petani pemilik lahan luas, petani sakap lahan sempit, dan petani sakap lahan luas. Pengelompokkan petani lahan luas dan lahan sempit berdasarkan luasan lahan yang dimiliki. Petani lahan luas adalah petani yang memiliki lahan lebih dari sama dengan satu hektar ( 1 hektar), sedangkan petani lahan sempit adalah petani yang memiliki lahan kurang dari satu hektar (< 1 hektar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani milik jauh lebih menguntungkan dibandingkan usahatani sakap. Hal ini dapat dilihat dari nilai R/C 12

rasio dan tingkat keuntungannya. Keuntungan yang diperoleh oleh petani milik dengan lahan sempit adalah Rp 2.468.795,83,00 dengan R/C rasio 1,97 dan keuntungan untuk petani milik dengan lahan luas sebesar Rp 2.503.573,51,00 dengan R/C rasio 2,12. Sedangkan untuk keuntungan yang diperoleh oleh petani sakap dengan lahan sempit adalah Rp 1.293.314,84 dengan R/C rasio 1,36 dan keuntungan untuk petani sakap dengan lahan luas sebesar Rp 1.051.217,18 dengan R/C rasio 1,32. Keuntungan tersebut adalah keuntungan yang didapat untuk satu kali musim tanam. Penerimaan yang diperoleh petani lahan sempit lebih banyak dibandingkan dengan petani lahan luas. Hal tersebut dikarenakan produktivitas tanaman padi pada petani lahan sempit lebih tinggi. Petani pada lahan sempit menggunakan input usahatani yang lebih banyak, seperti dalam penggunaan bibit dan pupuk. Hal ini akan berakibat pada biaya yang dikeluarkan petani. Sehingga biaya yang dikeluarkan petani pada lahan sempit lebih besar dibandingkan petani lahan luas. Pendapatan dipengaruhi oleh penerimaan dan biaya dalam usahatani. Pendapatan yang diperoleh petani lahan luas lebih besar dibandingkan lahan sempit, walaupun penerimaan yang diperoleh lebih sedikit pada lahan luas. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan petani lahan sempit lebih besar dibandingkan petani lahan luas. Berdasarkan nilai R/C yang diperoleh pada seluruh usahatani tersebut baik dengan status kepemilikan lahan milik maupun sakap dan dengan garapan luas atau sempit menunjukkan bahwa nilai R/C lebih dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani padi sawah masih menguntungkan dan memberikan keuntungan bagi petani. Warsana (2007) melakukan penelitian yang berjudul analisis efisiensi dan keuntungan usahatani jagung (studi di kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora). Analisis ini dilakukan dengan membandingkan usahatani jagung berdasarkan luasan lahan yang dimiliki petani, yaitu petani kecil ( 1,0 hektar) dan petani besar (> 1,0 hektar). Penggolongan ini berdasarkan buku inventarisasi pajak bumi dan bangunan yang ada di lokasi penelitian. Analisis dilakukan dengan menggunakan model fungsi keuntungan Cobb-Douglas yang berguna 13

untuk mengetahui hubungan input dan output serta mengukur pengaruh dari berbagai perubahan harga input terhadap produksi. Penerimaan yang diperoleh petani kecil lebih besar dibandingkan petani besar karena jumlah jagung yang diproduksi pada petani kecil lebih banyak. Rendahnya produksi jagung pada petani besar disebabkan teknik penanaman yang digunakan petani lahan besar terlalu jarang sehingga produksi yang diperoleh lebih sedikit. Selain itu juga petani pada lahan besar kurang efisien dalam menggunakan faktor produksi yang ada, seperti luas lahan, jumlah benih serta pupuk. Hal ini berakibat pada biaya yang dikeluarkan petani, pada petani besar biaya yang dikeluarkan lebih banyak karena penggunaan faktor produksi yang tidak efisien. 2.4. Keterkaitan dengan Penelitian Terdahulu Persamaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian Siregar (2010), Maulana (1998), Dalimunthe (2008), dan Handayani (2006) yaitu dalam penggunaan alat analisis untuk mengetahui tingkat pendapatan petani. Untuk mengukur tingkat pendapatan petani digunakan analisis pendapatan usahatani dan efisiensi output input (R/C rasio). Selain itu pada penelitian Siregar (2010), Maulana (1998), dan Dalimunthe (2008) menggunakan komoditas yang sama dengan penelitian yang dilakukan yaitu tanaman nanas. Penelitian ini sama dengan penelitian Handayani (2006) dan Warsana (2007) karena lebih memperdalam analisis pendapatan usahatani yaitu berdasarkan luas lahan. Perbedaan penelitian dengan kelima penelitian sebelumnya adalah lokasi tempat dilakukannya penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Kelompok Tani Makmur, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah. Selain itu penelitian yang dilakukan Handayani (2006) dan Warsana (2007) menggunakan komoditas yang berbeda yaitu komoditas padi sawah dan jagung. Perbedaan lainnya adalah pada penelitian Siregar (2010) dan Maulana (1998), selain menganalisis pendapatan usahatani juga dilakukan analisis pemasaran seperti saluran pemasaran, marjin pemasaran, dan farmer s share. Analisis efisiensi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga, yaitu efisiensi penerimaan terhadap biaya, efisiensi penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, dan efisiensi penerimaan terhadap jumlah investasi. Selain itu, dalam 14

penelitian ini dilakukan uji-t untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam penggunaan input yaitu bibit, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk phonska, Gramaxone, Protephon, dan tenaga kerja berdasarkan kelompok luasan lahan yang berbeda, yaitu pada lahan sempit (< 0,5 hektar) dan lahan sedang (0,5-2 hektar). Dengan begitu dapat diketahui usahatani mana yang lebih efisien dan memberikan keuntungan bagi petani. 15