BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari eksternal. Kebijakan hutang ini dilakukan untuk menambah dana

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan utama didirikannya perusahaan berorientasi laba adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian investasi baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Makin besarnya bagian kebutuhan dana yang dipenuhi dengan dana

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB V PENUTUP. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji bagaimana pengaruh

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat menuntut manajemen perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. atau laba yang sebesar-besarnya yang mengandung konsep bahwa perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagainya. Para investor tentu mengharapkan return atas investasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan dalam menjalankan usahanya selain untuk memperoleh

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB I PENDAHULUAN. produksi barang atau jasa. Tujuan dari perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasar yang semakin luas menjadikan persaingan usaha semakin ketat. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekarang itu pasar modal di negara kita masih konvensional,sementara itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bagi para investor untuk melakukan aktifitas

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan sehingga mendorong setiap negara untuk selalu berinovatif, kreatif

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. pemegang sahamnya dengan cara memaksimalkan pendapatan investor.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia memiliki peran sebagai Lembaga Pasar Modal yang merupakan wadah untuk mengalokasikan dana secara efisien. Para Investor dapat melakukan investasi pada beberapa sektor-sektor perusahaan yang sudah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di pasar modal. 2 Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Investor adalah individu atau unit ekonomi yang menanamkan tabungannya dalam bentuk aset dengan harapan memperoleh hasil atau return di masa yang akan datang. Para penabung mendapat kesempatan baik untuk memperoleh laba berupa dividen atau capital gain. 3 Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. 4 1 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), Edisi Revisi, Cet. ke-3, h. 5 2 Anisah dan Lailatul Amanah, Pengaruh Profitabilitas, Cash Position, Leverage, Growth Terhadap Kebijakan Pembagian Dividen, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 3 No. 6, (Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, 2014), h. 2 3 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, op.cit., h. 7-16 4 Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian, Manajemen Keuangan 2, (Jakarta: Literata Lintas Media, 2003), Edisi 4, h. 437 1

2 Dividen merupakan bagian pendapatan yang diterima oleh pemegang saham. Biasanya perusahaan membagi dividen setelah mendapatkan laba akhir atau laba bersih setelah pajak (Earning After Tax). 5 Kebijakan pembagian dividen merupakan salah satu keputusan penting bagi perusahaan dalam bidang keuangan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan saldo labanya. Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung pada kebijakan dividen dari masingmasing perusahaan. Para investor biasanya lebih senang membayar dengan harga yang lebih tinggi bagi saham yang akan dapat memberikan dividen yang tinggi. Sehingga pembayaran dividen yang tinggi dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan. Keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan dimana manajemen sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah akan membagi dividennya atau akan menahan laba untuk diinvestasikan kembali kepada proyek-proyek yang menguntungkan guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Apabila semakin besar tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit saldo laba dan akibatnya akan menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan. Jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan agar tetap di dalam perusahaan, berarti jumlah yang tersedia untuk membayar dividen semakin 5 Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Manajemen Keuangan Untuk Non Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), Edisi 1, Cet. ke-1, h. 133

3 kecil. Berhubungan dengan hal tersebut maka masalah yang akan timbul adalah bagaimana suatu kebijakan dividen akan mempengaruhi nilai perusahaan. 6 Oleh karena itu kebijakan yang berkenaan dengan dividen merupakan hal yang perlu diperhatikan secara serius oleh manajemen, apakah akan membayarkan dividen atau menggunakan dana yang ada untuk investasi. Kebijakan dividen yang disebut juga dengan dividend payout ratio (DPR) menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditur, maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan perusahaan. Melalui kebijakan ini perusahaan memberikan sebagian dari keuntungan bersih kepada pemegang saham secara tunai. 7 Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan ini bermula dari bagaimana perlakuan manajemen terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan yang pada umumnya sebagian dari penghasilan bersih setelah pajak atau Earning After Tax (EAT) dibagikan kepada para investor dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan 6 Atika Jauhari Hatta, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder, JAAI Volume 6 No. 2 (Desember 2006), h. 1 7 Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Erlangga, 2001), Edisi 8, h. 63-65

4 kepada pemegang saham sebagai cash dividend (laba yang dibagikan) disebut dividend payout ratio. 8 Capital gain merupakan return yang diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual dari transaksi saham yang dilakukan investor, sedangkan dividen adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan untuk pemegang saham perusahaan tersebut. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan manajemen sangat diperlukan. Kebijakan dividen tersebut merupakan kebijakan yang melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan keduanya saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya. 9 Berdasarkan teori keagenan, diketahui bahwa kepentingan manajer selaku pengelola perusahaan akan dapat berbeda dengan kepentingan para pemegang saham, sehingga akan dapat menimbulkan biaya agensi. Masalah keagenan yang terjadi disebabkan adanya kemungkinan manajemen bertindak tidak sesuai dengan keinginan principal, karena manajemen berkeinginan untuk meningkatkan kemakmurannya. Selain itu manajemen juga dapat memilih struktur modal perusahaan, struktur kepemilikan dan kebijakan dividen yang dapat menurunkan biaya keagenan (agency cost) yang terjadi 8 Rizka Persia Pasadena, Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Sarjana Ekonomi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2013), h. 4 9 Muhammad Asril Arilaha, Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13 No. 1, (Ternate: Universitas Khairun, 2009), h. 78-79

5 dalam konflik kepentingan tersebut. Sehingga sering pembahasan mengenai dividen mengacu pada kerangka teori keagenan. 10 Dengan demikian perlu bagi pihak manajemen untuk mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang bisa memengaruhi kebijakan dividen yang akan ditetapkan perusahaan. Berkaitan dengan kebijakan pembayaran dividen tersebut dalam konteks manajemen keuangan terlihat bahwa terdapat beberapa pihak yang saling berbeda kepentingan, yaitu antara kepentingan pihak pemegang saham, manajer, dan pihak perusahaan sendiri. Manajer disewa oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan, agar perusahaan mencapai tujuan pemegang saham, yaitu memaksimumkan nilai perusahaan (kemakmuran pemegang saham). Tidak ada jaminan bahwa manajer akan selalu bertindak konsisten dengan tujuan memakmurkan pemegang saham, tujuan yang dibebankan oleh pemegang saham kepada manajer. Sebab selain tujuan yang dibebankan oleh pemegang saham, manajer juga memiliki tujuan sendiri yang bukan tidak mungkin kadang-kadang bertentangan dengan tujuan pemegang saham. Misalnya, dalam kebijakan dividen manajer lebih menyukai dividen dibagikan dalam jumlah yang kecil sebab pembagian dividen akan mengurangi jumlah dana yang dikuasai oleh manajer (Free Cash Flow), dan sebaliknya pemegang saham lebih menyukai dividen yang besar sebab akan menambah kemakmuran mereka. Teori yang menjelaskan tentang konflik kepentingan antara pemegang saham dengan manajer ini dikenal dengan Teori Keagenan atau Agency Theory. Sedangkan dari sisi perusahaan, 10 Amalia Nur Chasanah, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR) Pada Perusahaan Yang Listed di Bursa Efek Indonesia, Tesis Program Magister Manajemen Pascasarjana, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2008), h. 3

6 kebijakan dividen terutama akan berkaitan dengan pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan. Bagian laba yang dibagikan akan mengurangi dana internal yang dapat digunakan untuk memperbesar skala usaha perusahaan dengan investasi. Free Cash Flow (aliran kas bebas) adalah kas yang tersisa setelah melakukan seluruh proyek yang menghasilkan Net Present Value (NPV) positif. Tetapi lebih baik bagi manajer untuk mengembalikan kelebihan kas kepada pemegang saham dalam bentuk dividen guna memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Hal tersebut menunjukan bahwa dividen dapat mengurangi agency cost karena mengurangi free cash flow yang tersedia bagi manajer. 11 Perusahaan dengan aliran kas bebas berlebih akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena mereka dapat memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan lain. Perusahaan dengan aliran kas bebas tinggi bisa diduga lebih survive dalam situasi yang buruk, sedangkan aliran kas bebas negatif berarti sumber dana internal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan investasi perusahaan sehingga memerlukan tambahan dana eksternal baik dalam bentuk utang maupun penerbitan saham baru. Kebijakan pembagian dividen juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan hutang (leverage). Leverage adalah faktor yang berhubungan dengan kontrak pinjaman, leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur 11 Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, Pengaruh Kepemilikan Manejerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11 No. 3, (Trisakti: STIE Trisakti, 2009), h. 192-193

7 seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. 12 Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. 13 Rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Oleh karena itu dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 14 Faktor lain yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio adalah pertumbuhan perusahaan (Growth). Growth merupakan rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum. 15 Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan (growth), maka akan semakin besar dana yang dibutuhkan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut 12 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Edisi 1, Cet. ke-9, h. 113 13 Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2010), Edisi 4, Cet. ke.4, h. 122 14 Rizka Persia Pasadena, op.cit., h. 5 15 Irham Fahmi, Pengantar Management Keuangan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 90

8 sehingga semakin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan yang berarti semakin kecil dividen yang dibayarkan. 16 Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah Free Cash Flow, Leverage, Profitability, dan Growth. Data empiris mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Rata-rata dari Dividen Payout Ratio, Free Cash Flow, Leverage, Profitability, dan Growth Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2011-2016 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Variabel 2011 2012 2013 2014 2015 2016 DPR (%) 0.44 0.42 0.50 0.44 0.49 0.47 FCF (%) 0.12 0.13 0.13 0.11 0.12 0.08 DER (%) 0.67 0.73 0.71 0.85 0.68 0.67 ROE (%) 0.30 0.34 0.30 0.31 0.24 0.25 GROWTH (%) 0.13 0.09 0.18 0.12 0.08 0.06 Sumber: data sekunder diolah Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa tingkat rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) mengalami fluktuasi yaitu pada tahun 2011 tingkat DPR sebesar 0.44% kemudian turun pada tahun 2012 tingkat DPR menjadi sebesar 0.42%, lalu pada tahun 2013 DPR mengalami kenaikan kembali menjadi 0.50% kemudian pada tahun 2014 DPR turun menjadi 0.44% dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2015 yaitu sebesar 0.49% dan 2016 turun kembali menjadi 0.47%. Peningkatan DPR 16 Anisah dan Lailatul Amanah, op.cit., h. 3

9 menunjukkan bahwa semakin besar jumlah dividen yang dibagikan, maka jumlah laba ditahan akan semakin kecil. Pada variabel free cash flow pada tahun 2011 yaitu 0.12%, kemudian naik menjadi sebesar 0.13% pada tahun 2012. Pada tahun 2013 FCF tetap sebesar 0.13%. FCF mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 0.11%, kemudian FCF naik kembali menjadi 0.12% pada tahun 2015, dan turun menjadi 0.08% pada tahun 2016. Kenaikan free cash flow ini menunjukkan bahwa semakin besar dana yang tersedia bagi peusahaan. Variabel debt to equity ratio yaitu pada tahun 2011 sebesar 0.67%, kemudian pada tahun 2012 naik menjadi 0.73%. Lalu turun pada tahun 2013 menjadi 0.71%, kemudian pada tahun 2014 mengakami kenaikan menjadi 0.85%. DER mengalami penurunan kembali secara berturut-turut pada tahun 2015 dan 2016 menjadi 0.68% dan 0.67%. Variabel DER disini menggambarkan tingkat hutang (leverage) perusahaan, ketika tingkat DER semakin kecil berarti perusahaan tidak banyak membutuhkan pembiayaan eksternal. Variabel profitabilitas yang diukur menggunakan ROE (return on equity) yaitu pada tahun 2011 0.30%, lalu naik menjadi 0.34% pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2013 turun menjadi 0.30% dan pada tahun 2014 naik kembali menjadi 0.31%. Kemudian pada tahun 2015 mengalami penurunan lagi menjadi 0.24% dan yang terakhir pada tahun 2016 mengalami kenaikan kembali menjadi 0.25%.

10 Variabel growth atau pertumbuhan perusahaan disini mengalami fluktuasi, pada tahun 2011 sebesar 0.13%, lalu turun menjadi sebesar 0.09% pada tahun 2012. Pada tahun 2013 mengalami penurunan kembali menjadi sebesar 0.18%, lalu mengalami penurunan kembali tiga tahun berturut-turut yaitu 0.12% pada tahun 2014, 0.08% pada tahun 2015 dan 0.06% pada tahun 2016. Kenaikan tingkat pertumbuhan perusahaan menggambarkan peluang investasi yang besar sehingga pembayaran dividen menjadi lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian empiris terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian dikarenakan perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menjual produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi produk yang siap dijual. Dimana hal ini dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut sehingga membutuhkan sumber dana yang akan digunakan pada aktiva tetap perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaan mereka salah satunya dengan investasi saham oleh para investor. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Free Cash Flow, Leverage, Profitability, dan Growth Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia.

11 B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar free cash flow berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2016? 2. Seberapa besar leverage berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2016? 3. Seberapa besar profitability berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2016? 4. Seberapa besar growth berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2016? 5. Seberapa besar free cash flow, leverage, profitability, dan growth berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap dividend payout ratio? C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka untuk memudahkan penelitian menghindari masalah dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah dalam penelitian ini pada perusahaan manufaktur yang terdatar di Bursa Efek Indonesia (BEI), laporan keuangan yang dipakai adalah laporan

12 tahunan pada tahun 2011 sampai tahun 2016. Kemudian perusahaan yang diteliti membagikan dividen enam tahun berturut-turut selama masa periode penelitian. Pengukuran leverage perusahaan menggunakan rasio DER (Debt Equity Ratio) dan pengukuran profitabilitas mengunakan rasio ROE (Return On Equity). D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh pengetahuan untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah yang telah dipaparkan pada rumusan masalah diatas. Adapun tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Untuk melihat pengaruh free cash flow perusahaan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2016. 2. Untuk melihat pengaruh leverage perusahaan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2016. 3. Untuk melihat pengaruh profitability perusahaan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2016. 4. Untuk melihat pengaruh growth perusahaan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2016.

13 5. Untuk melihat pengaruh free cash flow, leverage, profitability, dan growth berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap dividend payout ratio. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Manfaat atau kegunaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagi para calon investor, investor, analisis dan pemerhati investasi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan acuan dalam memilih investasi dan pengambilan keputusan investasi terkait dengan tingkat pengembalian berupa dividen perusahaan. 2. Bagi pihak manajemen perusahaan, penelitian ini dapat menjadi sumber informasi maupun acuan dalam menentukan pengambilan keputusan pembayaran dividen. 3. Bagi akademisi dan penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan landasan yang dapat digunakan untuk perluasan penelitian dibidang yang sama dan penambahan wawasan untuk pengembangannya serta pengembangan ilmu keuangan mengenai kajian masalah keagenan terhadap pembayaran dividen. Memberikan bukti empiris mengenai free cash flow, leverage, profitability, dan growth terhadap dividend payout ratio. Diharapkan juga dapat mendorong munculnya penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan dapat memperkaya penelitian-penelitian sebelumnya.

14 F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan dan dapat memberikan gambaran singkat mengenai penelitian ini, maka penelitian ini disusun dengan sistematika yang terdiri dari lima Bab yang sebagai berikut ini: 1. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas beberapa unsur yaitu menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. BAB II : KERANGKA TEORI Dalam bab ini akan dikemukakan beberpa konsep tentang teori kebijan dividen, free cash flow, leverage, profitability, dan growth. 3. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi tentang jenis penelitian, sumber data, devenisi operasional, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. 4. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini sebagai hasil dari penelitian berisikan tentang penyajian data dan analisis pengolahan data. 5. BAB V : PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran.