BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia juga akan menjadi baik. Pendidikan juga merupakan aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahasa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pendidikan di lingkungan formal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan. sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Biologi. Diajukan oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seseorang akan terhindar dari kebodohan dan kemiskinan, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan untuk dirinya sendiri maupun masyarakat.

PENGARUH PENGGUNAAN CROSSWORD PUZZLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Pendidikan sudah merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu setiap pengajar menginginkan pengajarannya dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah juga sangat penting karena kualitas kerja sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu dari ilmu dasar yang harus dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pengajarannya, oleh karena itu setiap pengajar menginginkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sasaran utama pendidikan di SD adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat.

BAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan dan pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam menyajikan materi pelajaran dapat membantu siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi AGUS AZAM A

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan penerus. Pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental yang saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan demikian, belajar yang berhasil selalu melalui berbagai macam aktivitas fisik maupun psikis. Sardiman (2007) menyatakan tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik yang kemudian tampak pada hasil belajarnya. Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sangat menentukan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA di kelas IV SDN Batukerbuy II Pamekasan menunjukkan bahwa guru cenderung menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, dan tidak adanya media yang mendukung proses belajar mengajar yang digunakan oleh guru dalam penyampaian materi, sehingga menyebabkan siswa menjadi kurang tertarik untuk belajar, dan siswa menjadi bosan. Karena metode ceramah hanya menuntut siswa untuk mendengarkan penjelasan dari guru saja dengan tidak mengembangkan aktivitas yang lainnya seperti membaca, bertanya, berdiskusi, menganalisis serta mengungkapkan pendapatnya. Dan tidak adanya media yang cocok untuk mata pelajaran IPA pada materi sumber daya alam menyebabkan siswa belum terlalu 1

2 paham tentang materi tersebut, dan hanya sebagian siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran yang berlangsung, bahkan siswa cenderung ramai sendiri saat guru sedang menjelaskan pelajaran, mengobrol pada waktu pelajaran, mengganggu teman yang lainnya, dan tidak banyak siswa yang mengajukan pertanyaan atau mengungkapkan pendapatnya. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru aktivitas siswa yang kurang dalam kegiatan belajar mengajar akan berdampak pada hasil belajar siswa. Ini terlihat pada data hasil belajar siswa pada tahun ajaran 2012/2013 pada materi Sumber Daya Alam yang menunjukkan 57% siswa tidak mencapai ketuntasan belajar. Hasil tersebut masih kurang dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang sudah ditentukan yaitu 70 untuk pembelajaran IPA. Pada pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan langkah- langkah sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal yang harus dilakukan dengan menggunakan metode yang cocok dengan kondisi siswa agar siswa dapat berfikir kritis, logis, dan dapat memecahkan msalah dengan sikap terbuka, kreatif, inovatif, menyenangkan, dan membangkitkan aktivitas belajar. Untuk mengatasi permasalahan di atas maka ditawarkan metode pembelajaran kooperatif yaitu metode STAD. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokkan secara

3 beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis. Strategi ini pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan rekannya di John Hopkins University. ( dalam Miftahul Huda, 2013: 201-203). Dengan metode pembelajaran STAD, kemungkinan siswa yang tadinya pasif dan suasana belajar kurang menyenangkan akan berubah menjadi aktif, kreatif, menyenangkan, dan dapat membangkitkan aktivitas belajar yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa itu sendiri. Agar pelaksanaan meode STAD lebih efektif lagi maka ditambah penggunaan media. Media yang digunakan yaitu media Teka Teki Silang (Crossword Puzzle). Crossword Puzzle menurut Rinaldi Munir (2005) (http://www.cse.ohio.html) merupakan suatu permainan dengan tempelate yang berbentuk segi empat yang terdiri dari kotak-kotak yang berwana hitam putih, serta dilengkapi 2 lajur, yaitu mendatar (kumpulan kotak yang berbentuk satu baris dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak satu kolom dan beberapa baris). Fungsi kegunaan dari teka teki silang itu sendiri yaitu membangun saraf-saraf otak yang memberi efek menyegarkan ingatan sehingga fungsi kerja otak kembali optimal karena otak dibiasakan untuk terus menerus belajar dengan santai. Karena belajar dengan santai inilah yang dapat membuat siswa menjadi lebih paham dan mudah masuk dalam ingatan siswa sehingga siswa tidak mudah lupa dengan materi yang sudah diajarkan. Penerapan metode STAD dan media TTS (Crossword Puzzle) diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar serta dapat membelajarkan siswa terhadap permasalahan yang ada disekitarnya melalui kerja kelompok. Siswa diarahkan untuk mendiskusikan masalah secara bekerja sama dalam kelompok, mencari alternatif pemecahan masalah yang paling efektif serta

4 melakukan tindak lanjut. Penggunaan metode ini disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan di berikan yaitu sumber daya alam. Metode pembelajaran STAD disini sangatlah cocok jika dipadukan dengan penggunaan media teka teki silang (crossword Puzzle). Hal ini bisa dilihat dari metode STAD yang merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Sedangkan teka teki silang (crossword Puzzle) menurut Rinaldi Munir (2005, http://www.cse.ohio.html) merupakan media yang dapat menarik perhatian siswa serta melibatkan partisipasi siswa untuk aktif sejak kegiatan pembelajaran dimulai. Siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan penggunaan Teka teki Silang (Crossword puzzle) disini diharapkan peserta didik dapat diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Pembelajaran yang tadinya tidak menyenangkan dan kurang menarik, dengan ini peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Metode STAD yang dilakukan secara berkelompok dapat digunakan bersama dengan media teka teki silang yang juga dilakukan secara berkelompok bagi anak SD dengan cara bermain serta mencocokkan huruf pada jawaban dengan jawaban lainnya, karena media tts tersebut membutuhkan konsentrasi yang tinggi sehingga siswa dapat memperoleh jawaban sesuai jumlah kotak yang disediakan. Oleh karena itu dengan memadu padankan metode STAD dengan media teka teki silang (crossword Puzzle) diharapkan dapat membuat siswa akan

5 merasakan suasana yang lebih menyenangkan karena dilakukan secara berkelompok, sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan media Teka Teki Silang (crossword puzzle) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan judul Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Sumber Daya Alam Melalui Penggunaan Metode STAD dengan Media Teka Teki Silang (Crossword Puzzle) Siswa Kelas IV Di SDN Batukerbuy II Pamekasan. B. Identifikasi / Fokus Masalah 1. Hasil pembelajaran yang tidak sesuai dengan harapan guru, hasilnya kurang memuaskan, 57% siswa tidak memenuhi KKM, yang memenuhi KKM hanyalah 43% dari hasil itulah harus dilakukan perbaikan dengan adanya penerapan metode STAD dan media Teka teki Silang (crossword puzzle). 2. Cara guru mengajar di dalam tanpa menggunakan media, karena perlu dimaklumi bahwa pada masa anak anak sering kali tidak memperhatikan penjelasan guru jika guru tidak terlebih dahulu menarik perhatian anak anak. Oleh karena itu, guru harus bisa membuat anak anak tertarik dengan penggunaan media yang bisa memotivasi anak untuk terus belajar. 3. Aktifitas/ perilaku belajar siswa yang merasa bosan dan kurang fokus terhadap materi yang disampaikan oleh guru akibat tidak adanya media yang digunakan guru, sehingga siswa kurang tertarik dengan pembelajaran. C. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

6 1. Bagaimanakah penerapan metode STAD dengan media Teka teki Silang (crossword puzzle) di SDN batukerbuy II Pamekasan? 2. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa dalam mata pelajaran IPA menggunakan metode STAD dengan media teka teki silang (crossword puzzle) di SDN batukerbuy II Pamekasan? 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA menggunakan metode STAD dengan media teka teki silang (crossword puzzle) di SDN batukerbuy II Pamekasan? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah di atas, maka dapat disimpulkan tujuannya adalah: 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan metode STAD dengan media Teka Teki Silang (crossword puzzle) dalam pembelajaran IPA di SDN Batukerbuy II Pamekasan. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan aktifitas belajar IPA siswa kelas IV SDN Batukerbuy II Pamekasan melalui penerapan metode STAD dengan media Teka Teki Silang (crossword puzzle). 3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Batukerbuy II Pamekasan melalui penerapan metode STAD dengan media Teka Teki Silang (crossword puzzle). E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru, sebagai alternatif dalam pemilihan metode pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas & pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar.

7 2. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang berharga dan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pembelajaran dengan metode STAD, serta bisa menerapkan metode pembelajaran dan media TTS ini kelak jika sudah mengajar. 3. Bagi siswa, dapat meningkatkan daya tarik dan kesenangan terhadap kegiatan belajar di kelas, sehingga bisa meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. 4. Bagi orang lain dan peneliti lain, dapat digunakan sebagai bahan masukan dan acuan untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran melalui metode permainan lebih lanjut. F. Batasan Istilah Untuk menghindari terjadinya salah persepsi beberapa istilah yang terdapat pada penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional, yaitu: 1. Media teka teki silang (crosword puzzle) adalah suatu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan daya ingat siswa khususnya yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. (Eman, 2013. (Online) diakses tanggal 2 januari 2013) 2. Metode STAD adalah salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis. ((Miftahul Huda, 2013: 201-203)) 3. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental yang saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang

8 optimal. Dengan demikian, belajar yang berhasil selalu melalui berbagai macam aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas yang diteliti disini yaitu Oral Activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan emotional activities seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani tenang dan gugup. (Sardiman, 2007) 4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar, yang dapat diukur dengan menggunakan tes, baik tes tulis maupun tes lisan yang hasilnya dapat berupa nilai atau angka.( Sudjana, 2011:22) Berdasarkan batasan istilah di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa batasan istilah adalah penegasan arti dari suatu definisi sehingga tidak terjadi kesalaha pahaman dalam penafsiran.