ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PUYUH KELOMPOK PETERNAK TUNAS MEKAR KOTA KENDARI

dokumen-dokumen yang mirip
Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN TRADISIONAL ITIK PETELUR DI KABUPATEN JEMBER.

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK (Studi Kasus Desa Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

Analisis Profitabilitas Peternakan Ayam Ras Petelur Pada UD BS (BIYASE) Desa Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN AYAM KAMPUNG (LOKAL) DI TINGKAT PETANI STUDI KASUS KELOMPOK PETERNAK AYAM KAMPUNG "BAROKAH" DI CIAMIS

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA TERNAK AYAM BROILER

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN PETERNAKAN KELINCI PEDAGING BUSINESS EFFICIENCY AND INCOME ANALYSIS ON MEAT RABBIT COMPANY

IV. METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

Rinto., dkk. Analisis Komputasi Pendapatan...

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERUSAHAAN AYAM RAS PETELUR (STUDI KASUS PADA UD. KAKASKASEN INDAH DAN CV. NAWANUA FARM) ABSTRAK

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA BETERNAK PUYUH DI KECAMATAN SONDER KABUPATEN MINAHASA

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor)

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK ITIK PEDAGING (Studi Kasus Pada Usaha Itik Milik Kelompok Masawang di Desa Talikuran Kecamatan Remboken)

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2013, VOL. 13, NO. 2

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENETASAN TELUR TETAS BURUNG PUYUH DI KECAMATAN BADAS KABUPATEN KEDIRI

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

ANALISIS EKONOMI USAHA AYAM PETELUR DI FARM HARMA BANJARHARJO KECAMATAN NGEMPLAK, SLEMAN

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

Analisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

ANALISIS TITIK IMPAS DAN RESIKO PENDAPATAN USAHA TERNAK ITIK PETELUR DI DESA SUGIH WARAS KECAMATAN BELITANG MULYA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN AMBUNTEN, KABUPATEN SUMENEP

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISA PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternakan Milik Dani L. Di Kecamatan Karang Ploso)

JURNAL PETERNAKAN VOLUME : 01 NO : 02 TAHUN 2017 E-ISSN

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

D Praditia, W. Sarengat dan M. Handayani* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan PertanianUniversitas Diponegoro Semarang

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

PROFIL PETERNAK AYAM PETELUR BERDASARKAN SKALA USAHA DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG, SULAWESI SELATAN. St. Rohani 1 dan Irma susanti 2 ABSTRAK

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto

KELAYAKAN FINANSIAL PENGGEMUKAN KAMBING POTONG DI KOTA SANGATTA. (Financial Feasibility of Fattening Goat In The City of Sangatta)

II. KERANGKA PEMIKIRAN

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

HUBUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG (STUDI KASUS DI DESA PUNGKOL KECAMATA TATAPAAN, KABUPATEN MINAHASA SELATAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Pada Pola Usaha Yang Berbeda Di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka

PENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

II. BAHAN DAN METODE

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK ITIK POTONG DI DESA HARJOWINANGUN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

Analisis Profitabilitas Perusahaan Ayam Petelur PT Suni Tama Perdana Desa Kertosari Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya

ANALISIS PRODUKSI USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING DI KABUPATEN SLEMAN PRODUCTION ANALYSIS OF BROILER FARM IN SLEMAN DISTRICT

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA

ABSTRACT. Keywords: profit, R/C ratio, Brean Even Point.

SKRIPSI. Oleh : VIVI MISRIANI

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN

Transkripsi:

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PUYUH KELOMPOK PETERNAK TUNAS MEKAR KOTA KENDARI Ade Ratnasari 1, La Ode Arsad Sani 2, dan Harapin Hafid 2 1 Aumni Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan UHO (Aderatnasari95@gmail.com) 2 Dosen Fakultas Peternakan UHO Jln. H.E.A Mokodompit Kendari(arsadni@gmail.com) ABSTRAK Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang potensial, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan permintaan terhadap produk hasil peternakan yang ada di Kota Kendari.Subsektor peternakan khususnya telur, membuka peluang usaha peternakandibidang perunggasan yang cukup prospektif adalah ternak puyuh.penelitian ini bertujuan untuk menganalisispendapatan dan kelayakan usaha peternakan puyuh di Kota Kendari, penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2016.Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu biaya produksi, penerimaan usaha, dan analisis kelayakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan skala usaha 400 ekor dibutuhkan biaya sebesar Rp.10.112.383 dengan pendapatan usaha peternakan puyuh sebesar Rp.4.335.617 per periode (2 bulan). Analisis kelayakan finansialmempunyai prospek yang baik dan menguntungkan dengan nilai R/C ratio 1,4 dan B/C ratio 0,4. Usaha ini mencapai titik impas pengembalian modal dengan nilai BEP produksi telur 361 kotak dengan kapasitas produksi awal sebesar 378 kotak, BEP harga telur Rp.26.752 dengan harga jual telur sebesar Rp. 28.000 per kotak. Kata kunci :Peternakan Puyuh, Kelayakan Finansial ABSTRACT Livstock business is one of potential business in line with increasing of population number and the demand of livestock product in Kendari City. Livestocksubsectors, particularly eggs, makes the livestock business opportunities in poultry that plenty prospective that is quail farm. This study aimed to analyze income and business feasibility of quail farm that was conducted on August September 2016.The observed variables in this study the cost of production, reception, and feasibility analysis. Result of the study showed that the scale of the effort needed tail 400 cost reachedrp.10.112.383 quail farms with revenues reachedrp.4.335.617 per period (2 months). Finance feasibility analysis has the good prospect and profitable with value of R/C ratio was 1.4 and B/C ratio was 0.4. This business reached break even of capital return with the BEP value of eggs production were 361 of box with early production capacity as many 378 of box, BEP of eggs price was Rp.26.752 with the sell price of the eggs as much Rp.28.000 per box. Key words: Quail Farm, Financial Feasibility 28 JITRO VOL.4 NO.1 Januari 2017

PENDAHULUAN Usaha peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi, seiring dengan peningkatan jumlah permintaan terhadap produk peternakan dan peningkatan jumlah penduduk yang ada di Kota Kendari.Peningkatan permintaan pada subsektor peternakan khususnya telur, membuka banyak peluang usaha peternakan dibidang perunggasan, usaha yang cukup prospektif untuk dikembangkan adalah ternak puyuh.usaha budidaya peternakan puyuh di Kota Kendari memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dengan pengembangan dan penyebaran penduduk yang setiap tahun meningkat dan ditunjang oleh kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nilai gizi, maka dapat diprediksi bahwa konsumsi protein hewani yang berasal dari komoditi hasil peternakan akan mengalami peningkatan. Salah satu sumber protein hewani untuk kebutuhan konsumsi selain daging dan susu adalah telur. Ternak puyuh dapat menghasilkan telur dengan jumlah terbanyak kedua setelah ayam petelur. Badan Pusat Statistik Kota Kendari (2015) menunjukkan populasi puyuh sebanyak 10.000 ekor.populasi ini menunjukkan bahwa peternakan puyuh di Kota Kendari memiliki potensi untuk dikembangkan.peternakan puyuh merupakan salah satu sektor peternakan yang paling efisien dalam menyediakan daging dan telur serta merupakan bahan makanan sumber hewani yang bergizi tinggi (Handarini et al., 2008).Nilai jual telur dan puyuh afkir di setiap tingkat umur cukup tinggi, baik telur konsumsi, telur tetas, maupun telur bibit (Listiyowati dan Roospitasari, 2007). Potensi usaha dan tingkat keuntungan beternak puyuh di Kota Kendari belum banyak terpublikasi di masyarakat.sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ternak Puyuh Kelompok Peternak Tunas Mekar Kota Kendari. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2016 di Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu Kota Kendari. Obyek penelitian ini adalah unit peternakan puyuh Tunas Mekar di Kecamatan Kambu Kota Kendari dengan jumlah populasi ternak puyuh sebanyak 400 ekor dengan jenis kelamin betina yang berumur 2 bulan. Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara porposive sampling yang didasarkan dengan berbagai pertimbangan :(1) populasi puyuh yang dipelihara cukup banyak,(2) usaha ternak puyuh dimulai dari pemeliharaan DOQ sampai masa produksi, (3) usaha ternak puyuh baru dikembangkan sehingga data-data pembiayaan usaha (biaya produksi) masih tersedia, (4) penelitian di mulai pada umur 2 bulan,(5) pemilik usaha sudah mempunyai pengalaman usaha yang memadai. Jenis data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pemilik peternakan puyuh meliputi : identitas responden, pendirian peternakan puyuh, jenis dan jumlah puyuh yang dipelihara, jumlah produksi, jenis pakan dan obat/vaksin yang digunakan, biaya produksi, biaya transportasi pendistribusian, jumlah pelanggan dan data penjualan telur puyuh. Data sekunder merupakan data yang di peroleh dari instansi terkait, bahan 29 JITRO VOL.4 NO.1 Januari 2017

pustaka, website dan hasil-hasil penelitian, jurnal, buku, yang terkait dengan kajian pustaka. Variabel yang akan diamati dalam penelitian ini meliputi : (1) Biaya produksi, meliputi biaya tetap dan biaya variabel, (2) Penerimaan usaha peternakan puyuh, (3) Analisis kelayakan usaha peternakan puyuh Tunas Mekar. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai untuk menjawab permasalahan dalam penelitian, yaitu : 1. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pendapatan usaha peternakan puyuh Tunas Mekar maka dianalisis dengan rumus (Soekartawi, 2005). P = TR TC Dimana : P = Total pendapatan dari usaha peternakan puyuh. TR = Total penerimaan dari penjualan telur puyuh, puyuh afkir dan pupuk kandang. TC = Total biaya dari usaha peternakan puyuh. 2. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kelayakan usaha peternakan puyuh Tunas Mekar maka dilakukan dengan analisis kelayakan dengan rumus (Rahardi dan Hartono, 2003). R/C = B/C = BEP Produksi = BEP Harga = ( ) ( ) ( ) ( ) Kaidah keputusan : R/C > 1 : Usaha peternakan puyuh menguntungkan (layak) R/C = 1 : Tidak untung /tidak rugi R/C < 1 : Usaha peternakan puyuh rugi (tidak layak) B/C > 0 : Usaha peternakan puyuh menguntungkan (layak) B/C = 0 : Tidak untung atau tidak rugi (impas) B/C < 0 : Usaha peternakan puyuh tidak menguntungkan (tidak layak) HASIL DAN PEMBAHASAN Peternakan puyuh Permata merupakan unit usaha peternakan yang pertama dibangun pada tahun 2006 dengan populasi sebanyak 500 ekor, dari tahun ketahun populasi ternak puyuh yang dipelihara semakin meningkat, pada tahun 2016 populasi ternak puyuh mencapai 3000 ekor. Lokasi peternakan puyuh Permata berada sekitar ± 1 km dari depan jalan dan terletak3 0 59 51.44 Lintang Selatan, 122 0 29.04 Bujur Timur. Bertempat di Kecamatan Wua-Wua Kota Kendari. Peternakan Puyuh Tunas Mekar merupakan cabang usaha dari peternakan puyuh Permata di Kelurahan Wua-Wua, Kecamatan Wua-wua, dan menjadi lokasi program Iptek Bagi Masyarakat (IbM). Usaha ini dikordinir langsung oleh pemilik usaha peternakan puyuh dengan pengalaman beternak selama 10 tahun. Pernyataan ini sejalan dengan pemikiran Febrina dan Mairika (2008), bahwa lama usaha dan pengalaman dalam berusaha akan memberikan indikasi bahwa pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap manajemen pemeliharaan ternak mempunyai kemampuan yang lebih baik, lama beternak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Skala usaha terkait langsung dengan jumlah modal yang dimiliki, skala usaha peternakan puyuh unit Tunas Mekar ini termasuk dalam skala 30 JITRO VOL.4 NO.1 Januari 2017

usaha kecil dengan jumlah populasi ternak puyuh yang dimiliki sebanyak 400 ekor, hal ini sesuai dengan pernyataan Abidin (2002) yang menyatakan bahwa puyuh yang dipelihara kurang dari 250 ekor, maka usaha termasuk skala rumah tangga, pemeliharaan dengan jumlah 250-2.400 ekor disebut usaha kecil, pemeliharaan dengan jumlah 2.400-8000 ekor disebut skala usaha menengah, dan pemeliharaan diatas 8.000 ekor disebut sebagai skala usaha besar. Kandang yang digunakan yaitu kandamg batteray dengan luas 6 x 4 m. Biaya Produksi Biaya adalah semua pengorbanan yang dilakukan untuk suatu proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya produksi erat kaitannya dengan biayabiaya yang dikeluarkan selama periode produksi.pernyataan ini sejalan dengan pendapat Nurdiansyah (2015) bahwa biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha tani dalam satu kali periode produksi yang diukur dalam nilai satuan rupiah.biaya keseluruhan usaha peternakan puyuh selama satu periode (2 bulan) disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Biaya Produksi Usaha Peternakan Puyuh Selama 1 Periode (2 Bulan) No Uraian Total Harga 1 Biaya Tetap 3.053.383 2 Biaya Variabel 7.059.000 Biaya Total (Rp/Periode) 10.112.383 Biaya (Rp/Periode/Ekor) 25.280 Biaya (Rp/Periode/Ekor/Hari) 421 1. Biaya Tetap Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1 biaya tetap merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk memperoleh penghasilan dalam melaksanakan proses produksi. Biaya tetap juga sering dikatakan sebagai pembelian dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi dapat digunakan untuk produksi yang akan datang. Usaha peternakan puyuh ini memiliki komponen-komponen biaya yang sifatnya tetap maupun operasional. Biaya tetap dalam penelitian ini meliputi biaya penyusutan kandang, penyusutan peralatan kandang, pembelian DOQ dan biaya listrik dan air. Biaya tetap dengan jumlah populasi puyuh sebanyak 400 ekor secara keseluruhan dalam satu periode (2 bulan) mencapai Rp.3.053.383dengan umur ekonomis pakai selama dua tahun.komponenkomponen biaya kandang dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya skala usaha, hal ini di dukung oleh pernyataan Anugrah et al. (2009), bahwa jumlah populasi puyuh yang dipelihara berpengaruh terhadap jumlah biaya kandang dan peralatan. 31 JITRO VOL.4 NO.1 Januari 2017

Biaya Variabel Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 1biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan oleh peternak yang sifatnya berubah-ubah dan besar kecilnya tergantung dari jumlah produksinya. Biaya variabel dalam penelitian ini meliputi biaya pembelian pakan puyuh seperti konsentrat (RK -24), jagung giling, konsentrat (Gold), dedak, kotak telur, vaksin dan biaya obat-obatan, Biaya variabel merupakan biaya terbesar dalam usaha ternak burung puyuh. Salah satu penyebab tingginya biaya variabel adalah biaya pakannya yang tinggi. Biaya variabel unit usaha peternakan puyuh untuk skala usaha 400 ekor selama 1 periode (2 bulan) yaitu sebesar Rp.7.059.000. Kondisi ini menandakan bahwa dalam melakukan usaha ternak puyuh tidak membutuhkan biaya yang begitu besar jika dibandingkan dengan ternak unggas lainnya dalam skala yang sama. Tenaga kerja belum diperhitungkan dalam usaha peternakan ini, karena usaha peternakan langsung dikelolah langsung oleh pemilik peternakan dan skala usaha yang dijalankan masih termasuk skala usaha kecil. Penerimaan Penerimaan adalah nilai hasil dari output atau proses penjualan yang dilakukan oleh peternak untuk menghasilkan uang. Penerimaan unit usaha peternakan puyuh adalah hasil penjualan produksi telur, pupuk dan penjualan nilai sisa puyuh produktif.kondisi ini sejalan dengan pernyataan Rasyaf (1999) bahwa penerimaan dalam usaha peternakan terdiri dari hasil produksi, hasil penjualan kotoran sehingga penerimaan dari peternakan tidak putus.penerimaan rata-rata usaha peternakan puyuh selama satu periode disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Penerimaan Hasil Usaha Ternak Puyuh Selama 1 Periode (2 Bulan) Komponen penerimaan Volume Harga Satuan (Rp/Periode) (Rp/Periode/ Ekor) (Rp/Periode/ Ekor/Hari) Telur 378(Kotak) 28.000 10.548.000 26.370 439.5 Pupuk 200 (Kg) 1.500 300.000 7 50 12.5 Kandang Puyuh Afkir 360 (Ekor) 10.000 3.600.000 10.000 166 14.448.000 37.120 618 Keterangan: 1 kotak telur puyuh berisi 40 butir 32 JITRO VOL.4 NO.1 Januari 2017

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa penerimaan unit usaha peternakan puyuh Tunas Mekar selama satu periode (2 bulan) sebesar Rp.14.448.000. ini diperoleh dari hasil penjualan telur puyuh, penjualan pupuk kandang dan asumsi penjualan nilai sisa puyuh produktif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada usaha ternak puyuh menghasilkan telur sebanyak 378 kotak selama satu periode (2 bulan) dengan tingkat produksi sebesar 70% dari jumlah populasi puyuh sebanyak 360 ekor, populasi puyuh ini telah dikurangi dengan tingkat mortalitas 10% selama pemeliharaan. Satu kotak telur puyuh dijual dengan harga Rp.28.000. Hasil penerimaan dari penjualan telur puyuh selama satu periode mencapai Rp.10.584.000, dengan penerimaan per periode per ekor sebesar Rp.26.370 dan untuk penerimaan per periode per ekor per hari yaitu sebesar Rp.439.5, hal ini didukung oleh pernyataan Panekenan et al. (2013), besarnya penerimaan produksi telur puyuh bisa mencapai hingga 80% dari jumlah ternak burung puyuh betina produktifperharinya. Penerimaan dari hasil penjualan pupuk kandang yang diproduksi yaitu sebesar Rp.300.000, dan penerimaan per periode per ekor sebesar Rp.750 untuk penerimaan per periode per ekor per hari sebesar Rp.12.5. pupuk kandang yang diproduksi selama satu periode (2 bulan) mencapai 200 kg dengan harga penjualan Rp.1.500/kg.Selain telur dan pupuk kandang, yang menjadi obyek penerimaan dalam usaha ternak puyuh yaitu penjualan nilai sisa puyuh produktif. Dalam penelitian ini total penerimaan dari puyuh produktif yaitu sebesar Rp.3.600.000. Volume ternak puyuh produktif selama satu periode (2 bulan) sebanyak 360 ekor dengan harga jual per ekor ditaksir Rp.10.000. Pendapatan Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam satu siklus panen. Pernyataan ini sejalan dengan pemikiran Roesalli (2005) bahwa pendapatan diperoleh dari hasil kurang antara total penerimaan dan total biaya. Adapun pendapatan usaha ternak puyuh dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pendapatan Hasil Usaha Ternak Puyuh selama 1 periode (2 bulan) Uraian Pendapatan/ Periode Pendapatan/ Periode/Ekor Total Penerimaan 14.448.000 36.120 602 Total Biaya 10.112.383 25.280 421 Total Pendapatan 4.335.617 10.840 181 (Pendapatan/ Periode/Ekor/Ha ri Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan hasil usaha ternak puyuh adalah Rp.4.335.617 ini diperoleh dari total penerimaan Rp.14.448.000 dikurangi dengan total biaya Rp.10.112.383, dengan pendapatan per periode per ekor sebesar Rp.10.840, untuk penerimaan per periode per ekor per hari sebesar Rp.181. ini menandakan bahwa usaha ternak puyuh merupakan bagian dari usaha yang potensial untuk 33 JITRO VOL.4 NO.1 Januari 2017

dilaksanakan. Konsep ini sejalan dengan pernyataan Firdazuwawi et al. (2011), bahwa beternak puyuh dapat meningkatkan pendapatan peternak. Analisis Kelayakan Usaha 1. Return Cost Ratio (R/C) Berdasarkan hasil penelitian bahwa R/C ratio ternak puyuh dengan skala 400 ekor adalah 1,4. Kondisi ini menunjukkan bahwa usaha ternak puyuh Tunas Mekar layak untuk diusahakan karena R/C Ratio yang diperoleh lebih besar dari satu. Nilai R/C ratio 1,4 berarti setiap Rp.1.000 biaya yang dikeluarkan dalam usaha ternak puyuh akan mendapatkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 1.400. Hasil perhitungan R/C ratio usaha ternak puyuh Tunas Mekar adalah 1,4 berbeda dengan hasil penelitian Mawarni (2016) pada skala usaha 1.000 ekor dengan nilai R/C ratio 1,6. Perbedaan ini diakibatkan karena skala usaha yang dilakukan berbeda tetapi memiliki kelayakan untuk diusahakan, serta terdapat beberapa kendala yang dapat mempengaruhi rendahnya keuntungan dalam usaha peternakan ini yaitu letak kandang yang dibangun berada ditengah-tengah pemukiman warga yang dapat mengakibatkan puyuh tersebut stress karena kebisingan. 2. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) Hasil perhitungan Benefit Cost Ratio (B/C) ratio pada usaha ternak puyuh sebesar 0,4. Hasil menunjukkan bahwa usaha ternak puyuh Tunas Mekar layak dan menguntungkan untuk diusahakan karena hasil B/C ratio adalah 0,4 atau lebih besar dari nol. Nilai B/C ratio memberikan gambaran bahwa setiap pengeluaran Rp.1.000 akan menghasilkan manfaat atau keuntungan sebesar Rp.400. 3. Break Event Point (BEP) BEP merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar beberapa variabel dalam kegiatan usaha ternak puyuh seperti biaya produksi, tingkat produksi yang dilaksanakan serta pendapatan yang diterima oleh peternak puyuh dari kegiatanya atau sering disebut juga dengan titik impas.analisis Break Event Point ada yang dikenal dengan BEP produksi dan BEP harga. BEP Produksi BEP produksi merupakan perbandingan antara total biaya usaha peternakan puyuh dengan satuan harga penjualan hasil produksi telur. BEP produksi digunakan karena memberi manfaat untuk mengetahui seberapa besar kapasitas yang harus diproduksi sehingga dapat mencapai tingkat pengembalian modal (titik impas). Berdasarkan hasil perhitungan BEP produksi telur puyuh diperoleh sebesar 361 kotak, sedangkan kapasitas produksinya yaitu mencapai 378 kotak. Kondisi ini menunjukkan bahwa usaha peternakan puyuh Tunas Mekar mencapai titik impas pengembalian modal atau tidak mengalami kerugian pada saat produksi telur mencapai 361, karena sudah melebihi dari nilai BEP produksi sebagai parameter titik impas yaitu sebesar 378 kotak. BEP Harga BEP harga merupakan perbandingan antara total biaya usaha ternak puyuh dengan total produksi telur setiap periode. Analisis BEP harga bertujuan untuk mengetahui besarnya harga jual telur setiap kotak dapat mengembalikan modal usaha (mencapai titik impas). Berdasarkan hasil perhitungan BEP harga telur puyuh yaitu sebesar Rp.26.752 setiap kotak. Kondisi ini 34 JITRO VOL.4 NO.1 Januari 2017

menunjukkan bahwa nilai BEP harga memberikan gambaran penjualan telur seharga Rp.26.752 setiap kotak akan mencapai titik pengembalian modal usaha (titik impas) dengan kap asitas produksi sebanyak 361 kotak. Penjualan telur puyuh di peternakan Tunas Mekar yaitu sebesar Rp. 28.000 setiap kotak, harga penjualan telur puyuh yang ditetapkan oleh peternakan ini yaitu dengan mengikuti harga pasar yang telah ada, sehingga cukup memberikan keuntungan karena sudah melebihi nilai BEP harga sebagai titik impas. KESIMPULAN 1. Usaha ternak puyuh Tunas Mekar dengan skala usaha 400 ekormenguntungkan sebagai usaha yang berorientasi agribisnis dimana pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.4.335.617selama 2 bulan pemeliharaan (1 periode) 2. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha ternak puyuh Tunas Mekar layak untuk dikembangkan dengan nilai R/C ratio sebesar 1,4> 1 dan B/C ratio 0,4> 0. Nilai BEP produksi telur 361kotak dan BEP harga sebesar Rp.26.752 sehingga telah memenuhi standar empiris dalam hitungan analisis titik impas. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Puyuh Si Kecil yang Penuh Potensi. Agromedia Pustaka. Jakarta. Anugrah, S, I., Ikin, S., Washyuning, K, S., 2009. Kebijakan kelembagaan usaha ternak unggas tradisonal sebagai sumber ekonomi rumah tangga pedesaan studi kasus peternakan burung puyuh Yogyakarta.Jurnal. Analisis Kebijakan Pertanian. Vol 7. (3) : 249-267. BPS. 2015. Kota Kendari Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Kendari.Kendari. Febriana.D dan Mairika. 2008. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ruminansia pada peternakan rakyat di Kecamatan Renggat Barat kabupaten Indragiri Hulu. Jurnal Peternakan. Vol 5. (1) : 23-37. Firdazuwawi., Timora., Ilhamullah., Junaidi., Nurita. P.A dan Ali., A. 2011. Budidaya burung puyuh. Laporan Praktikum Evaluasi Proyek. Fakultas Pertanian. Universitas Syahkuala. Banda Aceh. Handarini R.,E. Saleh dan B.Togatorop. 2008. Produksi burung puyuh yang diberi ransum dengan penambahan tepung umbut sawit fermentasi. Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol. 4 (3) : 107-110. Listiyowati E., dan K. Roospitasari. 2007. Puyuh Tata Laksana Budi Daya Secara Komersial. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. Nurdiansyah, A., 2015. Analisis pendapatan dan pemasaran kakao di Kecamatan sekampung udik Kabupaten Lampung Timur. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Panekenan. J. O., J.C. Loing., B. Rorimpandey., dan P. O.V Waleleng. 2013. Analisis 35 JITRO VOL.4 NO.1 Januari 2017

keuntungan usaha beternak puyuh di KecamatanSonder Kabupaten Minahasa. Jurnal.Zootek, Vol.32 (5): 1-10. Rahardi, F. dan R. Hartono. 2003. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya, Jakarta. Rasyaf. 1999. Manajemen Peternakan Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta. Roessali, W. 2005. Profitabilitas usaha pembibitan simental di Kecamatan Candung kabupaten Agam. Jurnal pengembangan Peternakan Tropis. Special Edition Seminar Nasional Ruminansia 7 Oktober 2004 Buku 3. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Soekartawi. 2005. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press, Jakarta. 36 JITRO VOL.4 NO.1 Januari 2017