UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V MATA PELAJARAN PKN SD NEGERI TEBING TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V MATA PELAJARAN PKN SD NEGERI TEBING TINGGI

PENDAHULUAN. Roslince Hutagaol Guru SMP Negeri 5 Tebing Tinggi

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP MELALUI DISKUSI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DI SD NEGERI TEBING TINGGI

RAHIMAH Guru SMPN 3 Tebing Tinggi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengujicobakan suatu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran Examples Non

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

Kata Kunci: Hasil Belajar, Baris Dan Deret, Problem Base Instructions

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. A. Kajian Teori... 8

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), karena

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS XI IPA-1 DI SMA NEGERI 3 BAGAN SINEMBAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di SDN Cicadas 03 Desa Cicadas Kecamatan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

PENERAPAN METODE JIGSAW LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN SISWA KELAS V SD NEGERI TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Peneelitian Tindakan kelas. dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian adalah siswa kelas V.A SDN 4 Talang Kecamatan. terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Meningkatkan Perhatian Siswa Kelas V SDN 2 Salakan Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Diskusi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN

Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, ( Bandung: CV Wacana Prima, 2007), hlm 4.

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD Perintis 2 Pematang Sawa pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

Oleh: Unik Maryani SD Negeri 3 Ngantru, Trenggalek

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Tanya Jawab di Kelas III SDN Ambelang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Karangwangkal Kecamatan

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan tindakan (action research), karena penelitian ini

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika di jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah salah satu

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Orientasi teori dan kajian lapangan. Perencanaan 1. Tes siklus I. Perencanaan 2. Tes siklus II.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Rismauli Sinaga. SMP Negeri 3 Medan. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (classroom action research) yang bersifat reflektif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V MATA PELAJARAN PKN SD NEGERI 168294 TEBING TINGGI Rotua Pasaribu Surel : pasaribu.rotua001@gmail.com ABSTRAK Permasalahan dalam PTK ini adalah Bagaimana cara meningkatkan kemampuan siswa untuk Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Proses Belajar Mengajar (PBM) Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SD Negeri 168294 Tebing Tinggi? dan Bagaimana siswa menyikapi relevansi penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada PBM Pendidikan Kewarganegaraan dalam meningkatkan hasil belajar? Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri 168294. Objek yang diteliti adalah siswa kelas V SD Negeri 168294 Tebing Tinggi yang berjumlah 32 siswa. Penelitian ini terdiri atas tiga siklus yaitu, Siklus awal (45,71 %), Siklus I (76,26 %), Siklus II (92,18%). Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan metode Tipe Kooperatif STAD padamata pelajaran PKNdapat membantu siswa dalam memahahi konsep pembelajaran dan mengasyikan untuk belajar bersama. Kata Kunci: Belajar, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Metode STAD PENDAHULUAN Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran berlangsung. Ada beberapa temuan fakta yang peneliti identifikasi dari perilaku siswa yang mengikuti pelajaran tersebut diantaranya ialah : a. Siswa kurang mampu memahami konsep materi pelajaran yang sangat luas. b. Siswa kurang mampu mengeluarkan pendapatnya secara baik, benar dan bertanggung jawab. c. Model pembelajaran yang digunakan kurang dapat menumbuhkan minat siswa untuk mengaktualisasikan diri. d. Siswa kurang mampu berinteraksi dengan masyarakat luar sekolah dalam proses pembelajaran. e. Belajar terus di dalam kelas membuat siswa merasa bosan karena belajar hanya sekedar tahu/ learning to know. f. Hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang tuntas Guru SD Negeri 168294 Tebing Tinggi 242

SEJ VOLUME 7 NO. 2 JUNI 2017 masih di bawah Kriteria untuk Ketuntasan Minimal (KKM). Hal-hal inilah yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Peneliti memandang perlu mengembangkan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di kelas V SD Negeri 168294 Tebing Tinggi, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan siswa. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui cara meningkatkan kemampuan siswa pada PBM Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SD Negeri168294 Tebing Tinggi melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD b. Menganalisis bagaimana siswa menyikapi relevansi penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada PBM Pendidikan Kewarganegaraan untuk meningkatkan ketuntasan dan hasil belajarnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam kategori Penelitian Tindakan (action research). Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri168294 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2016/2017 pada bulan Februari- April 2017. Objek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri168294 Tebing Tinggi yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 19 perempuan. Penelitian terdiri atas 2 siklus yang disebut dengan Siklus 1 dansiklus 2. Siklus 1 dilaksanakan pada 10 Pebruari 2017 dan siklus 2 pada 25 Maret 2017. Prosedur atau langkahlangkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan dengan model Kemmis dan Taggart seperti bagan berikut: Model Penelitian Tindakan Kelas 243 p-issn : 2355-1720

Rotua Pasaribu : Upaya meningkatkan Hasil. Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa aktivitas yaitu a. Membuat RPP b. Menganalisis materi pelajaran tersebut diatas. c. Menyiapkan objek lingkungan d. Menyiapkan siswauntukmerasatermotivasi. e. Peneliti melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah. f. Menyiapkan lembar pengamatan atau observasi. g. Menyusun lembar observasi Pada siklus kedua ini juga diadakan perencanaan seperti pada siklus satu yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dengan memperhatikan hasil refleksi yang terjadi pada siklus satu maka rencana tindakan yang dilakukan pada siklus dua ini adalah sebagai berikut : b. a. Membuat RPP b. Menyiapkan objek lingkungan c. Menyiapkan siswa menjadi terbuka d. Peneliti melakukan koordinasi untuk membuat kesepakatan dengan Kepala Sekolah. e. Menyiapkan lembar pengamatan atau observasi. f. Menyusun lembar observasi mengenai hasil konseling siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP) b. Lembar Kegiatan Siswa c. Lembar Observasi Kegiatan Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui, observasi aktivitas siswa dan gurudalam model belajartersebut, dan Tes Formatif. Pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X Dengan : X Σ X Σ N X N = Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai siswa = Jumlah siswa Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: P Siswa. yang. tuntas. belajar x100% Siswa Untuk lembar observasi digunakan rumus sebagai berikut : P1 P2 X = 2 Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2. p-issn : 2355-1720 244

SEJ VOLUME 7 NO. 2 JUNI 2017 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Observasi Kondisi Awal Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran NO. Aspek yang Diamati Jumlah Siswa Persen 1 Mendengarkan Penjelasan guru 28 87,5 dengan tekun 2 Ada usaha dan motivasi untuk mempelajari bahan pelajaran atau stimulus yang diberikan oleh guru 15 46,9 3 Dapat menjawab pertanyaan yang 12 37,5 diberikan oleh guru dengan benar pada akhir pelajaran 4 Dapat bekerja sama dan 16 50,0 berhubungan dengan siswa lain 5 Mengajukan pendapat, bertanya atau 6 18,75 berkomentar kepada guru dan siswa 6 Aktif berdiskusi untuk memecahkan 10 31,25 masalah 7 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan Mampu membuat simpulan sendiri tentang pembelajaran 8 25,0 yang diterimanya 8. Hasil Belajar Tuntas 22 68,75 Rata-rata 45,71 245 p-issn : 2355-1720

Rotua Pasaribu : Upaya meningkatkan Hasil. Hasil Observasi Siklus Pertama Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran NO. Aspek yang Diamati Jumlah 1 Mendengarkan Penjelasan guru dengan tekun 2 Ada usaha dan motivasi untuk mempelajari bahan pelajaran atau stimulus yang diberikan oleh guru 3 Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan benar pada akhir pelajaran 4 Dapat bekerja sama dan berhubungan dengan siswa lain 5 Mengajukan pendapat, bertanya atau berkomentar kepada guru dan siswa 6 Aktif berdiskusi untuk memecahkan masalah 7 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan Mampu membuat simpulan sendiri tentang pembelajaran yang diterimanya Siswa Persen 29 90,6 20 62,5 22 68,75 24 75,0 18 56,25 24 75,0 20 62,5 8. Hasil Belajar Tuntas 28 87,5 Rata-rata 72,26 Keterangan : Nilai Persentase Kriteria 86-100 % Baik 75-85 % Cukup 0-74 % Kurang p-issn : 2355-1720 246

SEJ VOLUME 7 NO. 2 JUNI 2017 Sama dengan pelaksanaan pada Siklus Pertama, maka pada Siklus Kedua ini ada dua aspek yang ingin diukur yaitu Penilaian Proses Pembelajaran dan Hasil Pembelajaran. Indikator yang digunakan juga sama dengan yang diterapkan pada Siklus Pertama yaitu ada 8 aspek yang diharapkan pada Siklus ke dua ini sudah mencapai 86 % ke atas bobot atau nilainya. Tinggi rendahnya tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dapat diketahui dari nilai hasil pengamatan yang dilakukan. Hasil Observasi Siklus Kedua Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran NO. Aspek yang Diamati Jumlah 1 Mendengarkan Penjelasan guru dengan tekun 2 Ada usaha dan motivasi untuk mempelajari bahan pelajaran atau stimulus yang diberikan oleh guru 3 Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan benar pada akhir pelajaran 4 Dapat bekerja sama dan berhubungan dengan siswa lain 5 Mengajukan pendapat, bertanya atau berkomentar kepada guru dan siswa 6 Aktif berdiskusi untuk memecahkan masalah 7 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan Mampu membuat simpulan sendiri tentang pembelajaran yang diterimanya Siswa Persen 31 96,87 28 87,5 28 87,5 30 93,75 29 90,6 29 90,6 30 93,75 8. Hasil Belajar Tuntas 31 96,87 Rata-rata 92,18 247 p-issn : 2355-1720

Rotua Pasaribu : Upaya meningkatkan Hasil. Keterangan : Nilai Persentase Kriteria 86-100 % Baik 75-85 % Cukup 0-74 % Kurang SIMPULAN a. Dari aspek Partisipasi siswa dalam pembelajaran pada Siklus ke dua semua aspek mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Semua siswa sudah terlibat dan aktif berdiskusi untuk memecahkan masalah sudah mencapai 29 siswa (90,6 %). Begitu juga kemampuan siswa untuk Mengajukan pendapat, bertanya atau berkomentar kepada guru dan siswa dari 18 orang meningkat menjadi 29 orang (90,6 %). Kemampuan dan kemauan siswa untuk Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan membuat simpulan sendiri tentang pembelajaran yang diterimanya juga meningkat menjadi 93,75 % atau 30 orang siswa. b. Pada Siklus Kedua, siswa yang dapat belajar tuntas sudah mencapai 31 orang (96,87 %).Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa hasil Siklus Kedua dari aspek Partisipasi /Keaktifan Siswa dalam proses pembelajaran sudah tercapai secara optimal, sebab rata-rata persentase yang dicapai sudah 92,18 %. c. Pada Siklus ke dua, persentase ketuntasan belajar siswa juga meningkat yaitu dari 32 siswa, pada Siklus pertama hanya 28 Siswa yang termasuk dalam kategori sudah tuntas belajar menjadi 31 siswa yang termasuk dalam kategori Tuntas Belajar. Sehingga pada Siklus Kedua ini persentase kelulusan siswa sudah mencapai 92,18 %, artinya model Kooperatif Tipe STAD sudah dapat meningkatkan kemampuan siswa Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraanbagi siswa kelas V SD Negeri 168294 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2016/2017. DAFTAR RUJUKAN Abdullah, A, E. 1989. Pokok-pokok Layanan Bimbingan Belajar. Ujung Pandang: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Ujung Pandang. Abdurrahman, H. 1990. Pengelolaan pengajaran. Bandung: Tarsito. Anonim, 1998. Garis-garis Besar Haluan Negara. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian dan Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : Bina Aksara. p-issn : 2355-1720 248

SEJ VOLUME 7 NO. 2 JUNI 2017 Ali, M. 1993. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Boediono. 1998. Pembinaan Profesi Guru dan Psikologi Pembinaan Personalia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bahri, D.S. 1994. Hasil Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha nasional. Edward., J.D. 1995. Statistik Matematika Modern. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Gie. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberti. Hardjana. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius. 1994. Hudoyo, H. 1984. Pengembangan Kurikulum. Surabaya: Usaha Nasional. Loekmono. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Mappa, S. 1970. Psikologi Pendidikan. Ujung pandang: Fakultas Ilmu pendidikan IKIP Ujung pandang. Mardanu. 1997. Peranan Orang Tua dalam Upaya meningkatkan Mutu Pendidikan anak. Jakarta: Cakrawala Pendidikan. Muhtar. 1992. Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PGK & PTK Dep. Dikbud. Mathis dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat. 249 p-issn : 2355-1720