GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra Digital. Proses Digitalisasi Citra: Sampling. Kuantitasi. Peralatan Pengolahan Citra.
Pengertian Citra Analog dan Digital Citra adalah representasi dari fungsi intensitas cahaya dalam bidang dua dimensi. Berdasarkan sinyal pembentuknya, citra dibedakan menjadi dua jenis yaitu citra analog dan citra digital. Citra Analog, merupakan citra yang terbentuk dari sinyal yang berkelanjutan (continue). Nilai intensitas cahaya pada citra analog memiliki range antara 0 sampai dengan ~ (tak hingga). Alat akuisisi citra analog antara lain mata manusia dan kamera analog. Citra Digital, merupakan citra yang terbentuk dari sinyal diskrit. Alat akuisisi citra digital antara lain yaitu kamera digital, smartphone, webcam, scanner, mikroskop digital, pesawat radiodiagnostik seperti CT Scan, CR, MRI, USG, dll. Pada bidang dua dimensi, citra dibentuk oleh sekumpulan picture element (pixel) yang memiliki dua informasi penting yaitu koordinat piksel (x,y) dan nilai intensitas piksel f(x,y).
Pengertian Citra Analog dan Digital selanjutnya Contoh Citra Analog dan Digital [1]
Elemen-elemen Citra Digital Citra digital mengandung sejumlah elemen-elemen dasar yang dimanipulasi dalam pengolahan citra. Elemen-elemen dasar yang penting diantaranya adalah sebagai berikut: Kecerahan (Brightness), disebut juga sebagai intensitas cahaya merupakan intensitas rata-rata dari suatu area yang melingkupinya. Kontras (Contrast), kontras menyatakan sebaran terang (lightness) dan gelap (darkness) dalam suatu citra. Kontur (Contour), keadaan yang ditimbulkan oleh perubahan intensitas pada pixel-pixel yang berdekatan. Warna (Color), warna adalah persepsi yang dirasakan oleh sistem visual manusia terhadap panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh objek. Bentuk (Shape), bentuk adalah properti intrinsik dari objek tiga dimensi. Tekstur (Texture), tekstur dicirikan sebagai distribusi spasial dari derajat keabuan dalam sekumpulan pixel-pixel yang berdekatan.
Proses Digitalisasi Citra Proses digitalisasi citra terdiri dari dua macam proses yaitu: Digitalisasi spasial (x,y), sering disebut sampling. Digitalisasi intensitas f (x,y), sering disebut kuantisasi. Citra continue disampling pada beberapa grid yang berbentuk bujur sangkar dan terdapat perbedaan antara koordinat gambar dengan koordinat matriks hasil digitalisasi. Titik asal (0,0) pada gambar dan elemen (0,0) pada matriks tidak sama. Koordinat x dan y pada gambar dimulai pada sudut kiri bawah, sedangkan penomoran pixel pada matriks dimulai pada sudut kiri atas. Contoh: Citra biner yang hanya mempunyai 2 derajat keabuan, 0 (hitam) dan 1 (putih). Sebuah gambar yang berukuran 10 x 10 inchi dinyatakan dalam matriks yang berukuran 5 x 4, yaitu 5 baris dan 4 kolom. Setiap elemen gambar lebarnya 2,5 inchi dan tinggi 2 inchi akan diisi dengan sebuah nilai bergantung pada intensitas cahaya pada area tersebut.
Proses Digitalisasi Citra selanjutnya Hitam Sampling Y 10 inchi Putih 0 X 10 inchi
Proses Digitalisasi Citra selanjutnya Proses Digitalisasi Citra [2]
Proses Digitalisasi Citra selanjutnya Contoh Sampling: Spasial Resolution [3] 256 x 256 128 x 128 64 x 64
Proses Digitalisasi Citra selanjutnya Contoh Sampling: Color Depth [4] 256 warna 64 warna 8 warna [5] 4 warna Bitmap Grayscale
Proses Digitalisasi Citra selanjutnya Selanjutnya proses kuantisasi membagi skala keabuan (0,L) menjadi G buah level yang dinyatakan dengan suatu harga bilangan bulat (integer), biasanya G diambil perpangkatan dari 2 (G = 2 m ). dimana : G = derajat keabuan dan m = bilangan bulat positif. Skala Keabuan Rentang Nilai Keabuan Pixel Depth 2 1 (2 nilai) 0,1 1 bit 2 2 (4 nilai) 0 sampai 3 2 bit 2 3 (8 nilai) 0 sampai 7 3 bit 2 4 (16 nilai) 0 sampai 15 4 bit 2 8 (256 nilai) 0 sampai 255 8 bit
Proses Digitalisasi Citra selanjutnya Hitam dinyatakan dengan derajat keabuan terendah, yaitu 0, sedangkan putih dinyatakan dengan derajat keabuan tertinggi, misalnya 15 untuk 16 level. Jumlah bit yang dibutuhkan untuk mempresentasikan nilai keabuan pixel disebut kedalaman pixel (pixel depth), jadi citra dengan kedalaman 8 bit disebut juga citra 8 bit (atau citra 256 warna). Pada kebanyakan aplikasi, citra hitam putih dikuantisasi pada 256 level atau membutuhkan 1 byte (8 bit) untuk representasi setiap levelnya (G = 256 = 2 8 ). Besarnya daerah derajat keabuan yang digunakan untuk menentukan resolusi kecerahan gambar yang diperoleh. Contoh: Jika digunakan 3 bit untuk menyimpan harga bilangan bulat, maka derajat keabuan yang diperoleh hanya 8, jika 4 bit, maka derajat keabuan yang diperoleh 16 buah.
Referensi Materi Perkuliahan Konsep Dasar Pengolahan Citra. http://bit.ly/2hqa8fk Materi Perkuliahan Digitalisasi Citra. http://bit.ly/2zc0bsy Gambar [1] http://bit.ly/2itperl Gambar [2, 3, 4 dan 5] http://bit.ly/2zc0bsy