BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan. dalam hidupnya. Kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya.

B A B I PENDAHULUAN. maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana financial dalam tata

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB II LANDASAN TEORI. kondisi teori-teori yang mendukung di dalam mengkaji masalah wanprestasi

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abbas Salim, Asuransi Dan Manajemen, Raja Grafindo, Jakarta, 2003, Hal. 01

FORCE MAJEURE SEBAGAI ALASAN TIDAK DILAKSANAKAN SUATU KONTRAK DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERDATA / D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT. pengertian hukum jaminan. Menurut J. Satrio, hukum jaminan itu diartikan peraturan hukum

BAB II HUBUNGAN HUKUM INDUK PERUSAHAAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN. A. Status Badan Induk perusahaan dan Anak Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

I. PENDAHULUAN. Jenis surat berharga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

BAB I PENDAHULUAN. Modal yang bernilai besar dalam menjalankan usaha; baik dari modal harta

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH MULTI GUNA ( KPR-MG ) UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI KASUS PADA BANK NAGARI CABANG UTAMA PADANG)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II BANCASSURANCE

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari

PERLAKUAN BANK MUAMALAT INDONESIA TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM MUSNAHNYA BARANG JAMINAN DEBITUR OLEH PIHAK ASURANSI Sigit Somadiyono, SH.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti saling membutuhkan satu sama lainnya. Oleh sebab itu diwajibkan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. berjudul Tentang Sewa-Menyewa yang meliputi Pasal 1548 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1792 Bab XVI Buku III Kitab

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka waktu pendek atau panjang, perjanjian sudah menjadi bagian

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

mengalami wanprestasi rata-rata nasabah dalam kondisi ekonominya sedang masa leluasa atau tenggang waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

KEDUDUKAN UNDERWRITER DALAM MENILAI DAN MENYELEKSI CALON TERTANGGUNG DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. BUMI PUTERA Oleh

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Untuk mencapai. pembangunan, termasuk dibidang ekonomi dan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

ANALISIS HUKUM PEMBERATAN RISIKO DALAM ASURANSI JIWA PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi dunia dewasa ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB I PENDAHULUAN. karena itu terjadilah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu tempat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan syarat agar manusia itu bisa bertahan hidup di dunia ini. Semakin baik kebutuhan itu dipenuhi, semakin sejahtera pula hidupnya, demikian pula sebaliknya. Dalam rangka memenuhi kebutuhannya, manusia harus saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk sosial dan tidak dapat memenuhi kehidupannya sendiri. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhannya tersebut manusia harus melakukan hubungan atau kerja sama dengan manusia lainnya. Dalam berhubungan tersebut para pihak membuatnya secara tertulis yang disebut dengan perjanjian atau kontrak, yang telah menjadi ciri hukum modern sekarang ini. Kebutuhan manusia semakin lama semakin kompleks tidak lagi hanya sandang, pangan, dan papan. Tetapi juga kebutuhan akan aksesoriaksesori akibat perkembangan teknologi dan informasi, tidak bias lagi mengandalkan pada pengaturan tradisi, kebiasaan, kepercayaan, atau budaya ingatan. 1 Kebutuhan manusia ini diikuti dengan perkembangan hukum dan usaha di bidang asuransi. Perjanjian Asuransi itu pada dasarnya bersifat konsensual sesuai dengan Pasal 257 KUHD. Menurut Prof P.L Wery, perjanjian asuransi adalah: 2 1 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, cetakan keenam, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm 72.

1. Asuransi merupakan perjanjian berdasarkan konsesus, dapat terjadi setelah ada kata sepakat, artinya perjanjian tanpa bentuk 2. Asuransi merupakan sifat kepercayaan yang istimewa, saling percaya mempercayai diantara para pihak adalah menentukan perjajian itu sendiri. Maksud dari perjanjian asuransi bersifat konsensual, adalah bahwa sejak terjadinya kesepakatan timbulah kewajiban dan hak kedua belah pihak. Tetapi asuransi baru berjalan jika kewajiban tertanggung membayar premi telah dipenuhi. Dengan kata lain, resiko atas benda beralih kepada penanggung sejak premi dibayar oleh tertanggung, oleh karena itu dapat dipahami bahwa ada atau tidaknya asuransi ditentukan oleh pembayaran premi. 3 Namun demkian, esuai dengan Pasal 225 KUHD ayat 1 dikatakan bahwa: Pertanggungan tersebut harus dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang dinamakan polis. 4 Pasal 258 ayat 1 KUHD yang berbunyi Polis ini merupakan satusatunya alat bukti tertulis untuk membuktikan bahwa pertanggungan telah terjadi. 5 Dalam polis dicantumkan semua ketentuan dan syarat mengenai pertanggungan yang telah dibuat. Begitu pula pada polis asuransi kerugian yang didalam akta polis yang dipertanggungkan adalah kerugian dari si tertanggung. Dengan demikian asuransi terutama asuransi kerugian mempunyai tujuan memberikan jaminan proteksi kepada nasabahnya (tertanggung) apabila si tertanggung mengalami hal-hal yang tidak diharapkan. 3 Wahyu Hidayat, Polis Asuransi Jiwa sebagai Jaminan untuk Mendapatkan Kredit pada Perbankan, skripsi, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009, hlm.2 4 Pasal 225 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang 5 Pasal 258 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

Pelaksanaan perjanjian asuransi terkadang menimbulkan banyak permasalahan dimana salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban sesuai dengan yang disepakati dalam perjanjian atau disebut juga sebagai wanprestasi. Pihak yang merasa dirugikan dapat meminta ganti rugi sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1243 KUHPerdata yaitu: "penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan, apabila si berutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapatdiberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah dilampaukannya. 6 Akan tetapi tidak semua tindakan wanprestasi dapat dituntut ganti kerugian, karena apabila tindakan wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak bukan karena kelalaiannya maka pihak tersebut dapat terbebas dari pembayaran ganti kerugian. Hal ini juga diatur dalam Pasal 1244 KUHPerdata dan 1245 KUHPerdata yang bunyinya sebagai berikut: Pasal 1244 KUHPerdata: "Jika ada alasan untuk itu, si berutang harus dihukum mengganti biaya, rugi dan bunga apabila ia tak dapat membuktikan bahwa hal tidak atau tidak pada waktu yang tepat dilaksanakannya perikatan itu, disebabkan suatu hal yang tak terduga, pun tidak dapat dipertanggungjawabkan padanya, kesemuanya itupun jika itikad buruk tidaklah ada pada pihaknya" 7 6 Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum perdata 7 Pasal 1244 Kitab Undang-Undang Hukum perdata

Pasal 1245 KUHPerdata: "Tidaklah biaya rugi dan bunga, harus digantinya, apabila lantaran keadaan memaksa atau lantaran suatu kejadian tak disengaja si berutang berhalangan memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau lantaran hal-hal yang sama telah melakukan perbuatan yang terlarang". 8 Keadaan seperti yang tersebut diatas disebut juga keadaan tak disengaja. 9 Didalam suatu polis auransi pada umumnya selalu memasukkan klausula mengenai keadaan ini agar para pihak mengerti pembatasan antara kelalaian yang disebabkan oleh para pihak itu sendiri dan kelalaian yang terjadi karena adanya keadaan yang tak disengaja. 10 Lembaga Asuransi dikenal di Indonesia sejak masuknya Negara- Negara Eropa ke Indonesia. Lembaga asuransi resmi masuk ke Indonesia sejak diberlakukan KUHD yang berlaku untuk Indonesia atas dasar azas konkordansi yang dimuat dalam Stb. 1943 No. 23 yang diundangkan pada tanggal 30 April 1947, dan mulai berlaku pada tanggal 11 mei 1948. dengan dikenalnya Lembaga Asuransi di Indonesia maka perkembangan selanjutnya berdirinya perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia diantaranya adalah PT. ASURANSI SEQUISLIFE. 8 Pasal 1245 Kitab Undang-Undang Hukum perdata 9 Djaja s. Meliala, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda dan Hukum Perikatan, cetakankedua,nuansa Aulia, Bandung, 2006, hlm.103. 10 Ricardo Simanjuntak, Hukum Kontrak: Teknik Perancangan Kontrak Bisnis, edisi kedua, PT. Gramedia, Jakarta, hal. 247

Menurut pandangan Riegel dan Miller dalam bukunya Insurance Principles and Practices terdapat beberapa faedah asuransi yaitu : 1. Asuransi menyebabkan atau membuat masyarakat dan perusahaanperusahaan berada dalam keadaan aman. Dengan membeli asuransi, para pengusaha atau orang-orang akan menjadi tenang jiwanya. 2. Dengan asuransi efisiensi perusahaan (business efficiency) dapat dipertahankan. Guna menjaga kelancaran perusahaan (going concern), maka dengan jalan pertanggungan, resiko dapat dikurangi. 3. Dengan asuransi terdapat suatu kecenderungan, penarikan biaya akan dilakukan seadil mungkin (the equitable assestment of cost). Maksudnya ialah ongkos-ongkos asuransi harus adil menurut besar kecilnya resiko yang dipertanggungkan. 4. Asuransi sebagai dasar pemberian kredit (insurance serves as a basis of credit) 5. Asuransi merupakan alat penabung (saving) 6. Asuransi dapat dipandang sebagai suatu sumber pendapatan (earning power). 11 Sejak dulu pemasaran asuransi dimulai dengan agen. Maka agen lebih sering dinamakan underwriter lapangan 12, yang mana bertugas menyelesaikan dan mengelompokan risiko yang akan ditanggung. Tugas ini merupakan elemen yang esensial dalam operasi perusahaan asuransi. Tanpa underwriting yang efisien, perusahaan tidak akan mampu bersaing. Suatu masalah nyata mengenai bagian ganti rugi hak akan kewajiban agen asuransi 11 Drs. A. Abbas Salim. Dasar-Dasar Asuransi ( Principles of Insurance)., PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hal 12-13. 12 Drs. Herman Darmawi. Manajemen Asuransi., PT Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hal. 33.

didasarkan pada keuntungan dari perusahaan yang mereka tanggung. Hal itu diselesaikan melalui suatu alat yang dikenal sebagai contingency contact atau profit sharing contact. Di bawah itulah agen menerima suatu tambahan komisi pada akhir tahun jika perusahaan yang telah diageninya menghasilkan keuntungan bagi perusahaan 13. PT. ASURANSI SEQUISLIFE merupakan suatu perseroan yang bergerak dibidang asuransi. Dalam menjalankan kegiatannya tersebut PT. ASURANSI SEQUISLIFE Cabang Medan sebagian besar menjual asuransinya melalui agen. Agen menghubungi para konsumen atau nasabah dan melaporkan secara langsung kepada pihak penanggung atau perusahaan asuransi. Untuk dapat mengoptimalkan perannya dan mampu mempertahankan keberadaannya dalam perkembangan ekonomi dunia yang makin terbuka dan kompetitif, perusahaan asuransi perlu menumbuhkan korporasi dan profesionalisme antara lain melalui pembinaan pengurusan dan pengawasannya. Dalam perusahaan asuransi melibatkan semua jajaran didalam perusahaan asuransi tersebut yang salah satunya adalah agen asuransi. Yang mana pengelola perusahaan menduduki jabatan sebagai direksi agency. Walaupun direksi agency hanya mewakili perusahaan di setiap daerah, direksi agency juga mempunyai tugas dan tanggung jawab, tugas dan tanggung jawab 13 Ibid

Direksi agency tidak jauh berbeda dengan tugas dan tanggung jawab direksi perusahaan pada umumnya yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Putusan Pengadilan Negri Medan No.537/PDT.G/2013/PN.MDN Tan Tjung Hiang menganggap PT. ASURANSI SEQUISLIFE Cabang Medan melakukan tindakan wanprestasi. Pihak PT. ASURANSI SEQUISLIFE Cabang Medan menolak membayar polis asuransi tentang perlindungan kewajiban kesehatan sehingga Tan Tjung Hiang mengajukan gugatan perdata terhadap PT. ASURANSI SEQUISLIFE Cabang Medan. kasus masih pada tingkat proses pertama. Pengadilan Negri Medan dalam Putusan No.537/PDT.G/2013/PN.MDN menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima PT.WIRA PERCA. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka saya melakukan penulisan skripsi dengan judul TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYELESAIAN WANIPRESTASI PERJANJIAN ASURANSI (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 537/PDT.6/2013/PN-MDN). 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan masalah yang akan dibahas maka peneliti ini bertujuan untuk mengetahui apakah masalah wanprestasi perjanjian asuransi di PN Medan sesuai dengan uu No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.

1.3. Pembatasan Masalah Dalam sebuah penelitian, perlu didasari agar sebuah penelitian menjadi terfokus dan diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian dengan lebih efektif dan lebih efisien. Pada penelitian ini tentang masalah wanprestasi pada perjanjian asuransi. Peneliti membatasi masalahnya tentang tinjauan yuridis terhadap wanprestasi pada perjanjian asuransi. Yang berada di lingkungan Pengadilan Negeri Medan. 1.4. Perumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang tersebut di atas, dalam membuat laporan ini penulis melakukan aktivitas atau kegiatan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Metode yang dipakai adalah riset pustaka dan riset lapangan. Untuk dapat membuat suatu penelitian harus dibagi dalam beberapa permasalahan yang akan dipecahkan. Adapun beberapa hal yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggung jawab perusahaan asuransi terhadap pemegang polis apabila terjadi kerugian dalam Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 537/PDT.6/2013/PN-MDN? 2. Bagaimana hubungan antara agen dengan perusahaan asuransi dalam perjanjian keagenan asuransi? 3. Bagaimanakah Penyelesaian Sengketa dalam Perjanjian Keagenan?

1.5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Ketika melakukan sebuah penelitian maka pada umumnya terdapat suatu tujuan dan manfaat penelitian, sama halnya dalam penulisan skripsi ini juga mempunyai suatu tujuan dan manfaat yang ingin dicapai di dalam pembahasan. Adapun uraian tujuan dan manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1.5.1. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan penulisan skripsi ini adapun tujuan penelitian penulis adalah sebagai berikut : 1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universita Medan Area, mengingat hal ini merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya. 2. Sebagai suatu usaha penulis untuk mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi di dalam mengaktualisasikan diri terhadap suatu pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat. 3. Adanya suatu ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai hasil tinjauan terhadap penyelesaian wanprestasi perjanjian asuransi.

1.5.2. Manfaat Penulisan berikut: Adapun manfaat terhadap penulisan penelitian skripsi ini adalah sebagai a. Manfaat Teoritis Memberikan pengetahuan yang besar bagi penulis sendiri mengenai halhal yang berkaitan dengan asuransi serta memberikan pembangunan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu hukum asuransi. b. Manfaat Praktis Diharapkan agar tulisan ini dapat menjadi masukan bagi para pembaca, baik di kalangan akademisi maupun peneliti yang mengkaji masalah yang sejenis ke dalam suatu pemahaman yang komprehensif tentang penyelesaian wanprestasi perjanjian dalam asuransi dan sebagai upaya perlindungan terhadap kepentingan pemegang polis asuransi.